Makalah Sosiologi Hukum
Makalah Sosiologi Hukum
“Sosiologi Hukum”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
HKI G/3
FAKULTAS SYARI’AH
PONOROGO
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikun wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Perubahan Hukum dan Sosial” ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan mudah-mudahan samai kepada kita selaku
umatnya. Seiring dengan berakhirnya penyusunan mkalah ini, sepantasnya saya mengcapkan
terima kasih kepada pihak yang telah turut berperan dlama penyusunan makalah ini.
Penulis sangat menyadari banyak kurang dalam penyusunan dan penulisan mkalah ini.
Sehingga penulis sangat berharap adanya kritik saran yang membangun agar dapat memperbaiki
mkalah menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................................................................5
Tujuan.....................................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
Hukum Dalam Masyarakat......................................................................................................................5
Hubungan Antara Perubahan Sosial dan Perubahan Hukum...................................................................6
Aspek-Aspek Perubahan Sosial yang berhubungan dengan Perubahan Hukum..................................6
Perubahan Hukum...................................................................................................................................8
Konsep Tentang Perubahan Hukum....................................................................................................8
· Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Hukum...........................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hukum mungkin dipergunakan sebagai suatu alat oleh agent of change atau pelopor
perubahan adalah seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Suatu
perubahan social yang dikehendaki atau direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta
pengawasan pelopor perubahan tersebut. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan
system yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu, dinamakan social engineering atau social
planning. Hokum mepunyai pengaruh langsung atau pengaruh yang tidak langsung di dalam
mendorong terjadinya perubahan social. Misalnya, suatu peraturan yang menentukan system
pendidikan tertentu bagi warga Negara mepunyai pengaruh secara tidak langsung yang sangat
penting bagi terjadinya perubahan-perubahan social.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, sehingga kebutuhan dasarnya
tidak terbatas pada tiga hal nutrisi, proteksi, dan reproduksi. Supaya dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, baik sebagai individu maupun kelompok, tidak terjerumus alam
pertikaian yang justru dapat menghancurkam eksistensinya. Manusia memerlukan berbagai
pedoan atau patokan. Pedoman atau patokan tersebut dinamakan norma atau kaidah. Salah satu
bentuk kaidah tersebut adalah kaidah hukum.
Hukum sebagai salah satu kaidah hidup antar pribadi berfungsi sebagai pedoman atau
patokan yang bersifat membatasi atau mematoko para warga masyarakat dalam bersikap tindah,
khususnya yang menyangkut aspek hidup antar pribadi. Setiap masyarakat, dari bentuknya yang
paling sederhana sampai yang paling modern, tentu mengenal atau mempunyai (tata) hukum
yang dijadikan pedoman atau patokn kehidupan bersama. Dimana ada masyarakat disitu ada
hukum. dan pada setiap tat hukum paling tidak mempunyai elemn-elemen dasar yang berupa :
Jadi dalam setiap tata hukum itu akan selalu dapat dijumpai seperangkat aturan-aturan yang
dinamakan kaidah hukum. dari perangkat aturan-atauran atau kaidah-kaidah hukum itu dapat
diknali berbagai sikap tindak apa saja yang diwajibkan, yang diperbolehkan,dan yang tidak
diperbolehkan atau yang dilarang alam berbagai situasi. Aturan-aturan yang dinamakan kaidah
hukum itu pada hakikatnya adalah penjabaran lebih konkret dari pasangan nilai-nilai yang te;ah
diserasikan1
1. Dasar-Dasar pemikiran
1
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hukum+dalam+masyarakat&oq=#d=gs_qabs&u=
%23p%3DzJJFxFNtQC0J
2. Aspek-Aspek Perubahan Sosial yang berhubungan dengan Perubahan Hukum
Secara historis, perubahan sosial terlalu sangat lambat untuk menjadi kebiasaan sebagai
sumber utama dari hukum. Hukum dapat merespons perubahan sosial setelah puluhan tahun atau
setelah berabad-abad. Bahkan di masa awal revolusi industri, perubahan-perubahan yang terjadi
karena ditemukannya mesin uap atau ditemukannya listrik hanya secara gradual telah
mempengaruhi respons hukum yang sah selama satu generasi. “Namun saat ini tempo dari
perubahan sosial telah sedemikian cepat pada suatu titik dimana asumsi-asumsi yang ada pada
saat ini tidak akan sah lagi bahkan dalam beberapa tahun ke depan”.
Hubungan antara hukum dengan perubahan sosial menurut Hobel memerlukan alat dan alatnya
adalah kita temukan dalam bentuk konsep yang menjelaskan secara fungsional tempat hukum
dalam masyarakat, pekerjaan itu adalah: pertama, Merumuskan perubahan yang boleh dan tidak
boleh. kedua, Mengalokasikan dan menegaskan siapa-siapa yang boleh menggunakan kekuasaan
dan atas siapa yang kekuasaan itu serta bagaimana prosedurnya. ketiga, Mempertahankan adopsi
masyarakat dengan mengatur kembali hubungan-hubungan ketika terjadi perubahan.
Perubahan hukum dengan perubahan sosial merupakan dua hal yang tidak dapat dipisah satu
sama lain2. Kaitan perubahan hukum dengan perubahan sosial akan melahirkan dua paradigma,
yaitu:
a. Paradigma hukum penyesuai kebutuhan
Paradigma ini hukum berfungsi sebagai pelayan kebutuhan masyarakat, agar hukum tidak
ketinggalan karna lajunya perkembangan masyarakat. Ciri-ciri paradigma ini, perubahan
cendrung diikuti oleh sistem lain, perubahan social lebih cepat dibanding hukum, penyesuain
yang cepat dari hukum ke keadaan baru, hukum berfungsi sebagai pengabdian, hukum mengikuti
peristiwa bukan sebaliknya, seperti kejahatan teknologi canggih. Paradigma ini yang paling
sering terjadi, ini menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan hukum setelah adanya konflik,
sengketa, dll.
b. Paradigma hukum antisipasi masa depan
Paradigma yang kedua ini memfungsikan hukum sebagai yang dapat menciptakan perubahan
atau setidak-tidaknya sebagai pemicu perubahan masyarakat. Ciri dari paradigma yang kedua ini
adalah, law is a tool social engineering, law as a tool of direct social change, berorientasi ke
masa depan (forward looking), ius constituendum, hukum berperan aktif, dan tidak hanya
menciptakan ketertiban akan tetapi menciptakan dan mendorong perubahan dan perkembangan
tersebut. Seperti adanya Undang-Undang tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya. Perubahan
telah menyapu melalui negara-negara industri maju dengan gelombang-gelombang dan
kecepatan yang amat sangat tinggi serta berdampak yang amat sangat tidak terduga”. Dalam arti,
orang dalam masyarakat modern terperangkap ke dalam gelombang (maelstrom) perubahan
soaial, hidup dalam serangkaian revolusi yang kontras dan saling terkait dalam demografi,
urbanisasi, birokratisasi, industrialisasi, sains, transportasi, pertanian, komunikasi, riset
biomedis, pendidikan, dan hak asasi manusia. Setiap revolusi ini telah membawa perubahan yang
spektakuler dalam serangkaian akibat, dan telah mentransformasi nilai-nilai masyarakat, sikap,
perilaku, dan institusi.
2
Ali Zainuddin, 2006, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika. Cet I.), hal. 27
Perubahan hukum dapat dimulai oleh perubahan gradual dalam nilai-nilai dan sikap-sikap
masyakarat. Masyarakat akan berpikir bahwa kemiskinan adalah hal yang buruk dan hukum
harus dibuat untuk menguranginya dengan satu atau berbagai cara. Masyarakat dapat menghujat
penggunaan hukum karena lebih lanjut telah menambah praktek-praktek diskriminasi rasial di
dalam pemilihan suara (sebelum 1963, masyarakat kulit hitam dan keturunan Spanyol tidak
boleh memilih di Amerika Serikat penerjemah), perumahan, lapangan kerja, pendidikan, dan
semacamnya, dan akan mendukung perubahan-perubahan yang melarang penggunaan hukum
untuk maksud-maksud ini. Perubahan-perubahan dalam kondisi sosial, teknologi, pengetahuan,
nilai-nilai, dan sikap, oleh karena itu, dapat mengarah kepada perubahan hukum. Dalam hal ini,
hukum bersifat reaktif dan mengikuti perubahan sosial. Namun perlu dicatat, bahwa perubahan
hukum adalah salah satu dari banyak respons terhadap perubahan sosial. Namun perubahan
hukum sangatlah penting, karena hukum merepresentasikan kewenangan negara dan kekuasaan
pemberian sanksinya. Hukum baru sebagai respons terhadap masalah sosial atau masalah
teknologi baru mungkin dapat memperbesar masalah tersebut atau mungkin dapat menyelesaikan
masalah dan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Seringkali, respons hukum terhadap
perubahan sosial, yang sudah pasti melalui suatu tenggang waktu (time lag), akan menyebabkan
perubahan sosial baru.
Melihat hubungan antara perubahan hukum dengan perubahan social, tentunya tidak akan
terlepas dari dua pandangan yang pada bahasan sebelumnya saling bertolak belakang, yaitu
pandangan tradisional yang menyatakan bahwa hukum itu akan mengalami perubahan setelah
terjadi perubahan sosial, dan pandangan modern yang menyatakan bahwa perubahan hukum
itulah yang terjadi terlebih dahulu dari perubahan sosial, dimana dalam pandangan modern,
hukum difungsikan sebagai alat rekayasa sosial (law a tool of social egineering). Dalam
pandangan ini juga dinyatakan bahwa perubahan masyarakat terjadi bila seorang mendapat
kepercayaan, dari masyarakat sebagai peminpin lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pelopor
perubahan meminpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial di dalam melaksanakan
perubahan sosial tersebut. Selain itu hukum juga berfungsi sebagai kontrol sosial di masyarakat,
sehingga hukum dianggap memilki fungsi untuk menetapkan tingkah laku yang baik dan tidak
baik atau prilaku yang menyimpang dari hukum, dan sanksi hukum terhadap orang yang
mempunyai prilaku yang tidak baik tersebut3
C. Perubahan Hukum
Terjadinya perubahan hukum tentunya dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor sosial, globalisasi, budaya hukum masyarakat, dan perkembangan lainnya yang
mempengaruhi perkembangan hukum dan masyarakat.
Kemudian yang berperan sebagai pengubah hukum bisa jadi lembaga pengadilan,
lembaga masyarakat, atau bahkan dari lembaga hukum itu sendiri.4
D. Teori Perubahan Masyarakat dan Keadaan Hukumnya
4
Wahyudianto, Maringan. 2010. Hukum dalam Perubahan Sosial. http://ikhwan-
kiri.blogspot.co.id/2010/12/hukum-dalam-perubahan-sosial.html
5
Choiruddin . 1991. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
perubahan hukum tidak selalu berlangsung bersama-sama. Artinya pada keadaan-keadaan
tertentu perkembangan hukum mungkin tertinggal oleh perkembangan unsur-unsusr lainnya dari
masyarakat serta kebudayaannya atau mungkin
yang sebaliknya yang terjadi. Apabila terjadi suatu hal yang demikian maka terjadilah suatu yang
dinamakan social lag, yaitu suatu keadaan dimana terjadi ketidak seimbangan dalam
perkembangan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengakibatkan terjadinya kepincangan.
Tertinggalnya kaidah hukum juga dapat menyebabkan terjadinya suatu disorganisasi
dimanakaidah lama telah pudar, sedangkan kaidah baru belum di sususn, yang selanjutnya
menyebabkan anomie yaitu suatu keadaan yang kacau.6
BAB III
PENUTUP
6
Ibid, hal 120
Kesimpulan
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu masyarakat dapat terjadi oleh karena
bermacam-macam sebab. Sebab-sebab tersebut dapat berasal dari masyarakat itu sendiri (sebab
intern) maupun luar masyarakat (sebab ekstern). Perubahan-perubahan sosial dan perubahan-
perubahan hukum atau sebaliknya, tidak selalu berlangsung bersama-sama. Artinya pada
keadaan-keadaan teretentu perkembangan hukum mungkin tertinggal oleh perkembangan unsur-
unsur lainnya dari masyarakat serta kebudayaannya, atau mungkin hal yang sebaliknya terjadi.
Apabila terjadi hal demikian, maka terjadilah suatu social lag yaitu suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan dalam perkembangan lembaga-lembaga kemasyrakatan yang mengakibatkan
terjadinya kepincangan-kepincangan. Tertinggalnya perkembangan hukum oleh unsur-unsur
sosial lainnya, atau sebaliknya, terjadi oleh karena pada hakikatnya merupakan suatu gejala
wajar di dalam suatu masyarakat bahwa terdapat perbedaan antara pola-pola perikelakuan yang
diharapkan oleh kaidah-kaidah hukum dengan pola-pola perikelakuan yang diharapkan oleh
kaidah-kaidah sosial lainnya.
DAFTAR PUSTAKA