Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Alat Kontrasepsi Non Hormonal

Dosen Pembimbing:

Ibu Tenriwati, S.Kep, Ns, M.Kes

Disusun oleh: Kelompok 3

1) Selfiana (A.18.10.056)

2) Nuramalia Ramadani Sam (A.18.10.045)

3) Siska Cahyati Fatimah (A.18.10.057)

4) Wiwi Quranil Fatimah (A.18.10.065)

5) Nurul Azisah Nurdin (A.18.10.048)

6) Nurasni Wulandari (A.18.10.046)

7) Makrifatul Hikmah (A.18.10.039)

8) Uswatun Khasanah (A.18.10.063)

9) Mita Anugrah (A.18.10.041)

10) Sahratul Aeni (A.18.10.060)


[Type the document title] [Year
]

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA TAHUN AJARAN


2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah kami

dengan baik Makalah ini dibuat untuk menambah ilmu pengetahuan terutama

pada ilmu kesehatan dan memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

dengan judul “Kontrasepsi non hormonal”.

Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam

penulisan makalah ini, baik disengaja maupun tidak disengaja. Kami ucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.

Bulukumba, 17 November 2020

Penulis

1
[Type the document title] [Year
]

DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Daftar isi................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................5

C. Tujuan.........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrasepsi Non Hormonal......................................................7

B. Jenis-jenis Kontrasepsi Non Hormonal...............................................7

1. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat............................................7

a. Amonera laktosa...............................................................................7

b. Senggama Terputus...................................................................9

c. Suhu basal......................................................................................10

d. Metode Lendir Serviks...............................................................12

e. Sistem Kalender......................................................................14

2. Kontrasepsi Menggunakan Alat.....................................................16

a. Kondom.................................................................................16

2
[Type the document title] [Year
]
b. Diafragma...............................................................................19

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim..............................................20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................22

B. Saran.........................................................................................................22

Daftar pustaka.......................................................................................................24

3
[Type the document title] [Year
]

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Progam KB dan kesehatan reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-

hak reproduksi sehingga keluarga dapat mengatur waktu jumlah anak,

jarak kelahiran anak secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa

paksaan dari pihak manapun. Dengan pemenuhan hak-hak reproduksi

diharapkan keluarga dapat memiliki anak yang ideal, kondisi kesehatan

seksual dan reproduksi prima dan dapat menikmati nilai tambah dalam

kehidupan social dan aktifitas perekonomian nya. Dampak pemenuhan

hak-hak reproduksi tersebut secara langsung adalah terwujudnya keluarga

kecil sehat dan sejahtera sehingga pada akhirnya dapat terwujud keluarga

yang bahagia.

Kontrasepsi nonhormonal yang digunakan oleh pemakai lebih

efektif menekan tingkat kegagalan dibandingkan alat kontrasepsi

hormonal seperti pil, suntik, susuk. Alat kontrasepsi nonhormonal

memiliki efek samping yang lebih rendah dan harga lebih terjangkau.

Problem KB hormonal biasanya berkaitan dengan fisik seperti kegemukan,

bercak hitam pada kulit, menstruasi yang tidak teratur. Sementara itu

kontrasepsi nonhormonal dapat meminimalkan efek samping tersebut dan

hanya bersifat menghambat pembuahan.

4
[Type the document title] [Year
]
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak

digunakan wanita di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya

untuk mencegah kehamilan. Setiap tahun pasangan menikah pada usia

subur semakin meningkat, diketahui dari data website resmi pemerintah

Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 jumlah pasangan menikah usia

subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan peningkatan pasangan

menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran

dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan

mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga,

sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana

untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam

penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa estrogen saja maupun

kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto, 2004).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi alat kontrasepsi non hormonal ?

2. Apa saja jenis kontrasepsi kb non hormonal?

3. Bagaimana pemakaian alat kontrasepsi non hormonal ?

4. Bagaimana kontraindikasi alat kontrasepsi non hormonal ?

5. Apa saja indikasi alat kontrasepsi non hormonal ?

6. Bagaimana cara kerja/memakai alat kontrasepsi non hormonal ?

7. Sebutkan persentase kegagalan kb non hormonal!

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi alat kontrasepsi non hormonal

5
[Type the document title] [Year
]
2. Untuk mengetahui jenis kontrasepsi kb non hormonal

3. Untuk mengetahui Bagaimana pemakaian alat kontrasepsi non

hormonal

4. Untuk mengetahui Bagaimana kontraindikasi alat kontrasepsi non

hormonal

5. Untuk mengetahui Apa saja indikasi alat kontrasepsi non hormonal

6. Untuk mengetahui Bagaimana cara kerja/memakai alat kontrasepsi non

hormonal

7. Untuk mengetahui persentase kegagalan kb non hormonal

6
[Type the document title] [Year
]

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrasepsi Non Hormonal

Kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang

bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang

tidak mengandung hormon

B. Jenis-Jenis Kontrasepsi Non Hormonal

1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat (alamiah)

Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah / mengahalangi

pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan

menggunakan metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun

bahan kimia (yang menjadi cirri khas metode perintang ) juga tidak

memerlukan obat-obatan. Adapun jenis-jenis dari kontrasepsi alamiah

adalah sbb:

a) Metode Amenorea Laktasi

1) Definisi

metode amenorea laktasi adalah kontrasepsi yang

mengendalikan pemberian air susu. kontrasepsi MAL

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk

menekan ovulasi.

2) Persentase Kegagalan

7
[Type the document title] [Year
]
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98 % apabila

digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai

berikut : digunakan selama enam bulan pertama setelah

melahirkan sebelum mendapat haid pasca melahirkan dan

menyusui secara eklusif (tanpa memberikan makanan atau

minuman tambahan).

3) Cara kerja

Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan

terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi bbatau menyusui, hormon

yang berperan adalah prolaktin dan oksitoksin. semakin sering

menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon

gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor).

Hormon penghambat akan mengurangi kadar mengurangi kadar

estrogen sehingga tidak terjadi ovulasi.

4) Indikasi

Metode amenorea laktasi  (MAL) dapat digunakan oleh  wanita

yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai

berikut:

 wanita yang menyusui secara eksklusif.

 Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.

 wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

5) Kontraindikasi yang tidak dapat menggunakan MAL

 Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.

 Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.

8
[Type the document title] [Year
]
 Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.

b) Senggama Terputus (koitus interuptus)

1) Definisi

Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum

terjadinya ejakulasi.Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria

menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu

kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik

penis keluar dari vagina. 

2) Cara Kerja 

Alat kelamin (Penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat

dicegah. 

3) Keuntungan 

Keuntungan dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat

maupun persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian

diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini dapat menimbulkan

neurasteni. Manfaat Kontrasepsi yaitu Efektif bila digunakan dengan

benar,  Tidak mengganggu produksi ASI, Dapat digunakan sebagai

pendukung metode KB lainnya, Tidak Ada efek samping,  Dapat

digunakan setiap waktu,Tidak membutuhkan biaya Non

Kontrasepsi, Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga

berencana, Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan

pengertian yang sangat dalam, efektif : Bagi wanita yang suami atau

pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.

9
[Type the document title] [Year
]
4) Indikasi

 Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana

 Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya

 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

 Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu

metode yang lainnya

 Pasangan yang memerlukan metode pendukung serta Pasangan

yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

5) Kontraindikasi

 Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

 Pria yang sulit melakukan sanggama terputus

 Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·

 Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama

 Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi dan pasangan

yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

6) Persentase Kegagalan

Menurut Planned Parenthood 4 dari 100 wanita akan hamil dari

partner pria yang menggunakan senggama terputus artinya peluang

hamil dari metode ini 4%

c) Suhu basal

1) Definisi Dan Tujuan Suhu Basal

Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah

bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan

10
[Type the document title] [Year
]
pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa

subur/ovulasi.

2) Cara Pemakaian

Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer

basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina,

atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang

sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat

Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik

menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35

derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

3) Kekurangan

Adapun kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan

motivasi, Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana

alami, Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, Apabila suhu

tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan

menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal, Tidak mendeteksi

permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai

kehamilan, Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini

hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.

4) Keuntungan

Keuntungan dari metode ini adalah Meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran pasangan terhadap masa subur, Membantu wanita yang

mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi, Dapat

membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks,

11
[Type the document title] [Year
]
Berada dalam kendali wanita, Dapat digunakan mencegah atau

meningkatkan kehamilan..

5) Indikasi

 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan.

 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur.

 Pasangan dengan tidak dapat menggunakan metode lain.

 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan.

6) Kontraindikasi

 Wanita yang mempunyai siklus haid yang tidak teratur

 Pasangan dengan menggunakan metode lain

7) Persentase Kegagalan

Tingkat keefektifan metode suhu basal sekitar 80% atau 20-30

kehamilan per 100 wanita pertahun,dan kegagalan nya 15 kehanilan

per 100 wanita pertahun

d) Metode lendir serviks

1) Definisi

Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan

kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan

lendir yang jernih, encer, dan licin. Metode lendir serviks yakni

pengamatan dilakukan pada lendir serviks.

2) Cara kerja

Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan

dengan merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari dan

12
[Type the document title] [Year
]
melihat langsung lendir pada waktu tertentu. Menjelang ovulasi lendir

ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui

sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika

lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan

(sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal

dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi.

3) Keuntungan

Kelebihan dari metode ini adalah mudah digunakan, tidak

memerlukan biaya,  metode mukosa serviks merupakan

metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda

kesuburan. 

4) kekurangan

Kekurangannya yaitu Tidak efektif bila digunakan sendiri,

sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain, Tidak

cocok untuk wanitayang tidak menyukai menyentuh alat

kelaminnya, Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi  dapat

mengaburkan tanda-tanda kesuburan, Wanita yang menghasilkan

sedikit lendir

5) Indikasi

 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur

maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun

pramenopause.

 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.

 Perempuan kurus atau gemuk.

13
[Type the document title] [Year
]
 Perempuan yang merokok.

 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi

sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma

uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi,

 hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.

6) Kontraindikasi

 Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya

membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.

 Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah

abortus), kecuali MOB.

 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB

 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang)

selama waktu tertentu dalam siklus haid.

7) Persentase Kegagalan

Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4

perempuan per 100 perempuan per tahun

e) Sistem kelender

1) Definisi

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara / metode 

kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri

dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa

subur/ovulasi.

2) Cara Kerja

14
[Type the document title] [Year
]
Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan

senggama pada masa ubur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai

dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung

masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan

siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh

merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut

harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. 

3) Keuntungan 

Keuntungan dari metode ini adalah Metode kalender atau pantang

berkala lebih sederhana, Dapat digunakan oleh setiap wanita yang

sehat, Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus, Tidak

mengganggu pada saat berhubungan seksual, Tidak memerlukan

biaya dan tempat pelayanan kontrasepsi, Tidak ada efek samping. 

4) Kekurangan

Keterbatasan / kekurangan antara lain memerlukan kerjasama

yang baik antara suami istri, Harus ada motivasi dan disiplin pasangan

dalam menjalankannya, Pasangan suami istri tidak dapat

melakukan hubungan seksual setiap saat, Pasangan suami istri harus

tahu masa subur dan masa tidak subur,Harus mengamati

sikus menstruasi minimal enam kali siklus, Siklus menstruasi yang

tidak teratur (menjadi penghambat), Lebih efektif bila dikombinasikan

dengan metode kontrasepsi lain.

5) Indikasi

15
[Type the document title] [Year
]
 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur

maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun

pramenopause.

 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.

 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi

sedang, varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat.

6) Kontraindikasi

 Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang

membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi.

 Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah

abortus).

 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.

7) Persentase kegagalan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh CDC (Centers For Disease

Control) persentase kegagalannya yaitu 24% dalam artian dari 100

wanita hanya 24 yang terjadi

2. Alat Kontrasepsi Menggunakan Alat.

a) Kondom

1) Definisi

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), vilin (plastik) atau bahan

alami (produksi hewan) yang dipasang pada penis saat

berhubungan seksual. Cara Pemakaian Kondom

2) Cara memakai

16
[Type the document title] [Year
]
Kondom ada yang ujungnya biasa, ada pula yang ujungnya

berputing mengeluarkan udara yaang ada, agar tersedia tempat bagi

mani yang akan dikeluarkan gulungan kondom, sebelum persetubuhan

lalu dipasang pada waktu zakar sedang tegang. Sesudah mani keluar,

mani tertampung diujung kondom dan sewaktu zakar ditarik keluar,

jagalah jangan sampai ada cairan yang tumpah. Peganglah kondom

pada waktu menarik zakar keluar. Buanglah kondom setelah sekali

pakai. (Prawirohardjo, Sarwono.2008)

3) Indikasi Pemakaian Kondom

 6 minggu sesudah vasektomi C samapai mani tidak mengandung

spermatozoa lagi, yang seperti dketahui dengan pemeriksaan

laboratorium.

 Sementara menunggu pemeriksaan AKDR.

 Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang

diminum.

 Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36

jam.

 Apabila diduga ada penyakit kelamin sementaramenunggu

diagnosis yang pasti.

 Bersamaan dengan pemakaian spermiside.

 Dalam keadaan darurat, bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia

atau yang dipakai.

 Sebagai cara yang dipilih oleh pasangan-pasangan tertentu.

17
[Type the document title] [Year
]
4) Kontraindikasi

 Pria dengan ereksi yang tidak baik.

 Riwayat syok septik.

 Tidak bertannggung jawab secara seksual.

 Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual.

 Alergi terhadap karet atau lurikan pada patner seks.

 Interupsi seksual foreplay yang mengganggu ekspresi seksual.

5) Persentase kegagalan

Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap

kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom

tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah

didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2 -12

kehamilan per 100 perempuan pertahun.

6) Keterbatasan

 Efektifitas tidak terlalu tinggi

 Cara pemakaian sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

 Agak mengganggu hungan seksual (mngurangi sentuhan langsung)

 Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk

mempertahankan ereksi

 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

 Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum

18
[Type the document title] [Year
]
 Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam

hal limbah

7) Keuntungan

 Mencegah kehamilan

 Memberi pelindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan

seksual (PMS)

 Dapat diandalkan, Relatif murah

 Sederhana, ringan dan disposible

 Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau pollow-up

 Reversible

 Pria ikut serta aktif dalam program KB

b) Diafragma

1) Definisi

Diafragma merupakan penghalang mekanis antara sperma dan sel

telur. Alat ini berbentuk kubah, terbuat dari jenis karet lateks yang

lebih tebal dari pada kondom dan memiliki pegas logam fleksibel pada

bingkai diagfragma pegas tersebut memungkinkan penekanan ketika

diagfragma dimasukan sehingga diafragma dapat kembali kebentuk

seperti semula dan mengikuti bentuk dalam jaringan vagina ketika

ditempatkan didalam.

2) Penggunaan diafragma dikontra indikasikan pada beberapa keadaan

berikut :

 Prolaps uterus yang parah

19
[Type the document title] [Year
]
 Sistokel

 Antervensi atau retroversi uterus yang berat

 Fistula vesikovagina atau rektro vagina

 Alergi terhadap karet diagfragma atau terhadap sediaan spermisida

yang terdapat didalam diagfragma.

3) Kerugian

 Terlalu besar bisa membuat rasa tidak nyaman

 Terlalu kecil bisa terlepas sesekali

4) Keuntungan

 Efektif bila di gunakan dengan benar

 Tidak mengganggu produksi ASI

 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 6

bulan sebelumnya

5) Cara pakai

Masukkan diafragma kedalam vagina jauh kebelakang dorong bagian

depan pinggiran ke balik di atas bagian pubis,masikkan jari ke dalam

vagina sampai menyentuh serviks,sarungkan karetnya dan pastikan

serviks telah terlindungi.

6) Persentase kegagalan

Tingkat kegagalan 16%,terutama jika tidak di gunakan dengan tepat

c) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD

1) Definisi

20
[Type the document title] [Year
]
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur

yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika

sudah digunakan selama periode tertentu.

2) Cara Kerja

dimasukkan  ke  dalam  rahim  yang  bentuknya  bermacam-

macam  terbuat  dari  plastik, plastik  yang  dililit  tembaga. Cara  kerja

Yaitu  menghambat  kemampuan  sperma  untuk  masuk  ke  tubba 

fallopi  dan  mempengaruhi  fertilitasi  sebelum  ovum  mencapai 

kavum  uteri.

3) Indikasi

 Usia  reproduksi  (25 – 49 tahun).

 Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka  panjang.

 Menyusui yang menginginkan menggunakan  kontrasepsi.

 Setelah  Abortus  dan  tidak  terlihat  adanya  infeksi

 Resiko  rendah  dan  IMS (infeksi  menular  seksual)

 Tidak  menghendaki  metode  hormonal.

4) Kontraindikasi

 Sedang  hamil  atau  kemungkinan  hamil

 Perdarahan  pervaginam  yang  tidak  diketahui  (sampai  dapat 

di  evaluasi).

 Sedang  menderita  infeksi  alat  genital  (Vaginitis  servisitif).

 Ukuran  rongga  rahim  kurang  dari  5  cm dan tumor  jinak 

rahim.

21
[Type the document title] [Year
]
5) Keuntungan

 IUD tembaga bisa di gunakan dalam jangka waktu yang lama

sekitar 8-10 tahun

 Sangat efektif mencegah kehamilan

6) Kerugian

 Masa haid berubah lama dan banyak

 Ada kemungkinan terjadi infeksi panggul

 Metode sederhana atau vaginal

7) Persentase kegagalan

Tingkat kegagalannya 0,2-0,8%,IUD memiliki tingkat keberhasilan

yang tinggi.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau

pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur

interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur

pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto,

2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi

yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk

khususnya di Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk

22
[Type the document title] [Year
]
mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam

pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah

satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga

terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR

tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga

diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan

memperhatikan cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling

bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

B. SARAN

1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR Pengguna hendaknya

mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai

dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.

2. Bagi tenaga kesehatan

a) Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan

keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai

prosedur.

b) Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk

melakukan infomconsent pada klien.

23
[Type the document title] [Year
]

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi Hartanto.2007.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : YBPSP

http://makravela.blogspot.co.id/2016/05/kontrasepsi-mantap.html diakses tanggal

28 agustus 2016

Ida Ayu Chandranika.2010.Pedoman Penaganan Efek Samping / komplikasi

Kontraepsi. Jakarta : YBPSP

24
[Type the document title] [Year
]
Sarwono Prawiro hardjo. 2008. Buku panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi.Jakarta: YBPS

Sarwono Prawirohardjo.2008.Informasi Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: BBKBN

Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.

Jakarta : yayasan bina pustaka

Prawihardjo, Sarwono. 1999. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta

: yayasan bina pustaka

Prawihardjo, Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan, edisi ketiga cetakan keenam.

Jakarta : yayasan bina pustaka

25

Anda mungkin juga menyukai