Anda di halaman 1dari 9

Nama: MUTIARA CITRA AROFAH

Tingkat: 3C S1 Keperawatan

SOAL KASUS
Tn. H (34 Tahun) datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri hebat di kaki kirinya dan
terjadi pembengkakan. Semenjak 3 bulan yang lalu pasien sudah merasakan nyeri di
punggung kiri dan kemudian menjalar ke kaki kirinya. Rasa nyeri semakin dirasakan ketika
malam hari. Semenjak nyeri dirasakan pasien menjadi tidak nafsu makan. Setelah dilakukan
pemeriksaan klien di diagnosa oleh dokter menderita osteosarkoma dan harus melakukan
tindakkan amputasi pada kaki kirinya untuk mencegah mestatase ke jaringan lainnya. Klien
mengatakan baru tahu kalau penyakit seperti yang dideritanya harus melakukan amputasi.
Semenjak klien tahu akan dilakukan amputasi, klien menjadi sering bertanya seputar tidakan
amputasi yang akan dilakukannya. Klien juga menanyakan apakah tindakan tersebut
berbahaya bagi dirinya dan apakah akan terjadi komplikasi yang serius terhadap dirinya.
Berdasarakan hasil pengkajian tanggal 24 April 2014, hasil TTV klien adalah TD: 130/100
mmHg . N: 88x/menit, S: 38°C, RR: 24 x/menit. Skala nyeri klien pada skala 6 klien tampak
meringis dan memegangi kaki kirinya. Keluarga mengatakan dulu klien gemuk, klien terakhir
kali menimbang berat badannya 75Kg. Setelah sakit klien menjadi kurus, BB klien sekarang
60 Kg. Pada kaki kiri klien terdapat abses. Berdasarkan hasil CT-Scan terdapat benjolan pada
tibia sinistra klien. Saat dilakukan intervensi klien sering menanyakan tindakan amputasi.
Hasil lab:
HB: 12,04 g/dl
HT:43%
Leukosit: 11.000/ul
Trombosit: 140.000/ul
PT: 13.5%
ΑΡΤΡ: 33.9%
JAWABAN

Analisis Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Neoplasma Nyeri Akut b.d
P: Nyeri disebabkan oleh osteosarkoma (osteosarkoma) neoplasma
Q: Nyeri yang hebat (osteosarkoma) d.d
R: Nyeri di punggung kiri dan Jaringan sekitar inflamasi, abses
kemudian menjalar ke kaki kirinya diinvasi oleh tumor
S: Skala nyeri 6
T: Rasa nyeri semakin dirasakan ketika Peningkatan
malam hari penekanan pada
DO: jaringan sekitar
- Klien tampak meringis dan
memegangi kaki kirinya Menekan saraf-saraf
- Pada kaki kiri klien terdapat abses dan sekitar

Persepsi nyeri

Nyeri Akut
2. DS: Osteosarcoma Defisit Pengetahuan
- Klien mengatakan baru tahu kalau b.d Kurang terpapar
penyakit seperti yang dideritanya harus Osteoblastik informasi
melakukan amputasi
- Klien menjadi sering bertanya seputar Pembentukan tulang
tidakan amputasi yang akan skeleritik yang baru
dilakukannya
- Klien juga menanyakan apakah Destruksi dan krosi
tindakan tersebut berbahaya bagi tulang
dirinya dan apakah akan terjadi
komplikasi yang serius terhadap dirinya Risiko injuri/cidera
DO:
Saat dilakukan intervensi klien sering Tindakan
pembedahan/amputasi
menanyakan tindakan amputasi.
Kurang terpapar
informasi

Defisit pengetahuan
3. DO: Osteosarkoma Risiko Injury
- Klien harus dilakukan tindakkan (cedera) b.d
amputasi pada kaki kirinya untuk Kerusakan struktur Perubahan fungsi
mencegah mestatase ke jaringan tulang psikomotor
lainnya.
Tulang lebih rapuh
Resiko fraktur

Resiko injuri/cedera
4. DO: Osteosarcoma Ansietas b.d Kurang
- Klien tampak sering menanyakan terpapar informasi
amputasi Osteoblastik d.d ancaman
- Klien juga menanyakan apakah terhadap konsep diri
tindakan tersebut berbahaya bagi Pembentukan tulang
dirinya dan apakah akan terjadi skeleritik yang baru
komplikasi yang serius terhadap dirinya
- Frekuensi napas, nadi dan TD klien Destruksi dan krosi
meningkat: tulang
TD: 130/100 mmHg N: 88x/menit R:
24x/m Risiko injuri/cidera

Tindakan
pembedahan/amputasi

Kurang terpapar
informasi dan
ancaman terhadap
konsep diri

Ansietas

Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri b.d Neoplasma (osteosarkoma) d.d inflamasi, abses
2. Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi
3. Risiko Injury (cedera) b.d Perubahan fungsi psikomotor
4. Ansietas b.d Kurang terpapar informasi d.d ancaman terhadap konsep diri

Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Manajemen nyeri
Inflamasi dan jam, nyeri pada pasien dapat berkurang. Tindakan
pembengkakan Dengan kriteria hasil: Observasi
- mengontrol nyeri • Identifikasi lokasi,
- Nyeri berkurang dari skala 6 ke skala <5 karakteristik, durasi,
- Mengenal skala, frekuensi, tanda nyeri frekuensi, kualitas,
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri intensitas
berkurang nyerldentifikasi skala
nyeri
• Identifikasi respons
nyeri non verbal
• Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri v identifikasi
pengetahuan dan
keyaninan tentang
nyeri
• Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri
• Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
• Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
• Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
• Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengucangi
rasa nyeri (mls.
TENS,
hipnosis,Terapeutik
(terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing).
• Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan,
percahayaan,
kebisingan)kompres
hangat/dingin, terapi
bermain) v
• Fasilitasi istirahat
tidur
• Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri
• Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
• Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
• Anjurkan
menggunakan anal
genetik secara tepat
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
2. Defisit Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 Edukasi Kesehetan
Pengetahuan jam, Pengetahuan pasien bertambah. Dengan Observasi
b.d Kurang kriteria hasil: • Identifikasi
terpapar - Klien telah mengetahui akibat dari tindakan kesiapan dan
informasi pembedahan penyakitnya kemampuan
- Klien menjadi tidak sering bertanya menerima informasi
- Pengetahuan klien bertambah seputar • Identifikasi faktor-
penyakit yang dideritanya faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
Terapeutik
• Sediakan materi
dan media
pandidikan
kesehatan
• Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
• Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
• Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
• Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
• Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
3. Risiko Injury Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 Pencegahan cedera
(cedera) b.d jam, Resiko cidera pasien dapat teratasi. Observasi
Perubahan Dengan kriteria hasil: • Identifikasi area
fungsi - mampu menjelaskan cara untuk mencegah lingkungan yang
psikomotor cidera berpotensi
- Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada menyebabkan cedera
- TTV dalam batas normal • Identifikasi obat
yang berpotensi
menyebabkan cedera
• Identifikasi
kesesuaian alas kaki
atau stoking elasitas
dada ekstremitas
bawah
Terepeutik
• Sediakan
pencahayaan yang
memadai
• Gunakan lampu
tidur selama jam
tidur
• Sosialisasikan
pasien dan keluarga
dengan lingkungan
ruang rawat (mis.
penggunaan telepon,
tempat tidur,
penerangan ruangan
dan lokasi kamar
mandi)
• Gunakan alas lantai
jika berisiko
mengalami cedera
serius
• Sediakan alas kaki
• Sediakan pispot
atau urinal untuk
eliminasi di tempat
tidur, jika perlu
• Pastikan bel
panggilan atau
telepon mudah
dijangkau
• Pastikan barang-
barang pribadi
mudah dijangkau
• Pertahankan posisi
tempat tidur di posisi
terendah saat
digunakan
• Pastikan roda
tempat tidur atau
kursi roda dalam
kondisi terkunci
• Gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
dengan kebijakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
• Pertimbangkan
penggunaan alarm
elektronik pribadi
atau alarm sensor
pada tempat tidur
atau kursi
• Diskusikan
mengenai latihan dan
terapi fisik yang
diperlukan
• Diskusikan
mengenai alat bantu
mobilitas yang
sesual (mis, tongkat
atau alat bantu jalan)
• Diskusikan
bersama anggota
keluarga yang dapat
mendampingi pasien
4. Ansietas b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 Reduksi ansietas
Kurang jam, Ansietas pada pasien dapat teratasi. Observasi
terpapar Dengan kriteria hasil: • Identifikasi saat
informasi d.d - Klien mampu mengungkapkan teknik tingkat ansietas
ancaman untuk mengontrol cemas berubah (mis.
terhadap - Postur tubuh, ekspresi wajah dan bahasa kondisi, waktu,
konsep diri tubuh serta aktivitas menunjukkan stresor)
berkurangnya kecemasan • Identifikasi
- TTV dalam batas normal kemampuan
mengambil
kepulman
• Monitor tanda-
tanda anietas (verbal
dan nonverbal)
Terapeutik
• Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumibuhkan
keperoayaat
• Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan yang
memungkinkan
• Pahami situasi
yang membuat
ansietas
• Dengarkan dengan
penuh perhatian
• Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
• Tempatkan barang
pribadi memberikan
kenyamanan
• Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
• Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
• Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami secara
faktual mengenai
diagnosis
pengobatan .
Anjurkan kehsarga
untuk tetap bersama
pien, Aka poru
• Anjurkan untuk
kegiatan yang tidak
kompeten, sesuai
kebutuhan
• Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepe
• Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
• Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan teknik
reinksasi
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian obat
ansietas, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai