Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

“Pengaruh Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum


lycopersium L)”

Disusun Oleh :

Nama : Andika Setiaji


NISN : 0015842837
Kelas : XII MIPA 1

Tanggal Praktikum : 22 Juli 2020 – 2 September 2020


Pembimbing : Hadi Yudo Pranoto,S.Pd.

SMA NEGERI 1 BOJONG


Jalan Raya Tuwel, Kec. Bojong, Kab. Tegal 52465 ( 0283 ) 3336237
e – mail :smansabo@indo.net.id
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan Yang Berjudul : Pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman


tomat (Solanum lycopersium L)

Disusun oleh : Andika Setiaji

NISN : 0015842837

Mata Pelajaran : Biologi

Tegal, Agustus 2020

Menyetujui,

Pembimbing

Hadi Yudo Pranoto,S.Pd.

Mengetahui,

Guru Pendamping

Hadi Yudo Pranoto,S.Pd.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga pada
kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat
pada waktunya. Laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh pupuk kompos
terhadap pertumbuhan tanaman tomat” disusun untuk memenuhi tugas
mata pelajaran biologi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-


besarnya kepada :
 Allah SWT
 Pembimbing sekaligus Guru Pendamping, Bapak Hadi Yudo
Pranoto,S.Pd.
 Semua keluarga tercinta
 Semua teman-teman seperjuangan

Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat jelas kami harapkan
adanya.

Akhir kata , kami berharap semoga laporan praktikum mata pelajaran


biologi ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..

Tegal, Agustus 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i.
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii.
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii.
DAFTAR ISI......................................................................................................iv.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................v.
ABSTRAK..........................................................................................................vi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1.
B. Rumusan Masalah....... ...........................................................................2.
C. Tujuan Penelitian....................................................................................2.
D. Manfaat Penelitian..................................................................................2.
E. Hipotesis.................................................................................................3.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan..........................................................................................4.
B. Kompos..................................................................................................5.
C. Tanaman Tomat.....................................................................................7.
BAB III METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat................................................................................10.
B. Objek Penelitian....................................................................................10.
C. Alat dan Bahan......................................................................................10.
D. Cara Kerja.............................................................................................11.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN.........................................................................12.
B. PEMBAHASAN..................................................................................14.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................17.
B. Saran....................................................................................................17.
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

A. MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga


mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar
Ra’d : 11)

“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang


telah diusahakannya” (QS. An Najm : 39)

“Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang


ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan?kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya
surga nanti pada hari kiamat” (HR. Abu Hurairah Ra)

B. PERSEMBAHAN

Laporan ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami semua memohon
pertolongan.

Sekaligus sebagai ungkapan terima kasih kepada :

 Kedua orang tua saya


 Semua keluarga tercinta
 Guru pembimbing
 Semua teman seperjuangan
 Almamater saya
ABSTRAK

Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme
yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible
(tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif,
dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan
pertambahan waktu. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari
campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikrob dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Tomat dengan nama latin Solanum
lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae,
tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat
merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter.
Tomat sendiri merupakan sayuran berupa buah yang banyak dibutuhkan orang, baik
untuk sayuran, minuman, saus, maupun sebagai buah segar. Penelitian tentang pengaruh
pupuk kompos terhadap pertumbuha tanaman tomat, telah dilaksanakan di Desa Rembul,
Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui: (1) Membuktikan pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan
tanaman tomat, (2) Mengetahui laju pertumbuhan tomat yang diberi pupuk kompos setiap
7 hari, (3) Mengetahui apa saja faktor utama dalam proses pertumbuhan tanaman tomat.
Dalam penelitian ini digunakan rancangan pengamatan langsung dalam beberapa sesi
waktu nyata dalam kurun 6 minggu. Pengamatan dilaksanakan menggunakan alat ukur
untuk mengukur laju pertumbuhan objek pengamatan secara sistematis dalam prosedur
yang signifikan, dimana objek terkait telah dibenahi tata cara khusus tentang proses
penanamannya yang baik sehingga laju pertumbuhan objek tanaman bisa selaras dengan
waktu yang dibutuhkan untuk pengamatan dan cukup untuk menyimpulkan suatu hasil
pengamatan yang berkaitan erat dengan tujuan penelitian. Data penelitian dianalisis
dengan metode analisis penyimpulan data dalam tabel hasil pengamatan terkait laju
pertumbuhan yang dialami dari minggu pertama sampai dengan minggu terkahir.
Penarikan kesimpulan ditarik berdasarkan hasil penelitian yang telah tercantum secara
langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pertumbuhan tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum) yang baik tergantung pada faktor-faktor penunjang
pertumbuhannya seperti pemberian pupuk kompos yang teratur, terkena cahaya matahari,
suhu lingkungan yang memadai, dan kadar air yang cukup untuk pertumbuhan, serta
tanah yang subur. (2) Penggunaan pupuk kompos yang baik dan teratur berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman.
Kata Kunci : Pertumbuhan, Kompos, Tomat, dan Pengamatan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme
yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible
(tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif,
dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan
pertambahan waktu. Perkembangan adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan
diakhiri dengan terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Sedangkan
Perkembangan lebih bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih
belum matang dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang
dalam sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikrob dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik
(Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan Pengomposan adalah proses di mana
bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrob-mikrob
yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,
pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Pupuk kompos merupakan
salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan
hewan dengan bantuan organisme hidup. Ada 4 jenis pupuk kompos yang biasa
digunakan dalam pertanian organik. Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos bisa
dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos
aerob dan anaerob. Kedua, dilihat dari dekomposernya. Ada kompos yang menggunakan
mikroorganisme dan ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme. Sampah
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan
organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif
penanganan yang sesuai.
Tomat dengan nama latin Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum
adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan,
dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat
tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning,
dan merah yang biasa dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara
langsung tanpa diproses. Tomat memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi
karena masih sekeluarga dengan kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid. Tomat
merupakan tanaman yang bisa tumbuh di segala tempat. Tanaman tomat dapat tumbuh
baik di dataran tinggi (lebih dari 700 mdpl), dataran medium (200-700 mdpl), dan dataran
rendah (kurang dari 200 mdpl). Untuk pertumbuhan yang baik, tomat membutuhkan
tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir,
dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup. Pada temperatur
tinggi (di atas 32 derajat celcius) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada
temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan
berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24 - 28 derajat celcius yang
umumnya merah merata. Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh
kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. Kelembaban yang
relatif diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80%. Tanaman tomat memerlukan
intensitas cahaya matahari sekitar 10-12 jam tiap hari untuk tumbuh dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang disesuaikan dengan penelitian ini ialah sebagai
berikut :

1. Apa pengaruh pupuk kompos untuk tanaman tomat?


2. Apa saja faktor yang dibutuhkan tanaman tomat untuk bertumbuh?
3. Bagaimana laju pertumbuhan tanaman tomat yang diberi pupuk kompos?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan pembuatan proposal penelitian ini adalah :

a. Membuktikan pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman tomat.


b. Mengetahui laju pertumbuhan tomat yang diberi pupuk kompos setiap 7 hari.
c. Mengetahui apa saja faktor utama dalam proses pertumbuhan tanaman tomat.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan ataupun referensi bagi
peneliti maupun peneliti yang lain dalam hal pengaruh pupuk kompos terhadap
pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersium L).

2. Praktik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberimanffat dan membantu peneliti
dalam melaksanakan praktikum di laboratorium mengenai pengaruh pupuk kompos
terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersium L).

E. Hipotesis

1. Pemberian pupuk kompos mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman yang


lebih dominan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman tomat yaitu diantaranya cahaya matahari,
tanah dengan pupuk kompos, pemberian air yang rutin setiap hari, dan suhu yang
ideal untuk anaman tomat, yaitu sekitar 20-27⁰C.
3. Laju pertumbuhannya memiliki potensi yang sempurna dan ideal terutama dalam
penambahan tinggi tanaman dan hasil tanaman tomat yang terbaik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan

Secara harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang dapat


diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya.
Pertumbuhan meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada
jaringan. Proses yang terjadi pada pertumbuhan bersifat irreversible (tidak dapat
kembali ke bentuk semula).
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler,
yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau seluruhnya. Jadi, bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur
dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur hara
atau mineral-mineral dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa yang
sangat dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Namun, kandungan
nitrogen dalam setiap tumbuhan berbeda-beda. Selain nitrogen, tumbuhan juga
membutuhkan hormon sebagai perangsang untuk pertumbuhannya.

Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan


merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan tanaman
apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman. Kondisi
lingkungan ini meliputi sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta adanya
mikroorganisme yang mengganggu tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan terdiri dari 2, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan, sedangkan faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan. Faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu:

a) Faktor cahaya

Tumbuhan yang mendapatkan cahaya yang cukup akan berwarna hijau,


yang menandakan adanya klorofil dan aktivitas fotosintesis serta memiliki batang
yang normal. Apabila tumbuhan tumbuh dibawah kondisi tanpa cahaya, maka
tumbuhan tersebut akan berwarna kuning dan tumbuh memanjang dengan batang
lemah.
b) Faktor suhu

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. setiap tanaman
menghendaki suhu yang berbeda-beda untuk memperoleh pertumbuhan dan
produksi yang optimum.

c) Faktor kelembaban

Untuk menunjang pertumbuhan, setiap tanaman memerlukan kelembaban


yang berbeda-beda. Namun, umumnya tanaman sayur memerlukan kelembaban
sekitar 80%. Bila kelembaban lebih dari 80%, tanaman akan terserang penyakit.

d) Nutrisi

Nutrisi diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada


tumbuhan. Biasanya tumbuhan mengambil nutrisi dalam bentuk ion dan beberapa
diambil dari udara.

e) Air

Fungsi air yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada


tumbuhan yaitu sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, menentukan proses transportasi unsur hara yang
ada didalam tanah, menentukan laju fotosintesis, dan mempengaruhi laju reaksi
metabolisme.
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yaitu :

a) Gen
Gen merupakan substansi hereditas dan penentu sifat individu yang
terdapat didalam kromosom. Sifat genetik ini mempengaruhi ukuran dan bentuk
tubuh tumbuhan.
b) Hormon tumbuhan (fitohormon)
Fitohormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan yang
dalam konsentrasi rendah atau kecil dan dapat mengatur proses fisiologis.
Hormon-hormon atau fitohormon ini yang terdapat pada tumbuhan diantaranya
auksin, giberelin, gas etilen, asam absisat, asam traumalin, sitokinin, dan juga
kalin.
B. Kompos

Kompos pada umumnya adalah bahan organik yang telah mengalami


pelapukan sehingga terjadi perubahan bentuk. Kompos juga dapat diartikan
sebagai hasil penguraian persial/ tidak lengkap dari campuran bahan organik yang
dapat dipercepat pengurainya oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik/anaerobik.
Proses pembuatan kompos berlangsung dengan menjaga keseimbangan
kandungan, kadar air, pH dan temperatur yang optimal melalui penyiraman dan
pembalikan. Pada tahap awal proses pengomposan, temperatur kompos akan
mencapai 65-750C sehingga organisme pathogen, seperti bakteri, virus dan
parasit, bibit penyakit tanaman serta bibit gulma yang berada pada limbah yang
dikomposkan akan mati.
Proses pengomposan yaitu proses biologis yang memanfaatkan
mikroorganisme (bakteri pembusuk) untuk mengubah material organik seperti
kotoran ternak, sampah daun dan sayuran menjadi kompos. Selain itu
pengomposan juga bisa diartikan sebagai proses penguraian senyawa yang
terkandung dalam sisa bahan organik dengan suatu perlakuan khusus. Tujuannya
agar lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman (Djaja, 2010).
Proses pengomposan akan segara berlangsung setelah bahan- bahan
mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi
dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap awal proses,
oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah tergredasiakan segera dimanfaatkan
oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat.
Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan
meningkat hingga di atas 50-700C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik, yaitu mikroba
yang aktif pada suhu tinggi.

Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat


aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan
menguraikan bahan organik menjadi CO2 uap air dan panas. Setelah sebagian
besar bahan terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan.
Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan
komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume
maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40% dari volume
awal bahan.
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik atau anaerobik. Proses
yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba
menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses
dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses
anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan
karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap seperti asam-asam
organik (asam asetat, asam butirar, asam valerat, puttrecine), ammonia, dan H2S.
Proses pengomposan tergantung pada Karakteristik bahan yang dikomposkan,
Aktivator pengomposan yang dipergunakan, dan Metode pengomposan yang
dilakukan
Prinsip dasar dari pengomposan adalah mencampur bahan organik kering
yang kaya karbohidrat dengan bahan organik basah yang banyak mengandung N.
Pencampuran kotoran ternak dan karbo kering seperti serbuk gergaji atau jerami
ternyata dapat menghasilkan kompos yang berguna untuk memperbaiki struktur
tanah (Djaja, 2010).
Bahan baku kompos harus memiliki karakteristik yang khas agar dapat
dibuat kompos. Idealnya bahan baku kompos dipilih dan dicampur dalam proporsi
tepat untuk mengahasilkan kompos yang berkualitas (Djaja, 2010). Kandungan air
dan oksigen pada bahan baku kompos merupakan hasil yang sangat penting.
Pasalnya, suasana lembab dan adanya cukup udara membantu pertumbuhan
mikroba.
Dalam proses pembuatan kompos ada banyak metode, antara metode satu
dengan yang lain tidak banyak berbeda, karena metode tersebut hanya merupakan
modifikasi dari metode lain. Berikut beberapa metode yang dapat digunakan
(Djaja, 2010):

a. Pengomposan berdasarkan ketersediaan udara

Umumnya metode ini dibagi menjadi dua acara yaitu aerobik. dan anaerobik.

1) Proses pengomposan aerobik membutuhkan udara dari luar. Oleh karena itu,
proses ini perlu dilakukan aerasi dan aerasi ini bisa dengan dua acara yaitu aktif
dan pasif. Aerasi pasif adalah cara pengaliran udara tanpa menggunakan alat
bantu jadi udara masuk ke dalam proses pengomposan melalui beda tekanan
antara luar dan dalam ditimbuan bahan baku kompos, aerasi aktif dilakukan
dengan menggunakan tekanan yang umumnya berasal dari mesin.

2) Proses pengomposan secara anaerobik merupakan modifikasi biologis pada


struktur kimia dan biologi bahan organik tanpa kehadiran oksigen (hampa udara).
Proses ini merupakan proses yang dingin dan tidak terjadi fluktuasi temperatur
seperti yang telah terjadi pada proses pengomposan secara aerobik. Namun, pada
proses anaerobik perlu tambahan panas dari luar sebesar 300C.

b. Pengomposan dengan tertutup

Teknik ini dilakukan dengan cara menutup permukaan timbunan, baik


menggunakan plastik, terpal maupun kain. Bahan baku kompos ditumpuk secara
berlapis-lapis di tempat pengomposan dengan lebar permukaan dasarnya 2 meter
dan tinggi 1,5 meter. Bahan baku juga bisa diletakkan dengan cara
menumpukkannya seperti kerucut setinggi 1,5 meter dengan garis tengah
berukuran 2 meter.
Sejak awal, bahan baku yang telah dicampur ditutup dengan terpal sampai proses
pengomposan selesai. Namun, bisa juga bahan kompos belum dicampur pada
awal pengomposan dan baru diaduk saat pembalikan dengan penambahan air
seperlunya. Metode ini dapat dilakukan pada pengomposan skala kecil, sedang
maupun besar.

C. Tanaman Tomat

Tomat dengan nama latin Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum


esculentum adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika
Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan
siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini
memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa dipakai sebagai
sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat
memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga
dengan kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid. Tomat merupakan
tanaman yang bisa tumbuh di segala tempat. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di
dataran tinggi (lebih dari 700 mdpl), dataran medium (200-700 mdpl), dan dataran
rendah (kurang dari 200 mdpl). Untuk pertumbuhan yang baik, tomat
membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah
sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang
teratur dan cukup. Pada temperatur tinggi (di atas 32 derajat celcius) warna buah
tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah
cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna
buah tomat adalah antara 24 - 28 derajat celcius yang umumnya merah merata.
Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik
terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. Kelembaban yang
relatif diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80%. Tanaman tomat memerlukan
intensitas cahaya matahari sekitar 10-12 jam tiap hari untuk tumbuh dengan baik.
Kedudukan tanaman Tomat dalam taksonomi (sistematika) tumbuhan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas :


Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum

Species : Solanum lycopersicum Mill.

Syarat tumbuh tanaman tomat meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah.
Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
produksi benih tomat. Beberapa faktor iklim tersebut adalah cahaya matahari, suhu
udara, curah hujan, dan angin.
1. Cahaya matahari. Sinar ultraviolet dari matahari berperan dalam fotosintesis.
Tanaman tomat termasuk kelompok tanaman berhari netral yang
memerlukan penyinaran matahari minimal delapan jam perhari. Tanaman
tomat akan tumbuh dengan baik di daerah yang memperoleh intensitas
cahaya tinggi.
2. Suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif maupun
generatif. Selama masa pertumbuhannya, tanaman tomat menghendaki suhu udara
siang hari 24oC. Tanaman tomat tidak tahan terhadap suhu dibawah 10oC dalam waktu
lama.
3. Curah hujan. Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan
yang cukup. Sebaliknya pada fase generatif memerlukan curah hujan sedikit.
Curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar 750-
1.250 mm per tahun.
4. Angin. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan hasil yang baik jika di tanam di lahan
terbuka pada musim yang tidak banyak hujan dan angin. Kondisi angin yang ideal
adalah angin yang bertiup sepoi-sepoi dan lembut.

Keadaan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat


meliputi:
1. Ketinggian tempat. Tanaman Tomat dapat tumbuh dengan baik didaerah
dataran rendah hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.250 m dpl. Di
Indonesia, tanaman tomat banyak dibudidayakan di daerah dengan
ketinggian mulai 100 m dpl.
2. Sifat fisika tanah. Pada hakikatnya, tanaman tomat dapat ditanam pada
segala jenis tanah serta mengandung banyak humus.
3. Sifat kimia tanah. Tanaman tomat dapat tumbuh pada tanah dengan
derajar keasaman tidak terlampau rendah dan tidak terlampau tinggi.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa pH tanah untuk pertumbuhan
tanaman tomat berkisar antara 5-6.

4. Sifat biologi tanah. Keadaan biologis tanah maupun lingkungan daerah


yang akan dipergunakan untuk pertanaman tomat berpengaruh terhadap
keberhasilan penangkaran benih tomat.

Dengan mengenal Tanaman Tomat ini lebih jauh, dijelaskan bahwa


tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Buah tomat
saat masih muda berwarna hijau dan semakin tua warnanya berubah menjadi
merah. Bentuk buah ada yang bulat dan lonjong. Tomat mengandung vitamin A
dan C sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan masakan, lalapan, jus, dan obat
sariawan serta pemanfaatan yang baik lainnya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum tentang pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman


tomat ini dilaksanakan di halaman sekitar rumah saya dimana bertempat di desa
Rembul, Rt 08 Rw 01, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan
untuk Waktu praktikum yang dilaksanakan pada hari pertama pengamatan yaitu pada
Pukul 17.00 WIB, hari Rabu, 29 Juli 2020. Dilakukannya Praktikum ini berlangsung
mulai tanggal 22 juli 2020 (Hari Awal Tanam) hingga 2 september 2020. Sehingga
waktu total dari praktikum ini yaitu selama 40-42 hari. Pengamatan untuk penelitiannya
setiap 7 hari pada pukul 17.00 WIB selama kurun waktu tersebut dan tercatat dilakukan
6 kali penelitian dengan data terkumpul.

B. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini menggunakan tanaman tomat (Solanum lycopersicum


L), yaitu benih tomat unggul, yang diperoleh dari salah satu tempat budidaya benih
tanaman di desa Rembul. Pemilihan tanaman Tomat jenis varietas ini dijadikan sebagai
objek penelitian karena mudah tumbuh, peneliti mudah menemukannya, dan umur untuk
pertumbuhannya terbilang sedang, tidak begitu lama, dengan maks tumbuh selama 3
bulan.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran praktikum ini
diantaranya yaitu untuk alatnya sendiri berupa wadah tanaman (polybag), penggaris
yang dijadikan alat ukur seadanya, dan sekop kecil. Sedangkan untuk bahan-bahan yang
tertuang langsung dalam praktikum ini yaitu diantaranya air, pupuk kompos, tanah yang
tingkat kesuburannya tinggi, dan tanaman tomat sendiri yang dijadikan objek dari
praktikum ini.

D. Cara Kerja

Hal pertama yang dilakukan peneliti tentu saja untuk Memilih tanaman tomat
muda yang baik dan terbebas dari hama. Kemudian menyiapkan suatu wadah untuk
penanaman tanaman tomatnya. Wadah tersebut diisi dengan tanah subur di bagian
permukaan bawah wadah kemudian meletakkan pupuk kompos pada tanah tadi, lalu
dicampurkan dengan cara diaduk supaya tanah dengan pupuk menyatu. Setelah itu
menutup campuran tanah dan pupuk tadi menggunakan sedikit saja tanah subur untuk
dijadikan permukaan atas (lapis). Perbandingan tanah dengan pupuk kompos yaitu 2:1.
Hal yang dilakukan selanjutnya ialah Menanam tanaman tomat yang masih muda tadi di
wadah yang telah disiapkan dan Melakukan penyiraman setiap hari pada tanaman tomat
muda tersebut. Setelah semua dirasa sudah siap untuk diamati, peneliti Melakukan
pengamatan pada tanaman tomat tersebut, dengan waktu selama 30-40 hari, setiap 7 hari
sekali pukul 17.00 WIB. Dengan cara mengukur ketinggian tanaman tomat
menggunakan penggaris untuk melihat laju pertumbuhan tanaman tomat tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Pertumbuhan tanaman tomat yang diamati adalah pertumbuhan tinggi batang


tanaman dalam jangka waktu 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanam. Hasilnya dapat
diketahui dengan data yang ditampilkan dalam tabel, kemudian dianalisis sebagai
berikut.

UKURAN
NO WAKTU KETERANGAN
AWAL AKHIR
RABU, 29 JULI 2020 5,00 CM 5,5 CM TUMBUH 0,5 CM
1
(7 HARI)
RABU, 5 AGUSTUS
5,5 CM 13,0 CM TUMBUH 7,5 CM
2
2020 (7 HARI)
RABU, 12 AGUSTUS 13,0 CM 26,0 CM TUMBUH 13,0 CM
3
2020 (7 HARI)
RABU, 19 AGUSTUS 26,0 CM 48,0 CM TUMBUH 22,0 CM
4
2020 (7 HARI)
RABU, 26 AGUSTUS 48,0 CM 58,0 CM TUMBUH 10,0 CM
5
2020 (7 HARI)
RABU, 2 SEPTEMBER 58,0 CM 74,0 CM TUMBUH 16,0 CM
6
2020 (7 HARI)

Data nilai rata-rata tinggi batang tomat pada pengukuran hari ke-7, 14, 21, 28, 35,
dan 42 hari setelah tanam pada media kompos dapat dilihat penganalisisan data sebagai
berikut :
b. Tinggi batang Tomat 7 hari setelah tanam
Pengukuran pertama tinggi batang tomat dengan media kompos dilakukan pada hari
ke-7 setelah tanam. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa media kompos
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi batang tanaman tomat. Tinggi awal
tanam tomat yaitu 5,0 cm, sesuai tabel yang tersedia bahwa hari ke-7, tanaman tomat ini
tumbuh 0,5 cm sehingga menjadi 5,5 cm. Pertumbuhan sedikit melambat pada awal
tanam. Hal ini karena perlakuan tanaman pada masa awal tanam yang menyesuaikan
pertumbuhannya terlebih dahulu pada tempat baru berkaitan dengan suhu, intensitas
cahaya, pemeberian kadar kompos, maupun yang lainnya.
c. Tinggi batang Tomat 14 hari setelah tanam
Pengukuran kedua tinggi batang tomat dengan media kompos dilakukan pada hari
ke-14 setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan nilai tinggi yang berbeda-beda, dan
ini menyatakan pada setiap perlakuan mengalami perubahan pertumbuhan yang
signifikan. Hari ke-14 setelah tanam, tanaman tomat yang awalnya berukuran 5,5 cm
menjadi 13,0 cm dengan jumlah ukur tanaman mengalami tumbuh setinggi 7,5 cm.
Pertumbuhan ini tentu signifikan dan jauh lebih baik dari hari ke-7. Hal ini karena
perlakuan pada tanaman yang diberikan pada hari 7-14 lebih bisa diterima tanaman
kaitanya dengan pemberian kadar kompos, kadar air yang diberikan pada waktu-waktu
terjadwal, dan suhu serta intensitas cahaya matari yang baik.
d. Tinggi batang Tomat 21 hari setelah tanam
Pengukuran ketiga tinggi batang tomat dengan media kompos dilakukan pada hari
ke-21 setelah tanam. Peneliti mendapati tanaman tomat yang mengalami pertumbuhan
pesat dari yang sebelumnya, dengan jumlah tumbuh setinggi 13 cm dalam waktu yang
sama yaitu 7 hari perlakuan tanaman, baik pemberian kadar air yang optimal dengan
rutin terjadwal maupun suhu dan ketersediaan cahaya yang tepat untuk tanaman tomat
ini sehingga kesan sistematis penanaman tomat yang baik dan sesuai bisa diwujudkan
dan terwujud dalam melancarkan penelitian ini. Pada hari ke-21 setelah tanam ini, tinggi
yang tercatat untuk tanaman tomat menjadi 26 cm.
e. Tinggi batang Tomat 28 hari setelah tanam
Pengukuran keempat tinggi batang tomat dengan media kompos dilakukan pada hari
ke-28 setelah tanam. Pertumbuhan yang berkelanjutan dengan tingkat tumbuh tinggi
berbeda-beda menjadi tolak ukur pada perlakuan awal pada tanaman hingga mencapai
tumbuh tinggi tanaman tomat berpotensi mengalami pertumbuhan buah lebih cepat.
Pada penelitian ke-4 tepatnya pada hari ke-28 setelah tanam, tanaman tomat ini tumbuh
dengan sehat dan baik karena proses pertumbuhan tinggi batang maupun jumlah
dauhnya pun melonjak naik secara signifikan. Kenaikan tinggi tanaman tomat sebesar
22 cm sehingga total tinggi tanaman tomat sebesar 48 cm pada hari ke-28 ini. Untuk
hari ke-21 sampai hari ke-28, faktor untuk pertumbuhan tanaman tomatnya sendiri juga
sangat mendominasi. Suhu yang stabil pada nilai 22°C dengan intesitas cahaya
matahari yang diatur sedemikian rupa guna mencukupi kebutuhan pertumbuhan. Selain
itu, kadar air yang disesuaikan juga rutin diberikan sesuai prosedur penelitian, sehingga
semuanya berjalan baik.
f. Tinggi batang Tomat 35 hari setelah tanam
Pengukuran keempat tinggi batang tomat dengan media kompos dilakukan pada hari
ke-35 setelah tanam. Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi suatu kondisi yang
tidak baik terutama bagi kelangsungan pertumbuhan tanaman tomat. Pada perlakuan
hari ke-28 sampai hari ke-35 ini dalam beberapa hari di dalamnya terdapat perbedaan
suhu mulai dari suhu panas sekitar 29°C hingga titik dingin karena curah hujan hingga
18°C. Kisaran suhu yang sesuai untuk tanaman tomat ini yaitu sekitar 20-27°C tentu
karena hal inilah yang menjadi faktor kuat penghambat pertumbuhan tanaman tomat.
Tercatat dalam penelitian yang ke-5 ini, pertumbuhan tinggi batang tomat hanya sebesar
10 cm saja. Ini sangat disayangkan mengingat pertumbuhan sebelumnya secara
signifikan naik drastis.
g. Tinggi batang Tomat 42 hari setelah tanam
Pengukuran keempat tinggi batang tomat dengan media kompos dilakukan pada hari
ke-42 setelah tanam. Hasil penelitian ini dilakukan untuk enam kali pengamatan, dan
hasil yang tertera pada tabel ke-6 ini merupakan hasil akhir penelitian mulai dari hari
ke-7, 14, 21, 28, 35, dan 42 hari setelah tanam. Dalam peneilitan akhir ini tanaman
tomat menunjukan pertumbuhan tinggi batang tanaman yang lebih baik yaitu sebesar 6
cm lebih tinggi dari penelitian sebelumnya. Tinggi yang diperoleh tercatat hari ke-42
sebesar 16 cm sehingga total tumbuh tunggi batang pada akhir penelitian sebesar 74 cm
dengan beberapa bunga bakal buah tomat yang akan tumbuh.

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan Tomat (Solanum lycopersicum)

Penambahan pupuk kompos ke dalam tanah akan menambah pasokan unsur hara
makro walaupun dalam jumlah sedikit. Penambahan pupuk kompos dalam penelitian ini
sangat bermanfaat bagi tanaman tomat, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah,
merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun. Pemberian pupuk kompos pada
tanaman akan membantu tersedianya unsur Nitrogen, Fosfor, Kalsium, Kalium, dan
Magnesium. Unsur Nitrogen akan memacu pertumbuhan secara umum, terutama pada
fase vegetatif. Unsur Fosfor berperan dalam membantu mengedarkan energi keseluruh
bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat
pembungaan dan pembuahan tanaman. Unsur Kalsium berperan dalam menguatkan
batang. Unsur Kalium berfungsi dalam meningkatkan proses fotosintesis,
mengefisienkan penggunaan air, dan memperkuat perakaran. Unsur Magnesium akan
membantu pembentukan klorofil, dan berperan dalam transportasi fosfat dalam tanaman.
Pada tiap pengamatan, tanaman tomat ini mengalami perubahan pertumbuhan
yang signifikan, yaitu pada pengamatan hari ke-7, 14, 21, 28, 35, dan 42 hari setelah
tanam. Hal ini dikarenakan jumlah pupuk yang diberikan tercukupi sehingga dapat
mensuplai berbagai unsur yang diberikan tercukupi sehingga dapat mensuplai berbagai
unsur yang diberikan bagi tanaman untuk proses pertumbuhan khususnya tinggi batang
yang mengalami peningkatan pertumbuhan. Peningkatan pertumbuhan ini terjadi karena
pemberian pupuk kompos yang teratur. Penggunaan pupuk kompos dengan perlakuan
yang berbeda-beda berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi batang tanaman tomat
(Solanum lycopersicum). Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara didalam
pupuk akan terpebgaruh kurang optimal. Peningkatan pertumbuhan tinggi batang terjadi
karena ketersediaannya unsur hara yang cukup dan takaran unsur hara yang tidak
berlebih dan kurang. Jika unsur hara tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan
terhambat dan produksinya akan menurun. Kelebihan unsur hara didalam media tanam
juga akan berdampak negatif ke tanaman, salah satunya kelebihan unsur nitrogen akan
menurunkan pH tanah yang mengakibatkan tidak terabsorbsinya unsur hara yang
terkandung didalam pupuk oleh tanaman.

2. Pengaruh pertumbuhan tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)


yang diberi pupuk kompos dan media tanam lain dengan baik dan teratur

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, pertumbuhan tanaman Tomat


yang menggunakan pupuk kompos dengan baik dan benar paling besar pengaruh
pertumbuhannya terhadap pertumbuhan. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman yang
menggunakan pupuk kompos yang kurang baik dan tidak teratur kurang berpengaruh
pada proses pertumbuhannya. Hal ini disebabkan karena dalam mendukung kehidupan
tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama, yaitu memberi unsur hara dan sebagai
media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan air, menyediakan
udara untuk respirasi (pernapasan) akar, dan sebagai tempat bertumpunya tanaman.
Namun, unsur hara yang terdapat didalam tanaman tomat ini tidak hanya didapatkan dari
tanah, tetapi unsur haranya juga didapatkan dari campuran pupuk yang diberikan. Maka
dari itu, pertumbuhan tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) yang menggunakan
pupuk kompos secara baik dan teratur pemberiannya sangat penting dan lebih baik untuk
proses pertumbuhannya.
Berdasarkan hasil pengamatan juga bahwa pertumbuhan tanaman tomat yang
menggunakan pupuk kompos dan media-media tanam yang dibutuhkan lainnya akan
membentuk batang tanaman yang lebih keras, sedangkan untuk ukuran daun pada
tanaman tomat yang menggunakan media tanam ini akan lebih lebar dan hijau. Untuk
proses warna daun, harus diimbangi dengan didapatkannya cahaya matahari oleh
tanaman. Hal ini akan menstabilisasi daun yang telah tumbuh akan berwarna hijau terus
menerus, yang menandakan adanya klorofil dan aktivitas fotosintesis serta memiliki
batang yang normal dalam proses tanaman mengalami pertumbuhan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan pupuk


kompos untuk melihat mengenai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum) dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan pupuk kompos yang baik dan teratur berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman baik pada tinggi batang maupun jumlah daun tanaman
Tomat (Solanum lycopersicum). Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman
tomat pada hari ke-7, 14, 21, 28, 35, dan 42 hari setelah tanam.
2. Pertumbuhan tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) yang baik tergantung pada
faktor-faktor penunjang pertumbuhannya seperti pemberian pupuk kompos yang
teratur, terkena cahaya matahari, suhu lingkungan yang memadai, dan kadar air
yang cukup untuk pertumbuhan, selain itu tanah yang dipakai harus subur hal ini
akan membuat unsur hara yang ada di dalam tanah akan menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan ditambah campuran pupuk kompos yang melengkapi kandungan
dalam tanah sehingga menjadi lebih maksimal pertumbuhannya.
3. Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi suatu kondisi yang tidak baik
terutama bagi kelangsungan pertumbuhan tanaman tomat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka perlu


dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat sederhana baik dari segi ruang
lingkup, metode, alat dan waktu. Diharapkan kepada pihak-pihak yang tertarik
terhadap penelitian ini untuk dapat melakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui pengaruh pupuk kompos terhadap proses pertumbuhan tanaman
tomat yang berbeda.
2. Diharapkan bagi siswa-siswi yang mengetahui akan penelitian ini untuk dapat
memanfaatkan limbah yang dianggap tidak bermanfaat lagi untuk dapat
digunakan menjadi pupuk yang berfungsi sebagai campuran dalam media tanam.
Selain itu juga dapat penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan referensi
dalam mata pelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA

Sukamto Hadisuwito. (2007). Membuat Pupuk Kompos Cair, Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sutedjo. (2008). Pupuk dan Cara Pemupukan, Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Penulis PS. (2012). Budidaya Tomat Secara Komersial, Jakarta: Penebar
Swadaya.
Murbandono. (2008). Membuat Kompos, Jakarta: Penebar Swadaya.
Heru Prihmantoro. (2011). Memupuk Tanaman Sayur, Jakarta: Penebar Swadaya.
Marsono. (2003). Petunjuk Penggunaan Pupuk, Jakarta: Penebar Swadaya.

https://www.slideshare.net/hericahyono16/pertumbuhan-dan-perkembangan-awal-
etc

https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

https://alamtani.com/budidaya-tomat/

https://www.99.co/blog/indonesia/cara-membuat-pupuk-kompos/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai