Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM PADA MASA KHULAFA’URAASYIDIN

Dosen Pengampu:

H. M. Husnan L.C.

Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh nilai dalam

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

oleh:

1. Alief Vivaldi Winaraji (1902094)

2. Siti Aisyah (1902099)

3. Wahyu Saputro (1902111)

Teknologi Pengolahan Produk Kulit Politeknik Negeri ATK Yogyakarta

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya bagi Allarh Swt, Rabb semesta alam.Tidak ada daya dan upaya
selain darinya.semoga kita selalu di limpihkan rahmat dan karunianya dalam mengarungi
kehidupan ini.Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada nabi muhammad Saw. beserta
keluarga sahabat dan orang-orang mengikutinya samapi akhir zaman di manapun mereka berada.

Alhamdulillah dari izin dan kehendak darinyalah, sehingga dapat kami selesaikan.
Makalah ini berjudul”Khulafaur Rasyidin”.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang pengertian Khulafaur Rasyidin, siapa sajakah yang
termasuk Khulafaur Rasyidin serta penjelasan-penjelasan lainnya. Dengan penjelasan dalam
makalah ini Insya Allah kami dapat memahami tentang apakah yang dimaksud dengan 
Khulafaur Rasyidin dan dapat menjadi nilai tambahan dalam mempelajari Sejarah Peradaban
Islam.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah


memberikan gambaran tentang materi yang harus diselesaikan dalam makalah ini. Terakhir
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.

Yogyakarta , 20 September  2019

penulis

2
Daftar Isi

Judul.................................................................................................................................................1

Kata Pengantar.................................................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan..........................................................................................................................4

a. Latar Belakang.....................................................................................................................4
b. Rumusan masalah................................................................................................................4
c. Tujuan..................................................................................................................................4

Bab 2 Pembahasan..........................................................................................................................5

a. Apa pengertian dari Khulafaur Rasyidin?...........................................................................5


b. Siapa sajakah yang termasuk Khulafaur Rasyidin?.............................................................6
c. Bagaimana pemerintahan dan metode dakwah dari masing-masing khalifah tersebut?......7

Bab 3 Penutup................................................................................................................................13

a. Kesimpulan........................................................................................................................13
b. Saran..................................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni
632 M. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal ini
disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti. Dua
kelompok yang merasa paling berhak untuk dicalonkan sebagai pengganti Nabi Muhammad
SAW adalah kaum Muhajirin dan Anshar.

Terdapat perbedaan pendapat antara Kaum Muhajirin dan Anshar karena kaum Muhajirin
mengusulkan Abu Bakar as Shiddiq, sedangkan kaum Anshar mengusulkan Sa’ad bin Ubadah
sebagai pengganti nabi Muhammad SAW.

Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara
damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya, Umar menegaskan
bahwa yang paling berhak memegang pimpinan sepeninggal Rasulullah adalah orang-orang
Quraisy. Alasan tersebut dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Melihat dari masalah itu kami dari penulis mencoba untuk membahas tentang Khulafaur
Rasyidin. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa membantu kesulitan teman-teman
dalam memahami tentang Khulafaur Rasyidin.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai beberapa
masalah, antara lain :

a. Apa pengertian dari Khulafaur Rasyidin?


b. Siapa sajakah yang termasuk Khulafaur Rasyidin?
c. Bagaimana pemerintahan dan metode dakwah dari masing-masing khalifah tersebut?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Khulafaur Rasyidin.


b. Untuk mengetahui Siapa sajakah yang termasuk Khulafaur Rasyidin.
c. Untuk mengetahui Bagaimana pemerintahan dan metode dakwah dari masing-masing
khalifah tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin menurut bahasa artinya para pemimpin yang mendapatkan petunjuk
dari Allah SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu para khalifah (pemimpin umat Islam) yang
melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) setelah
Rasulullah SAW wafat.

Rasulullah SAW meninggal dunia tidak hanya sebagai seorang Nabi yang diutus Allah
SWT untuk menyampaikan risalah agama Islam, namun lebih dari itu Beliau juga seorang kepala
negara yang memimpin suatu negara. Oleh karena itu, jabatannya sebagai kepala pemerintahan
harus ada yang menggantikannya.

Maka setelah Rasulullah wafat, para sahabat Muhajirin maupun sahabat Anshor
berkumpul untuk bermusyawarah mengangkat seorang pemimpin diantara mereka.
Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar musyawarah yang dilakukan secara demokratis
sesudah wafatnya Nabi inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin. Jumlahnya ada 4 orang, yaitu:

1. Abu Bakar as Shiddiq


2. Umar bin Khatab
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abu Thalib

Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah) tidak termasuk
Khulafaur Rasyidin karena mereka merubah sistem dari pemilihan secara demokratis menjadi
kerajaan, yaitu kepemimpinan didasarkan atas dasar keturunan seperti halnya dalam sistem
kerajaan.

5
1. Masa Abu Bakar as Shiddiq ( 11 – 13 H = 632 – 634 M )

Khalifah pertama sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah Abu Bakar as Shiddiq.
Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Ghufah. Dipanggil Abu Bakar yang berarti ayah dari
seorang gadis, karena memang Abu Bakar mempunyai anak gadis yang bernama Aisyah yang
kemudian menjadi istri Rasulullah SAW.

Dia termasuk Assabiqunal awwalun. Assabiqunal Awwal yaitu orang yang mula-mula masuk
agama Islam. Mendapat julukan as Shiddiq karena dialah yang selalu membenarkan apa yang
ada pada diri Rasulullah SAW. Diantara para sahabat Nabi, dialah yang tertua dan yang paling
dekat hubungannya dengan Nabi. Dialah yang menemani Nabi saat berhijrah dari Mekkah
menuju Madinah. Usianya 3 tahun lebih muda daripada Nabi.

Melihat kedekatan hubungan dengan Nabi tersebut, maka para sahabat baik sahabat
Muhajirin (orang yang ikut hijrah bersama Nabi atau penduduk asli Mekkah) dan sahabat Anshor
(penolong / penduduk asli Madinah) semuanya sepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai
khalifah yang pertama.

Pada masa kepemimpinannya, usaha-usaha yang telah dilakukannya adalah:

1. Menghadapi para pemberontak yang terdiri atas orang-orang yang murtad (keluar dari

agama Islam) serta orang-orang yang tidak mau membayar zakat.

2. Menghadapi orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi (nabi palsu) seperti:
Musailamah Al Kazab, Al Aswad, Tulaihah dan Sajjah Tamamiyah.
3. Mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an menjadi 1 kumpulan, mengingat banyak para
sahabat penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam peperangan menghadapi orang-orang
yang murtad.

Abu Bakar hanya memimpin selama 2 tahun, karena pada tahun 13 H Abu Bakar meninggal
dunia karena sakit yang dideritanya dalam usia 63 tahun dan dikubur di samping makam
Rasulullah.

Sistem Pendidikan pada Masa Khalifa Abu Bakar As Shiddiq

Pola pendidikan pada masa Khulafah Abu Bakar Sidiq tidak jauh berbeda dengan masa nabi
yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alquran
dan Hadist Nabi.

Kurikulum yang di gunakan pada zaman Abu Bakar, selain berisi materi pelajaran yang
berkaitan dengan pendidikan keagamaan, isi Al-Qur’an, Al-Hadits, hukum islam,
kemasyarakatan, ketatanegaraan, pertahanan, keamanan, dan kesejahteraan. Pesrta didiknya di
zaman Khalifaurrasyidin terdiri dari masyarakat yang tinggal di Meekah dan Madinah.Yang

6
menjadi pendidik di zaman khulafaurrasyidin antara lain adalah Abdullah bin Umar, Abu
Hurairah, Ibn Abbas, Siti Aisyah, Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Abu Dzar Al-Ghifari.
Adapun metode yang di gunakan dalam mengajar selain dengan bentuk halaqah, dan lembaga
pendidikannya yaitu di mesjid, suffah, kuttab dan rumah.

2.Umar bin Khathab ( 13 – 23 H= 634 – 644 M)

Umar bin Khathab adalah putra Naufal Al Quraisyi dari Bani Ady. Sebelum Islam suku
Bani Ady terkenal sebagai suku yang terpandang mulia, megah, dan berkedudukan tinggi. Masuk
Islam pada tahun ke enam dari kenabian, berwatak keras dan pemberani, tapi juga lemah lembut
sering menyamar sebagai rakyat jelata.

Proses Pengangkatan Umar bin Khattab

Pengangkatan Umar sebagai khalifah sangat lancer tanpa ada pertentangan di kalangan
kaum muslimin. Hal tersebut terjadi karena menjelang ajal, Abu Bakar telah mengajukan Umar
bin Khattab sebagai pemimpin kaum muslimin untuk penggantinya. Di antara sahabat yang
dimintai pertimbangan adalah Usman binAffan, Ali bin Abi Thalib, Abdurahman bin Auf,
Talhah bin Ubaidillah dan Usaid bin Kundur . dan Meskipun peristiwa diangkatnya Umar
sebagai khalifah itu merupakan fenomena yang baru, tetapi haruslah dicatat bahwa proses
peralihan kepemimpinan tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan atau rekomendasi
dari Abu Bakar yang diserahkan kepada persetujuan umat Islam. Untuk menjajaki pendapat
umum, khalifah Abu Bajkar melakukan serangkaian konsultasi terlebih dahulu dengan beberapa
orang sahabat, antara lain ialah Abdurrahman ibn Auf dan Usman ibn Affan.

Pada awalnaya terdapat berbagai keberatan mengenai rencana pengangkatan Umar ini, sahabat
thalhah misalnya segera menemui Abu Bakar untuk menyampaikan rasa kecewanya. Namun
oleh karena Umar adalah orang yang paling tepat untuk menduduki kursi kekhalifahan, maka
pengangkatan Umar mendapat persetujuan dan baiat dari semua anggota Islam.  Dan Ketika
Umar telah menjadi khalifah, ia berkata kepada umatnya :”Orang-orang seperti halnya seekor
unta yang keras kepala dan ini akan bertalian dengan pengendara dimana jalan yang akan dilalui,
dengan nama Allah, begitulah aku akan menunjukkan kepada kamu ke jalan yang harus engkau
lalui”

Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/ 634-644 M). Masa jabatannya
berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah.
Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan abu Bakar. Dia
menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang
diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad
ibn Abi Waqqas, dan Abdurrahman ibn Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan
berhasil menunjuk nUsman sebagai khalifah, melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali ibn
Abi Thalib.

7
Usaha-usaha Khallifah Umar bin Khathab antara lain :

1. Pembagian wilayah kekuasaan islam menjadi beberapa bagian (propinsi) yang masing-
masing propinsi di pimpin oleh seseorang Amirul mukminin. Hal ini mengingat semakin
luasnya daerah kekuasaan Islam.
2. Pembentukan dewan-dewan pemerintahan seperti dewan perbendaharaan negara (Baitul
maal), dewan peradilan (Qadhil Qudhah), dewan pertahanan dsb.
3. Penetapan tahun Hijriyah yang dimulai penanggalannya dari hijrah nabi dari Mekkah ke
Madinah.
4. Pembemtukan urusan kehakiman dan pembangunan Masjidil Haram, Masjid Nabawi,
Masjid Aqsha, dll.
5. Memperluas daerah kekuasaan Islam dan penyebaran agama Islam ke beberapa daerah
seperti: Damaskus, Mesir, Babilonia dan beberapa bekas jajahan Romawi Timur.

Melihat keberhasilan Umar bin Kathab ini, banyak musuh dari negara lain hendak
membunuh khalifah. Maka seorang tahanan perang Nahawan yang bernama Fairus( Abu Lu’lu’)
dari bangsa Persia dan menjadi hamba atau budak dari Mughiroh bin Syu’bah sakit hati dan
dendam kepada khalifah atas hancurnya kekaisaran Persia. Maka pada suatu hari tepatnya pada
tahun 23 H khalifah Umar meninggal dunia karena dibunuh oleh Abu Lu’lu.

3.Usman bin Affan (23 – 35 H = 644 – 656 M)

Usman bin Affan adalah putra Abdu Syam bin Abdi Manaf, lahir pada tahun ke-5
Miladiy ah di Mekkah. Dia merupakan bangsaan Quraisy yang sangat kaya raya namun sangat
dermawan. Oleh Rasulullah diberi gelar DZUN NURAIN yang artinya orang yang mempunyai
dua cahaya. Hal ini disebabkan karena Usman menikah dengan dua puteri Rasulullah SAW yaitu
dengan Siti Ruqay yah dan kemudian setelah meninggal dunia, Rasulullah SAW kembali
menikahkannya dengan puterinya yang lain yang bernama Umi Kulsum.

Saat diangkat menjadi khalifah Usman telah berusia70 tahun, namun demikian usaha dan
jasa-jasanya selama menjadi khalifah sangat besar sekali bagi umat Islam khususnya yang
menyangkut usaha pembukuan Al quran menjadi satu mushaf.

Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi perbedaan di kalangan umat Islam mengenai
bacaan Al Quran. Melihat kondisi seperti ini, khalifah kemudian membentuk suatu panitia
khusus yang bertugas membukukan Al Quran menjadi satu mushaf yang sama ejaan maupun
bahasanya. Yang termasuk panitia ini adalah Zaid bin Tsabit sebagai ketua dibantu oleh
Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Ash, dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam.

Kepada panitia khalifah Usman berpesan agar berpedoman kepada hafalan para sahabat
penghafal Al Quran dan jika terjadi perbedaan dalam dialek, maka dikembalikan kepada bahasa
atau dialek Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan dialek suku Quraisy. Panitia menyusun
sebanyak lima buah, masing-masing dikirim ke beberapa daerah seperti: Syam, Kufah, Basrah,
8
dan Mesir. Sedangkan yang satu tetap berada di Madinah untuk khalifah sendiri yang disebut
Mushaf Al Imam.

Di samping usaha pembukuan Al Quran tersebut, khalifah Usman juga melakukan usaha
perluasan daerah kekuasaan Islam, sehingga pada saat itu Islam telah mencapai Afrika (Tunisia,
Sudan, Tripoli Barat) dan daerah Armenia.Khalifah Usman menghadapi pemberontakan dari
beberapa golongan diantaranya adalah dari Khufah dan Basrah, demikian juga dari Abdullah bin
Abu Bakar. Khalifah dikepung oleh para pemberontak selama 40 hari lamanya, sampai akhirnya
beliau dibunuh oleh para pemberontak (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H.

perjuangan dalam dakwah islam :

1. Utsman menjadi khalifah

Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat


termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi
penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam
menyebarkan islam ke penjuru dunia. Dari masa inilah awal pengangkatan seorang
khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh keenam orang
sahabat sepanjang sejarah manusia.

Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan
prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun
terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat
merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya
sehingga beliau syahid Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun
setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi
di Madinah

2. Perluasan wilayah Islam

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih
keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab
berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa
sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam
hendak berbalik memberontak padanya. Namun demikian, meski disana-sini banyak
kesulitan beliau sanggup meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka,
bahkan pada masa ini islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia mulai dari
Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan, Khurasan dan
Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan
Ethiopia. Maka islam lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium
sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena islam telah menguasai hampir sebagian
besar daratan Asia dan Afrika.

9
3. Pembentukan Armada laut Islam pertama

Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada
sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir
akan membebani kaum muslimin pada saat itu. Setelah kekhalifahan berpindah tangan
pada Utsman maka gagasan itu diangkat kembali kepermukaan dan berhasil menjadi
kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipn
sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan
sukarela. Berkat armada laut ini wilayah islam bertambah luas setelah menaklukkan
pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan.

4. Kodifikasi Al – Qur’an

Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar
atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah
binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang
gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak
kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak
ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong
beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan
menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat
dikemudian hari. Seperti halnya kitab suci umat lain yang selalu berbeda antar sekte yang
satu dengan yang lainnya. Maka diutuslah beberapa orang kepercayaannya untuk
menyebarkan Al – Qur’an hasil kodifikasinya ke beberapa daerah penting antara lain
Makkah, Syiria. Kuffah, Syam, Bashrah dan Yaman. Kemudian Beliau menginstruksikan
untuk membakar seluruh mushaf yang lain dan berpatokan pada mushaf yang baru yang
diberi nama Mushaf Al-Iman.

5. khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid
Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam
kelima (haji).

Ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus


untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid;
membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina,
Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar
adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.

4.Ali bin Abu Thalib ( 35 – 40 H = 656 – 661 M)

Ali bin Abu Thalib adalah anak dari paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Abu
Thalib. Sejak kecil telah bergaul dengan Rasulullah SAW karena Nabi juga diasuh oleh Abu
Thalib. Setelah Nabi Muhammad SAW berkeluarga, maka Ali ikut dengan Nabi Muhammad
SAW.

10
Ali lahir di Mekkah pada tahun 661 H. Termasuk Assabiqunal awalun dan orang yang
paling muda dari beberapa orang yang pertama kali masuk agama Islam, karena pada waktu itu
usianya baru 8 tahun. Dia merupakan seorang pemimpin yang cerdas, jujur, pemberani, adil, dan
pandai dalam strategi perang karena setiap peperangan yang dihadapi oleh umat Islam, Ali selalu
mengikutinya dan berada di barisan paling depan sebagai panglima yang mengatur strategi
pasukan Islam. Setelah dewasa, Rasulullah SAW menikahkannya dengan salah satu puterinya
yang bernama Siti Fatimah.

Proses pengangkatan Ali sebagai khalifah melalui musyawarah di kalangan umat Islam,
namun demikian keadaan umat Islam pada waktu itu sudah mengalami perpecahan yang hebat.
Banyak bermunculan golongan-golongan yang disebabkan oleh perbedaan pandangan mereka
dalam hal kepemimpinan umat Islam.

Banyak peperangan yang terjadi ketika masa pemerintahan khalifah Ali, dan yang
terpenting adalah peperangan Jamal dan Shiffin.

1. Peperangan Jamal

Dinamakan peperangan Jamal (unta) karena Siti Aisyah, istri Rasulullah SAW
dan puteri Abu Bakar as Shiddiq ikut dalam peperangan ini dengan mengendarai unta.
Ikut campurnya Aisyah memerangi Ali terpandang sebagai hal yang luar biasa sehingga
orang menghubungkan peperangan ini dengan Aisyah dan untanya, walaupun peranan
yang dipegang Aisyah tidak begitu besar.

Sesungguhnya peperangan ini adalah peperangan yang pertama kali terjadi antara
dua laskar dari kaum Muslimin, di mana seorang Muslim menghadapi seorang Muslim
dengan amarahnya hendak menumpahkan darah saudaranya seagama.

Peperangan Jamal terjadi karena keinginan dan nafsu perseorangan yang timbul
pada diri Abdullah bin Zubair dan Thalhah serta perasaan benci Aisyah terhadap Ali.
Dosa Thalhah agak ringan dibanding dosa Abdullah karena Thalhah tidak sampai
mempengaruhi kaum Muslimin. Dan tak ada pengaruhnya terhadap Aisyah yang dapat
mendorong Aisyah agar mempengaruhi kaum Muslimin dengan menggunakan
kedudukannya sebagai Ummul Mukminin.

Akan tetapi, Abdullah bin Zubair sangat bernafsu untuk menduduki kursi khalifah
dan berupaya dengan sungguh-sungguh menghasut Aisyah menghidupkan api
peperangan agar keinginannya menduduki kursi khalifah dapat tercapai.

Ali disalahkan karena dia dipandang tidak dapat menguasai laskarnya seluruhnya.
Ketika ada usahanya hendak mencari perdamaian, diantara pengikut-pengikutnya ada
yang membuat komplotan untuk menyalakan api peperangan. Andai kata beliau
berwibawa penuh terhadap laskarnya, mungkin peperangan dapat dihindarkan. Yang

11
memikul tanggung jawab atas terjadinya peperangan Jamal yang telah menelan korban
puluhan ribu umat manusia adalah Abdullah bin Zubair dan Aisyah.

2. Peperangan Shiffin

Peperangan Shiffin adalah peeprangan antara khalifah Ali dan Mu’awiyah. Ali
dan pengikut-pengikutnya mulanya mengira bahwa peperangan yang pertama dan itu pun
akan merupakan peperangan penghabisan haruslah untuk menundukkan Mu’awiyah bin
Abu Sufyan yang didukung penduduk Syam.

Mu’awiyah adalah anak Abu Sufyan (paman Usman) pemuka Bani Umayah yang
amat disegani dan dipatuhi oleh laskarnya. Thalhah dan Zubair sebelumnya tidak
dipandang musuh oleh Ali, terlebih sesudah keduanya memberikan bai’ah dan sumpah
setianya kepada Ali. Begitu pula tidak seorang pun menyangka bahwa kebencian Aisyah
terhadap Ali akan sampai sedemikian rupa sehingga Aisyah menceburkan diri ke dalam
peperangan memimpin bala tentara melawan Ali.

Peperangan Jamal mengakibatkan gugurnya ribuan tentara Ali. Sementara itu,


Mu’awiyah memperkuat laskarnya dengan membagi-bagi uang kepada mereka dan
pengikutnya sehingga ikatan kesatuan mereka menjadi kuat.

Pertempuran terjadi antara kedua laskar beberapa hari lamanya. Ali dengan
keberanian pribadinya dapat membangkitkan semangat dan kekuatan laskarnya, sehingga
kemenangan sudah membayang baginya. Ahli-ahli sejarah yang mempelajari sejarah
kehidupan Ali di bidang kemiliteran menemukan bahwa dalam setiap pertempuaran Ali
selalu menang. Menang dalam peperangan Jamal, Shiffin dan beberapa peperangan
dengan Khawarij. Akan tetapi, beliau kalah dalam diplomasi dan tak dapat mengelak dari
tipu daya.

Ketika akhir hayat khalifah Usman bin Affan menghadapi berbagai kelompok
pemberontak, maka demikian pula dengan keadaan yang dialami oleh khalifah Ali bin
Abu Thalib. Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya Ali lebih banyak menghadapi
para pemberontak ini terutama pemberontakan yang dilakukan oleh gubernur Mesir yang
bernama Muawiyah bin Abu Sufyan.

Hampir seluruh masa pemerintahannya habis untuk menghadapi para


pemberontak, sehingga usaha dan jasa-jasa khalifah Ali tidak begitu banyak diketahui.
Khalifah Ali meninggal dunia karena dibunuh oleh salah seorang golongan Khawarij
yang bernama Ibnu Muljam pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H.

Dengan wafatnya khalifah Ali, maka masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin


telah selesai karena sesudah itu pemerintahan Islam dipegang oleh khalifah Muawiyah
bin Abu Sufyan secara turun-temurun, sehingga disebut Daulat / Bani Umayyah.

12
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Khulafaur Rasyidin menurut bahasa artinya para pemimpin yang mendapatkan petunjuk dari
Allah SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu para khalifah (pemimpin umat Islam) yang
melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) setelah
Rasulullah SAW wafat.

Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar musyawarah yang dilakukan secara demokratis
sesudah wafatnya Nabi inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin. Jumlahnya ada 4 orang, yaitu:

1. Abu Bakar as Shiddiq ( 11 – 13 H = 632 – 634 M )


2. Umar bin Khatab ( 13 – 23 H= 634 – 644 M)
3. Usman bin Affan (23 – 35 H = 644 – 656 M)
4. Ali bin Abu Thalib ( 35 – 40 H = 656 – 661 M)

Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah) tidak termasuk Khulafaur
Rasyidin karena mereka merubah sistem dari pemilihan secara demokratis menjadi kerajaan,
yaitu kepemimpinan didasarkan atas dasar keturunan seperti halnya dalam sistem kerajaan.

Dengan wafatnya khalifah Ali, maka masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin telah selesai
karena sesudah itu pemerintahan Islam dipegang oleh khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan secara
turun-temurun, sehingga disebut Daulat / Bani Umayyah.

b. Saran

Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan kami.

Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami
khususnya dan pembaca pada umumnya.

13
Lampiran
Tanya Jawab
1. Ghani
Soal : apa perbedaan kaum muhajirin dengan kaum anshor?
Jawab : kaum Muhajirin yaitu penduduk mekkah yang telah memluk agama
islam dengan hijrah bersama nabi muhammad ke madinah, sedangkan
kaum anshor yaitu penduduk islam madinah yang memberi perlindungan
kepada kaum muhajirin di madinah.
2. Putri
Soal : usaha apa yang dilakukan umat islam pada masa khulafaur rasyidin
untuk memajukan islam ?
Jawab : dengan mengirimkan pedagang-pedagang islam ke berbagai tempat untuk
menyiarkan islam. Mendirikan majelis-majelis dan madrasah yang
mempelajari agama islam
3. Aulia
Soal : faktor apa yang meneyebabkan perkembangan peradaban islam pada
masa khulafaur rasyidin berkembang menjadi cepat?
Jawab : 1. Karena para khulafaur rasyidin adalah orang kepercayaan rasulullah
2.usaha dakwah yang mereka belajari dari bimbingan rasulullah.
4. Elsinta
Soal :jelaskan asal mula terbentuknya dewan pemerintahan Baitul Mall pada
masa pemerintahan Umar bin Khattab?
Jawab : Baitul mall menjadi tempat untuk mengatur keuangan negara. Dalam
beberapa sumber dikisahkan bahwa Abu hurairah R.A menghadap
khalifah Umar dengan membawa uang 500 ribu dirham, jumlah yang
sangat besar pada masa itu. Sebagai hasil rampasan perang. Sejak saat itu
umar membentuk lembaga keuangan khusus atau yang lebih dikenal
dengan baitul mall
5. Yudha
Soal : apa alasan terbunuhnya Ustman bin Affan?
Jawab :Ustman bin Affan terbunuh karena difitnah menuliskan sebuah surat
kepada muhhamad bin Abu bakar dan isi surat itu membuat semua orang di
Madinah membenci Ustman bin Affan, kemudian ia dibunuh oleh Abdullah bin
Saba’ pada Ustman membaca al-qur’an dan beliau di bunuh tanpa perlawanan.

14

Anda mungkin juga menyukai