Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI TEORI

1. Judul Artikel
Aspek Budaya Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Bubulak Kota
Bogor Tahun 2010
2. Penulis Artikel
Rayuni Firanika
3. Nama Sumber Artikel
E-Journal Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
4. Pembahasan kasus
Sistem sosial, budaya, dan kebudayaan merupakan kerangka dari budaya.
Budaya atau kebudayaan merupakan keseluruhan dari kekuatan dan hasil
kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan
belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Ibu menyusui
merupakan perilaku budaya dimana tidak terlepas dari pandangan budaya yang
telah diwarisi turun-temurun dalam kebudayaan yang bersangkutan. Budaya juga
berperan untuk mendukung kesehatan. Untuk itu diperlukan suatu penelitian
yang memperhatikan aspek budaya dalam pemberian ASI eksklusif dari ibu
menyusui yang sudah berhasil dalam memberikan ASI eksklusif.
Leininger (2002) membagi dimensi sosial budaya menjadi 7 faktor dan
faktor-faktor tersebut mempengaruhi perilaku kesehatan pemberian ASI, adapun
ke 7 faktor tersebut yaitu:
a. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Keterpaparan ibu terhadap media massa baik media cetak
maupun media elektronik mempunyai pengaruh terhadap perilaku pemberian
ASI. Dengan kebiasaan membaca surat kabar atau majalah serta kebiasaan
mendengar siaran radio dan mengikuti acara televisi kemungikanan besar ibu
memiliki pengetahuan yang benar tentang tata cara pemberian ASI yang
benar.
b. Faktor religi dan falsafah hidup (religious dan philosophical factors)
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran diatas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor
religi yang dikaji meliputi: agama yang dianut, apakah ada ritual agama
klien yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Dukungan keluarga merupakan faktor pendukung yang pada
prinsipnya adalah suatu kegiatan yang bersifat emosional maupun psikologi
yang diberikan kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI. Seorang ibu
yang tidak pernah mendapatkan nasehat atau penyuluhan tetang ASI dari
keluarganya dapat mempengaruhi sikapnya ketika ia harus menyusui sendiri
bayinya. Hubungan harmonis dalam keluarga akan sangat mempengaruhi
lancarnya proses laktasi.
d. Nilai - nilai budaya dan cara hidup (cultural values and lifeways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Hal yang dikaji
meliputi: apakah klien punya pantangan makanan/minuman yang berkaitan
dengan menyusui, bagaimana persepsi budaya yang sudah diwariskan turun-
temurun mengenai menyusui.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Di Indonesia pemberian ASI eksklusif disesuaikan dengan Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 36 tentang kesehatan pasal 128 ayat 1
yaitu setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Pemanfaatan sumber-sumber material yang dimiliki dalam perilaku
kesehatan atau perawatan. Hal yang dapat dikaji meliputi: penghasilan
keluarga, bagaimana keluarga memanfaatkan sumber-sumber material dalam
perilaku menyusui.
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Semakin tinggi pendidikan individu maka keyakinan individu tersebut
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Hal yang dapat dikaji meliputi: tingkat pendidikan ibu serta
kemampuannya untuk belajar aktif mandiri tentang perilaku menyusui.

Dalam Penelitian ini tidak semua ke 7 komponen diatas diteliti oleh peneliti
dan hanya 2 komponen faktor saja yang diteliti yaitu faktor sosial dan keterikatan
keluarga, serta nilai budaya dan cara hidup. Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Lokasi dan Waktu penelitian
dilaksanakan di Kelurahan Bubulak Kota Bogor pada bulan November 2010.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan utama yaitu ibu yang meyusui
bayinya berusia 6 - 12 bulan sebanyak 3 orang dan informan pendukung adalah
keluarga klien seperti suami dan anggota keluarga lainnya yang tinggal satu rumah
klien sebanyak 7 orang.

Hasil penelitian terkait kedua faktor yang diteliti, yaitu:


1. Dukungan sosial dan keterikatan keluarga dapat mendukung pemberian ASI
eksklusif
a. Sumber Dukungan
 Dukungan Suami. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
dukungan dari suami kepada istri untuk memberikan ASI secara
eksklusif
 Dukungan Ibu kandung/mertua. Hasil penelitian menunjukkan adanya
keterikatan keluarga untuk saling membantu. Keterikatan keluarga
juga memberikan dorongan pada ibu agar menyusui secara eksklusif.
 Teman ataupun tetangga. Hasil penelitian menunjukkan
teman/tetangga turut memberikan dukungan dengan memberikan
informasi kepada ibu menyusui.
b. Bentuk Dukungan
 Dukungan Fisik. Adapun bentuk dukungan fisik misalnya membantu
menggendong bayi, membantu merawat bayi, dan memandikan bayi.
 Dukungan Emosional. Bentuk dukungan yang dapat diberikan bisa
melalui dukungan emosional dengan menghargai ibu menyusui.
Dukungan ini dapat berupa penghargaan pada ibu menyusui dengan
memberikan pujian.
 Dukungan Informasional. Dukungan informasional yang dikemukakan
adalah dukungan yang diberikan suami dengan memberikan
pengetahuan melalui majalah, buku dan tabloid. Bukan hanya suami,
anggota keluarga lainnya pun seperti ibu, mertua, bibi turut
memberikan informasi seputar pentingnya ASI, cara menggendong
bayi dan lain -lain.
2. Komponen Nilai Budaya dan Gaya Hidup Masyarakat Bubulak
Hasil wawancara mendalam dengan sejumlah informan menunjukkan
bahwa:
a. Menyusui merupakan hal yang alami
Masyarakat Bubulak menganggap menyusui atau memberikan ASI
kepada bayi yang baru dilahirkan merupakan tindakan atau cara yang
alamiah dan sudah merupakan kodrat yang berkaitan dengan tugas dan
peranannya sebagai seorang ibu.
b. Memberikan makanan dan minuman pada bayi dibawah umur 6 bulan
Masyarakat Bubulak mengatakan pada hari pertama setelah
melahirkan biasanya memberikan madu atau air gula pada bibir bayi, ini
berguna untuk memberikan tenaga pada bayi. Pemberian minuman seperti
kopi berguna untuk mencegah step pada bayi. Selain diberikan minuman
juga diberikan makanan seperti pisang, khususnya pisang mas. Hal ini
dilakukan agar bayi (anaknya) nanti menjadi anak yang baik seperti filosofi
pisang mas.
c. Pantangan dan anjuran
Dalam masa ibu menyusui pantangan ditekankan pada makanan yang
dikonsumsi. Pantangan ini merupakan pengaruh budaya yang bersifat
negatif, karena pantangan tidak mendukung ibu menyusui secara
kesehatan. Pantangan yang dijalani ibu setelah melahirkan yaitu: tidak
boleh makan makanan yang berbau amis seperti telur, daging, dan ikan.
Karena menurut mereka akan memperlambat proses penyembuhan luka
jahitan setelah melahirkan, tidak boleh makan buah yang asam karena takut
akan hamil lagi, serta tidak boleh makan buah pisang karena akan
menyebabkan rahim turun.
d. Sikap terhadap Budaya
Terdapat 3 dari 10 informan menyikapi budaya sebagai hal yang dapat
dilakukan apabila memberikan manfaat pada mereka. Namun sebaliknya,
budaya yang tidak memberikan manfaat untuk mereka, tidak akan mereka
dilaksanakan.
e. Perilaku terhadap budaya
Perilaku yang muncul dalam pemberian ASI eksklusif di Bubulak
yaitu budaya positif dengan cara menghargai nasehat orang tua ataupun
mertua mereka yang menganjurkan untuk memberikan ASI secara
eksklusif selama 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai