Diktat Praktikum Acara 1. Penapisan Bakteri Rizosfir Yang Berperan Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Diktat Praktikum Acara 1. Penapisan Bakteri Rizosfir Yang Berperan Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Tujuan
Mahasiswa mengetahui cara penapisan isolat bakteri rizosfir yang mampu
menambat nitrogen bebas dari udara, melarutkan pospat organik, memproduksi
HCN dan hormon IAA yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
Landasan Teori
Rizosfir adalah bagian tanah sekitar perakaran yang masih mendapatkan
pengaruh langsung dari akar karena adanya eksudat akar, sehingga pertumbuhan
bakteri sangat tinggi di daerah tersebut. Rizoplane merupakan daerah sekitar
perakaran yang tidak mendapatkan pengaruh langsung dari akar tanaman,
populasi bakteri tidak terlalu tinggi karena nutrisinya tidak sebanyak daerah
rizosfir.
Rizosfir merupakan daerah yang ideal bagi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme tanah yang dikenal juga dengan istilah rizobakteri.Beberapa
bakteri rizosfir diketahui berperan dalam menghasilkan senyawa pemacu
pertumbuhan tanaman (Plant Growth Promoting Substance / PGPS), sehingga
disebut sebagai bakteri rizosfir penghasil senyawa pemacu pertumbuhan tanaman
(Plant Growth Promoting Rhizobacteria / PGPR).PGPR memiliki peranan
penting bagi tumbuhan, misalnya sebagai pengendali biologi melalui kompetisi,
produksi antibiotik, induksi resistensi tanaman, produksi fitohormon, dan
peningkatan ketersediaan hara melalui fiksasi nitrogen dan melarutkan fosfat.
Bahan :
Medium semi solid Nitrogen free Bromothymol blue (NfB), medium
Pikovskaya, medium NA+glisin, medium NA, medium PDA, medium TSA, isolat
bakteri Streptomyces sp., isolat bakteri A, B,C isolat fungi Fusarium, isolat fungi
Sclerotium, Reagen Salkowsky, alkohol 70%, spiritus.
B. Cara kerja
B.1. Bakteri penambat N udara dan pelarut fosfat
1. Isolat A, B, dan C. diinokulasikan dengan cara ditusukkan ke medium
semi solid Nitrogen free Bromothymol blue dan secara gores pada medium
cawan Pikovskaya.
2. Biakan diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam. Diamati adanya
cincin keruh pada bagian subsurface medium NfB sebagai terduga bakteri
penambat N dan adanya zona jernih di sekeliling koloni pada medium
Pikovskaya sebagai terduga bakteri pelarut fosfat.
B.2. Uji antagonisme terhadap fungi dan bakteri patogen
1. Disiapkan isolat fungi Fusarium sp., dan Sclerotium sp
2. Medium PDA disiapkan, kemudian isolat A, B, dan C. diinokulasikan
secara streak kontinyu diketiga medium tersebut
3. Setelah itu, diinokulasikan jamur Fusarium di salah satu sisi dan jamur
Sclerotium di sisi lainnya pada medium PDA.
4. Diinkubasi selama 3x24 jam untuk jamur.
5. Kemudian, diamati terbentuknya zona hambat jamur.
B.3. Uji produksi asam sianida (HCN)
1. Isolat bakteri A, B, dan C di streak pada medium NA+ glisin
2. Kertas Whatmann dicelupkan ke dalam larutan picric acid 0,5% dan
sodium carbonate 2% kemudian diletakkan diatas biakan bakteri
3. Dilakukan inkubasi selama 3x24 jam
4. Diamati perubahan warna pada kertas Whatmann. Interpretasi positif jika
ada perubahan warna dari kuning kecoklatan hingga coklat gelap.
B.4. Uji kemampuan bakteri menghasilkan IAA secara kualitatif
1. Isolat bakteri A, B, dan C diinokulasi pada medium TSA yang ditambah
Tryptophan 100 ppm.
2. Biakan diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu ruang
3. Biakan kemudian ditetesi reagen Salkowsky dan didiamkanselama 30
menit di ruang gelap.
4. Uji kualitatif positif apabila medium di sekitar koloni berubah warna
menjadi pink kemerahan