Anda di halaman 1dari 11

PERUBAHAN HUKUM DAN PERUBAHAN MASYARAKAT

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

“Sosiologi Hukum”

Dosen Pengampu :

Niswatul Hidayati, M.HI.

Disusun Oleh :

Abi Ahmad Rifai (101190

Ahmad Rifqi Kurniawan (101190

Ervina Zena Khuludh (101190201)

HKI G/3

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PONOROGO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikun wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Perubahan Hukum dan Sosial” ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan mudah-mudahan samai kepada kita selaku
umatnya. Seiring dengan berakhirnya penyusunan mkalah ini, sepantasnya saya mengcapkan
terima kasih kepada pihak yang telah turut berperan dlama penyusunan makalah ini.

Penulis sangat menyadari banyak kurang dalam penyusunan dan penulisan mkalah ini.
Sehingga penulis sangat berharap adanya kritik saran yang membangun agar dapat memperbaiki
mkalah menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Wassalamu’alaikum wr.wb

Magetan, 21 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................................................................5
Tujuan.....................................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
Hukum Dalam Masyarakat......................................................................................................................5
Hubungan Antara Perubahan Sosial dan Perubahan Hukum...................................................................6
Aspek-Aspek Perubahan Sosial yang berhubungan dengan Perubahan Hukum..................................6
Perubahan Hukum...................................................................................................................................8
Konsep Tentang Perubahan Hukum....................................................................................................8
·            Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Hukum...........................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hukum mungkin dipergunakan sebagai suatu alat oleh agent of change atau pelopor
perubahan adalah seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Suatu
perubahan social yang dikehendaki atau direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta
pengawasan pelopor perubahan tersebut. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan
system yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu, dinamakan social engineering atau social
planning. Hokum mepunyai pengaruh langsung atau pengaruh yang tidak langsung di dalam
mendorong terjadinya perubahan social. Misalnya, suatu peraturan yang menentukan system
pendidikan tertentu bagi warga Negara mepunyai pengaruh secara tidak langsung yang sangat
penting bagi terjadinya perubahan-perubahan social.

Rumusan Masalah

a. Bagaimana hukum dalam masyarakat?

b. Bagaimana Hubungan antara perubahan hukum dan perubahan sosial?

c. Apa itu perubahan hukum

d. Apa saja teori perubahan masyarakat dan keadaan hukumnya ?

Tujuan

a. Untuk mengetahui hukum dalam masyarakat

b. Untuk mengetahui hubungan antara perubahan hukum dan perubahan sosial

c. Untuk mengetahui perubahan hukum

d. Untuk mengetahui teori perubahan masyarakat dan keadaan hukumnya


BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Dalam Masyarakat

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, sehingga kebutuhan dasarnya
tidak terbatas pada tiga hal nutrisi, proteksi, dan reproduksi. Supaya dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, baik sebagai individu maupun kelompok, tidak terjerumus alam
pertikaian yang justru dapat menghancurkam eksistensinya. Manusia memerlukan berbagai
pedoan atau patokan. Pedoman atau patokan tersebut dinamakan norma atau kaidah. Salah satu
bentuk kaidah tersebut adalah kaidah hukum.

Hukum sebagai salah satu kaidah hidup antar pribadi berfungsi sebagai pedoman atau
patokan yang bersifat membatasi atau mematoko para warga masyarakat dalam bersikap tindah,
khususnya yang menyangkut aspek hidup antar pribadi. Setiap masyarakat, dari bentuknya yang
paling sederhana sampai yang paling modern, tentu mengenal atau mempunyai (tata) hukum
yang dijadikan pedoman atau patokn kehidupan bersama. Dimana ada masyarakat disitu ada
hukum. dan pada setiap tat hukum paling tidak mempunyai elemn-elemen dasar yang berupa :

1. Explicit laws rules of conduct

2. Methanism for enforcing laws

3. Mechanism dispute in accordance with laws

4. And mechanism (for enacting new or changing old laws

Jadi dalam setiap tata hukum itu akan selalu dapat dijumpai seperangkat aturan-aturan yang
dinamakan kaidah hukum. dari perangkat aturan-atauran atau kaidah-kaidah hukum itu dapat
diknali berbagai sikap tindak apa saja yang diwajibkan, yang diperbolehkan,dan yang tidak
diperbolehkan atau yang dilarang alam berbagai situasi. Aturan-aturan yang dinamakan kaidah
hukum itu pada hakikatnya adalah penjabaran lebih konkret dari pasangan nilai-nilai yang te;ah
diserasikan1

B. Hubungan Antara Perubahan Sosial dan Perubahan Hukum

1. Dasar-Dasar pemikiran

1
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hukum+dalam+masyarakat&oq=#d=gs_qabs&u=
%23p%3DzJJFxFNtQC0J
2. Aspek-Aspek Perubahan Sosial yang berhubungan dengan Perubahan Hukum

Secara historis, perubahan sosial terlalu sangat lambat untuk menjadi kebiasaan sebagai
sumber utama dari hukum. Hukum dapat merespons perubahan sosial setelah puluhan tahun atau
setelah berabad-abad. Bahkan di masa awal revolusi industri, perubahan-perubahan yang terjadi
karena ditemukannya mesin uap atau ditemukannya listrik hanya secara gradual telah
mempengaruhi respons hukum yang sah selama satu generasi. “Namun saat ini tempo dari
perubahan sosial telah sedemikian cepat pada suatu titik dimana asumsi-asumsi yang ada pada
saat ini tidak akan sah lagi bahkan dalam beberapa tahun ke depan”.
Hubungan antara hukum dengan perubahan sosial menurut Hobel memerlukan alat dan alatnya
adalah kita temukan dalam bentuk konsep yang menjelaskan secara fungsional tempat hukum
dalam masyarakat, pekerjaan itu adalah: pertama, Merumuskan perubahan yang boleh dan tidak
boleh. kedua, Mengalokasikan dan menegaskan siapa-siapa yang boleh menggunakan kekuasaan
dan atas siapa yang kekuasaan itu serta bagaimana prosedurnya. ketiga, Mempertahankan adopsi
masyarakat dengan mengatur kembali hubungan-hubungan ketika terjadi perubahan.
Perubahan hukum dengan perubahan sosial merupakan dua hal yang tidak dapat dipisah satu
sama lain2. Kaitan perubahan hukum dengan perubahan sosial akan melahirkan dua paradigma,
yaitu:
a. Paradigma hukum penyesuai kebutuhan
Paradigma ini hukum berfungsi sebagai pelayan kebutuhan masyarakat, agar hukum tidak
ketinggalan karna lajunya perkembangan masyarakat. Ciri-ciri paradigma ini, perubahan
cendrung diikuti oleh sistem lain, perubahan social lebih cepat dibanding hukum, penyesuain
yang cepat dari hukum ke keadaan baru, hukum berfungsi sebagai pengabdian, hukum mengikuti
peristiwa bukan sebaliknya, seperti kejahatan teknologi canggih. Paradigma ini yang paling
sering terjadi, ini menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan hukum setelah adanya konflik,
sengketa, dll.
b. Paradigma hukum antisipasi masa depan
Paradigma yang kedua ini memfungsikan hukum sebagai yang dapat menciptakan perubahan
atau setidak-tidaknya sebagai pemicu perubahan masyarakat. Ciri dari paradigma yang kedua ini
adalah, law is a tool social engineering, law as a tool of direct social change, berorientasi ke
masa depan (forward looking), ius constituendum, hukum berperan aktif, dan tidak hanya
menciptakan ketertiban akan tetapi menciptakan dan mendorong perubahan dan perkembangan
tersebut. Seperti adanya Undang-Undang tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya. Perubahan
telah menyapu melalui negara-negara industri maju dengan gelombang-gelombang dan
kecepatan yang amat sangat tinggi serta berdampak yang amat sangat tidak terduga”. Dalam arti,
orang dalam masyarakat modern terperangkap ke dalam gelombang (maelstrom) perubahan
soaial, hidup dalam serangkaian revolusi yang kontras dan saling terkait dalam demografi,
urbanisasi, birokratisasi, industrialisasi, sains, transportasi, pertanian, komunikasi, riset
biomedis, pendidikan, dan hak asasi manusia. Setiap revolusi ini telah membawa perubahan yang
spektakuler dalam serangkaian akibat, dan telah mentransformasi nilai-nilai masyarakat, sikap,
perilaku, dan institusi.

2
Ali Zainuddin, 2006, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika. Cet I.), hal. 27
Perubahan hukum dapat dimulai oleh perubahan gradual dalam nilai-nilai dan sikap-sikap
masyakarat. Masyarakat akan berpikir bahwa kemiskinan adalah hal yang buruk dan hukum
harus dibuat untuk menguranginya dengan satu atau berbagai cara. Masyarakat dapat menghujat
penggunaan hukum karena lebih lanjut telah menambah praktek-praktek diskriminasi rasial di
dalam pemilihan suara (sebelum 1963, masyarakat kulit hitam dan keturunan Spanyol tidak
boleh memilih di Amerika Serikat penerjemah), perumahan, lapangan kerja, pendidikan, dan
semacamnya, dan akan mendukung perubahan-perubahan yang melarang penggunaan hukum
untuk maksud-maksud ini. Perubahan-perubahan dalam kondisi sosial, teknologi, pengetahuan,
nilai-nilai, dan sikap, oleh karena itu, dapat mengarah kepada perubahan hukum. Dalam hal ini,
hukum bersifat reaktif dan mengikuti perubahan sosial. Namun perlu dicatat, bahwa perubahan
hukum adalah salah satu dari banyak respons terhadap perubahan sosial. Namun perubahan
hukum sangatlah penting, karena hukum merepresentasikan kewenangan negara dan kekuasaan
pemberian sanksinya. Hukum baru sebagai respons terhadap masalah sosial atau masalah
teknologi baru mungkin dapat memperbesar masalah tersebut atau mungkin dapat menyelesaikan
masalah dan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Seringkali, respons hukum terhadap
perubahan sosial, yang sudah pasti melalui suatu tenggang waktu (time lag), akan menyebabkan
perubahan sosial baru.

Melihat hubungan antara perubahan hukum dengan perubahan social, tentunya tidak akan
terlepas dari dua pandangan yang pada bahasan sebelumnya saling bertolak belakang, yaitu
pandangan tradisional yang menyatakan bahwa hukum itu akan mengalami perubahan setelah
terjadi perubahan sosial, dan pandangan modern yang menyatakan bahwa perubahan hukum
itulah yang terjadi terlebih dahulu dari perubahan sosial, dimana dalam pandangan modern,
hukum difungsikan sebagai alat rekayasa sosial (law a tool of social egineering). Dalam
pandangan ini juga dinyatakan bahwa perubahan masyarakat terjadi bila seorang mendapat
kepercayaan, dari masyarakat sebagai peminpin lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pelopor
perubahan meminpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial di dalam melaksanakan
perubahan sosial tersebut. Selain itu hukum juga berfungsi sebagai kontrol sosial di masyarakat,
sehingga hukum dianggap memilki fungsi untuk menetapkan tingkah laku yang baik dan tidak
baik atau prilaku yang menyimpang dari hukum, dan sanksi hukum terhadap orang yang
mempunyai prilaku yang tidak baik tersebut3

C. Perubahan Hukum

    Konsep Tentang Perubahan Hukum


Perubahan hukum menurut R. Otje Salman, SH., pada hakikatnya dimulai dari adanya
kesenjangan antara keadaan-keadaan yang terjadi di dalam masyarakat dengan pengaturannya
oleh hukum. Tuntutan bagi terjadinya perubahan hukum timbul manakala kesenjangan tersebut
sudah tidak dapat diterima lagi, sehingga kebutuhan akan perubahan semakin mendesak.
3
Soekanto, Soerjono, 2009, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, hal. 124
Prof. Dr. Satjipto Rahardjo memandang perubahan hukum sebagai suatu hal yang sangat penting,
antara lain karena hukum pada saat sekarang ini umumnya memakai bentuk tertulis. Memang
dengan bentuk ini kepastian hukum lebih terjamin, namun ongkos yang harus dibayarnya pun
cukup mahal, yaitu berupa kesulitan untuk melakukan adaptasi yang cukup cepat terhadap
perubahan yang terjadi disekelilingnya.
Perubahan hukum dapat dimulai oleh perubahan gradual dalam nilai-nilai dan sikap-sikap
masyakarat.  Masyarakat akan berpikir bahwa kemiskinan adalah hal yang buruk dan hukum
harus dibuat untuk menguranginya dengan satu atau berbagai cara.  Masyarakat dapat menghujat
penggunaan hukum karena lebih lanjut telah menambah praktek-praktek diskriminasi rasial di
dalam pemilihan suara, perumahan, lapangan kerja, pendidikan, dan semacamnya, dan akan
mendukung perubahan-perubahan yang melarang penggunaan hukum untuk maksud-maksud
ini.  Masyarakat akan berpikir bahwa pebisnis tidak akan begitu bebas untuk menjual semua
jenis makanan ke pasar tanpa adanya inspeksi pemerintah yang memadai, atau terbang dengan
pesawat yang belum memenuhi standar keselamatan pemerintah, atau mempertontonkan apa saja
di televisi semau yang punya stasiun televisi. Sehingga hukum harus diundangkan semestinya,
dan lembaga-lembaga regulatori harus berfungsi seperti seharusnya.  Dan masyarakat akan
berpikir bahwa praktek aborsi adalah tidak jahat, atau praktek kontrasepsi adalah diinginkan,
atau bahwa perceraian adalah tidak amoral. Oleh sebab itulah hukum dalam beberapa kejadian
tersebut harus mengalami perubahan, atau harus direvisi kembali sesuai dengan standar yang
dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri.
Perubahan-perubahan dalam kondisi social, teknologi, pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap,
oleh karena itu, dapat mengarah kepada perubahan hukum.  Dalam hal ini, hukum bersifat reaktif
dan mengikuti perubahan sosial.  Namun perlu dicatat, bahwa perubahan hukum adalah salah
satu dari banyak respons terhadap perubahan sosial.  Namun perubahan hukum sangatlah
penting, karena hukum merepresentasikan kewenangan negara dan kekuasaan pemberian
sanksinya.
Dari situlah kemudian dapat dipahami bahwa perubahan hukum merupakan suatu
konsekwensi yang terjadi pada sistem hukum, sehingga menurut sebagian kalangan menyatakan
bahwa hidup matinya hukum itu bergantung pada perubahan sosial yang terjadi. Jadi perubahan
hukum itu berfungsi menjembatani keinginan-keinginan manusia agar tidak timbul prilaku yang
anarkis, destruktif, kondisi chaos, dan selainnya. Oleh sebab itulah perubahan hukum yang
terjadi akan berujung pada pengaturan secara tertulis (sebagai suatu dokumen yang sah menurut
hukum modern), sehingga siapapun harus tunduk pada apapun yang telah diatur dalam
perubahan hukum tersebut.
   Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Hukum

Terjadinya perubahan hukum tentunya dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor sosial, globalisasi, budaya hukum masyarakat, dan perkembangan lainnya yang
mempengaruhi perkembangan hukum dan masyarakat.
Kemudian yang berperan sebagai pengubah hukum bisa jadi lembaga pengadilan,
lembaga masyarakat, atau bahkan dari lembaga hukum itu sendiri.4
D. Teori Perubahan Masyarakat dan Keadaan Hukumnya

Terdapat beberapa teori mengenai hukum dan perubahan-perubahan sosial,di antaranya:


Menurut Max Weber, perkembangan hukum materiil dan hukum acara mengikuti tahap-tahap
perkembangan tertentu, mulai dari bentuk sederhana yang didasarkan pada kharisma sampai
pada tahap termaju dimana hukum disusun secara sistematis serta dijalankan oleh orang yang
telah mendapatkan pendidikan dan latihan dibidang hukum, jadi perubahan yang terjadi pada
sistem sosial dari masyarakat yang mendukung sistem hukum yang bersangkutan.
Menurut Emile Durkheim yang pada pokoknya menyatakan, bahwa hukum merupakan
refleksi dari solidaritas sosial dalam masyarakat, menurutnya didalam masyarakat terdapat dua
macam solidaritas yaitu, bersifat mekanis yang terdapat pada masyarakat yang sederhana dan
homogen,dimana ikatan dari warganya didasarkan pada hubungan-hubungan pribadi serta tujuan
yang sama, serta yang bersifat organis.
Menurut Sir Henry Maine bahwa perkembangan hukum adalah sesuai dengan
perkembangan dari masyarakat yang sederhana dan homogen ke masyarakat yang telah
kompleks sususnannya dan bersifat heterogen dimana hubungan anatara manusialebih
ditekankan pada unsur pamrih.
Perubahan sosial yang terjadi didalam suatu masyarakat dapat terjadi oleh karena
beberapa sebab. Sebab-sebab tersebut ada yang bersifat intern (yang berasal dari masyarakat),
dan ekstern (luar masyarakat). Terdapat pula faktor-faktor yang mempermudah terjadinya
perubahan apabila masyarakat yang satu melakukan kontak dengan masyarakat yang lain atau
yang telah memiliki sistem pendidikan yang maju, ada pula faktor penghambat seperti sikap
masyarakat yang terlaku mengagung-agungkan masa lampau (tradisionalme).5
Dalam proses perubahan hukum pada umumnya dikenal adanya tiga badan yang dapat mengubah
hukum, yaitu badan pembentuk hukum, badan penegak hukum, dam badan pelaksana hukum.
Apabila hukum harus berubah agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka perubahan-
perunahan tersebut tidak hanya tergantung pada suatu badan semata-mata. Perubahan sosial dan

4
Wahyudianto, Maringan. 2010. Hukum dalam Perubahan Sosial. http://ikhwan-
kiri.blogspot.co.id/2010/12/hukum-dalam-perubahan-sosial.html
5
Choiruddin . 1991. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
perubahan hukum tidak selalu berlangsung bersama-sama. Artinya pada keadaan-keadaan
tertentu perkembangan hukum mungkin tertinggal oleh perkembangan unsur-unsusr lainnya dari
masyarakat serta kebudayaannya atau mungkin
yang sebaliknya yang terjadi. Apabila terjadi suatu hal yang demikian maka terjadilah suatu yang
dinamakan social lag, yaitu suatu keadaan dimana terjadi ketidak seimbangan dalam
perkembangan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengakibatkan terjadinya kepincangan.
Tertinggalnya kaidah hukum juga dapat menyebabkan terjadinya suatu disorganisasi
dimanakaidah lama telah pudar, sedangkan kaidah baru belum di sususn, yang selanjutnya
menyebabkan anomie yaitu suatu keadaan yang kacau.6

BAB III

PENUTUP

6
Ibid, hal 120
Kesimpulan

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu masyarakat dapat terjadi oleh karena
bermacam-macam sebab. Sebab-sebab tersebut dapat berasal dari masyarakat itu sendiri (sebab
intern) maupun luar masyarakat (sebab ekstern). Perubahan-perubahan sosial dan perubahan-
perubahan hukum atau sebaliknya, tidak selalu berlangsung bersama-sama. Artinya pada
keadaan-keadaan teretentu perkembangan hukum mungkin tertinggal oleh perkembangan unsur-
unsur lainnya dari masyarakat serta kebudayaannya, atau mungkin hal yang sebaliknya terjadi.
Apabila terjadi hal demikian, maka terjadilah suatu social lag yaitu suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan dalam perkembangan lembaga-lembaga kemasyrakatan yang mengakibatkan
terjadinya kepincangan-kepincangan. Tertinggalnya perkembangan hukum oleh unsur-unsur
sosial lainnya, atau sebaliknya, terjadi oleh karena pada hakikatnya merupakan suatu gejala
wajar di dalam suatu masyarakat bahwa terdapat perbedaan antara pola-pola perikelakuan yang
diharapkan oleh kaidah-kaidah hukum dengan pola-pola perikelakuan yang diharapkan oleh
kaidah-kaidah sosial lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai