Anda di halaman 1dari 20

Jakarta, p-ISSN : 2085.

38616
JRL Vol. 12 No. 2 Hal : 155 - 174
Desember 2019 e-ISSN : 2580-0442

STUDI LINGKUNGAN TEMPAT PEMROSESAN


AKHIR SAMPAH GALUGA KECAMATAN
CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR PROVINSI
JAWA BARAT

Fuzi Suciati, Dwindrata B. Aviantara


Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT
Gd. 820 Geostech PUSPIPTEK Serpong, 15314, Provinsi Banten
Email : fuzi.suciati@gmail.com

Abstrak

Tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Galuga merupakan areal


controlled landfill untuk sampah domestik penduduk Kota dan
Kabupaten Bogor. Areal seluas 54 ha tersebut 92% diperuntukkan bagi
sampah domestik Kota Bogor. Sebanyak 500 ton/hari sampah domestik
Kota Bogor serta 600 ton/hari sampah domestik Kabupaten Bogor
dibuang pada fasilitas penimbusan akhir tersebut. Fasilitas TPA Galuga
yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun tersebut dilengkapi pula
dengan unit proses pengomposan sampah open windrow. Namun laju
perolehan produk akhir kompos belum mampu mengimbangi laju
penambahan sampah domestik yang masuk ke areal tersebut. Dari
sekitar 1100 ton per hari sampah yang masuk ke TPA galuga sekitar
250 – 300 ton per hari sampah yang berupa plastik maupun kertas dapat
disisihkan oleh pemulung. Walaupun TPA Galuga merupakan controlled
landfill namun belum terkelola dengan baik. Hal tersebut menimbulkan
persoalan lingkungan bau sampah serta mutu lindi yang fluktuatif.
Terobosan teknologi tampaknya diperlukan untuk menanggulangi
persoalan sampah di TPA Galuga.

kata kunci : sampah domestik, tempat pemrosesan akhir, penimbusan


akhir, kualitas lingkungan

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 155
ENVIRONMENTAL STUDY OF GALUGA
MUNICIPAL GARBAGE FINAL DISPOSAL SITE AT
CIBUNGBULANG DISTRICT
BOGOR REGENCY PROVINCE OF WEST JAVA

Abstract

Galuga final disposal site (TPA) is a specified area for controlled landfill
of municipal garbage collected from Bogor City and Bogor Regency.
92% of the 54 hectares land is dedicated to Bogor City. Around 500
tons/d municipal garbage of Bogor city and 600 tons/d of Bogor Regency
are dumped in the TPA. The 30 years (at least) operated TPA is also
equipped with open windrow composting facilty. However, the obtained
product could not counter balance the increasing volume of municipal
garbage. From 1100 tons/d municipal garbage entering TPA Galuga
only 250 – 300 tons/d capable of being sorted by scavengers. Even
though TPA Galuga is a controlled landfill, however, it has not been
managed appropriately. This situation created environmental problems
such as bad odor and fluctuated quality of leachate. Technology
breakthrough is needed to overcome a huge pile of domestic garbage in
TPA Galuga.

keywords : municipal garbage, final disposal site, landfill,


environmental quality

156 Suciati, F., 2019


I. PENDAHULUAN adalah pemekaran wilayah serta
undang-undang mengenai otonomi
Seiring dengan peningkatan daerah. Perjanjian pengelolaan
populasi penduduk akan dihasilkan TPA Galuga antara Pemerintah
sampah padat yang dikelola Kota Bogor dengan Pemerintah
berdasarkan Undang-Undang Kabupaten Bogor berlaku selama 5
Nomor 18 tahun 2008 tentang (lima) tahun sehingga untuk
Pengelolaan Sampah serta keberlangsungan pengelolaan TPA
peraturan turunannya yaitu tersebut memerlukan perpanjangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri perjanjian setiap 5 tahun (Afifah
Nomor 33 Tahun 2010 tentang 2018).
Pedoman Pengelolaan Sampah. Penetapan TPA Galuga
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagai tempat pemrosesan akhir
Galuga yang berlokasi berada di sampah sebenarnya telah diawali
Desa Galuga, Kecamatan pada tahun 1986 (Yusuf 2017,
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Afifah 2018), yakni tahun
Provinsi Jawa Barat merupakan pembangunan atau persiapan
sarana pengelolaan limbah padat lahan untuk pengelolaan sampah,
domestik bagi Kota dan Kabupaten namun mulai beroperasi pada
Bogor. Secara administratif tahun 1992 (Purba 2016).
kewilayahan lokasi TPA Galuga Operasional TPA Galuga adalah
berada dalam pengelolaan dua tahun sebelum diterbitkannya
Pemerintah Kabupaten Bogor. persyaratan atau peraturan Standar
Namun secara operasional TPA Nasional Indonesia SNI 03-3241-
Galuga berada dalam pengelolaan 1994 tentang Tata Cara Pemilihan
Pemerintah Kota Bogor. Dari Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
luasan 52 ha lahan TPA Galuga Sampah. Meski demikian, legalitas
sekitar 48 ha (92%) merupakan areal TPA Galuga telah sesuai
areal yang diperuntukkan bagi dengan Rencana Tata Ruang
pembuangan sampah yang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor
bersumber dari penduduk Kota tahun 2002 yang ditetapkan oleh
Bogor. Sedangkan lahan seluas 4 Badan Perencanaan Daerah
ha (8%) diperuntukkan bagi Kabupaten Bogor. Selain itu juga
pembuangan sampah yang diperkuat oleh Keputusan Bupati
bersumber dari penduduk Bogor Nomor
Kabupaten Bogor (Yusuf 2017). 591/131/kpts/Huk/2002 tentang
Sistem demikian merupakan Penetapan Lokasi untuk Tempat
sumber conflict of interest antara Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah
Pemerintah Kota Bogor dengan (Yusuf 2017). Citra satetit SPOT
Pemerintah Kabupaten Bogor. (Satellite Pour l’Observtion de la
Situasi seperti ini serupa dengan Terre)/CNES google map areal TPA
permasalahan pada TPA Bantar Galuga serta peta tata guna lahan
Gebang di mana Pemerintah Bakosurtanal (Badan Koordinasi
Provinsi DKI Jakarta membuang Survey dan Pemetaan Nasional)
sampah di lahan TPA tersebut yang pada dan sekitar areal TPA tersebut
secara administratif berada di ditunjukkan pada Gambar 2 dan
wilayah Kota Bekasi Provinsi Jawa Gambar 3 (Desmawati 2010).
Barat. Salah satu penyebab dari Sebagaimana tampak pada
timbulnya permasalahan tersebut Gambar 1 lokasi TPA Galuga

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 157
berada pada kontur lahan di bagi kendaraan pengangkut
ketinggian dalam kisaran 214 – 273 sampah yang dikelola oleh
m dpl (di atas permukaan laut) Pemerintah Kota Bogor. Kendaraan
dengan lereng yang mengarah ke angkut sampah yang digunakan
utara. Dengan demikian air larian adalah tipikal truk pengangkut
(run off) akan memiliki sampah sebagaimana disajikan
kecenderungan untuk bergerak ke pada Gambar 1. Kapasitas rata-rata
arah utara pula. Dari peta tataguna tipikal truk pengangkut sampah
lahan tersebut tampak bahwa di adalah 6 m3. Informasi yang
sebelah utara TPA Galuga diperoleh dari pengelola TPA
berbatasan dengan permukiman Galuga bobot sampah per hari yang
penduduk, kebun/perkebunan dan masuk dari wilayah Kota Bogor
persawahan. Di sebelah selatan sebesar 400 – 500 ton sedangkan
berbatasan dengan semak belukar dari wilayah Kabupaten Bogor
yang merupakan kaki atau landaian sebesar 600 ton. Informasi ini
Gunung Galuga. Sedangkan di sangat kontras dengan kenyataan
sebelah timur dan barat keduanya bahwa areal TPA Galuga yang
berbatasan dengan areal kebun diperuntukkan bagi pengelolaan
atau perkebunan. Namun citra sampah Kabupaten Bogor hanya
satelit 2019 Googlemap 3,8 ha dari 52 ha luasan lahan TPA
menunjukkan bahwa sebelah barat Galuga. Kecilnya bagian luasan
telah ada permukiman meski lahan tersebut mungkin adalah
jumlahnya tidak sebanyak yang salah satu penyebab terjadinya
terdapat di permukiman sebelah antrian panjang yang akan masuk
Utara. Pada saat survei lapangan di melalui pintu TPA sebelah selatan.
sekitar TPA Galuga dilaksanakan Teknis operasional layanan
permukiman sebelah barat tersebut angkutan sampah domestik yang
tampaknya adalah para pendatang dikelola oleh Pemerintah Kota
yang bekerja sebagai pemulung di Bogor meliputi daerah permukiman,
areal TPA Galuga maupun yang komersial, fasilitas umum serta
memiliki usaha sejenis warung di jalan. Data jumlah rit, bobot serta
sekitarnya. volume sampah terangkut tiap
Areal TPA Galuga memiliki bulan untuk tahun 2016 disajikan
dua pintu di mana kendaraan pada Tabel 1 (Dinas Lingkungan
pengangkut sampah dapat masuk Hidup Kota Bogor 2019)
maupun keluar. Pintu yang pertama Studi lingkungan TPA Galuga
terdapat di sebelah selatan memiliki maksud menelaah praktek
berdekatan dengan pertigaan Jalan pengelolaan limbah padat
Galuga. Pintu ini merupakan akses domestik, khususnya Kota Bogor,
bagi kendaraan pengangkut dengan tujuan mendapatkan
sampah yang dikelola oleh gambaran dampak maupun
Pemerintah Kabupaten Bogor. manfaat keberadaan TPA Galuga.
Sedangkan pintu kedua yang Untuk itu dilakukan sampling air
berada di sebelah barat, lindi (leachate), air permukaan
berdekatan dengan areal serta tanah di sekitar areal TPA
pengomposan, merupakan akses Galuga.

158 Suciati, F., 2019


Gambar 1. Citra Satelit 2019 SPOT/CNES Googlemap Areal TPA Galuga
(Sumber: Desmawati 2010)

Gambar 2. Kendaraan Angkut Sampah

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 159
Gambar 3. Tata Guna Lahan Areal Sekitar TPA Galuga (Sumber: Desmawati 2010)

Tabel 1. Data Sampah Terangkut Kota Bogor (Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota
Bogor 2019)

160 Suciati, F., 2019


II. TUJUAN penetapan sejumlah parameter di
antaranya adalah kebutuhan
Tujuan dari pelaksanaan studi oksigen biologik (biological oxygen
lingkungan ini adalah untuk demand atau BOD), kebutuhan
mendapatkan gambaran umum oksigen kimiawi (chemical oxygen
kondisi terkini TPA Galuga, demand atau COD), klorin bebas
mendapatkan sample lingkungan (free chlorine) serta sejumlah logam
sekitar TPA Galuga (air lindi berat sebagaimana diuraikan dalam
(leachate), air permukaan dan dokumen Modul Praktikum
tanah) serta melakukan interpretasi Teknologi Limbah Padat dan B3
kualitas lingkungan berdasarkan (Indrasti dkk. 2019). Beberapa
hasil pengukuran laboratorium parameter lingkungan seperti
terhadap sampling lingkungan. konsentrasi keasaman (pH), suhu
dan oksigen terlarut (dissolved
III. METODE oxygen atau DO) dilakukan
pengukuran secara langsung di
Secara garis besar metode lapangan dengan menggunakan
yang dilaksanakan dalam survei ini portable tool seperti pH meter dan
disajikan dalam bagan alir (flow DO meter. Tabel 2 menyajikan
chart) sebagaimana tampak pada portable tool yang lazim digunakan
Gambar 4. Pada bagian dalam sampling matriks lingkungan.
perencanaan kegiatan ditetapkan Terkait dengan penilaian
rancangan tanggal dan durasi kinerja instalasi pengolahan air
kunjungan, rencana survei, limbah (IPAL) TPA Galuga maka
penyediaan alat dan kendaraan diambil air lindi sebelum dan
untuk survei, penetapan jumlah setelah proses pengolahan air lindi
sampel yang akan diambil (air dan tersebut. Adapun baku mutu yang
tanah), serta penyiapan surat ijin digunakan mengacu kepada
survei. Selanjutnya pada bagian Peraturan Menteri Lingkungan
administrasi dilakukan pemrosesan Hidup dan Kehutanan Nomor 59
ijin Dinas Lingkungan Hidup Kota Tahun 2016 tentang Baku Mutu
Bogor selaku pengelola TPA Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Galuga. Pada saat survei dilakukan Tempat Pemrosesan Akhir
pengumpulan data lapangan serta Sampah. Sedangkan untuk
sampling untuk mendapatkan evaluasi kualitas lingkungan sekitar
contoh air lindi, air permukaan serta TPA Galuga dilakukan sampling
tanah. Ketiga matriks lingkungan tanah serta badan air sebelum dan
tersebut akan digunakan untuk setelah di mana TPA Galuga
melakukan evaluasi kinerja beroperasi.
pengolahan air lindi TPA Galuga Selain sampling yang
serta kualitas lingkungan sekitar di ditujukan untuk evaluasi kinerja
mana TPA Galuga beroperasi. IPAL dan mutu lingkungan sekitar
Evaluasi tersebut didasarkan atas TPA Galuga juga dilakukan
hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan karakteristik sampah
terhadap ketiga jenis matriks yang terdapat pada TPA tersebut.
lingkungan yang dikumpulkan Pemeriksaan karakteristik sampah
tersebut. Untuk pemeriksaan bertujuan mengenali tipikal
laboratorium mengikuti prosedur komposisi sampah domestik yang

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 161
masuk ke TPA Galuga, seperti pengisian kuesioner kepada
berapa bagian sampah yang responden pengelola TPA Galuga,
merupakan bahan organik, kertas pemulung, serta penduduk sekitar
serta plastik. Guna memperkaya TPA Galuga.
informasi terkait dengan TPA
Galuga maka pada saat survei juga
dilakukan wawancara serta

Tabel 2. Contoh Portable Tool untuk Keperluan sampling Matriks Lingkungan


No Nama alat Gambar Kegunaan

Mendapatkan sampel tanah


1 Soil auger pada kisaran kedalamanm 20 –
100 cm dari muka tanah.

2 van Dorn Tube Mengumpulkan sampel air

Mengukur secara langsung


untuk sejumlah parameter
lingkungan seperti suhu, pH,
oksigen terlarut (DO), daya
Portable water hantar listrik (EC) serta potensial
3 redoks (ORP)
analyser

IV. HASIL PENGAMATAN, sampah domestik yang berasal dari


PENGUKURAN DAN Kabupaten Bogor lebih kurang
PEMBAHASAN adalah 600 ton/hari. Operasi
kendaraan truk pengangkut
Survei kondisi lingkungan sampah, baik yang dikelola oleh
TPA Galuga dilaksanakan pada Pemerintah Kota Bogor maupun
bulan Februari 2019. Dari Pemerintah Kabupaten Bogor,
keterangan yang disampaikan oleh adalah dari jam 05:00 sampai
pihak pengelola TPA Galuga, dengan 17:00. Perbedaan
sampah Kota Bogor yang masuk ke pengelolaan armada truk
TPA Galuga berada dalam kisaran pengangkut sampah Kota Bogor
400 – 500 ton/hari. Sedangkan dengan Kabupaten Bogor adalah

162 Suciati, F., 2019


jumlah hari operasi di mana armada Kabupaten Bogor hanya 5 hari
truk pengangkut sampah Kota dalam seminggu. Bagan alir
Bogor beroperasi 7 hari dalam pengelolaan sampah Kota dan
seminggu sedangkan untuk armada Kabupaten Bogor diperlihatkan
truk pengangkut sampah pada Gambar 5.

Mulai

Perencanaan
Kegiatan

Pengurusan
Administrasi

Pengambilan Pelaksanaan Pengumpulan


sampel Survei Data Lapangan
(sampling)

Tanah/ Pengukuran Pengumpulan


Air Lindi Sampah Informasi
Endapan Langsung
Kuesioner

Pengukuran Pengukuran Pemeriksaan


Lab Kualitas Lab Kualitas Karakteristik
Lindi Tanah Sampah

Pembandingan Interpretasi
dengan Data
PermenLHK
Nomor
Pengolahan
Data

Selesa Penyusunan
i Laporan

Gambar 4. Bagan Alir Kegiatan Survei (survey)

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 163
Gambar 5. Bagan Alir Pengelolaan Sampah Kota dan Kabupaten Bogor

Seperti tampak pada bagan sedangkan anorganik bernilai jual


alir Gambar 5 di atas, sampah Kota diambil oleh pemulung TPA Galuga
dan Kabupaten Bogor diangkut untuk kemudian juga dijual ke
dengan kendaraan truk sampah pelapak.
untuk ditempatkan pada tempat Pada saat melakukan
penampungan sementara (TPS) tinjauan lapangan, sebagaimana
yang biasanya berupa bak arm roll. dapat dilihat pada Gambar 6,
Dari TPS sering kali telah terjadi tampak bahwa sampah yang
pemilahan oleh pemulung jalanan terdapat di TPA Galuga masih
sehingga sampah anorganik yang dikelola dengan teknik
memiliki nilai jual diambil untuk pembuangan terbuka (open
kemudian dijual kepada pelapak dumping) walaupun pengelola TPA
(pengepul). Dari TPS sampah menyatakan bahwa teknik yang
kemudian diangkut ke TPA Galuga digunakan adalah pengurugan
di mana pemilahan lebih lanjut terkendali (controlled landfill). Hal
dilakukan. Sebagian sampah ini dikarenakan pengurugan
organik akan dikomposkan dengan tanah yang dilakukan oleh

164 Suciati, F., 2019


pengelola TPA Galuga adalah dumping (Chaerul et al. 2007).
sebanyak 4 (empat) kali dalam Sedangkan yang menggunakan
setahun, atau rata-rata dilakukan sistem sanitary landfill dan
pengurugan setiap 3 bulan sekali. controlled landfill masing-masing
Sedangkan untuk teknik controlled adalah 6 dan 57 tempat
landfill pengurugan dilakukan pengelolaan sampah. Hal ini
setiap 5 – 7 hari sesuai dengan daur merupakan tantangan baik bagi
hidup (life cycle) lalat alih-alih pemerintah pusat maupun
pengurugan setiap hari pemerintah daerah.
sebagaimana persyaratan Guna mengurangi bobot
pengelolaan sampah dengan teknik sampah yang ditimbun pengelola
sanitary landfill (Damanhuri & TPA Galuga memiliki fasilitas
Padmi 2010). Oleh sebab itu pengomposan open windrow yang
tidaklah mengherankan jika aroma dilengkapi dengan peralatan ayak
busuk sampah begitu menyengat di seperti terlihat pada Gambar 7.
areal sekitar TPA Galuga. Fasilitas pengomposan tersebut
Sebagaimana telah ditetapkan oleh mampu menghasilkan kompos
Pemerintah Indonesia bahwa sejak sekitar 20 ton per hari. Hanya saja
tahun 2013 pengelolaan sampah untuk setiap satu batch proses
dengan sistem open dumping pengomposan memerlukan waktu
adalah dilarang sesuai dengan sekitar 1.5 – 2 bulan sehingga
Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang fasilitas pengomposan TPA Galuga
Nomor 18 Tahun 2018 tentang tidak menyumbang banyak
Pengelolaan Sampah. Lebih lanjut terhadap pengurangan volume
dalam Pasal 44 dinyatakan bahwa: sampah yang dihamparkan pada
a. Pemerintah daerah harus areal TPA Galuga. Pengurangan
membuat perencanaan penutupan cukup berarti justru disumbang oleh
tempat pemrosesan akhir sampah para pemulung yang melakukan
yang menggunakan sistem kegiatan pemilahan di TPA Galuga,
pembuangan terbuka paling lama 1 seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
(satu) tahun terhitung sejak Pada saat ini diperkirakan terdapat
berlakunya UU 18/2008 1200 orang pemulung yang
b. Pemerintah daerah harus melakukan kegiatan pemilahan.
menutup tempat pemrosesan akhir Dari sekitar 1.100 ton per hari
sampah yang menggunakan sistem sampah yang masuk ke TPA galuga
pembuangan terbuka paling lama 5 sekitar 250 – 300 ton per hari
(lima) tahun terhitung sejak sampah yang berupa plastik
berlakunya UU 18/2008 maupun kertas dapat disisihkan
oleh pemulung yang mana hasil
Saat Undang-Undang Nomor pemilahan tersebut kemudian
18 Tahun 2018 diberlakukan dikelompokkan berdasarkan jenis
diperkirakan terdapat 397 dari 450 sebagaimana terlihat pada Gambar
tempat pengelolaan sampah yang 9.
masih menggunakan sistem open

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 165
Gambar 6. Aktivitas di TPA Galuga

Gambar 7. Fasilitas Pengomposan TPA Galuga

166 Suciati, F., 2019


Gambar 8. Pemulung yang Melakukan Pemilahan di TPA Galuga

Gambar 9. Pemulung Melakukan Klasifikasi Hasil Pemilahan di TPA Galuga

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 167
2.000.000

1.800.000
Jumlah penduduk (Jiwa)

1.600.000

1.400.000

1.200.000

1.000.000

800.000
2010 2020 2030 2040
Tahun
Jumlah penduduk (Jiwa)

Gambar 10. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor

1.000.000
Timbulan sampah (kg/hari)

900.000

800.000

700.000
Timbulan sampah
600.000 (kg/hari)

500.000

400.000
2010 2020 2030 2040
Tahun

Gambar 11. Laju Timbulan Sampah Kota Bogor

168 Suciati, F., 2019


Walaupun Indonesia telah kota besar, pemerintah
memiliki gerakan peduli sampah menetapkan Peraturan Presiden
yang diperingati setiap tanggal 21 Nomor 35 tahun 2018 tentang
Februari sebagai “Hari Peduli Percepatan Pembangunan Instalasi
Sampah Nasional”, akan tetapi Pengolah Sampah Menjadi Energi
persoalan timbulan sampah terus Listrik Berbasis Teknologi Ramah
semakin menjadi. Laju timbulan Lingkungan. Dengan peraturan
sampah telah mengkhawatirkan tersebut maka teknologi termal
dikarenakan keterbatasan lahan dalam pengolahan sampah
yang dapat dioperasikan sebagai domestik menjadi daya ungkit
TPA. Untuk mengatasi persoalan ini dalam menekan penurunan materi
pemerintah menetapkan Peraturan sampah yang di timbun dalam TPA.
Presiden Nomor 97 tahun 2017 Terdapat dua belas kota besar di
tentang tentang Kebijakan dan Indonesia yang menjadi loka utama
Strategi Nasional (Jaktranas) penerapan teknologi termal
Pengelolaan Sampah Rumah tersebut. Pada saat ini Badan
Tangga dan Sampah Sejenis Pengkajian dan Penerapan
Sampah Rumah Tangga. Teknologi (BPPT) bekerja sama
Dengan diberlakukannya dengan Pemerintah Provinsi DKI
Peraturan Presiden Nomor 97 serta Pemeritah Kota Bekasi
tahun 2017 maka diharapkan sedang melaksanakan pilot project
bahwa pada tahun 2025 akan teknologi termal tersebut di TPST
terjadi penurunan bobot atau Bantar Gebang Bekasi untuk
volume sampah yang masuk ke mengolah sampah dengan
TPA sebesar 30%. Meski tahun kapasitas 50 ton/hari untuk
2025 telah dicanangkan sebagai menghasilkan listrik dengan daya
permulaan tahun “Indonesia Bersih 400 kW. Kesangkilan (efficiency)
Sampah” (Kementerian Lingkungan pengubahan nilai kalor sampah
Hidup dan kehutanan 2018), telah menjadi listrik sangat dipengaruhi
disadari bahwa mengandalkan TPA oleh karakteristik sampah yang
3R (reduce, reuse, recycle) tidak diumpankan ke dalam unit termal.
mampu menyelesaikan persoalan Biasanya sampah padat domestik
sampah yang ada. Peningkatan laju memiliki nilai kalor sekitar 1.000
timbulan sampah adalah seirama kkal/kg. sedangkan untuk
dengan laju pertumbuhan populasi keperluan umpan unit termal
sebagaimana terlihat pada Gambar memerlukan nilai kalor setidaknya
10 dan 11 untuk permasalahan dalam kisaran 4.000 – 6.000
sampah yang terjadi di Kota Bogor. kkal/kg. Perlakukan pendahuluan
Seperti tampak pada kedua gambar terhadap sampah padat menjadi
tersebut untuk Kota bogor pada pellet dapat meningkatkan nilai
tahun 2025 jumlah penduduk yang kalor sampah padat domestik
ada diperkirakan mencapai 1,3 juta hingga 8.000 kkal/kg dengan
jiwa dengan timbulan sampah komposisi limbah organik sebesar
sekitar 670 ton/hari. 45% (Dianda et al. 2018). Pada
Guna mengatasi persolan Gambar 12 disajikan karakteristik
sampah domestik yang kian pelik, sampah Kota Bogor yang dikirim ke
khususnya persoalan sampah di TPA Galuga.

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 169
4 1
19

76

Organik Plastik
Proporsi jenis sampah (%)
Kertas Lain-lain

Gambar 12. Karakteristik Sampah TPA Galuga

Sesuai dengan peraturan Sampah. Terdapat 7 (tujuh)


yang berlaku air lindi yang parameter yaitu pH, BOD, COD,
dihasikan oleh TPA harus diolah TSS (total suspended solid), total
melalui instalasi pengolahan air nitrogen (N-total) serta dua logam
limbah (IPAL) dan wajib memenuhi berat yakni merkuri (Hg) dan
baku mutu yang terdapat dalam kadmium (Cd). Nilai ambang batas
Peraturan Menteri Lingkungan untuk ketujuh parameter tersebut
Hidup dan Kehutanan Nomor 59 disajikan pada Tabel 3. Hasil
Tahun 2016 tentang Baku Mutu pengukuran lapangan serta hasil uji
Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan laboratorium terhadap sampel
Tempat Pemrosesan Akhir tanah dan air disajikan pada Tabel
4 dan Tabel 5.

170 Suciati, F., 2019


Tabel 3. Baku mutu lindi menurut PermenLHK Nomor 59/2016

Tabel 4. Hasil penetapan mutu lindi TPA Galuga berdasarkan uji laboratorium

Beban cemaran (mg/L)


Sampel
Suhu
COD BOD DO Klorin bebas pH
(oC)

Inlet IPAL 486 215 8,8 0,97 7,86 33,1


Outlet IPAL 432 178 8,7 0,65 9,02 28,5
Badan air sebelum TPA 180 163 6,3 0,99 8,30 32,4
Badan air setelah TPA 384 1886 3,0 0,23 8,88 30,4

Tabel 5. Hasil penetapan konsentrasi logam berat pada sampel air dan tanah

Konsentrasi logam (ppm)*


Sampel
Co Cu Fe Mn Pb Zn

Inlet IPAL ND ND 4,238 0,536 ND 0,529

Outlet IPAL ND ND 0,984 0,447 ND 0,148

Badan air sebelum TPA ND ND 4,437 3,025 ND 0,611

Badan air setelah TPA ND 0,035 ND ND ND 0,009

Tanah ND 0,084 8,396 1,096 ND 1,414


*ND = not detected (tidak terukur karena konsentrasi logam berat di bawah batas
deteksi metode pengukuran yang digunakan)

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 171
Menyimak Tabel 4 di atas tampak (Purwanti 2014, Hifdziyah 2011).
bahwa kinerja IPAL TPA Galuga Untuk mutu tanah hingga
masih belum memiliki kinerja yang saat ini belum ada peraturan terkait
memadai. Kesangkilan (efficiency) dengan kegiatan yang terdapat
IPAL dalam menurunkan kebutuhan pada TPA. Namun untuk keperluan
oksigen kimiawi (chemical oxygen Analisis Mengenai Dampak
demand atau COD) hanya 11%, Lingkungan (AMDAL) maupun
yakni dari konsentrasi 486 menjadi Analisis Risiko Lingkungan
432 mg/L yang masih di atas digunakan Peraturan Pemerintah
ambang batas maksimum menurut Nomor 150 Tahun 2000 tentang
PermenLHK 59/2016, yaitu 300 Pengendalian Kerusakan Tanah
mg/L. Demikian pula kesangkilan untuk Produksi Biomassa serta
dalam menurunkan kebutuhan Peraturan Menteri Lingkungan
oksigen biologik (biological oxygen Hidup Nomor 7 Tahun 2006 tentang
demand atau BOD) yang hanya Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku
17%, yakni berkurang dari 215 Kerusakan Tanah untuk Produksi
menjadi 178 mg/L. Nilai ini juga Biomassa.
masih di atas ambang baku mutu
yang ditetapkan yaitu tidak lebih dari V. KESIMPULAN
150 mg/L. Data lainnya yang tidak
lazim adalah nilai BOD yang Dari hasil kunjungan lapang
melebihi COD untuk sampel badan ke tempat pemrosesan akhir (TPA)
air setelah TPA serta nilai oksigen sampah Galuga serta PT Prasadha
terlarut (dissolved oxygen atau DO) Pamunah Limbah Industri (PPLi)
untuk inlet IPAL dan outlet IPAL dapat disimpulkan serta disarankan
yang nilainya di atas konsentrasi hal-hal berikut:
oksigen terlarut jenuh dalam air
a. Bobot harian sampah
pada kondisi ambient, yakni tidak
domestik Pemerintah Kota
lebih dari 8 mg/L.
Bogor dan Pemerintah
Peningkatan konsentrasi kabupaten Bogor secara
COD sebesar 213% untuk sampel bersama-sama yang
badan air sebelum TPA, 180 mg/L, ditempatkan pada TPA
menjadi 384 mg/L untuk sampel Galuga berada dalan
badan air setelah TPA kisaran 1.000 – 1.100
mengindikasikan adanya ton/hari
sumbangan cemaran. Belum dapat
b. Pemilahan sampah telah
dipastikan apakah peningkatan
dilakukan sejak sampah
tersebut karena sumbangan effluent
ditempatkan pada tempat
lindi TPA Galuga ataukah
penampungan sementara
disebabkan karena buangan limbah
(TPS) sampai dengan TPA
domestik penduduk yang tinggal di
c. Teknologi TPA Galuga
sekitar TPA Galuga. Hal ini perlu
masih mencerminkan
dipastikan melalui verifikasi
sistem pembuangan
lapangan mengingat bahwa pernah
sampah open dumping
terjadi rembesan parit atau kanal air
sehingga masih
lindi sehingga mencemari
menimbulkan persoalan bau
lingkungan akibat tidak optimalnya
serta lalat
sistem IPAL di TPA Galuga

172 Suciati, F., 2019


d. Proses pemilahan oleh Sampah. Program Studi
pemulung serta Teknik Lingkungan. Fakultas
beropersinya fasilitas Teknik Sipil dan Lingkungan.
pengomposan tidak mampu Institut Teknologi Bandung
menyelesaikan persoalan Desmawati B. 2010. Pengaruh
peningkatan volume Tempat Pembuangan Akhir
sampah yang diolah pada (TPA) Terhadap Kualitas Air
TPA Galuga Sumur, Kesehatan dan Sosial
e. Ke depan penerapan Ekonomi Masyarakat di
teknologi pembangkit listrik Sekitar TPA Galuga.
berbasis sampah (PLTSa) Dokumen Tesis. Sekolah
perlu dipertimbangkan oleh Pasca Sarjana. Institut
Pemerintah Kota Bogor dan Pertanian Bogor
Kabupaten Bogor untuk Dianda P., Mahidin & E. Munawar.
mengantasipasi volume 2018. Production and
sampah yang terus characterization refuse
bertambah derived fuel (RDF) from high
f. Operasi instalasi organic and mositure contents
pengolahan air limbah of municipal solid waste
(IPAL) TPA Galuga masih (MSW). IOP Conference
belum optimal karena Series: Materials Science and
melampaui baku mutu Engineering Vol.334. IOP
PermenLHK Nomor Publishing Ltd.
59/2016, khususnya untuk Hifdziyah L. 2011. Analisis
parameter BOD dan COD. Penurunan Kualitas
Lingkungan di Sekitar Tempat
DAFTAR PUSTAKA Pembuangan Akhir Sampah
Galuga Kabupaten Bogor
Jawa Barat. Departemen
Afifah A. 2018. Kajian Pengolahan Ekonomi Sumberdaya dan
Limbah Padat di Tempat Lingkungan. Fakultas
Pembuangan Akhir (TPA) Ekonomi dan Manajemen.
Galuga dan PT Prasadha Institut Pertanian Bogor
Pamunah Limbah Industri Indrasti N.S., A. Y. Aryanto & Y.
(PPLi). Sekolah Suprayogi. 2019. Modul
Pascasarjana. Departemen Praktikum Teknologi Limbah
Teknologi Industri Pertanian. Padat dan B3. Divisi Teknik
Fakultas Teknologi Pertanian. dan Manajemen Lingkungan
Institut Pertanian Bogor Industri. Departemen
Chaerul M., M. Tanaka & A.V. Teknologi Industri Pertanian.
Shekdar. 2007. Municipal Fakultas Teknologi Pertanian.
solid waste management in Institut Pertanian Bogor
Indonesia: status and the Kementerian Lingkungan Hidup dan
strategic actions. Journal of Kehutanan. 2018. KLHK
the Faculty of Environmental Sosialisasikan Pengelolaan
Science and Technology. Sampah Mulai dari
Vol.12(1):41-49 Sumbernya
Damanhuri E. & T. Padmi. 2010. URL:
Diktat Kuliah Pengelolaan http://ppid.menlhk.go.id/siaran

Studi Lingkungan Tempat.. JRL, Vol. 12 No. 2 – Desember 2019: 155 - 174 173
_pers/browse/1150 Galuga Bogor. Program Studi
[Online, diunduh pada 2 Maret Teknologi Industri Pertanian.
2019] Sekolah Pascasarjana. Institut
Peraturan Menteri Dalam Negeri Pertanian Bogor
Nomor 33 Tahun 2010 tentang Purwanti H. 2014. Kajian dampak
Pedoman Pengelolaan saluran lindi terhadap
Sampah lingkungan ditinjau dari aspek
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup pengoperasian TPA Galuga.
dan Kehutanan Nomor 59 Jurnal Teknologi Vol.1(25):57-
Tahun 2016 tentang Baku 69
Mutu Lindi Bagi Usaha Undang-Undang Nomor 18 tahun
dan/atau Kegiatan Tempat 2008 tentang Pengelolaan
Pemrosesan Akhir Sampah Sampah
Peraturan Presiden Nomor 97 tahun Yusuf M.A. 2017. Laporan Praktikum
2017 tentang tentang Pengelolaan Limbah
Kebijakan dan Strategi Domestik di Tempat
Nasional (Jaktranas) Pembuangan Akhir (TPA)
Pengelolaan Sampah Rumah Galuga Bogor. Sekolah
Tangga dan Sampah Sejenis Pascasarjana. Departemen
Sampah Rumah Tangga Teknologi Industri Pertanian.
Purba F. 2016. Pengelolaan Limbah Fakultas Teknologi Pertanian.
Domestik di Tempat Institut Pertanian Bogor
Pembuangan Akhir (TPA)

174 Suciati, F., 2019

Anda mungkin juga menyukai