SKRIPSI
Oleh:
TRIYANAH
NIM: 215-13-014
Kepada Ytl,
Dekan Firkultas Ushuluddiq Adab dan Humaniora
Di Salatiga
Nama : Triyanah
MM :215-13-O14
Jurusan : Ilmu AlQur'an dan Tafsir (IAT)
Fakultrs : Ushuluddi4 Adab dan Humaniora
Judul : "Eabungan Muslim Dengan Non-Muslim Dabrn Al-
Qar'an PerspektiJ Metode Taisir Kontekrfrtal Abdullah Saeed"
dapat diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Adab dari Humaniora untuk
diujikan dalam sidang munaqosyal.
Demikian nota pembimbing ini dibuat untuk menjadi perhatian dan
digunakan sebagaimana mestinya.
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul:
OLEH:
TRIYANAH
MM: 215-13-014
Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skipsi Fakultas Ushuluddin, Adab dan
Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 17 Maret 2017 dan
telah dinyatalan memenuhi salah satu syarat guna rnemperoleh gelar sarjana dalam bidang
Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.
Salatiga, 17 Maret2}l7
201999031006
Itl
PER}ryATAAI\ KEASLIAN TT]LISAI\I
Triyanah
NIM 215-13-0t4
Menyatakan bahw4 hasil laporan akhir yang saya tulis ini benm-benar merupakan
hasil karya say4 bukan jiplakan, (plaCtat), saduran atau terjemahan dari karya
lain. Pendapat, gagasan, atau temuan orang lain yang terdapat dalam hasil laporan
ini, dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
NIM.215-13-014
MOTTO
***
Bukan tentang,
***
v
PERSEMBAHAN
***
dan almamater
IAIN Salatiga
vi
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir
ini. Terima kasih juga kepada Nabi Muhammad yang telah mengajarkan kepada
saya, cara bagaimana berusaha dengan keras dan sungguh-sungguh. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah untukmu.
Dalam mengerjakan tugas akhir ini, saya banyak mengambil inspirasi dan
rujukan utama dari beberapa literatur dalam buku Abdullah Saeed, maupun
literatur pendukung lainnya. Penulis berusaha sekuat mungkin dalam memaparkan
hubungan Muslim dengan Non-Muslim dalam al-Qur’an perspektif metode tafsir
kontekstual Abdullah Saeed, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi
kekurangan di dalamnya. Karena itu, penulis mohon maaf.
1. Orang tua, Bapak Suparno (alm) dan Ibuk Suratmi yang selalu
mendoakan dan mensuport dalam segala hal yang penulis lakukan. Serta
abang Harun Anwar dan mbak Nuryanah, yang selalu menyayangi dan
mensuport penulis.
2. Jajaran Dekanat fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Bapak Dr.
Benny Ridwan, M.Hum., Bapak Dr. M. Gufron, M.Ag., Bapak Dr.
x
H.Sidqon Maesur, Lc., M.A., dan Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag., yang
telah memberi dorongan dan motivasi.
3. Bapak, Dr. M. Gufron, M.Ag., selaku pembimbing dalam penelitian ini.
Yang telah sudi kiranya melakukan proses pembimbingan selama proses
penelitian berlangsung berupa koreksi, masukan, kritikan, dan saran yang
kontruktif dalam melengkapi penelitian ini.
4. Ibunda , Tri Wahyu Hidayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an
dan Tafsir (IAT), yang telah memberi dorongan dan motivasi.
5. Teman-teman sehimpunan-seperjuanagn di jurusan IAT, yang menjadi
patner akademis dan teman diskusi, Bapak Fauzi, MK. Ridwan, Wahyu
Kurniawan, Laila Alfiyanti, Rangga, Oman, Husen, Udin, Fatah,
Saifunnuha, Bicha, Latif, Samsul, Muda’i, Wahyu Nur Hidayah, Neny,
Fatimah, Novita, Laila Qodariyah, Trisna, Ucup, Ochim, Abror, Fissabil,
dan semua teman-teman IAT yang belum bisa penulis sebutkan satu per
satu.
6. Teman-teman asrama, yang menjadi patner kerja, si Fu’ila, Muntasiroh,
Faizah, Hajar, Rifa, Fatma, Hikmah, Rani, Tina, Sofin, Suci, Liya, Eva,
Yanti, Anis, dan temen-temen asrama lainnya, yang belum bisa penulis
sebutkan satu per satu.
7. Serta kepada semua pihak yang barangkali belum tersebutkan, kami
ucapkan terima kasih atas segala kontribusi, baik secara pikiran, waktu,
motivasi, saran, materi, dukungan, serta doa.
Akhirnya, kami menyadari bahwa, apa yang penulis kerjakan ini, bukanlah
suatu hal yang sempurna dan tidak menuai kritik. Justru berbagai masukan berupa
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, adalah nutrisi bagi kami dalam
rangka mendekatkan diri pada kesempurnaan, walaupun hal itu bersifat mustahil.
Selamat membaca.
xi
ABSTRAK
xii
dan berlaku adil kepada siapapun (yaitu kepada mereka yang tidak memerangimu
karena agamamu dan tidak mengusirmu dari negerimu). Al-Qur’an setelah
memberi petunjuk tata krama pergaulan dengan sesama muslim, ayat di atas telah
menguraikan prinsip dasar hubungan antar manusia. Karena itu, ayat dia atas tidak
lagi tidak lagi berbicara kepada orang-orang yang beriman, tetapi kepada semua
manusia. Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak-hak
agama lain, untuk hidup dan menjalankan agama masing-masing dengan penuh
kesungguhan.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN MOTTO.............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. vi
KATA PENGANTAR.............................................................................. x
ABSTRAK................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5
D. Metode Penelitian........................................................................... 5
E. Kajian Pustaka................................................................................ 8
F. Kerangka Teori............................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan..................................................................... 11
xiv
B. Pemikiran Abdullah Saeed Tentang Wahyu dan Klasifikasi
Ayat-ayat Dalam Al-Qur’an........................................................... 18
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 71
B. Saran............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 73
xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
benar terlibat aktif dalam sejarah.2 Al-Qur’an bersifat historis dalam dirinya,
dan peradaban.
dengan Allah SWT, dan hubungan dengan makhluk; manusia, jin, hewan,
1
Al-Qur’an adalah respon Ilahi melalui pikiran Muhammad terhadap situasi-situasi sosio-
moral dan historis masyarakat Arab abad ke-7. Fazlur Rohman, Islam dan Modernitas:tentang
Transformasi Intelektual, terj. Ahsin Muhammad (Bandung: Pustaka, 1985), hlm. 17.
2
Kenneth Gragg, The Event of the Qu r’an: Islam and the Scripture (London: George Allen
and Unwin Lid, 1971), hlm 17.
3
Ichan Muhammad Nur, “Hermeneutika al-Qur’an: Analisis Peta Perkembangan
Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
1995, hlm. 16.
4
Saeed Abdullah, “Contextualizing” dalam Andrew Rippin (ed), The Blackwell Companion
to the Qur’an (Oxford: Blackwell Publishing, 2006), hlm. 41
1
tumbuh-tumbuhan, benda mati dan yang lainnya. Dalam kehidupan sosial,
masyarakat itu beda suku, ras, bangsa, dan agama sekalipun. Hubungan ini
negara.
yang telah menjadi kehendak Tuhan. Dalam kitab suci disebutka bahwa
tuhan yang tidak akan berubah sehingga juga tidak mungkin dilawan atau
diingkari. Dan Islamadalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui
hak-hak agama lain, kecuali yang bersifatpaganisme atau syirik, untuk hidup
Dewasa ini sering terjadi konflik antar masyarakat yang berbeda suku,
ras, bangsa, bahkan sampai pada urusan agama. Ini dikarenakan belum
bermasyarakat.
5
Muhammad Wahyuni Nafis, Cak Nun Sang Guru Besar; Biografi Pemikiran Prof. Dr.
Nurcholis Madjid, (Jakarta, PT Kompas Mesia Nusantara, 2014), hlm 278.
6
Muhammad Wahyuni Nafis, Cak Nun Sang Guru Besar..., hlm 280.
2
Hubungan tidak harmonis antar Muslim dengan kelompok Non-Muslim
teroris. Padahal Islam adalah agama pembawa pembawa rahmat dan berwatak
Islam) yang tidak bertanggung jawab atas ajaran agamanya. Sehingga, hal
perselisihan itu terjadi atas karya orang Muslim yang tidak bertanggung
jawab atas ajaran agamanya saja, Non-Muslim pun sering kali tidak srek atau
tidak suka terhadap orang Muslim, yang kemudian menjadi pemicu terjadinya
hubungan antar masyarakat. Dalam Islam etika ini sangat diperhatikan dan
manusia tidak bisa hidup hanya seorang diri, sesama manusia saling
membutuhkan satu sama lain. Kedua, penghuni bumi ini tidak hanya satu
kelompok saja (dalam hal ini penulis mengkrucut pada kelompok agama
suatu keharusan. Ketiga, banyak dari individu dalam kelompok tersebut tidak
3
tahu-menahu bagaimana interaksi atau hubungan yang baik itu. Kebanyakan
dari mereka hanya berkutik pada ego diri sendiri dan kurang memahami hak
dalam konteks saat ini.Abdullah Saeed adalah ilmuan Australia yang berasal
dari kota kecil di samudra Hindia, Maldives, dan pernah menimba ilmu
dengan Non-Muslim.
yang baik itu sangat penting, tidak hanya saat dulu dan saat ini, akan tetapi itu
B. Rumusan Masalah
Saaed?
4
3. Bagaimana konsep hubunganMuslim dengan Non-Muslim dalam al-
C. Tujuan Penelitian
Abdullah Saeed
Saeed.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
5
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research)7 yang
2. Sember Data
terhadap data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
7
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta:
kanisius, 1990, hlm. 63.
6
deskripsi,taksonomi, dan interpretatif. Metode deskriptif ini digunakan
Interpretasi ini penulis lakukan dalam batasan alur pemikiran. Hal ini
3. Pendekatan
8
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, ... hlm. 54.
9
Arief Furchan dan Agus Maimun, Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 64-67.
10
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, ... hlm.41.
7
telaah atas pendekatan-pendekatan yang digunakan Abdullah Saeed dalam
non-muslim.
E. Kajian Pustaka
11
Lien Iffah Nafi’atu Fina, Interpretasi Kontekstual: Studi Atas Pemikiran Hermeneutika
al-Qur’an Abdullah Saeed, Esensia,(Vol. XII No. 1, Januari 2011), hlm 159-180.
8
Saeed masih sangat bersifat general. Sedangkan pada penelitian ini penulis
Saeed.
Abdullah Saeed.
Ketiga, buku karya imam besar masjid Istiqlal, Jakarta, Prof. Ali
Mustafa Yaqub, MA, yang berjudul Kerukunan Umat Dalam Prespektif Al-
bagaimana dahulu umat Islam telah hidup rukun dan damai dengan umat dari
agama lain. Seperti Yahudi, Nasrani dan suku asli Arab- dengan
mengemukakan beberapa sumber dari al-Qur’an dan hadis. Namun buku ini
Abdullah Saeed. Secara umum, tulisan ini akan menjelaskan faktor apa yang
12
Haidi Hajar Widagdo, Interaksi Sosial Muslim Dengan Non-Muslim Prespektif
Hadi,(Yogyakatra: TESIS UIN Saunan Kalijaga, 2011) 123 hlm.
13
Ali Mustafa Yaqub, Kerukunan Umat dalam Prespektif Al-Qur’an dan Hadis
(Jakarta:Pustaka Firdaus,2000) hlm 9-20.
9
menjadikan perselisihan antar umat beragama dan bagaimana al-Qur’an
F. Kerangka Teori
mendiskripsikan terlebih dahulu secara sederhana tentang dua hal pokok yang
menjadi bahasan dalam penelitian ini, yakni, metode tafsir kontekstual dan
Dalam memahami kalam Illahi perlu adanya alat atau perantara untuk sampai
pada pemahaman yang sempurna. Dalam konteks ini, penulis membawa alur
Jadi, metode kontekstual adalah cara untuk memahami pesan al-Qur’an sesuai
ini menjadi jelas. Maka akan dijelaskan secara singkat apa yang dimaksud
interaksi sosial. Secara bahasa, kata interaksi berarti melakukan aksi timbal
14
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyah,
2010) hlm 316.
15
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21; Tafsir Kontekstual (Bandung: Mizan, 2016), hlm
43.
10
balik,16 sedangkan kata sosial berarti, segala yang berkenaan dengan
G. Sistematika Penelitian
penelitian ini akan di bagi dalam tiga bagian utama, yakni pendahuluan, isi
penelitian, bab I ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
16
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Besar Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), hlm 594.
17
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,...,hlm 1496.
11
tujuan penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,
sistematika pembahasan.
secara umum.
mumtahanah: 8.
selanjutnya.
12
BAB II
1964. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di sebuah kota bernama Meedhoo
yang merupakan bagian dari kota Addu Atoll. Ia adalah seorang keturunan suku
bangsa Arab Oman yang bermukim di Meklives. Untuk kepentingan studi, pada
bahasa Arab dan memasuki beberapa lembaga pendidikan formal, seperti; Isntitut
Bahasa Arab Dasar (1977-1979) dan Institut Bahasa Arab Menengah (1979-
gelar Bachelor’s of Arts (BA) dalam Bahasa Arab dan Studi Islam.20
18
Maklives merupakan negara Negara Republik (Republik Maklives), tetapi sebelumnya
adalah kepulauan Maklives. Negara ini terletak di bagian Utara lautan India, kira-kira 500 km atau
310 mil di bagian barat daya India. Secara umum penduduk Meklives beragama Islam, oleh karena
itu Islam Menjadi agama resmi Negara.
19
Wartoyo, “, Bunga Bank: Abdullah Saeed vs Yusuf Qaradhawi “Sebuah Dialektika
Pemikiran antara Kaum Modernis dengan Neo-Revivalis”, La_Riba; Jurnal Ekonomi Islam (Vol
IV, No 1 Juli 2010) hlm 119.
20
Sheyla Nichlatus Sovia, “Interpretasi Kontekstual; Studi Pemikiran Hermeneutika
Abdullah Saeed”, Dialogi, (Vol 13, No. 1, 2013), hlm 39)
13
Kemudian pada tahun 1987, Abdullah Saeed melanjutkan studinya ke
Sarjana Strata Satu (Master of Art Preliminary) pada Jurusan Studi Timur Tengah
Arab Saudi dan Australia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rinciannya
sebagai berikut:
Saudi di Madinah.
21
Hatib Rachman “Hermeneutika al-Qur’an Kontekstual: Metode Menafsirkan al-Qur’an
Abdullah Saeed, Afkaruna (Vol. 9, No. 2, Juli 2013), hlm 150.
22
Ahmad Zaini, “Model Interpretasi al-Qur’an Abdullah Saeed”, Islamica (Vol 6 No. 1,
September 2011), hlm 28-29.
23
Eka Suriansyah dan Suherman, Melacak Pemikiran Al-Qur’an Abdullah Saeed, Jurnal
Kajian Islam (Vol. 3 No. 1, April 2011), hlm 45.
14
e. Tahun 1992-1994, MA (Master of Arts) dalam Jurusan Linguistik
Melbourne Australia.
Di antara riwayat pekerjaan yang pernah dan sedang ditekuni oleh Abdullah
Saeed, di antaranya:
a. Tahun 1988-1992 sebagai tutor dan dosen part-time dalam mata kuliah
Melbourne.
b. Tahun 1991-1992 sebagai koordinator mata kuliah Bahasa Arab dan Studi
c. Tahun 1993-1995 sebagai konsultan mata kuliah Bahasa Arab dan Studi
d. Tahun 1993-1995 sebagai Asisten Dosen dalam mata kuliah Studi Arab
Universitas Melbourne.
f. Tahun 1996-1999 sebagai Dosen Senior dalam mata kuliah Studi Arab
24
Eka Suriansyah dan Suherman, Melacak Pemikiran Al-Qur’an Abdullah Saeed..., hlm
45-46.
15
g. Tahun 1999 sebagai Visiting Scholar di Sekolah Studi Orang Timur dan
sebagai Sultan Professor Oman dalam bidang Stui Arab dan Islam
25
Eka Suriansyah dan Suherman, Melacak Pemikiran Al-Qur’an Abdullah Saeed..., hlm
47-48.
26
Data yang dikemukakan disini tidaklah mencakup secara keseluruhan karya (buku) yang
telah ditulis oleh Abdullah Saeed.
16
b. Islamic Banking and Interest: A Study of the Prohibition of Riba in Islam
Press.
17
j. Islam in Australia diterbitkan tahun 2002 di Sydney oleh Allen & Unwin.
Al-Qur’an
1. Konsep Wahyu
konsep wahyu. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Zaid, adanya kaitan erat antara wahyu, Nabi, misi dakwah dan konteks sosio-
18
historis dimana al-Qur’an diwahyukan. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi
pewahyuan al-Qur’an. wahyu akan terus turun sepanjang masa, meski tidak
melalui Nabi. Wahyu Tuhan akan terus memberi petunjuk-Nya kepada orang-
yaitu:
Level Pertama, wahyu berada di alam ‘gaib’ (ghayb) dan dipastikan tidak
diketahui.27 Proses ini dimulai etika Tuhan pertama kali mewahyukan al-
Sehingga pada level ini ‘model’ dan ‘bahasa’ tidak bisa dipahami manusia.
hubungan dibuat antara Ruh, yang dikenal sebagai malaikat Jibril, dan Nabi.28
Ruh membawa wahyu ke dalam pikiran dan hati Nabi. Maksudnya wahyu ke
dunia fisik berarti bahwa wahyu terjadi dalam bentuk yang lebih bisa dipahami
oleh manusia. Oleh karena itu, wahyu di dalam pikiran Nabi dikomunikasikan
dalam bahasa Arab (bahasa yang dipahami Nabi dan masyarakatnya). Saat
27
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed dalam Mengusung Pendekatan
Kontekstual dalam Penafsiran al-Qur’an” Paradikma, Prinsip, dan Metode Penafsiran Kontekstual
atas Al-Qur’an, Lien Iffah Naf’atu Fina dan Ari Henri, trj, (Yogyakarta: Ladang Hikmah dan
Baitul Hikmah Press, 2016), hlm 80.
28
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”...., hlm 81.
19
kebutuhan dan persoalan-persoalan Nabi dan masyarakat terkait norma, adat-
aktualisasi.
Konteks-Inspirasi.
Dengan wafatnya Nabi, teks telah final dan tertutup.30 meski demikian, aspek-
aspek tertentu dalam wahyu tidak terhenti begitu saja. Teks masih terus
29
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 82.
30
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 82.
20
Firman Tuhan
Manusia
Ruh
(Konteks makro 1)
Keempat
(Konteks makro 2)
31
Yang dimaksud pendekatan yaitu arah gerak yang dipakai dalam proses penafsiran.
21
Pendekatan tekstualis merupakan suatu pendekatan dalam penafsiran al-
32
Pendekatan tesktual arah gerak yang cenderung pada teks. Sifatnya menurun; dari teks ke
konteks. Islah Gusmian, Khasanah Tafsir Indonesia; Dari Hermenutik Himgga Ideologi
(Yogyakarta: LkiS, 2013),hlm 121.
33
Abdullah Saeed, Interpreting the Qur’an ; Towards a Contemporary Approach (London
dan New York, 2006), hlm 3.
22
model interpretasinya cenderung menghakimi realitas kehidupan dan
terkesan kaku.
pemaknaan yang melihat keterkaitan masa lalu, masa kini, dan masa
fungsional saat ini dan makna yang dianggap relevan di kemudian hari.
berkembang.
taksiran), aykni:34 (1) ayat-ayat teologis, yaitu ayat yang mengandung tentang
manusia, baik konteks masa lalu, saat ini, maupun masa depan; (3) ayat-ayat
expresi, dan teks tertentu untuk menggambarkan konsep atau gagasan tertentu;
34
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 177-178.
23
(4) ayat-ayat yang berorientasi praktis, yaitu ayat yang bermuatan ethico-
hukum Islam saat ini, seperti tentang ibadah, pernikahan, perceraian, warisan,
pemerintahan.
Istilah Tafsir secara etimologi (bahasa) merupakan bentuk isim masdar (kata
tertutup oleh kata yang sulit. Dalam pengertian inilah al-Qur’an menggunakan
kata tersebut dalam QS. Al-Furqan [25]: 33. “Tidaklah orang-orang kafir itu
mufassir yang dimaksudkan untuk menjelaskan suatu makna teks ayat-ayat al-
35
Abdullah Saeed, Interpreting the Qur’an..., hlm 90-91.
36
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyah,
2010), hlm 316.
24
Qur’an. sehingga yang dimaksud dengan ‘tafsir al-Qur’an’ adalah penjelasan
Sebagai sebuah disiplin ilmu, tafsir tidak akan terlepas dari perangkat atau
alat (metode). Sehingga, yang dimaksud dengan metode tafsir adalah prosedur
al-Qur’an. menurut Nasruddin Baidan, metode tafsir merupakan suatu cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa
Kontekstual berasal dari kata ‘konteks’ yang artinya sebuah konsep umum
yang bisa mencakup, misalnya, konteks linguistik, dan juga “konteks makro”.
Konteks linguistik berkait dengan cara dimana sebuah frase, kalimat atau teks
pendek tertentu ditetapkan dalam teks yang lebih besar. Biasanya, ini mencakup
upaya menempatkan teks yang tengah dikaji dalam rangkaian teks yang
mendahului atau mengikutinya. Tipe konteks ini, meski penting juga guna
memperoleh pemahaman dasar atas kandungan teks_ tidak menjadi fokus utama
dalam pendekartan kontekstual. yang lebih menarik dan berguna bagi pendekatan
kepada kondisi sosial, politik, ekonomi, kultural, dan intelektual di sekitar teks al-
37
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir; Syarat, ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda
Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an (Tangerag:Lentera Hati, 2013), hlm 9.
38
Nashrudin Baidan, Metode Penafsiran al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm
55.
25
pihak-pihak yang dimaksud dalam ayat-ayat tersebut. Di samping itu, ia
mencakup juga berbagai gagasan, asumsi, nilai, kayakinan, kebiasaan relijius, dan
norma budaya yang ada pada saat itu. Pemahaman akan elemen-elemen tersebut
adalah: (1) adanya keterkaitan antara wahyu dan konteks sosio-historis yang
pengubahan hukum mengikuti situasi dan kondisi yang baru (naskh) karena al-
Qur’an sejak awal pewahyuannya telah berdialektika secara aktif dengan audien
pertama;41 (3) kondisi al-Qur’an yang secara internal (ayat-ayat teologis, kisah,
praktis)42
tidak pasti. Yaitu penafsir hanya sampai pada kemampuan menaksir. Hal
39
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 14.
40
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 53.
41
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 135.
42
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 177.
26
bahwa makna teks adalah sesuatu yang pakem, sehingga tidak ada otoritas
Islam awal tidak bisa diabaikan.43 Untuk memahami konteks ini, seseorang
baik dari segi sosial, ekonomi, politik, hukum, dan adat yang berlangsung.
yang berubah dan mana yang tetap. Penetuan ini bukanlah hal yang
43
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 231.
44
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 257-258.
27
b) Nilai-nilai fundamental, yaitu nilai-nilai kemanusiaan dasar45 meliputi,
larangan membunuh.
ini.
pewahyuan. 48
a. Bertemu dengan dunia teks, tahap ini merupakan perkenalan dengan teks
dan dunianya.
45
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 263.
46
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 264.
47
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 265.
48
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 271.
28
1) Analisis linguistic, yaitu analisis kebahasaan meliputi makna kata,
49
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sintaksis yaitu pengaturan dan hubungan kata
dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar.
50
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 170.
51
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 171-172.
29
1) Menelusuri teks dan konteks makro 1, konteks makro, kontek makro,
relevan yang bisa dipahami dengan mengkaji data historis yang ada
3) Menelusuri sosio-historis
d. Menentukan makna dan aplikasi teks bagi masa kini, yaitu mengaitkan
makna teks saat itu dengan konteks makro 2. Artinya menentukan makna
teks dari konteks saat dulu dan dipadukan relevasinya dengan konteks atau
audien saat ini. Menurut Saeed, semakin besar kesamaan unsur 1 dan 2,
kemungkinan tentang pesan kunci yang lebih besar yang terjadi dan
52
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 166-167.
53
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm180.
30
D. Interaksi Sosial; Hubungan Muslim Dengan Non-Muslim (Toleransi)
sedangkan kata sosial berarti, segala yang berkenaan dengan masyarakat. 55 Dari
balik dengan masyarakat. Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan
yang tindakan yang berdasarkan normadan nilai sosial yang berlaku dan
Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri
dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada ada
dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran dan pribadi masing-
masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai yang kita
harapkan.
hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari
individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar fikiran.
Interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin
ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling saling berhadapan antara satu
sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat
saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan
dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka
kegiatan-kegiatan antar satu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
54
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm 594.
55
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,...,hlm 1496.
31
Kegiatan menganalisis komunikasi telah dilakukan oleh Aristoteles dalam
1) Pembicara
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua yang hidup didunia ini pasti tidak bisa
hidup sendiri. Setiap orang pasti menjalin hubungan dengan yang lain. Dari
1) Perorangan, yaitu hubungan sosial yang terjalin antar satu orang dengan
orang lain.
2) Peorangan dengan kelompok, yaitu hubungan sosial yang terjalin antara satu
Muslim.
Namum dalam penelitian ini, interaksi sosial yang dibangun yaitu hubungan
meliputi:
56
Masyhuri, Asas-asas Komunikasi ( Semarang: IKIP Semarang Press, 1991), hlm 22.
32
BAB III
dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud Muslim? Dan apa yang dimaksud
Non-Muslim? Kata Muslim merupakan isim fail dari fi’il مسلم-اسلم – يسلم – اسالما,
yang berarti orang yang menyelamatkan.57 Karena hanya sebagai subyek dari
perbuatan Islam, maka pengertiannya tergantung pada pada pengertian Islam itu
sendiri.Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitan dengan asal katanya Islam
57
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia..., hlm 177.
33
Muslim adalah orang Islam, adapun pengertian Islam menurut istilah
dirumuskan dalam dua arti, arti luas dan arti sempit. Dalamarti luas, Islam adalah
agama wahyu Illahi yang diturunkan kepada manusia kepada seluruh nabi, sejak
Adam samapai Muhammad. Sedangkan dalam ari sempit, Islam adalah agama
yang diturunkan untuk seluruh umat manusia sampai hari kiamat melalui Nabi
Muhammad guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah
SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju
luas dan sempit. Dalam arti luas, muslim adalah orang yang memeluk agama-
agama yang diturunkan kepada seluruh nabi. Dan dalam arti sempit, muslim
adalah orang yang memeluk agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Secara garis besar, ajaran Islam terdiri dari akidah, ibadah, dan akhlak.
Ajaran tersebut dapat diperoleh dari tiga komponen dasar agama Islam yaitu,
iman, Islam dan ihsan. Dalam diri seorang muslim, arti bahasa dari iman berati
kepercayaan, Islam berarti menyerahkan diri atau tunduk dan ihsan berarti
dengan mendapat kata imbuhan non yang berarti tidak atau bukan. Maka non-
muslim berarti orang yang tidak atau bukan beragama muslim.58 Pengertian non-
muslim mempunyai makna bahwa seluruh pemeluk agama selain agama Islam.
Oleh karena Islam yang dibawa Nabi Muhammad sebagai penyempurna agama
58
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), hlm 692.
34
yang dibawa Nabi dan Rasul sebelumnya, maka agama Islam yang dibawa Nabi
muslim adalah pemeluk selain agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
manusia menjadi muslim. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-
الر ْش ُد ِم ان ِ
...ي
ِ الْغا اَل إِ ْكار ااه ِِف الدي ِن ۖ قا ْد تابا ن ا
ُّ َّي
telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah...”59
memang lafadh dan artinya sudah jelas. Ayat tersebut dikuatkan pula oleh ayat
ِِ ِض ُكلُّهم ا
َّي
ناس اح نَّت يا ُكونُوا ُم ْؤمن ا ِ َج ًيعا ۖ أافاأانْ ا
ت تُ ْكرهُ الن ا ْ ُ ِ ك اَل ام ان ام ْن ِِف ْاْل ْار
اولا ْو اشاءا اربُّ ا
)10:99(
59
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989),
hlm 63.
35
manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman
semuanya”.60
Dari pengertian kedua ayat tersebut sudah jelas bahwa dalam agama Islam
tidak ada ajaran memaksa kepada siapapun untuk menjadi seorang muslim, karena
bagi Allah tidaklah sulit jika menginginkan makhluk ciptaan-Nya untuk menjadi
muslim semua.
Dari keterangan tersebut, jelas bahwa yang dimaksud dengan non- muslim
adalah selain penganut agama Islam. Yang termasuk didalamnya adalah penganut
Katholik, Hindu, Budha dan lain sebagainya. Dalam agama Islam sendiri tidak
seorang muslim. Karena dalam ajaran Islam, memeluk agama dengan paksaan
hanya akan membuat hati seseorang merasa tertekan dan juga dalam menjalankan
Disamping itu juga akan menanamkan dendam di dalam hati dan jiwa
sehingga justru timbul jarak bahkan penolakan dan kekacauan. Islam juga
60
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 322.
36
Kelompok non-muslim dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok,
ahli kitab, kelompok atheis dan murtad, kelompok paganis dan musyrikin,
menganut atau mempercayai suatu agama yang memiliki kitab suci dari
Allah selain al-Qur’an. orang yang tetap berpegang teguh pada agama yang
dibawa nabinya sebelum Nabi Muhammad. Pada zaman sekarang ahli kitab
keistimewaan yaitu bersifat universal untuk seluruh alam, abadi dan actual
sepanjang zaman. Islam turun untuk seluruh bangsa dan umat tanpa
dalam Taurat dan Injil sebagai penutup dari semua risalah yang sebelumnya
61
Abdullah Nashih Ulwan, Konsep Islam Terhadap Non Muslim, Terj. Kathur Suhardi,
(Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1990), hlm 32.
37
berkembang di masyarakat. Kitab-kitab samawi sebelum Islam yang kini
yang telah diridhoi Allah, lalu memeluk agama lain selain Islam, atau
tatanan Islam.
menjadi atheis maupun murtad dan tidak memberi hati kepada siapa saja
62
Abdullah Nashih Ulwan, Konsep Islam Terhadap Non Muslim..,hlm 62.
63
Abdullah Nashih Ulwan, Konsep Islam Terhadap Non Muslim..., hlm 55.
38
Kemunafikan adalah suatu sikap pada diri seseorang yang mengaku-
aku Islam, tap jauh dari lubuk hatinya menyimpan bara kekufuran yang
menyala dan tujuan-tujuan yang tidak baik. Sifat-sifat yang terdapat dalam
orang munafik antara lain adalah: perkataannya selalu bohong dan dusta,
Islam memiliki konsep dan prinsip-prinsip yang dapat memberikan solusi konkrit
harusnya berbuat baik pada khalik dan bagaiman seharusnya berbuat baik kepad
makhluk (sesama manusia). Dalam hal ini termasuk pula bagaimana berbuat baik
hari meliputi dua pokok penting yaitu hubungan toleran dan intoleran. Namun
pada karya ini, penulis ingin memaparkan hubungan toleran antara Muslim dan
39
وًب اوقاباائِ ال لِتا اع اارفُوا ۖ إِ نن ِ ِ َي أايُّ اها الن
ً ُناس إ نَّن اخلا ْقناا ُك ْم م ْن ذا اك ٍر اوأُنْثاى او اج اع ْلناا ُك ْم ُشع
ُ ا
Artinya:
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
bertaqwa kepada-Nya.
memberi petujuk tata krama pergaulan dengan sesama muslim, ayat di atas
beralih kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan antar manusia. Karena
itu, ayat di atas tidak lagi menggunakan pangilan yang ditujukan kepada
64
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah...,hlm 517.
65
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, Vol. 12, 2002), hlm 615-616.
40
laki-laki dan perempuan, yakni Adam dan Hawa, atau dari sperma (benh laki-
laki) dan ovum (indung perempuan), serta menjadikan kamu berbangsa dan
diantara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kamu.
ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, walau detak detik jantung dan
niat seseorang.
suku dan berbangsa supaya kamu saling mengenal, bukan untuk saling
beberapa bangsa dan warna kulit supaya kamu lebih tertarik untuk saling
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang
paling bertaqwa. Orang yang paling mulia dan tinggi kedudukannya di dunia
serta di akhirat adalah yang paling bertaqwa kepada-Nya. Taqwa adalah suatu
66
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur,(Semarang, PT.
Pustaka Rizki Putra, 2003), hlm 3925-3926.
41
prinsip umum yang mencakup: takut kepada Allah dan mengerjakan apa yang
taqwa kepada Allah SWT sebagai setandar untuk membedakan kebajikan dan
antara kalia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara
yang beriman, sedangkan dalam ayat ini digunakan frase “Wahai manusia!”
Ayat ke-13 ini memiliki cakupan paling luas, yang ditujukan kepada
yang benar mana nilai yang salah. Ayat ini menyatakan, Wahai manusia!
suku supaya kalian saling mengenal. Penciptaan manusia dari seorang laki-
laki dan perempuan menunjukkan bahwa silsilah manusia berawal dari Adam
dan Hawa. Semua umat manusia berasal dari akar yang sama, sehingga
67
Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, (Jakarta; Nur Al-Huda, Jld 17, 2013),
hlm 358-359.
42
membangga-banggakan silsilah, kabilah, dan suku menjadi kurang ada
Artinya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
Dalam ayat ini jelas tidak lagi berbicara etika sesama muslim saja, akan
di dalam al-Qur’an dengan baik. Yaitu dengan berbuat baik kepada siapa saja
dan berbuat adil, tidak membedakan ras, suku, bangsa, serta agama.
68
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah ...,hlm 550.
43
Islam adalah agama yang sempurna, sehingga manusia harusnya
menerapkannya.
menggariskan prinsip dasar hubungan interaksi antara kaum Muslimin dan Non-
Muslim. Ayat di atas secara tegas menyebut nama Yang Maha Kuasa dengan
kafir, walaupun keluarga kamu tidak melarang kamu menjalin hubungan dan
berbuat baik terhadap orang-orang yang tidak mmerangi kamu karena agama
dan tidak mengusir kamu dari negari kamu. Allah tidak melarang kamu berbuat
baik dalam bentuk apa pun bagi mereka dan tidak juga melarang kamu berlaku
adil kepada mereka. Kalau demikian, jika dalam interaksi sosial mereka berada
dipihak yang benar,sedang salah seorang dari kamudipihak yang salah, kamu
orang yang berlaku adil. Allah tidak lain hanya melarang kamu menyangkut
orang-orang yang memerangi kamu dalam agama dan mengusir kamu dari negeri
kamu dan membantu orang lain dalam mengusir kamu. Melarang kamu untuk
penolong yang kamu andalkan. Barang siapa yang mengindahkan tuntunan ini,
69
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, Vol. 13, 2002), hlm 596-597.
44
sebagai teman-teman akrab tempat menyimpan rahasia maka mereka itulah yang
dan berlaku jujur terhadap orang-orang yang tiada memerangi kamu dan tidak
orang yang jujur. Allah mencegah kita membuka rahasia-rahasia perang dan lain-
lain yang menguntungkan musuh. Tetapi adakah Allah juga melarang kita
menolong mereka dengan harta kekayaan serta berlaku adil? Allah menyuruh
Abdullah Ibn Zubair: pada suatu hari Qutaillah binti Abdil Uzza (masih kafir)
datang kepada anaknya Asma’ binti Abu Bakar dengan membawa beberapa
hadiah. Asma’ menolak hadiah itu, bahkan melarang dia masuk ke dalam rumah
dengan itu turunlah ayat 8. Nabi menyuruh asma’ menerima hadiah dari ibunya
Sedangkan menurut Allamah Kamal Faqih Imani dalam kitab tafsir Nurul
Qur’an71 ayat ke-8 menyatakan bahwa Allah SWT tidak melarangmu untuk
berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena
70
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 4193.
71
Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, (Jakarta; Nur Al-Huda, Jld 18, 2013),
hlm 141-142.
45
kamu memluk agama Islam dan tidak mengusirmu dari negerimu, karena Allah
46
BAB IV
Setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, saling menopang dan membutuhkan
bantuan dari orang lain. Terkait dengan hal itu, setiap peristiwa pasti ada sebabnya
Artinya:
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
[49]: 13)
72
Abdullah Saeeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 161.
73
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 517.
47
وه ْم اوتُ ْق ِسطُوا ِ ِ ِ ِ ِن
ُ ين اَلْ يُ اقاتلُوُك ْم ِِف الدي ِن اواَلْ ُُيْ ِر ُجوُك ْم م ْن د اَي ِرُك ْم أا ْن تااَُّب
اَّللُ اع ِن الذ ا
اَل ياْن اها ُك ُم ن
Artinya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
adil.”74(QS. al-Mumtahanah[60]: 8)
fitur bahasa dalam teks. Proses ini bisa saja mencakup usaha mengidentifikasikan
Kata ( )شعوبsyu’ub adalah bentuk jamak dari kata ( )شعبsya’b. Kata ini
diterjemahkan suku yang merujuk pada satu kakek. Qabilah/suku pun terdiri dari
sekian banyak kelompok keluarga yang dinamai (‘ )عمارةimarah, dan yang ini
terdiri lagi dari sekian banyak kelompok yang dinamai ()بطنbathn. Di bawah
bathn ada sekian ( )فخدfakhdz hingga akhirnya sampai pada himpunan keluarga
74
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 550.
75
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 171.
48
yang terkecil. Terlihat dari penggunaan kata sya’bbahwa ia bukan menunjuk pada
mengenal. Ppatrom kata yang digunakan ayat ini mengandung makna timbal
faktual sedang memerangi”, sedang kata ( )فيfi yang berarti dalam mengandung
isyarat bahwa ketika itu mitra bicara bagaikan berada dalam wadah tersebut
sehingga tidak ada dari keadaan mereka yang berada diluar wadah itu. Dengan
kata ()في الدينfi ad-diin / dalam agama tidak termasuklah peperangan yang
disebabkan kepentingan duniawi yang tidak ada hubungannya dengan agama, dan
tidak termasuk pula siapapun yang tidak secara faktual memerangi umat Islam—
antara lain pada masa nabi yakni suku khuza’ah demikian juga wanita-wanita, dan
penduduk negeri Ahl Al-kitab yang membayar pajak. Berbuat baik terhadap
mereka adalah salah bentuk ahklak mulia. Kata ( )تبروهمtabarruuhum terambil dari
kata ( )برbirr yang berarti kebajikan yang luas. Salah satu nama Allah swt, adalah
dipersada bumi ini dinamai bar karena saking luasnya. Dengan penggunaan kata
tersebut oleh ayat diatas tercermin izin untuk melakukan aneka kebajikan bagi
76
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, Vol. 12, 2002), hlm 617.
77
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an..., hlm
617.
49
non-muslim selama tidak membawa dampak negatif bagi umat Islam. Kata
tuqsithu terambil dari kata qish yang berarti adil. Bisa juga ia dipahami dalam arti
bagian. Pakar tafsir dan hukum, Ibnu Arabi, memahaminya demikian dan atas
dasar itu, menurutnya, ayat diatas menyatakan: tidak melarang kamu memberi (se)
bagian dari hartamu kepada mereka. “rujukan QS al-Baqarah [2]: 272 untuk
dirangkaikan dengan kata ( )تقسطواtuqsithu itu sebagai isyarat bahwa hal yang
diperintahkan ini hendaknya diantar hingga sampai kepada mereka. Hal itu—tulis
termasuk bagian dari hubungan yang diperintahkan dan bahwa itu tidak akan
dari jauh karena memang Allah suka kelemah lembutan dalam segala hal dan
memberi imbalan atasnya dengan apa yang tidak diberikanya melalui hal-hal
lain.79
Kata ( )العدلal-‘adl terambil dari kata (‘ )عدلadala yang terdiri dari huruf-
huruf ‘ain, dal, lam. Rangkaian huruf ini mengandung dua makna yang bertolak
belakang, yakni lurus dan sama serta bengkok dan berbeda. Seseorang yang adil
adalah yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama,
78
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, Vol. 13, 2002), hlm 597-598.
79
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an..., hlm
598.
50
bukan ukuran ganda. Persamaan itulah yang menjadikan seseorang yang adil tidak
Azbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika fathu Makkah Bilal naik ke
atas ka’bah untuk adzan. Berkatalah beberapa orang “Apakah pantas budak hitam
membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya’. Ayat ini (QS. 49:13) turun
sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling
mulia adalah yang paling taqwa (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang
ayat ini (QS. 49:13) turun berkenaan dengan Abi Hindin akan dikawinkan oleh
Rasulullah kepada seorang wanita Bani Bayadlah. Bani Bayadlah berkata: “Wahai
budak-budak kami?”.
Ayat ini (QS. 49:13) turun sebagai penjelas bahwa Islam tidak ada
perbedaan antara bekas budak dengan orang merdeka (Diriwayatkan oleh Ibnu
80
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an..., (Vol.
6),
hlm 698.
51
Akasari di dalam kitab Mubhamat ‘yang ditulis tangan oleh Ibnu Basykual’ yang
seorang kafir) datang kepada Asma binti Abi Bakar (anaknya). Setelah itu Asma
dengan peristiwa tersebut yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat
baik kepada orang yang tidak memungsuhi Agama Allah. Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dari Asma binti Abi Bakar. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Sitti
Qatilah (bekas isteri Abu Bakar) yang telah diceraikannya pada zaman Jahiliyyah
datang kepada anaknya bernama Asma binti Abi Bakar, membawa bingkisan.
untuk bertanya tentang hal ini kepada Rasulullah saw. Maka Rasulpun
bingkisannya. Ayat ini (QS. 60: 8) turun berkenaan dengan peristiwa itu yang
menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang kafir yang
81
Qamaruddin Shaleh serta tim, Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-
ayat Al-Qur’an (Bandung: IKAPI ‘Ikatan Penerbit Indonesia’: 1990), hlm 475.
82
Qamaruddin Shaleh serta tim, Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-
ayat Al-Qur’an ...,hlm 515-516.
52
C. Ayat-ayat Serupa dan Munasabah Ayat
yang mungkin memiliki relevansi dengan teks primer yang sedang dibahas.83
pokok pembahasan.
Artinya:
اه ْم ِِ
ُ يم
اولا ْو نا اشاءُ اْل ااريْناا اك ُه ْم فالا اعارفْ تا ُه ْم بس اseandainnya kami kehendaki, niscaya kami
83
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 171-172.
84
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mukjam Al-Mufahras Li Al-Fadzli Qur’an Karim
(Arab: Daarul Kutub, 1945), hlm 458)
85
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 510.
53
berdasarkan tanda-tanda yang tampak pada dirimereka. Tetapi Allah tidak berbuat
seperti itu kepada semua orang munafik, supaya jangan disakiti oleh kerabat-
Artinya:
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang Telah kami beri Al Kitab (Taurat dan
dalam kitab-kitab mereka. Selain itu juga dengan melihat sifat-sifat Nabi
mengenal sifat-sifat Nabi itu tidak ubahnya dengan mengenal anak-anak mereka
yang dididik, diasuh, dan dipeliharanya sejak kecil.89 Jadi ayat ini berkaitan
Artinya:
86
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 3870.
87
mengenal Muhammad s.a.w. yaitu mengenal sifat-sifatnya sebagai yang tersebut dalam
Taurat dan Injil.
88
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 23.
89
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 233.
54
“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh
Apabila kita melihat mereka, maka kita pun meyakini bahwa mereka berada
menegaskan bahwa ketika kita melihat kerabat kita bahagia, maka kita ikut
Artinya:
Muhammad, tetapi mereka tidak mengenalnya dengan baik. Maka dalam hal ini,
berkaitan dengan bagaimana kita harus berhubungan baik dengan semua orang,
apapun agama, ras, suku dan bangsanya mengenali dengan baik adalah sesuatu
yang pokok.
Artinya:
90
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 588.
91
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 346.
55
“Orang-orang yang Telah kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya
[6):20)
Semua orang Yahudi dan Nasrani mengetahui bahwa Muhammad itu Nabi
yang ummi, Nabi penghabisan, dan pengikut semua rasul. Pengetahuan mereka
anak-anak sendiri atau lebih dari itu. Mareka mengetahui Muhammad dengan
sendiri (Taurat dan Injil).93 Pokok permasalahan disini yaitu bagaimana cara kita
saling mengenal seseorang dengan baik tanpa ada sekat perbedaan agama, ras,
)2:143(
Artinya:
“Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil
dan pilihan95 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
92
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 130.
93
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 1209
94
Azharuddin Sahil, Indeks Al-Qur’an (Bandung, Mizan, 1996), hlm 3.
95
umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, Karena mereka akan menjadi saksi atas
perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.
56
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu...”96 (QS. Al-Baqarah [2]:
143)
Kami telah menjadikan kamu suatu umat yang paling baik dan adil, umat
beragama (ekstrem) dan tidak pula termasuk golongan orang yang terlalu kurang
)4:58( ... ناس أا ْن اَْت ُك ُموا ًِبلْ اع ْد ِل اوإِ اذا اح اك ْمتُ ْم باْ ا...
ِ َّي الن
Artinya:
dikaitkan dengan menjalin hubungan sosial ini, maka berlaku adillah dalam hal
apapun.
Artinya:
96
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 22.
97
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 225.
98
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 87.
99
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 100.
57
Allah telah memerintahkan umat-Nya supaya menegakkan keadilan dan
َّي ِنَّللِ ُش اه اداءا ًِبلْ ِق ْس ِط ۖ اواَل اَْي ِرامن ُك ْم اشناآ ُن قا ْوٍم اعلاى أناَل ِ
ين اآمنُوا ُكونُوا قا نوام ا
ِن
اَي أايُّ اها الذ ا
)5:8( اَّللا اخبِيٌ ِِباا تا ْع املُو ان ب لِلتن ْق اوى ۖ اواتن ُقوا ن
اَّللا ۖ إِ نن ن ِ ِ
ُ تا ْعدلُوا ۖ ْاعدلُوا ُه او أاقْ ار
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada
ُش اه اداءا ًِبلْ ِق ْس ِطmenjadi saksi yang adil (melahirkan kebenaran dengan secara
adil) memperlihatkan mana yang hak (benar) dihadapan siapapun. اواَل اَْي ِرامن ُك ْم اشناآ ُن
اعلاى أناَل تا ْع ِدلُوا قا ْوٍمDan janganlah karena rasa permungsuhan terhadap suatu kaum
mendorong kamu berlaku tidak adil. Janganlah karena didorong oleh rasa benci
atau permungsuhan kepada suatu golongan, kamu berlaku curang atau tidak
memelihara keadilan. Mukmin yang benar tetap berlaku adil dan tetap menahan
100
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 972.
101
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 108.
58
hawa nafsunya. ب لِلتن ْق اوى ِ
ُ ْاعدلُوا ُه او أاقْ ارberbuat adillah kamu, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Berlaku adillah kamu, karena adil itu jalan yang paling dekat
dengan takwa.102
اب اه ْل تا ْن ِق ُمو ان ِمننا إِنَل أا ْن اآمننا ًِب نَّللِ اواما أُنْ ِزال إِلاْي ناا اواما أُنْ ِزال ِم ْن قا ْب ُل اوأا نن
ِ قُل َي أ ْاهل الْ ِكتا
ْا ا
Artinya:
“Katakanlah: "Hai ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, Hanya
lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami
dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu
fasik memberi pengertian bahwa diantara ahlul kitab yang tetap berpegang kepada
pokok-pokok agama dan larangannya, yaitu: tauhid, mencintai kebenaran, dan
keadilan. Merekalah yang bersegara memeluk agama Islam ketika telah jelas
baginya hakikat Islam.104
Artinya:
102
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 1046.
103
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 118.
104
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 1109.
59
“Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk
(kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak Itulah mereka menjalankan
Diantara kaum Musa ada segolongan besar yang memberi petunjuk kepada
manusia tentang kebenaran dan menuntun mereka kepada kebajikan. Selain itu
memutuskan perkara dengan adil, tidak mengikuti hawa nafsu, dan tidak makan
)7:181( اوِِم ْنن اخلا ْقناا أُنمةٌ يا ْه ُدو ان ًِب َْلاِق اوبِِه يا ْع ِدلُو ان
Artinya:
“Dan di antara orang-orang yang kami ciptakan ada umat yang memberi
petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan
Sebagian dari umat yang telah kami jadikan dan telah kami utus kepada
mereka beberapa rasul, ada sebagian umat yang menunjuki manusia kepada
menjadilah segala urusan mereka dalam keadaan cukup baik. Tidak keluar batas
105
Maksudnya: mereka memberi petunjuk dan menuntun manusia dengan berpedoman
kepada petunjuk dan tuntunan yang datang dari Allah s.w.t. dan juga dalam hal mengadili perkara-
perkara, mereka selalu mencari keadilan dengan berpedomankan petunjuk dan tuntunan Allah.
106
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 170.
107
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 1494.
108
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 174.
60
dan tidakkurang dari batas, serta mereka menjadi umat yang imbang dan tetap
menegakkan keadilan.109
ۖ ان اوإِيتا ِاء ِذي الْ ُق ْراَب اوياْن اهى اع ِن الْ اف ْح اش ِاء اوالْ ُمْن اك ِر اوالْبا ْغ ِي
ِ اْلحسِ ِ ِ إِ نن ن
اَّللا اَيْ ُم ُر ًبلْ اع ْدل او ْ ْ ا
Artinya:
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
adil dan berbuat kebajikan, iringilah langkah kakimu dalam kebaikan dan
ِ وإِيتmemberi kepada kaum kerabat,
keadilan dengan semua orangاء ِذي الْ ُق ْراَبا ا
maksudnya, Dia memerintahkan unutk menyambung tali silaturahmi dengan
sanak kerabat dan tetangga dengan baik.
)20:112( ض ًما
ْ اف ظُْل ًما اواَل اه
ُ فا اال اُيا...
Arrtinya:
“...Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan
109
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 1520.
110
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 277.
111
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 319.
61
Ketika seorang Muslim diberlakukan tidak baik dan adil kepada NoN-
Muslim maka jangan takut akan halitu, karena Allah tidak akan mengurangi
Artinya:
dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
Apabila telah datang azab Allah SWT, yang mencakup semua orang yang
seadil-adilnya. Allah SWT akan melepaskan perkara para rasul dan orang-orang
mukmin. Sebaliknya Dia akan membinasakan semua orang yang membantah ayat-
ayat-Nya dan menganggap bahwa Allah mempunyai sekutu. 113 Berkaitan dengan
hal ini (menjalin hubungan kepada semua orang dengan baik) Allah telah
112
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 476.
113
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 3635.
62
اَّللُ ِم ْن
ت ِِباا أانْ ازال ن ِ ِ فالِ اذلِك فاادع ۖ و
ُ ت ۖ اواَل تاتنبِ ْع أ ْاه اواءا ُه ْم ۖ اوقُ ْل اآمْن
استاق ْم اك اما أُم ْر ا
ْ ا ُْ ا
ِ ِِ
)42:15(
ُاَّللُ اَْي ام ُع باْي نا ناا ۖ اوإلاْيه الْ امصي
ُح نجةا باْي ناناا اوباْي نا ُك ُم ۖ ن
Artinya:
“Maka Karena itu Serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah114 sebagai
mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan
Katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan Aku
diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan
Tuhan kamu. bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak
ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan
ع ِِ
ُ ك فا ْاد
فال اذل اkarena itu serulah mereka kepada agama, oleh karena umat-umat
terdahulu terpecah dan berselisih karena tidak memliki landasan iman yang benar
dan sempurna, hai Muhammad, maka serulah mereka agar bersatu padu
sebagaimana kamu diperintahkan. اواَل تاتنبِ ْع أ ْاه اواءا ُه ْمjanganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka, janganlah kamu, wahai Rasul, mengikuti hawa nafsu mereka yang
114
Maksudnya: tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah.
115
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 484.
63
ٍ اَّلل ِمن كِتا
اب ِ وقُل آمْنkatakanlah:
selalu meragukan kebenaran. ْ ُت ِباا أانْ ازال ن
ُ ا ْ ا “Aku
beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah SWT. “aku membenarkan semua
kitab yang sudah diturunkan kepada nabi-nabi, yaitu Taurat, Injil, Zabur, Shuhuf
diperintahakan oleh Allah SWT untuk berlaku adil dalam menetapkan hukum-
Artinya:
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia Telah surut,
116
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 3696-3697.
64
adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”117(QS. Al-
menyukai orang-orang yang berlaku adil. Berlaku adillah kamu dalam segala
tindak tandukmu, karena Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Selain
memiliki tujuan tertentu. Umat Islam meyakini al-Qur’an sebagai kalam Tuhan.
Makkah dan Madinah pada abad ke-7 M. Oleh karena itu, aksi komunikatif al-
hubungan antara Sang pemberi Kalam (Tuhan) dan para penerima pertamanya
pewahyuan pertama.119
117
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah..., hlm 516.
118
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur,..., hlm 3918.
119
Abdullah Saeed, Al-Qur’an Abad 21..., hlm 139.
65
berhubungan baik anatara Muslim dengan Non-Muslim sesuai yang terjadi saat
ini.Kebobrokan moral manusia terjadi karena manusianya itu sendiri. Sebagai alat
bantu mengembalikan moral itu dengan baik, Saeed menerapkan beberapa prinsip
bahwa setiap peristiwa itu terjadi karena ada sebab yang mengawalinya, kemudian
dari peristiwa tersebut Saeed mengembalikan lagi dengan teks awal atau ajaran al-
Qur’an sehingga akan terjadi analisis kejadian dan mendapat solusi yang terbaik.
dengan Non-Muslim yang paling menonjol yaitu kembali lagi pada fitrah manusia
di ciptakan untuk saling mengenal, menghargai, berbuat baik dan berlaku adil
dengan siapa pun itu tanpa melihat perbedaan ras, suku, bangsa, bahkan agama
sekalipun.
peristiwa seorang budak yang hitam melakukan adzan diatas Ka’bah. Namun ada
seorang yang merasa tidak pantas akan hal tersebut. Sehingga turunlah ayat ini (S.
49:13) sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi sesama
manusia, baik dari segi suku, bangsa, ras, serta agama. Kemudian turunnya (QS.
tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah.
Melalui ajaran dan pilar tadi, Islam mendorong para pengikutnya agar
bersikap toleran dengan pengikut agama lain dan bersikap positif terhadapnya,
karena Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah yang mempunyai
tanggung jawab kolektif untuk membangun bumi ini, baik secara moril dan
materil.
66
Hubungan tidak harmonis antar Muslim dengan Non-Muslim telah
melahirkan sejumlah salah pengertian, opini yang keliru dan pernyataan yang
berisi provokasi dan penyebar sikap kebencian dan permungsuhan terhadap Islam.
Islam dituduh sebagai agama teroris, mengandung ajaran membunuh orang secara
Ini disebabkan percampur –adukkan Islam sebagai agama yang berdasarkan al-
Qur’an dan Hadis dengan aksi segelintir orang Islam yang tidak bertanggung
jawab. Sehingga hal tersebut memicu umat lain atau Non-Muslim menumbuhkan
sisi-sisi kebencian dalam dirinya yang kemudian merusak hubungan baik antara
kelompok. Dari sini, terlihat urgensi topik prinsip hubungan muslim dengan non-
muslim dalam Islam untuk menjelaskan petunjuk Allah SWT dan utusan-Nya
Nabi Muhammad SAW tentang hal tersebut. Bagaiman para sahabat Nabi dan
umat Islam dari masa ke masa menerapkan prinsip dan nilai Illahi dalam
Hubungan Muslim dengan orang lain ini dijelaskan Allah SWT dalam al-
Qur’an dan melalui utusannya Nabi Muhammad SAW. Dimana harus terjalin atas
Persamaan dan keadilan itu ibarat dua sisi uang logam yang bila salah satu
sisinya hilang, sisi yang lain tidak ada artinya. Stabilitas sosial dan masyarakat
tidak akan tercapai bila keduanya menjadi sirna. Untuk itu, suatu keharusan
67
Bahkan al-Qur’an tidak hanya sekedar menghimbau umat Islam agar
bersikap toleran yang dianggap sebagai syarat mutlak bagi kehidupan yang damai,
baik dan adil. Bukan dalam arti dapat menerima orang lain saja, tetapi harus
muslim, ayat di atas telah menguraikan prinsip dasar hubungan antar manusia.
Karena itu, ayat dia atas tidak lagi tidak lagi berbicara kepada orang-orang yang
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. ..” (QS. Al-Hujurat [49]: 13)
itu dikuatkan dengan Firman Allah SWT: “Allah tidak melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
68
dengan cara ini, karena Rasulullah SAW sendiri berdamai dengan penduduk
orang-orang Bahrain dengan syarat mereka membayar jizyah dla jumlah tertentu
perlu pengorbanan akan hal itu. Seseorang harus mampu membangun rasa
nyaman orang lain terhadap diri kita, begitu pula sebaliknya. Sehingga
menumbuhkan rasa simpatik terkait dalam hal ini yaitu berkaitan hubungan
hukum dan menafsirkan ayatnya, namun dia tidak menjelaskan secara eksplisit
penafsiran. Namun, paling tidak dia telah mengangkat persoalan nilai (yang dia
120
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim; Minhajul Muslim, (Jakarta:
Ensiklopedi Muslim, 2004 ), hlm 488.
121
Sahiron Syamsuddin “Argumentasi Abdullah Saeed”..., hlm 252-253.
69
Berdasarkan makna dari ayat di atas, yaitu menjelaskan bahwa makhluk
Allah itu wajib saling mengenal dan memahami serta berkewajiban berbuat baik
dan berlaku adil kepada semua orang (menyatakan sebuah hubungan sosial) tidak
melihat perbedaan suku, ras, bahkan agama dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Sehingga ayat tersebut termasuk dalam ayat ethico-legal. Dengan demikian dapat
1) Nilai yang bersifat kewajiban, dalam surat al-Hujurat ayat 13 dan al-
Mumtahanah ayat 8 yaitu nilai moral dan sosial. Rasyid Ridho yakin
ujungnya timbul rasa saling dengki samapai dendam yang berujung saling
membunuh.
4) Nilai-nilai intruksi, berkaitan dengan nilai ini, QS. al-Hujurat ayat 13 dan
122
Emad Eldin Shahin, Modernisasi, Bukan Westernisasi; Visi Politik dan Intelektual M.
Rasyid Ridha (Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah, 2002), hlm 100.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abdullah Saeed adalah professor Arab dan Islamic studies dari Oman yang
tinggal di Australia. Dia adalah Direktur pada Center for Study of Contemporary
dalam melakukan penafsiran ada empat hal poin yang perlu dilakukan, antara lain:
bertemu dengan dunia teks, melakukan analisis kritis (analisis bahasa, analisis
konteks sastra, bentuk sastra, analisis teks-teks yang berkaitan, relasi kontekstual),
menentukan makna teks bagi penerima pertama, menentukan makna dan aplikasi
sempurna, banyak sekali terjadi perselisihan antara mereka. Maka dengan itu,
QS. al-Hujurat ayat 13, bahwa sesama manusia diperintahkan saling mengenal
sangat dianjurkan atas manusia saling berbuat kebaikan dan berlaku adil kepada
siapapun (yaitu kepada mereka yang tidak memerangimu karena agamamu dan
krama pergaulan dengan sesama muslim, ayat di atas telah menguraikan prinsip
71
dasar hubungan antar manusia. Karena itu, ayat dia atas tidak lagi tidak lagi
Islamadalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak-hak agama
lain, kecuali yang bersifatpaganisme atau syirik, untuk hidup dan menjalankan
B. Saran
sangat kurang pas dengan ajaran yang diberlakukan dalam al-Qur’an. Al-Qur’an
mengajarkan unutk saling mengenal, berbuat baik dan berlaku adil kepada siapa
pun tanpa melihat perbedaan ras, suku, bangsa sertaagama. Namun, saat ini, Islam
dianggap sebagai teroris, karena akibat dari orang Islam yang tidak bertanggung
jawab.
ayat-ayat ethico-legal dalam hal ini terkait Hubungan Muslim dengan Non-
shahih li kulli zaman wa makan, karenanya, tugas kita sebagai seorang Muslim,
untuk senantiasa membangun hubungan harmonis dengan siapa pun dan kapan
pun.
72
DAFTAR PUSTAKA
Pelajar, 1998).
Putra, 1989).
Gragg, Kenneth, The Event of the Qu r’an: Islam and the Scripture
73
Iffah, Lien Nafi’atu Fina, Interpretasi Kontekstual: Studi Atas Pemikiran
Kamal, Allamah Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, (Jakarta; Nur Al-Huda,
Kamal, Allamah Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, (Jakarta; Nur Al-Huda,
Hati, 2013).
74
Quraish, M. Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-
2016).
1990).
Metode Penafsiran Kontekstual al-Qur’an , terj. Lien Iffah Naf’atu Fina dan Ari
75
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Besar
2014).
Dzurriyah, 2010).
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
BIODATA PENULIS
1992. Anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan dari Bapak Suparno (alm) dan
Ibu Suratmi.
Kecamatan Getasan pada tahun 2005. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan
pendidikan di MTS Sudirman Getasan dan tamat pada tahn 2008, kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA M. Borobudur pada tahun 2008 dan
selesai pada tahun 2011. Pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi negeri, tepatnya di STAIN Salatiga yang baru beberapa tahun
belakang ini pindah setatus menjadi IAIN Salatiga Fakultas Ushuluddin, Adab,
dan Humaniora pada Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang InsyaAllah akan
1. Nama :Triyanah
77
7. Agama : Islam
9. Pekerjaan : Mahasiswa
Semarang
2008-2011
2014-Sekarang.
Mahasiswa (SEMA)
78
Lampiran 2
79
Lampiran 3
80