Askep Ca Recti
Askep Ca Recti
com/2017/01/a
suhan-keperawatan-pada-pasien-ca-
rekti.html?m=1
CA. RECTI
1. DEFINISI
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum
(beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal
adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan
cairan lainnya).
( Parkwaycancercentre.com )
2. ETIOLOGI ( Faktor penyebab )
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi
termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet
tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum,
dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan
kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada
kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih
besar
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker
colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus
(endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal pada
keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara Anda
terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-
buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen
orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.
( parkwaycancercentre.com )
1. JENIS KLASIFIKASI
Dokter membagi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum. Carcinoma in
situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
2. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh menembus
dinding.
3. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau rektum. Kanker ini
mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah
bening,
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
5. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-paru.
6. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah periode
tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum,
atau di bagian tubuh yang lain.
( parkwaycancercentre.com )
Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
2. ANATOMI, PATOFISIOLOGI
Patofisiologi :
Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel usus). Di mulai
sebagai polip jinak (dapat diakibatkan pola diet rendah serat) tetapi dapat menjadi ganas karena faktor
mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr. Jan tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor
dan menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati. Melalui proses invasi
dengan cara tumbuh menyebar keluar lokasi asalnya, dilanjutkan pemisahan sel dengan menembus
pembuluh darah,kemudian menetap pada endotelium yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker
ini menetap pada area baru dan menyasuaikan diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut
proliferasi.
Sumber : Patofisiologi untuk keperawatan hal.67-72 (dr. Jan tambayong) dan brunner &
sudarth,hal. 1136.
1. KOMPLIKASI
Hemmoragi (perdarahan)
Syok
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Anamnese
1. Identitas pasien.
2. Identitas penanggung jawab.
2. Keluhan utama
Dilihat dari tanda dan gejala penyakit.
1. Riwayat penyakit sekarang
Dengan format P Q R S T
1. Riwayat penyakit dahulu
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Pola kebiasaan
1. Pemeliharaan kesehatan.
2. Pola pelatihan aktivitas.
3. Pola nutrisi.
4. Pola istirahat dan tidur.
5. Pola eliminasi.
6. Riwayat spiritual,sosial dan konsep diri.
1. KELUHAN UTAMA PASIEN
Nyeri abdomen / rektum.
Konsultasi feses terdapat darah.
Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh dan perubahan fungsi tubuh.
1. PEMERIKSAAN FISIK
Dengan "RECTAL – TOUCHER" biasanya diketahui :
1. Tonus sfingterani keras/lembek.
2. Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
3. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba ataupun tidak.
2. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test – FOBT).
Sigmoidoskopi
Kolonoskopi
Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema)
Pemeriksaan rektal secara digital
ANALISA DATA
PRE OPERASI
Mendesak jaringan
disekitarnya
DS
: klien mengeluh pada daerah
rektal mengeluarkan zat
neurotransmiter
klien tampak meringis
1 menahan sakit. Nyeri
DO Medulla spinalis
: klien tampak lemah
Medulla oblongata
Korteks serebri
Nyeri
Ca. Recti
Berduka
3 DS Klien mengatakan badannya Ca. Recti nutrisi tubuh kurang
: terasa lemah dari kebutuhan
Metastasis
klien tampak lemah
klien tampak pucat
hipermetabolik dan asupan
DO nutrisi tetap
:
POST OPERASI
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Pembedahan
terputusnya kontinuitas
klien mengatakan nyeri pada daerah jaringan
pembedahan
DS :
mengeluarkan zat
neurotransmiter
Nyeri
Pembedahan
-
Terputusnya kontinuitas
DS :
jaringan
2 Resiko infeksi
DO
:
terdapat luka irgasi Port de entry
pembedahan
Resiko infeksi
3 DS : Klien mengatakan kotor didaerah Ca. Recti Defisit perawatan
badannya diri
pembedahan
ADL terganggu
Defisit perawatan diri
ASUHAN KEPERAWATAN
Kaji tingkat
Untuk mengetahui
seberapa dalam nyeri yang
nyeri.
dirasakan.
Berikan tehnik
Agar membantu
Setelah dilakukan distraksi dan relaksasi
tindakan keperawatan mengurangi rasa sakit. Nyeri yang
diharapkan nyeri yang Berikan
Meningkatkan relaksasi dirasakan klien
dirasakan oleh klien lingkungan yang tidak dirasakan
dan membantu memfokuskan
hilang atau tidak nyaman pada klien. lagi.
kembali perhatian.
dirasakan lagi. Berikan
Nyeri adalah komplikasi
analgetik sesuai
serng pada kanker,dengan
prosedur/instruksi
memberi analgetik dapat
dokter.
mengurangi rasa nyeri.
DIAGNOSA 2
Berduka sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena resiko kematian.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
Setelah dilakukan Kaji Pengetahuan Klien memperoeh
tindakan klien/orang terdekat tentang proses berduka pengetahuan akan
keperawatan terhadap duka yang memperkuat normalitas penyakitnya dan klien
diharapkan klien dialami. Jelaskan perasaan/reaksi terhadap dapat beraktivitas dengan
dapat informasi yang sesuai kebutuhan. apa yang dialami dan dapat normal,merencanakan
diperukan dan dapat membantu pasien masa depan.
mengembalikan Perkirakan
menghadapi lebih efektif
kepercayaan diri syok awal dan ketidak
dengan mereka.
seperti semula. yakinan setelah
diagnosis kanker Sedikit pasien yang
dan/atau prosedur benar-benar siap untuk
yang menimbulkan realita perubahan yang
trauma. dapat terjadi.
Diskusikan Untuk
informasi yang menyampaikan informasi
diperlukan klien yang dibutuhkan oleh
pasien.
Dorong
pengungkapan Pasien merasa
pikiran/masalah dan terdukung
penerimaan ekspresi mengekspresikan perasaan
kesedihan,marah dan dengan memahami bahwa
penolakan konflik emosi yang dalam
dan sering adalah normal
dan dapat dialami oleh
orang lain dalam situasi
sulit.
DIAGNOSA 3
Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolik akibat kanker.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
Pantau
masukan makanan tiap
hari, biarkan pasien
menyimpan buku harian
Mengidentifikasi
tentang makanan kekuatan/defisiensi kekuatan.
sesuai indikasi. Kebutuhan jaringan
Dorong pasien metabolik ditingkatkan begitu
untuk makan diet tinggi juga cairan (untuk
Setelah dilakukan menghilangkan produk sisa)
tindakan kalori kaya nutrien BB stabil dan
dengan masukan cairan dan suplemen dapat
keperawatan memainkan peran penting pemahaman
diharapkan BB stabil adekuat dan dorong pengaruh individual
penggunaan suplemen dalam mempertahankan
dan pemahaman maskan kalori da protein pada masukan
pengaruh individual dan makan sering/lebih adekuat dan klien
sedikit dibagi-bagi adekuat.
pada masukan mampu
adekuat dan pasien selama sehari. Membuat waktu makan berpartisipasi
dapat berpartisipasi Ciptakan lebih menyenangkan,yang dalam intervensi
dalam intervensi suasana makan malam dapat meningkatkan masukan spesifik untuk
spesifik untuk yang menyenangkan. Sering sebagai sumber merangsang nafsu
merangsang nafsu Dorong pasien untuk distres emosi khususna untuk makan.
makan. berbagi makanan orang terdekat yang
dengan keluarga/teman. menginginkan untuk memberi
Dorong makan pasien dengan sering.
komunikasi terbuka Bila pasien menolak orang
mengenai masalah terdekat dapat merasa
anoreksia. ditolak/frustasi.
POST OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri pada post operasi sehubungan dengan pembedahan.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
Setelah dilakukan Kaji tingkat Bermanfaat dalam Klien mengungkapkan
tindakan nyeri. evaluasi. tidak nyeri lagi,nyeri
keperawatan berkurang dan klien
diharapkan nyeri Atur posisi Nyeri menentukan tidak tampak meringis
yang dirasakan oleh pasien senyaman efektivitas terapi. dan menahan sakit lagi.
klien hilang atau tidak mungkin.
Meningkatkan
dirasakan lagi. Ajarkan tenik relaksasi dan meningkatkan
distraksi dan relaksasi. kemampuan koping pasien.
Kolaborasi Membantu
dengan tim dokter memfokuskan perhatian
dalam pemberian dan membantu pasien
terapi analgetik untuk mengatasi nyeri.
DIAGNOSA 2
Resiko infeksi sehubungan dengan adanya luka akibat pembedahan.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
Observasi tanda-
Pengontrolan
tanda-tanda infeksi sejak
tanda infeksi.
dini.
Setelah dilakukan tindakan Gunakan tehnik
Mencegah
keperawatan diharapkan klien septik dalam setiap Tanda-tanda
masuknya mikroorganisme
tidak akan mengalami infeksi tindakan keperawatan infeksi tidak
melalui luka pembedahan.
akibat mikroorganismelalui terhadap luka terjadi.
luka pembedahan. pembedahan. Membantu
potensial sumber infeksi
Tekankan
dan/atau pertumbuhan
higiene personal.
sekunder.
DIAGNOSA 3
Defisit perawatan diri sehubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta : EGC.