2019
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/23777
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
LITERASI INFORMASI GURU SMA NEGERI 13 MEDAN DALAM
MENUNJANG KOMPETENSI PROFESIONALISME
SKRIPSI
OLEH:
Tanda Tangan :
Tanggal :
NIM : 160723027
NIP : 195603311986032001
Tanda Tangan :
Tanggal :
Tanda Tangan :
Tanggal :
Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan
untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan
pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan
tanda kutip.
Penulis,
Safitri, Raisa Dwi. 2019. Literasi Informasi Guru SMA Negeri 13 Medan dalam
Menunjang Kompetensi Profesionalisme. Medan: Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara.
Wata’ala yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beriring salam penulis
keluarga dan para ahlul bait, yang senantiasa menjadi tauladan bagi umat manusia.
tugas akhir penulis dan salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sains
Informasi (S.S.I) dalam bidang studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada
Penulis juga menyadari bahwa penyelesaian ini juga tidak terlepas dari
peran keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril dan materil
serta limpahan kasih dan sayangnya kepada penulis. Untuk itu, penulis
Ibunda Dra.Yurlina Tanjung, S.Pd. karena berkat keduanya pulalah penulis dapat
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu
ii
5. Seluruh staf dosen pengajar beserta staf administrasi Program Studi Ilmu
6. Seluruh Guru dan staf pegawai di SMA Negeri 13 Medan yang banyak
iii
selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis hingga skripsi ini
selesai.
maupun pengorbanan dalam rangka menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini
Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya untuk ilmu
pengetahuan.
Penulis
iv
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 5
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
Keberadaan informasi menjadi hal yang penting di era informasi saat ini.
seseorang haruslah mampu membaca atau melek terhadap huruf yang dikenal
informasi yang salah yang tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan tidak terfilternya
permasalahan, menyediakan jalan keluar dan menghasilkan ide baru serta petunjuk
untuk masa depannya. Dengan demikian, adanya literasi informasi dapat menjadi
dalam masyarakat informasi, juga merupakan bagian dari dasar hak asasi manusia
baru. Oleh karena itu, sekolah sebagai salah satu instansi pendidikan harus dapat
terlatih. Sumber daya manusia disini adalah tenaga pendidik yaitu guru. Siswa
Dengan demikian, guru harus telah mempersiapkan dirinya dan sudah harus lebih
mengetahui informasi yang dibutuhkan untuk para peserta didiknya. Tidak hanya
peserta didik saja, guru juga membutuhkan informasi yang diperlukan untuk
informasi dan memahami bahwa literasi informasi tersebut penting, akan dengan
mudah membimbing siswanya belajar dan berbagi informasi baik secara lisan
maupun tulisan, serta mampu mengambil informasi dan berbagi informasi baik
dilakukan pada SMA Negeri 13 Medan, setiap guru bidang studi yang mengisi kelas
akan memberikan materi pelajaran yang berpatokan pada buku paket dan
tersebut menyebabkan kejenuhan pada peserta didik yang diampu karena tidak
Lebih dari itu, jika ada siswa yang meminta keterangan lebih mengenai materi
terdapat siswa yang kurang puas, sehingga membuat siswa mencari tahu informasi
tersebut secara mandiri. Hal ini berkaitan dengan kemampuan guru sebagai
yang akan di teliti dan dikaji adalah, bagaimana kemampuan literasi informasi guru
untuk mengetahui literasi informasi guru yang ada di SMA Negeri 13 Medan dan
Medan.
informasi bagi guru sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan untuk
kompetensinya.
menggunakan salah satu dari enam standar literasi informasi yang dikeluarkan oleh
Association of College and Research Libraries (ACRL) yakni standar keempat dari
keempat yakni 1). memproses informasi, 2). mensintesis informasi dan 3).
menyajikan informasi.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Literasi
Literasi bukanlah hal yang baru. Terdapat banyak pengertian yang tersedia
dan dikemukakan dalam berbagai sudut pandang namun tetap memiliki makna yang
sama. Untuk itu pengertian literasi perlu diuraikan dengan detail untuk mengetahui
maknanya.
Istilah literasi dalam bahasa Inggris, Menurut Johan (2013: 206) Literacy
berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan
dipakai orang Inggris untuk kata letter dan dengan demikian sebenarnya memang
berurusan dengan aksara dan tulisan. Sewaktu kata literacy digunakan oleh orang-
orang Inggris pertama kali di tahun 1883, yang dimaksud adalah kemampuan
membaca dan menulis sebagai hasil dari pendidikan formal. Sejak itu pula, kata
literasi menjadi sebuah capaian, luaran, atau bahkan prestasi dari sebuah sistem
Indonesia kata literacy diterjemahkan secara bebas menjadi literasi. Kata literasi
Indonesia, ataupun Tesaurus Bahasa Indonesia, akan tetapi istilah yang dapat
merupakan hasil karya kolaborasi tiga Negara yaitu Brunei, Indonesia dan Malaysia
pada tahun 2003 yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei di Bandar
Seri Begawan. Entri literasi tersebut digunakan di Negara Brunei dan Malaysia
istilah literasi baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Melayu mempunyai
digunakan. Manakala berbicara mengenai bahasa, hal tersebut tidak lepas dari
pembicaraan mengenai budaya karena bahasa itu sendiri merupakan bagian dari
budaya.
dalam memperoleh sebuah makna dari kata-kata. Literasi muncul seiring dengan
banyaknya masyarakat dunia yang tidak dapat membaca ataupun menulis dengan
baik. Keadaan ini dapat menyebabkan suatu bangsa sulit untuk mencapai kemajuan
karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Tingginya tingkat buta huruf
tersebut membuat istilah literasi muncul sebagai suatu solusi dalam memberantas
buta huruf. Sehingga dapat dipahami bahwa literasi pada awalnya diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam usaha untuk dapat membaca dan menulis (melek
2017: 35).
dapat dipahami bahwa, literasi tidak hanya sekedar bermakna suatu kemampuan
dalam hal menulis dan membaca, namun juga bermakna lebih mendalam yaitu
pengetahuan dan tujuan seseorang serta dalam rangka untuk dapat berpartisipasi
perkembangan literasi. Hal tersebut menjadikan literasi terdiri dari berberapa jenis.
Beberapa lembaga dan ahli telah mengklasifikasikan jenis literasi hingga menjadi
Teaching (Arifin, 2016) mengklasifikasikan jenis literasi menjadi lima jenis, yakni:
Definisi literasi media berdasarkan Center for Media Literacy (1992) yaitu,
penting dari jenis literasi media adalah bahwa seseorang mampu berpikir secara
kritis tentang apa yang mereka dengar, lihat, dan baca dari buku, koran, majalah,
konteks. Konteks yang dimaksud meliputi konteks sosial dan konteks kultural.
Seseorang dikatakan literat terhadap media apabila peduli pada interaksi sehari-hari
dengan media dan pengaruhnya terhadap gaya hidup, menafsirkan dengan efektif
menyampaikan dengan baik tentang berita yang ditutupi media, sensitif terhadap
seseorang dapat dikatakan literat terhadap media. Literasi media sudah umum
ditemukan termasuk di sekolah. Pemanfaatan literasi media oleh guru dan siswa di
sekolah melalui teks pelajaran, majalah sekolah, televisi, internet, website sekolah
menyatakan bahwa literasi komputer sebagai literasi dengan teks digital. Karena
pada prinsipnya literasi jenis ini berkaitan erat dengan penggunaan software dan
program yang ada di komputer. Literasi komputer ini juga sudah umum digunakan
di sekolah baik melalui komputer monitor, maupun laptop dan notebook dan sudah
sekolah perlu mengadakan dan menyediakan komputer atau laptop untuk dijadikan
bentuk dan berasal dari berbagai sumber. Sementara Baharudin (2017) memberikan
contoh penerapan literasi digital yaitu browsing internet, bekerja dengan database,
10
penggunaannya sudah sangat massif untuk era digital seperti sekarang ini dan
dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat termasuk guru dan siswa di sekolah.
digital dari berbagai bentuk dan sumber. Demikian halnya pihak sekolah perlu
untuk memberikan peluang bagi guru dan siswa untuk memanfaatkan era digital
teknologi informasi berupa browsing di internet dan media sosial namun tetap
teknologi adalah
atau lebih luasnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah kemampuan
11
College & Research Libraries (ACRL) didefinisikan sebagai: “the set skills needed
to find, retrieve, analyze, and use information.” Menurut definisi tersebut literasi
Literasi informasi terdiri dari dua kata, yaitu literasi dan informasi. Kedua
kata tersebut berasal dari bahasa inggris literacy dan information. Literacy menurut
arti katanya mengandung makna melek huruf dan yang berkaitan dengan kegiatan
maupun tidak tertulis untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan seseorang,
suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang
dibuat. Informasi sesungguhnya dapat berupa data atau fakta, akan tetapi dapat juga
bukan.
12
kebutuhan seseorang.
luas bagi individu, sistem pendidikan, dan untuk masyarakat, seseorang yang
dapat digunakan untuk hal yang bersifat umum maupun khusus, seperti menerima
informasi yang datang darimana saja. Mereka dapat menggunakan literasi informasi
untuk menyeleksi informasi apa saja yang berguna bagi kehidupannya sehingga
13
lebih efisien dan efektif dalam memecahkan masalah dan keputusan yang dibuat
berbasis pengetahuan karena tujuan akhir dari literasi informasi adalah menciptakan
14
tujuan serta peranan penting dalam kehidupan seseorang, seseorang yang memiliki
didapatkan melalui pemilahan yang kritis dan analitis, dan membentuk seseorang
Selain itu, tujuan dan manfaat literasi informasi menurut Sofa (2010) juga
15
Pekerjaan
melakukan penelitian atau persiapan materi pembelajaran oleh guru yang mana
guru adalah sebagai sumber utama informasi dan sebagai fasilitator yang membantu
mana yang akan digunakan dan itu akan membuat mereka menjadi guru yang kritis.
Dengan demikian, guru dapat menyalurkan informasi yang telah diperoleh melalui
berguna dalam kehidupan sosial, misalnya dalam kehidupan sehari-hari yang mana
literasi dapat menilai suatu iklan dan proses jual beli khususnya secara online,
16
berbagai segi kehidupan, baik pendidikan, sosial, politik, maupun dalam dunia
pekerjaan.
Ada banyak model literasi informasi yang digunakan untuk mengetahui dan
mengukur literasi informasi seseorang dan untuk dapat dikatakan literat terhadap
informasi, banyak ahli yang membuat suatu strategi pencarian informasi atau model
pencarian informasi. Dari beberapa model yang ada, kebanyakan model literasi
informasi yang berkembang adalah untuk aplikasi bagi siswa di sekolah. Maka dari
itu, para guru perlu mengetahui perbedaan setiap model dan bagaimana
1. The Big6
Model The Big6 adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh
Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz di Amerika Serikat pada tahun 1987
17
2. Empowering8
Kolombo Sri Lanka pada tahun 2004, sedang yang kedua dilaksanakan di Patiala,
18
Menurut model ini, literasi informasi terbagi ke dalam delapan langkah yang
terdiri atas beberapa kemampuan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Lien (2010:
5), yaitu:
3. Seven Pillars
19
yang digunakan dalam model ini, yaitu identify, scope, plan, gather, evaluate,
bagi semua isu dan topik, dapat diajarkan pada semua tingkat pendidikan. Empat
20
menerbitkan sebuah buku panduan (handbook) untuk para guru dan pustakawan
kurikulum sekolah.
seseorang dalam berinteraksi dengan informasi baik itu ketika belajar, mengajar
menggunakan informasi secara efektif dan efisien dan membawa pada wisdom dari
Berikut ini 7 langkah pada model literasi informasi seven faces menurut
21
perpustakaan dan informasi pada University New Jesery. Pada jenis model ini
setiap tahap. Menurut Kuhlthau (2004: 90), ada beberapa keterampilan yaitu:
1. Initiation
2. Selection
3. Exploration
4. Formulation
5. Collection
6. Search.
School Education Library Services tahapan ini terbagi menjadi 6 bagian dikutip dari
22
yang nantinya menjadi warga negara yang siap menghadapi era informasi. Hal ini
1. Perumusan masalah
2. Mengidentifikasi sumber informasi
3. Mengakses Informasi
4. Menggunakan informasi
5. Menulis
6. Mengevaluasi
7. Menarik Pelajaran
23
Process (ISP) dibuat Carol Kuhlthau di tahun 1989, The Stripling and Pitts
Research Process (REACT) dibuat Barbara Stripling dan Judy Pitts pada tahun
1988, Pathways to Knowledge Information Skills dibuat Marjorie Pappas dan Ann
Tepe pada tahun 1995, The Alberta Model, Guided Inquiry dibuat Carol Kuhlthau
dan Ross Todd, The 8 Ws dibuat Annette Lamb di tahun 1990, Action Learning
dibuat Gwen Gawith di tahun 1983, Louisiana Information Literacy Model For
Lifelong Learning, 3 Doors dibuat oleh Gwen Gawith, Information Skill dibuat
Irving, Research Cycle dibuat Jamie McKenzie tahun 1995, 5-As dibuat oleh Ian
Jukes, Infohio dialogue model for information literacy skills dibuat InfoOhio pada
tahun 1998, FLIP IT dibuat Alice H. Yucht di tahun 1997, Information Process di
kembangkan New South Wales, Sauce dbuat oleh T. Bond, S.P.I.R.R.E. Research
dibuat oleh McElmeel, I-Search dibuat oleh Ken Macrorie, Marilyn Joyce, and Julie
Tallman, Noodle Tools dibuat Debbie Abilock, Pre-search dibuat Virginia Rankin,
The Research Helper dibuat S. Hughes, Research Assistant dibuat Ann Bevilacqua,
24
dijelaskan.
dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar bagi siswa yang
dirancang secara sengaja, sistematis, dan berkesinambungan. Sedangkan
siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang merasakan kondisi
belajar yang diciptakan oleh guru. Guru sebagai pendidik dan pengajar
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.
Pada setiap inovasi pendidikan khususnya dalam perubahan kurikulum dan
peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan
selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru
dalam dunia pendidikan. Guru dituntut memiliki multi peran dalam
pembelajaran, supaya mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif
dan efektif. Untuk dapat melakukan pembelajaran aktif dan efektif, guru
harus mampu memberikan kesempatan bagi siswanya untuk belajar serta
meningkatkan kualitas pengajarannya. Kesempatan belajar siswa dapat
25
Guru memiliki tugas dan peran yang sangat penting bagi peningkatan
kualitas pembelajaran dalam banyak aspek, secara khusus pada peserta didik. Posisi
guru tidak akan pernah bisa digantikan dengan kemajuan teknologi yang
berkembang dewasa ini karena pola pendekatan guru lebih utama bagi peserta didik
guru diharapkan dapat menambah volume kualitasnya, tentu bagi guru harus
mengerti dan paham apa sebenarnya peran sebagai guru dalam pembelajaran.
Berikut beberapa peran guru menurut Nurpratiwi (2017) yang dapat diketahui:
26
fasilitator dan sumber belajar yang mana tercapainya peran tersebut harus didukung
dengan kemampuan literasi informasi guru. Selain itu, peran guru menurut Rizal
(2006) yakni,
Peran guru di sini tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi yang
melulu memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, tapi adalah
lebih dari itu juga sebagai fasilitator yang membekali anak didiknya dengan
berbagai keterampilan informasi agar mereka dapat secara mandiri
melakukan pengembangan diri baik dari segi kognitif, psikomotorik (skill),
dan afektif (sikap).
Selain itu, Tugas dan peran guru bukan hanya memberikan informasi-
informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan
jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetensi. Tugas guru adalah
seorang guru yang mewajibkannnya memiliki tugas dan peran ganda di dalam
yang mulia tersebut sangat penting bagi peserta didik untuk pengembangan diri,
27
kesulitan belajar, serta menilai kemajuan belajar. Seorang guru harus mampu
menerapkan cara belajar yang tepat kepada peserta didik. Untuk itu, guru terlebih
dahulu harus menjadi literat terhadap informasi untuk dirinya sendiri dengan
informasi yang diadakan UNESCO Tahun 2007 dan dikutip oleh Rindyasari (2008)
bahwa pada intinya akan memperkuat kapasitas guru dalam metode pencarian data
atau informasi untuk memperkaya materi ajar, dan juga mengajarkan siswa supaya
perkembangan usianya. Guru merupakan kunci sukses dalam mencapai siswa yang
peserta didik, guru dapat menerapkan cara belajar yang efektif seperti Learning
How To Learn (belajar bagaimana cara untuk belajar) yaitu mengajarkan cara
28
dan memperluas materi secara mandiri melalui diskusi, observasi, studi literatur dan
studi dokumentasi (metode inquiry) dan cara belajar yang dapat menumbuhkan dan
memupuk motivasi internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam.
Dengan konsep tersebut maka peserta didik akan menjadi aktif belajar untuk
menggali dan mencari informasi dari berbagai sumber termasuk salah satunya di
perpustakaan.
Sedangkan dari sisi guru untuk pribadi guru itu sendiri, dalam hal ini untuk
samping kompetensi di atas seorang guru juga dituntut beberapa hal, yaitu:
29
guru untuk menguasai apa-apa yang menjadi tanggung jawab dan kewajibannya
untuk dalam menjalankan kinerjanya sebagai guru. Hal ini jika diterapkan dengan
baik dapat membawa dampak positif baik bagi peserta didik maupun bagi pribadi
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
30
kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Maka dari itu
Pendidikan , yaitu :
a. Kompetensi Pedagogik
arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan
31
Kepribadian adalah unsur yang menentukan guru dengan anak didik sebagai
teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola,
seluruh kehidupan adalah figur yang paripurna. (Saudagar, 2011: 40). Kemudian
(a) berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan biijaksana; (d)
menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; dan (g)
religius. Menurut Saudagar (2011: 44), Guru akan mampu mengubah perilaku
peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia yang baik. Kompetensi kepribadian
berperan menjadikan guru sebagai pembimbing, panutan, contoh, teladan bagi anak
didiknya.
c. Kompetensi Profesional
luas dan mendalam. Oleh karena itu, guru harus selalu belajar untuk memperdalam
32
d. Kompetensi Sosial
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru atau anak didiknya, orang tua,
kualitas hidup suatu bangsa dan masyarakat perlu ada peningkatan dalam
pendidikan, dan hal itu terletak pada sosok seorang guru. Adapun upaya pemerintah
33
untuk mencari informasi yang dibutuhkannya dengan cepat dan mudah. Hal
tersebut membuat seorang guru dapat dengan mudah mengakses informasi di mana
saja dan kapan saja. Namun tidak semua informasi yang didapatkan adalah
informasi yang dibutuhkan, sehingga harus cermat dalam memilih informasi yang
tepat dan akurat. Seseorang juga harus mengetahui dengan jelas apa saja yang
informasi yang didapat atau yang sering disebut dengan istilah literasi informasi.
dihadapkan dengan beragam informasi yang sudah tersedia yang nantinya akan
disampaikan pada para anak didiknya. Untuk itu dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah, dan juga dapat meningkatkan mutu para siswa dalam belajar,
proses belajar mengajar diharapkan hasilnya dapat mencapai tujuan dan peserta
untuk belajar. Saat ini pemerintah menuntut seorang guru wajib memiliki
kompetensi profesional guru dan untuk menjawab tuntutan tersebut guru juga harus
34
secara efektif, etis dan efisien dan menggunakan TIK dan mempromosikan kepada
siswa. Menurut Hamalik (2002: 36), guru yang berkompeten akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga belajar para siswa berada pada tingkat yang optimal.
Maka dari itu, kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses belajar
mengajar sebagaimana yang dinyatakan oleh Rusyan (1992: 22), adalah sebagai
berikut:
menunjang kompetensi dan profesionalisme disamping tugas dan peran guru yang
sudah sangat kompleks tersebut, akan menjadi mudah dan terarah dengan baik jika
seorang guru memiliki kemampuan literasi informasi. Sehingga seorang guru tidak
35
baku sebagai bahan merujuk untuk dapat melihat kompetensi literasi guru. Peneliti
Standards for Teacher Education. Standar literasi ini berisi poin-poin penting yang
harus dikuasai para pembelajar yang sedang menempuh pendidikan guru dan
36
37
38
39
40
41
42
ini:
43
informasi sebelumnya
3. Penyajian a. Artikulasi kesimpulan
informasi b. Penerapan informasi baru
c. Pemilihan media komunikasi dan format
pendukung
d. Representasi informasi sesuai sasaran audiens
e. Penggunaan aplikasi teknologi
f. Pengaturan format penyajian informasi
g. Transfer informasi dari format asli ke format
baru
h. Berpartisipasi dalam forum komunikasi
i. Berinteraksi, kolaborasi dan menerbitkan
informasi dengan ahli lainnya
1. Evaluasi a. Evaluasi dan analisis kritis akan keakuratan
Standar
potongan informasi
5
44
ini tentu saja akan membantu dalam tindakan pembelajaran di dalam kelas dan
45
METODE PENELITIAN
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
mendapatkan hasil yang relevan, teruji dengan analisis mendalam, dan berkorelasi
literasi informasi guru SMA Negeri 13 Medan dalam menunjang kompetensi dan
pendekatan penelitian adalah suatu cara atau strategi yang ditetapkan oleh peneliti
46
penelitian. Selain itu Menurut Bodgan dan Taylor yang dikutip oleh Sujarweni
data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang
melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian deskriptif ini peneliti tidak
literasi informasi dan menghimpun data yang telah peneliti dapatkan di lapangan.
Penelitian ini dilakukan pada sekolah SMA Negeri 13 Medan yang terletak
di Jalan Brigjend Zein Hamid No. 17 Titikuning Medan. Waktu pengambilan data
didasarkan pada kebutuhan siswa SMA Negeri 13 Medan akan kewajiban guru-
guru dalam memberikan dan membawakan materi ajar yang menarik sehingga
dapat mengembangkan motivasi belajar, minat pribadi, dan untuk menjadikan tidak
hanya siswa namun juga guru menjadi individu yang kritis, individu yang penuh
rasa ingin tahu, pencipta dan pengguna informasi yang baik serta mengelola proses
belajar mengajar dan tugas-tugas guru dengan baik sebagai tanggung jawab guru di
sekolah.
47
Objek dari penelitian ini adalah literasi informasi guru khususnya dalam
Dari seluruh jumlah guru yang ada di SMA Negeri 13 Medan yang
berjumlah 90 orang akan diambil sejumlah informan yang akan diteliti. Menurut
Bungin (2007: 78), informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi
objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek
murah, cepat dan mudah serta relevan dengan tujuan penelitian. Maka dari itu,
peneliti akan menentukan beberapa kriteria dari sampel yang diambil, yaitu:
Dari 90 sembilan puluh guru SMA yang ada di SMA Negeri 13 Medan,
yang akan diwawancara sejumlah 6 orang. Dalam penelitian kualitatif tidak ada
48
memahami masalah yang diteliti yang menjadi tujuan utama penelitian kualitatif.
Menurut Bungin (2007: 53), bila dalam proses pengumpulan data sudah tidak
ditemukan variasi informasi maka peneliti tidak lagi mencari guru SMA Negeri 13
Medan lain yang dapat dijadikan informan yang baru dan pengumpulan informasi
1. Studi Kepustakaan
Studi pustaka bertujuan untuk memperoleh orientasi yang lebih luas dari
masalah yang diteliti yaitu bagaimana literasi informasi guru dan bagaimana literasi
dapat menunjang kompetensi dan profesionalisme seorang guru dalam hal ini guru
perbedaan yang terjadi dengan literatur yang ada dan mencari benang merahnya.
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah salah satu standar dari
enam standar literasi informasi untuk pendidikan guru atau Information Literacy
49
2. Observasi
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2007: 158).
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan
pengamatan terlibat dimana peneliti juga menjadi instrumen atau alat dalam
penelitian sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan terjun langsung atau
sebagai sumber data. Selain itu, tujuan observasi adalah mendeskripsikan keadaan
yang terjadi, aktivitas-aktivitas, dan melihat makna aktivitas tersebut dari perspektif
informan (Poerwandari, 1998). Salah satu hal yang penting lain, namun sering
observasi yang sekaligus melibatkan diri selaku orang dalam pada situasi tertentu.
Hal ini agar memudahkan peneliti memperoleh data atau informasi dengan mudah
dan leluasa.
3. Wawancara
50
pada ACRL yakni Information Literacy Standards for Teacher Education. Hal ini
belum ada standar baku untuk melihat kemampuan literasi informasi guru.
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek
(check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
peneliti dengan informan. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menangkap
observasi dan pendekatan terhadap informan. Hal ini peneliti lakukan agar dapat
51
ada pendekatan sebelumya. Berikut tabel daftar informan yang diwawancara dalam
penelitian ini.
peneliti terhadap jawaban informan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud informan.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih muda dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
52
1. Data Primer
Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara peneliti dengan
Guru SMA Negeri 13 Medan, dan pengamatan peneliti berupa kata-kata, sikap dan
pemahaman dari subjek yang diteliti berdasarkan observasi sebagai dasar utama
2. Data Sekunder
mendukung data primer dan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini, seperti buku,
jurnal, internet, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan observasi di lapangan. Setelah data dari hasil penelitian
selanjutnya adalah mengolah data dengan cara memilah dan membuang hal-hal
yang dianggap tidak perlu untuk mendapatkan inti dari hasil penelitian dan
memilahkannya kedalam konsep dan kategori tertentu. Kategori data yang dibuat
53
diuraikan di atas. Data yang terkumpul akan dituangkan dalam bentuk narasi
deskriptif.
kedalam suatu bentuk kesatuan dan memaparkan hasil penelitian supaya lebih
mudah dipahami. Data dirangkum dan diringkaskan dengan cara yang sistematis.
Pada akhirnya dalam kegiatan analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan
Keseluruhan data-data tersebut dianalisis secara sistematis agar dapat menjadi satu
hasil penelitian yang representatif. Jika hal ini terlaksana dengan baik, maka hasil-
hasil analisis akan memberikan suatu representatif yang sahih, yang valid mengenai
54
Visi dan Misi Sekolah SMA Negeri 13 Medan adalah sebagai berikut,
Visi: Terwujudnya warga sekolah yang berkarakter, berilmu, bertaqwa, cerdas dan
terampil, unggul dalam prestasi, bermartabat serta peduli terhadap lingkungan.
Dalam pembelajaran, suatu individu akan berada dalam kondisi atau proses
yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri suatu individu, yang mana
penyedia kondisi ini dapat dilakukan dengan bantuan pendidik (guru) atau
ditemukan sendiri oleh individu secara otodidak. Di dalam pembelajaran itu pula
55
pemrosesan informasi.
tahapan yang penting dilakukan. Menurut mereka setiap individu pasti secara tidak
perluasan gagasan, penarikan kesimpulan dan pengujian teori dari suatu informasi.
oleh karena itu, setiap orang melewati tahapan pemrosesan informasi hanya saja
mereka jalani didalam suatu kehidupan. Dalam penelitian ini peran yang diemban
tertentu dari berbagai arah ataukah menolak sudut pandang tersebut? Lalu, mengapa
demikian?
berasal dari internet seperti artikel jurnal online, forum diskusi online, Wikipedia,
maupun terbitan dari situs-situs resmi tetap harus dilakukan penyaringan. Hal
tersebut juga tidak hanya berlaku pada perolehan informasi dari internet, namun
56
dari kegiatan seminar dan pelatihan. Menurut mereka proses tersebut dipandang
pembelajaran dikelas.
kritikan yang mereka dan rekan mereka berikan. Sudut pandang informasi dari
berbagai arah mereka terima dan bahkan dijadikan sebagai pengetahuan baru serta
pandang tersebut.
57
informasi dari berbagai arah tidak cukup dengan hanya menyesuaikan pada
“…yang memang kita tuju untuk yang cocok untuk kita mengajar
apalagi kita yang menyangkut dengan K13 ini kan. Lebih terfokus
kesitu, jadi engga semuanya. Yang penting sesuai dengan K13
berdasarkan KG nya… ya, harus kita sesuaikan. Karna kalau kita
ambil keseluruhannya kan belum tentu dia bisa terpakai dengan tepat
ke siswa kan. Jadi kalau dia yang cocok ke siswa ya itu yang kita pakai
cara sistem mengajar dan siswa bisa mudah menangkap ya sesuai
dengan K13 lah.” (HK)
“…kita sebagai guru harus pandai-pandai lah memilah yang mana
bagus untuk diterapkan dan dimengerti oleh siswa/siswi… dan harus
sesuai dengan K13 ya. Dari internet ya bisa dikatakan penambah
bahan ajar kita lah. Harus sesuai K13 pastinya.” (FM)
“...Dan kita pun sebagai guru engga semua sudut pandang informasi
itu kita terima. Tentu kita pilah, kita juga membuat garis besar
pembelajaran atau silabus, itu yang nantinya jadi patokan apa saja
yang diajarkan dan untuk membuat itu kita dapati berdasarkan K13
dan informasinya dari sudut pandang informasi yang sudah kita pilah
tadi. Seperti itu.” (YL)
berdasarkan hal tersebut adalah karena pengalaman mengajar mereka yang cukup
lama membuat mereka ingin menambah bahan ajar dan membuat sistem atau gaya
pembelajaran yang bagus dan mudah dimengerti oleh siswa dan siswi dikelas.
58
luas tersebut tidak serta-merta disajikan begitu saja kepada siswa-siswi, namun juga
melihat kecocokan informasi dengan gaya belajar siswa dan sebagai pengetahuan
dan cara atau teknik yang berbeda-beda. Satu hal yang dapat disimpulkan dari
untuk dirinya dan untuk siswa-siswi didikannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Musfah (2011: 30) bahwa kemampuan seorang guru dalam
Dalam hal ini, informasi sebelum diproses lebih lanjut, diperlukan ketelitian untuk
59
apakah ada dan dapat digabungkan dengan bukti pendukung informasi tersebut.
mendapatkan informasi yang akurat berkaitan dengan perannya sebagai guru dalam
pandang melalui kesesuaian materi yang akan disajikan dan bidang kompetensi
mereka. Bukti pendukung lain yang dapat menjadikan informasi tersebut akurat
60
“…di fisika ini kan banyak topiknya, misalnya ya kita dapat dari buku,
jurnal atau internet mengenai gelombang bunyi, gelombang cahaya,
terus juga listrik statis, medan magnet. Nah kalau itu berkaitan
dengan materi, yaa kita ambil dan juga harus disaring lagi, gak
mentah-mentah diambil. Nah seperti gelombang cahaya, itu kan ada
beberapa pembahasan misalnya pemantulan, pembiasan, polarisasi
cahaya dan lain-lain.” (FM)
lebih akurat, data yang ada dan telah diperoleh dicek kembali dan disesuaikan
pengetahuan yang sifatnya ilmiah untuk membuat materi ajar yang lebih baik.
dipengaruhi oleh perannya sebagai guru, bidang pelajaran yang diajarkannya dan
sebagai guru yang mana guru haruslah bertugas melaksanakan pengajaran yang
61
konsep memungkinkan seorang guru menuju tingkat yang lebih tinggi dalam
62
lingkungan diluar sekolah, baik itu lingkungan alam sekitar, sehari-hari maupun
lingkungan keluarga. Hal tersebut membuat suasana kelas lebih aktif dan
bersemangat dikarenakan adanya umpan balik dari siswa yang juga memberikan
Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan HK dan YL, menurut FM, VA,
63
exacta yang lebih fokus kepada perhitungan. Tetapi masih memungkinkan untuk
permasalahan dan mengevaluasi jawaban bersama. Hal ini berkaitan dengan fungsi
guru yang dikemukakan oleh Nurpratiwi (2017) sebagai sumber belajar yakni
fungsi guru sebagai pengelola yakni menciptakan iklim belajar yang menyenangkan
proses atau suatu aktivitas berpikir secara sistematik untuk menarik kesimpulan
atau membuat suatu informasi atau pernyataan baru yang benar berdasar pada
diasumsikan sebelumnya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ketujuh informan yakni HK, FM, YL,
MJ, TU dan VA bahwa mereka membuat kesimpulan dalam setiap informasi yang
64
bergantung pada bidang studi yang diajarkan. Seperti halnya FM dan VA yang
kesimpulan dasar yang kemudian melibatkan siswa dan siswi untuk ikut serta
menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka terima pada hari itu dengan lisan
berupa poin-poin ataupun tulisan dalam buku catatan mereka. Hal tersebut menurut
kumpulkan dan apakah sudah tepat. Adapun menurut MJ, penarikan kesimpulan
dan dilakukan apabila informasi baru maupun informasi lama telah didapatkan.
Dengan begitu, proses berpikir dan penalaran dalam menyimpulkan suatu informasi
65
hipotesis atau informasi dengan metodologi yang diterima dengan tepat seperti
Teori, hipotesis atau informasi yang didapat dari hasil berpikir melalui
teknik pengujian (statistik) dan dibuat kesimpulan statistis. Jika teori, hipotesis atau
informasi tersebut diterima, maka akan menjadi khasanah pengetahuan ilmiah dan
apabila ditolak akan kembali lagi kepada penyusunan kerangka berpikir untuk
diulang lagi ke teori, hipotesis atau informasi sampai kesimpulan atau hasilnya
diterima. Pengujian dilakukan secara empirik untuk dapat menjadi fakta. Jalinan
fakta-fakta dalam kerangka penuh arti membentuk teori baru. Teori-teori baru inilah
Dalam hal ini, guru yang telah melalui pengujian teori, hipotesis atau
66
apabila dirasa teori tersebut sudah cukup akurat dan sesuai dengan materi
pembelajaran maka sudah dapat menjadi ilmu dan dapat disajikan dalam kelas.
Sedangkan guru-guru lainnya menguji dengan beberapa metode apakah itu secara
67
informasi, bahan, praktik, gagasan, dokumen, atau data lainnya. Selain itu,
informasi, seorang individu dalam hal ini guru, harus dapat memanfaatkan alat
baru.
berbagai informasi. seorang guru yang dikatakan literate terhadap informasi akan
yang relevan dan dapat digunakan untuk menyokong suatu argument. Artinya,
proses yang diawali oleh penilaian dan pemahaman kritis terhadap teori-teori yang
dikemukakan suatu sumber informasi dalam bidang yang terkait dengan materi
68
kerelevanannya. Oleh karena itu, evaluasi dan analisis tersebut diperlukan untuk
memperoleh informasi atau materi yang benar-benar relevan dengan topik atau
lebih tepat lagi, mendukung suatu teori. Hal ini juga diungkapkan oleh TU,
informasi atau referensi yang berkaitan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan
69
informasi yang juga merupakan proses dalam mensintesis informasi ialah dengan
membaca beberapa referensi dari berbagai macam media dan mengambil sebuah
sebuah informasi baru. Artinya, mereka telah literate terhadap informasi sehingga
dapat mengelola informasi sampai menjadi suatu informasi baru yang dapat
bahwa ia mengintegrasikan informasi baru yang ditemukan dari buku, jurnal atau
internet dengan informasi yang memang sudah ada dan yang biasa diterapkan. Ia
lebih berkembang dan mendapat pembaruan. Hal yang senada juga diungkapkan
oleh FM, YL, TU dan VA bahwa mereka melakukan integrasi informasi namun
hanya saja mereka mengaku integrasi informasi dilakukan apabila ada keterkaitan
lama maupun informasi baru tetap diintegrasikan. Alasannya karena informasi lama
70
akan berkembang dengan tidak mengurangi informasi yang telah ada sahingga
menjadi suatu informasi yang baru. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa yang lebih
informasi secara etis dan hukum, berpartisipasi dalam forum komunikasi, serta
menuntut kemampuan dari dalam diri seorang individu, dalam hal ini adalah guru.
sajian informasi dari hasil memproses dan mensintesis informasi tersebut untuk
materi secara berurutan dari materi yang paling mudah terlebih dahulu atau materi
71
disampaikan guru, maka guru menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan
pembelajaran.
membantu siswa untuk memahami suatu konsep atau dalil, melibatkan siswa untuk
Dalam hal ini, tiap guru berbeda-beda menyampaikan materi pembelajaran. oleh
di kelas?
aktual seperti studi kasus dan pengumpulan data bahan ajar yang dilakukan untuk
ditampilkan dikelas dan berinteraksi dengan siswa. Bentuk interaksi yang dilakukan
latihan soal, dan terkadang permainan sambung kata atau lagu nasional dan juga
storytelling di depan kelas. TU lebih kepada praktik dalam bentuk percakapan grup
72
sekolah. Hal ini diakui oleh TU sebagai bentuk latihan pronounciation dan English
practice.
materi pembelajaran memerlukan penjelasan lebih rinci dan tampilan bergerak saja.
“Pakai infocus kadang… pakai animasi itu kan ada di dalam infocus..
biar engga bosan juga, tapi itu tergantung dari materinya ya.. kalau
memang materinya mengharuskan yaa kita pakai, kadang ya kayak
struktur atom, kayak kayak gitu itu kan perlu.” (HK)
“Selain pakai konvensional yang papan tulis, kita juga buat pakai
powerpoint kita buatkan gambar-gambar yang menarik animasi
gitulah, biar juga anak-anak tertarik untuk melihat, misalnya untuk
topik gelombang dan listrik itukan ada gambar, nah kita tampilkanlah
lewat powerpoint tadi dan penjelasan yang mudah dimengerti oleh
anak-anak..” (FM)
“menyajikan informasi didalam kelas harus terintegrasi didalam
proses pembelajaran. Apabila proses pembelajaran itu misalnya
kebetulan topik ataupun kondisi nya mendukung atau sama. Jadi
apabila mengena sasaran tadi informasi itu jadi informasinya sana
kedalam pembelajaran terintegrasi, tergabung.. apakah dikaitkan
73
berbagai sumber informasi termasuk fenomena yang berasal dari alam dan
Sehingga suasana kelas tidak hanya terpaku pada modul dan bahan ajar saja tetapi
luas dan mendalam serta menerapkan konsep keilmuan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Informasi Sebelumnya
74
salah satu keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan
secara lisan apakah saat menjelang pergantian topik bahasan atau diakhir
merangkum atau merumuskan materi yang diajarkan pada saat akhir pembelajaran.
melihat sejauh mana siswa dan siswi meguasai materi yang diajarkan oleh guru, ia
juga membuat refleksi dan penugasan. Refleksi yang dilakukan adalah untuk
pembahasan yang ia sampaikan. Alasan MJ yakni agar pemahaman siswa dan siswi
siswa untuk dapat membuat catatan agar siswa dan siswi bisa mengulang kembali
pelajaran serta dapat membantu siswa dan siswi menjawab pertanyaan pada saat
75
kelas dan dengan tugas, produk, kinerja atau praktik yang berlaku. Oleh karena itu
membutuhkan keterampilan dari guru itu sendiri. Guru harus mampu mengkaji
informasi yang lama dan informasi yang baru sebelum diterapkan dan disampaikan
guru hal tersebut juga berkaitan khususnya dalam hal pembuatan penelitian dan
“ya pasti ada, sebab sekarang udah banyak penelitian yang terbaru,
nah penelitian/pengetahuan terbaru ini pasti hasil dari penelitian
atau pengetahuan yang sebelumnya kan. Pasti ada proses yang
berubah baik itu dikurangi atau dihilangkan atau ditambah. Nah
untuk pengetahuan yang lama bukan berarrti kita hilangkan, kita
pakai juga tapi yang masih berkaitan atau untuk sebagai pengetahuan
mendasar gitulah. … untuk informasi yang terbaru kan sekarang pasti
ada informasi atau pengetahuan yang lebih terbarukan lagi. Artinya
kita harus bisa dan mampu mengkaji informasi yang dulu dan terbaru
untuk disampaikan ke siswa-siswi. Jangan sampai kita salah jadi anak
pun dapat informasi yang salah. Dan juga kita sebagai guru harus
76
diajarkan saat itu. Setelah pengetahuan dasar diberikan, siswa dan siswi memiliki
indikator untuk menalar informasi baru yang akan guru sampaikan, sehingga siswa
dan siswi menjadi lebih paham dan merasa terlibat bukan hanya menerima
informasi baru dan informasi sebelumnya oleh seorang guru dapat diterapkan dan
mendukung dengan materi dan tugas maka akan diterapkan terlebih pada
77
Pemilihan media komunikasi dan format yang tepat yang paling mendukung
yang dituju disertai dengan penggunaan teknologi dan representasi informasi yang
benar merupakan salah satu ciri seseorang yang literate terhadap informasi.
seorang guru. Hal ini karena media komunikasi itu sendiri adalah seperangkat alat
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
komunikasi disesuaikan dengan keadaan gaya belajar dan kebutuhan materi ajar
telepon ia mengungkapkan bahwa guru tidak hanya hadir disaat jam pelajaran
78
menganggap dirinya sebagai fasilitator bagi peserta didiknya baik di dalam kelas
sepanjang pembelajaran harus komunikasi dua arah dan lebih mendominasi pada
Begitu pula dengan YL, FM, HK dan VA yang mana media komunikasi
yang mereka gunakan adalah media komunikasi visual dan audio visual. Mereka
dan siswi untuk aktif atau berpusat pada peserta didik dan komunikasi dua arah.
Mereka mengarahkan siswa dan siswi untuk belajar mandiri dengan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi atau bahan ajar. Apabila siswa dan
siswi mendapat kendala dalam pelajaran, guru hadir sebagai fasilitator atau
dan mengevaluasi.
sangat penting dan mempengaruhi keberhasilan guru sebagai pengajar yang literate
79
budaya, kemampuan, etnis, ras, agama, dan sebagainya yang diwakili oleh sasaran
diharapkan hasil representasi informasi tersebut tidak memihak satu sasaran dan
sasaran yang dituju dan cakupan dari materi pembelajaran yang telah disediakan
representasi yang diberikan kembali oleh peserta didik. Seperti halnya VA dan FM,
sampaikan dengan representasi verbal dan matematis. Sedangkan TU, YL dan HK,
dari konsep-konsep sain untuk penalaran kuantitatif berupa angka-angka. Selain itu
representasi visual lebih kepada penyajian dalam bentuk gambar atau alat belajar
lebih mudah sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman. Dengan demikian dapat
informasi dalam multi representasi dan hasil akhir dari representasi tersebut tetap
80
dituju.
mampu menyelesaikan tugas, kinerja atau produk yang dihasilkan oleh seseorang
lebih cepat, efektif dan efisien. Untuk itu, pemanfaatan aplikasi teknologi dalam
Hal ini diakui oleh semua informan dimana mereka mengaplikasikan teknologi di
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Beberapa informan seperti HK,
YL dan TU tidak mengenal usia untuk tetap dapat menguasai teknologi, terbukti
Dukungan dari pihak sekolah juga membantu mereka untuk dapat memahami
teknologi dan tidak membuat mereka tertinggal dengan rekan mereka yang lainnya.
Dalam hal format atau pola pembelajaran untuk mengatur dan menyajikan
81
persepsi, melakukan tindakan strtegis dan mengevaluasi pengaruh dari solusi yang
dilakukan.
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan
yang ada sekarang ini seringkali membuat seseorang lupa untuk memberikan
format aslinya ke konteks atau format baru. Sehingga informasi yang disajikan
82
mengubah format sesuai kebutuhan untuk materi pembelajaran yang akan mereka
ajarkan didalam kelas dan tidak lupa menyertakan sumbernya apabila informasi
tersebut bergerak misalnya seperti video animasi dan gambar. Hal ini juga mereka
sampaikan kepada siswa dan siswi agar mereka juga dapat mengetahui pentingnya
Rekan Sejawat
83
komunikasi yang dirancang untuk sesama guru SMA sederajat di Lingkungan Kota
Medan seperti PGRI, IGI, FGSI dan sejenisnya diikuti juga oleh ketujuh informan
tersebut, sehingga lebih banyak mengikuti via online, daring, grup whatsapp atau
facebook. Sebagaimana yang dirasakan oleh FM, MJ, TU dan VA mereka lebih
sering berpartisipasi dalam forum komunikasi guru sesame bidang studi seperti
MGMP di sekolah SMA Negeri 13 Medan karena lebih tepat dan cepat dalam
guru tersebut juga yang mengetahui situasi dan kondisi peserta didik di sekolah
tersbeut. Kemudian mereka merasa efektif dalam membentuk soal-soal untuk ujian
dan memberikan penilaian karena saling mengetahui kondisi yang ada dan merasa
dekat.
tutorial K13 beberapa guru bidang studi yang sama dan berada pada rayon sekolah
84
sampah untuk membuat Bank Sampah. Hal ini ia ungkapkan sangat tepat diterapkan
interaksi, kolaborasi dan publikasi ilmiah dengan sesama guru, professor, atau ahli
lainnya juga merupakan usaha dalam menyajikan informasi yang baik kepada
Negeri 13 Medan yang lain, hal ini dilakukan biasanya dalam bentuk formal dan
informal. Interaksi formal yang dilakukan biasanya dalam sebuah rapat yang
kegiatan belajar mengajar yang sudah dilakukan oleh setiap guru baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah. Dalam hal ini semua informan mengungkapkan
informasi yang didapatkan dalam rapat penting untuk menjadi suatu referensi.
Seperti yang diungkapkan YL, VA, dan FM apabila mereka berinteraksi dengan
guru-guru lain yang memiliki prestasi atau selesai kunjungan dari luar kota, selesai
dari pelatihan atau bahkan selesai melaksanakan studi banding mereka selalu
meminta penjelasan dan contoh konkrit untuk diterapkan juga dalam pembelajaran.
85
Interaksi dan kolaborasi yang dilakukan tidak hanya secara lisan dan tatap
muka langsung, namun juga dilakukan secara tulisan dan tak langsung seperti
melalui internet, grup whatsapp, facebook, email dan sejenisnya. Dalam hal ini
keterbatasan usia oleh beberapa informan yang mana pemanfaatan internet belum
Negeri 13 Medan
Peran seorang guru dalam membangun diri dan siswanya untuk menjadi
di kelas dan kegiatan belajar mengajar yang diikuti dengan melihat secara langsung
kompetensi professional yang terlihat dari kinerja dan proses pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas. Selain itu, ia merasa termotivasi unuk memberikan yang
penyampaian teori, ceramah, diskusi lalu praktik dan evaluasi. Namun seringkali
86
Kegiatan praktik dilakukan di dalam dan di luar kelas, untuk sekaligus melatih
psikomotorik siswa dan belajar peduli dengan apa yang ada disekitar melalui
kemampuan siswa untuk menjadi siswa yang berkarakter, kreatif, mandiri dan
membaca menjadi bagian yang juga membentuk karakter dan literasi siswa.
membiasakan siswa untuk memilah bukan hanya informasi saja namun juga segala
hal dalam keseharian. Dengan demikian siswa dapat mealtih kemampuannya untuk
melanjutkan bahwa ia juga melatih siswa belajar mandiri dan kritis dengan
87
meningkatkan kepercayaan diri dan meyakinkan siswa bahwa setiap siswa memiliki
pembelajaran dan suasana belajar di kelas menjadi lebih efektif, aktif dan kondusif.
Pembentukan manusia seutuhnya sesungguhnya telah ada dalam diri setiap siswa,
hal ini ia ungkapkan terlihat dari keinginan setiap siswa untuk belajar dan
hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa sehingga tetap
pada jalurnya dan sebagai fasilitator yang dapat membantu siswa berdiskusi,
hal tersebut dapat melatih sikap kritis dan ketelitian siswa. Ia memulai
mengajak siswa untuk melakukan praktik dan latihan yang mana siswa dituntut
secara mandiri dan kritis mengambil informasi dari media apapun dengan tetap
menyesuaikan bahan ajar yang telah mereka pegang. Namun dari hal tersebut lah ia
menilai dan memberikan pengarahan apakah literature yang mereka ambil benar
komunikasi dan kepercayaan diri siswa. Hal ini ia anggap sangat berpengaruh
karena pendekatan seperti ini mampu membuat siswa kondusif tapi tetap aktif dan
88
maupun tunggal seperti short English, percakapan langsung dengan orang asing
semua orang dan menyanyikan lagu berbahasa inggris secara berkelompok dan
tunggal. Hal tersebut terbukti menambah wawasan kosakata siswa dengan cara
yang lebih menarik dari biasanya dan menambah kepercayaan diri siswa.
namun tetap membuat komunikasi multi arah. Ia menerima pendapat dan pemikiran
telah diajarkan hari itu. Sehingga pada saat proses pembelajaran dimulai siswa
89
untuk menjadikan siswa kritis adalah dengan menggunakan metode dan pola
pembelajaran yang hampir sama namun tepat untuk digunakan di dalam kelas.
Dalam kelas, guru memfasilitasi kegiatan belajar siswanya. SMA Negeri 13 Medan
tidak secara terbuka dan tidak secara gamblang mencantumkan literasi infromasi
sebagai suatu hasil belajar yang harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap bagian
sepanjang hayat dan literasi teknologi yang sudah cukup dipahami dan diterapkan
oleh guru-guru di SMA Negeri 13 Medan. Sarana yang dilakukan oleh SMA Negeri
13 untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas guru yang
didukung dengan berbagai pelatihan yang dapat diikuti oleh guru-guru SMA Negeri
hampir seluruh guru bidang studi membantu siswa untuk lebih transparan, terbuka,
belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan pusat membaca guna menambah
90
dapat menjadikan siswa dan siswi literat terhadap informasi harus ada peran
pendidikan pemakai yang tepat sasaran dan program literasi informasi kepada siswa
Guru sebagai peran pengajar yang lebih banyak frekuensinya dalam bertemu
SMA Negeri 13 Medan hanya memberikan pendidikan pemakai atau lebih dapat
perpustakaan dan bagaimana cara merawat koleksi perpustakaan kepada siswa dan
siswi SMA Negeri 13 Medan di awal tahun ajaran. Akan tetapi pengenalan promosi
Permasalahan yang setiap tahun muncul ini tidak mendapatkan perhatian yang lebih
dari pihak sekolah karena belum adanya kesadaran penuh dari pihak sekolah dan
bagian dalam proses pembelajaran. hanya sebagian kecil saja dari guru-guru SMA
91
pada kebutuhan literasi informasi adalah kepada guru-guru agar mereka dapat
memahami dan menerapkannya dengan baik kepada siswa dan siswi mereka.
Dalam penelitian ini, kerjasama yang baik dan integrasi antara guru dan pustakawan
informan dan kesesuaian dengan kurikulum serta kemampuan dasar yang dimiliki
Proses sintesis informasi yang terdiri dari pemanfaatan alat analisis dan
disadari oleh informan berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh latar belakang
92
ini dilaksanakan oleh setiap informan dengan cukup baik namun belum maksimal
serta juga dipengaruhi oleh referensi, usia, sarana prasarana, kebutuhan informasi.
guru itu sendiri yakni dengan mengadakan dan mengikuti berbagai pelatihan
pembelajaran dikelas, yakni dengan membuat metode dan pola pembelajaran yang
siswa lebih kritis, mandiri, transparan, terbuka, aktif, peduli dan termotivasi baik
penyelenggaran perpustakaan saat ini yang ada di SMA Negeri 13 Medan belum
saling terintegrasi dan hal ini diungkapkan oleh pihak sekolah beserta guru akan
93
5.1 Kesimpulan
menunjang kompetensi profesionalisme mereka sebagai guru. Hal ini dapat terlihat
dari tiga aspek dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan informasi
94
pendidikan mereka yang sudah cukup baik sehingga perannyna sebagai guru
informasi harus dilakukan secara etis dan secara hokum agar tidak
agama dan lain-lain dari siswa dan siswi yang diajarkannya. Dan tidak lupa
95
siswanya untuk dapat menjadi individu yang selalu berpikir kritis, mandiri
siswa. Hal ini juga sesuai dengan tujuan akhir dari literasi informasi yang
5.2 Saran
informasi. Oleh karena itu, perpustakaan pun dalam hal ini dituntut harus
96
Medan.
3. Perlu adanya dukungan dari pihak Sekolah SMA Negeri 13 Medan untuk
dapat meningkatkan literasi informasi guru. Hal ini dapat dilakukan dengan
perlu banyak ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara
yang lebih literate terhadap informasi. oleh karena itu, pustakawan harus
lebih proaktif untuk mengajak guru dan komunitas sekolah lainnya untuk
97
dalam kurikulum pendidikan guru dan kurikulum sekolah agar mereka lebih
98
APISI. 2008. Aplikasi literasi informasi dalam kurikulum nasional (KTSP): contoh
penerapan untuk tingkat SD, SMP dan SMA. Hasil diskusi Indonesian
Workshop on Information Literacy. Bogor.
Arifin, Adip. 2016. Rekonseptualisasi Literasi Sebagai Praktik Individu dan Sosial.
Makalah yang disampaikan dalam Seminar Nasional “Pendidikan Literasi,
Karakter, dan Kearifan Lokal: STKIP PGRI Ponorogo”. Ponorogo: STKIP
PGRI
Center for Media Literacy. 1992. What is Media Literacy? A Definitions… and
More. U.S: Aspen Media Literacy Leadership Institute. Diakses pada
tanggal 21 September 2017 dari http://www.medialit.org/reading-
room/what-media-literacy-definitionand-more
99
Eisenberg, Mike dan Bob Berkowitz. 1987. The Big6™ Skills Approach to
Information Problem-Solving. Diakses pada tanggal 9 November 2017
dari http://big6.com/media/freestuff/Big6Handouts.pdf
Hancock, Vicky E. 1993. Information literacy for lifelong learning. Diakses tanggal
21 September 2017 dari http://ericdigests.org/1993/lifelong.htm
Isjoni. 2006. Pendidikan Sabagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Johan, Riche Cynthia. 2013. Massive Open Online Course (Mooc) dalam
Meningkatkan Kompetensi Literasi Informasi Guru Pustakawan Sekolah.
Pedagogia, Jurnal Ilmu Pendiidikan. Bandung: UPI
Lankshear, C. dan Knobel, M. 2006. Digital Literacy and Digital Literacies: Policy,
Pedagogy and Research Considerations for Education. Digital
Kompetanse, vol. 1 hal. 12-24. Diakses pada tanggal 20 September 2017
dari http://everydayliteracies.net.
Lien, Diao Ai., dan Agustin Wydia. 2010. Literasi Informasi: 7 Langkah
Knowledge Management. Jakarta: Universitas Atmajaya.
Livingstone, S. 2004. What is media literacy? Intermedia, Vol. 32, No.3. Hal. 18-
20. Diakses pada tanggal 20 September 2017 dari http://eprints.lse.ac.uk.
100
Ningrum, Vina Nur Itsna, dan Prasetyawan, Yanuar Yoga. 2015. Kemampuan
Literasi Informasi Guru dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi
Profesional Guru : Studi Kasus SD Negeri Rejosari 01 Semarang.
Semarang: UNDIP
Rindyasari. 2008. Literasi Informasi Guru: Studi Kasus SMA Perguruan Islam Al-
Izhar Pondok Labu. Universitas Indonesia: Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya.
101
Rusyan, Tabrani, A. dan Wijaya, Cece. 1992. Kemampuan Dasar Guru Dalam
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sofa, Nuruls. 2010. Penerapan Literasi Informasi di Sekolah Alam Indonesia Rawa
Kopi. Depok: Universitas Indonesia.
Thompson, Helen M., dan Susan A. Henley. 2000. Fostering Information Literacy.
Colorado: Libraries Unlimited, Inc.
UNESCO. 2004. The Plurality of Literacy and Its Implications for Policies and
Programmes. France: UNESCO Education Sector Position Paper.
102
Yusup, Pawit M., dkk. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta:
Prenada Media.
103
Standar 4
Memproses Informasi
Mensintesis Informasi
Bagaimanakah Bapak/Ibu mensintesis atau mengkombinasikan
pengetahuan/informasi satu dengan lainnya dari berbagai ragam sumber informasi?
Kadangkala informasi yang diterima seringkali tidak utuh. Oleh karena itu, dalam
mensintesis informasi apakah Bapak/Ibu menggunakan alat analisis informasi? apa
sajakah itu dan bagaimana menggunakannya?
Apakah Bapak/Ibu mengintegrasi informasi baru dengan informasi sebelumnya?
Menyajikan Informasi
Bagaimana Bapak/Ibu menyajikan informasi yang dikumpulkan dalam proses
belajar mengajar di kelas?
Apakah Bapak/Ibu mengartikulasikan atau menyampaikan kesimpulan dari
informasi yang dikumpulkan di kelas?
Apakah Bapak/Ibu melakukan penerapan informasi baru dan informasi sebelumnya
di dalam kelas?
Menurut Bapak/Ibu, apakah media komunikasi mendukung kegiatan pembelajaran
di kelas? Bagaimana Bapak/Ibu memilih media komunikasi tersebut? Apakah
memilih berdasarkan gaya belajar siswa dikelas?
104
105
Memproses Informasi
“… karna kan luas itu. Kalau dari internet kita ya memang disaring lah ya kan, poin-
poinnya yang memang kira-kira yang sangat detail, yang memang dibutuhkan untuk
kita mengajar. Engga semuanya diambil informasinya. Yang memang kita tuju
untuk yang cocok untuk kita mengajar apalagi kita yang menyangkut dengan K13
ini kan. Lebih terfokus kesitu, jadi engga semuanya. Yang penting sesuai dengan
K13 berdasarkan KG nya… ya, harus kita sesuaikan. Karna kalau kita ambil
keseluruhannya kan belum tentu dia bisa terpakai dengan tepat ke siswa kan. Jadi
kalau dia yang cocok ke siswa ya itu yang kita pakai cara sistem mengajar dan siswa
bisa mudah menangkap ya sesuai dengan K13 lah..”
“sesuai dengan materi… kalaupun dia misalnya masuk yaa kita sesuaikan juga.
Misalnya kan kita liat disitu kan, oh ada kaitannya dengan kimia, misalnya masuk
dimana dia, ke hidrokarbon, hidrokarbon itu kan banyak, nah masalah jenis-jenis
makanan yang ada kandungan kimianya kan di hidrokarbon itu kan luas apalagi
masuk ke polimernya… kan ada nanti melanin, ada apanya semuanya disitu.”
“… yaa, kalau diluaskan ya seputar masih di dalam lingkungan sekolah aja dulu.
Kalaupun kita keluar ya paling kita ke lingkungan keluarga, kalau memang itu
menyangkut ke lingkungan ya. Tapi kalau menyangkut ke materi ya berarti ke
siswa, gimana kita masuk ke kelas yang kita ajar ya disitu kita sampaikan kalau
memang itu perlu… kadang-kadang kan kita ngajar gak sepenuhnya materi,
kadang-kadang kan kita ngajar berdasarkan dari materi yang ada diluar, kita ambil
kan, untuk selingan kan… karna kan kalau terlalu monoton juga kan anak-anak bisa
bosan. Yang penting ya itu masih ada kaitan dengan materi itu.”
“tentu yaa, kita tentu menarik kesimpulan dari informasi yang dikumpulkan
kesimpulan itulah yang juga sebagai penjelasan akan kita sampaikan setiap akhir
pelajaran. Biasanya saya memberikan poin-poin secara lisan penjelasan yang sudah
saya terangkan sebelumya, jadi seperti mengingat kembali. Saya juga melibatkan
siswa untuk itu.”
“Kita yaa.. kalau informasi itu, kalau selagi kita mengajar, kita uji dengan teori lah,
teorinya itu ya kita kasih dengan materi, materi itu kan kita beri sesuai KD, sesuai
KD kita kasih ujian… kemudian kita kalau ada praktikum kita kasih dengan
praktikum, kita buat praktikumnya. Kalau tidak ada ya kita kasih gambaran aja..
gitu aja.”
106
107
108
109
Memproses Informasi
“Iya. apalagi sekarang internet makin banyak pengetahuan yang bisa kita ambil,
memang dari internet tentunya gak dipakai semua, kita sebagai guru harus pandai-
pandai lah memilah yang mana bagus untuk diterapkan dan dimengerti oleh
siswa/siswi… dan harus sesuai dengan K13 ya. Dari internet ya bisa dikatakan
penambah bahan ajar kita lah. Harus sesuai K13 pastinya.”
“ya harus sesuai dengan materinya… di fisika ini kan banyak topiknya, misalnya
ya kita dapat dari buku, jurnal atau internet mengenai gelombang bunyi, gelombang
cahaya, terus juga listrik statis, medan magnet. Nah kalau itu berkaitan dengan
materi, yaa kita ambil dan juga harus disaring lagi, gak mentah-mentah diambil.
Nah seperti gelombang cahaya, itu kan ada beberapa pembahasan misalnya
pemantulan, pembiasan, polarisasi cahaya dan lain-lain..”
“iya, misalnya kalau kita luaskan yang pasti masih berkaitan dengan materi. Kita
memfokuskan dengan mengembangkan materi dalam bentuk gambar atau kata-kata
yang bisa membantu siswa menemukan pokok persoalannya. Langkah berikutnya
pemecahan masalah oleh siswa itu sendiri, kemudian mengevaluasi jawaban
bersama.”
“iya, saya membuat kesimpulan dasar dari informasi yang sudah saya kumpulkan.
Di dalam kelas kesimpulan juga saya berikan sebagai bagian dari pembelajaran
pada hari itu. Walaupun seringnya tidak dengan bilang ‘kesimpulan kita hari ini
adalah bla bla bla, tidak.. tapi dirangkum setelah pemecahan soal selesai.. “
“ya kita harus selalu uji teori. Kita lakukan tes secara pribadi dan observasi ke
teman guru yang satu bidang apakah teori kita sudah tepat untuk disajikan lalu
berapa lama teori dan soal tersebut dapat dipahami sekaligus dijawab oleh siswa
dikelas, itu kita akan jawab dn uji sendiri dahulu untuk mendapat dasar ukuran dan
gambarannya.”
Mensintesis Informasi
“pasti ada kita sintesis atau kombinasikan, apalagi yang diambil dari internet, harus
pandai-pandai kita ngolahnya, biar proses belajar siswa terbuka luas wawasannya
dan biar mereka mendapat pengetahuan yang banyak dari berbagai sumber yang
didapat.”
“ya, tentu saja. Kalau dia tidak utuh pastinya kita harus analisis terlebih dahulu
misalnya dengan melihat referensi yang berkaitan atau berbagi jurnal-jurnal yang
nanti untuk melengkapi informasi tersebut. Lalu kita buatkan kesimpulan
digunakan sebagai bahan ajar.”
110
Menyajikan Informasi
“…. Selain pakai konvensional yang papan tulis, kita juga buat pakai powerpoint
kita buatkan gambar-gambar yang menarik animasi gitulah, biar juga anak-anak
tertarik untuk melihat, misalnya untuk topik gelombang dan listrik itukan ada
gambar, nah kita tampilkanlah lewat powerpoint tadi dan penjelasan yang mudah
dimengerti oleh anak-anak.”
“yaa ada, saya beri kesimpulan di setiap akhir mata pelajaran. “
“ya pasti ada, sebab sekarang udah banyak penelitian yang terbaru, nah
penelitian/pengetahuan terbaru ini pasti hasil dari penelitian atau pengetahuan yang
sebelumnya kan. Pasti ada proses yang berubah baik itu dikurangi atau dihilangkan
atau ditambah. Nah untuk pengetahuan yang lama bukan berarrti kita hilangkan,
kita pakai juga tapi yang masih berkaitan atau untuk sebagai pengetahuan mendasar
gitulah. … untuk informasi yang terbaru kan sekarang pasti ada informasi atau
pengetahuan yang lebih terbarukan lagi. Artinya kita harus bisa dan mampu
mengkaji informasi yang dulu dan terbaru untuk disampaikan ke siswa-siswi.
Jangan sampai kita salah jadi anak pun dapat informasi yang salah. Dan juga kita
sebagai guru harus pandai dalam penerapan materi di kelas agar siswa-siswi nya
cepat menangkap dan menerima materi. “
“pastinya harus sesuai dengan K13. Materi pembelajaran harus disesuaikan, model
atau metode pembelajaran itu biasa bentuk kelompok visual kadangkala audiovisual
di K13 kan siswa/siswi diajar untuk bekerja mandiri. Media komunikasi yang
digunakan komunikasi dua arah. Bagaimana kita menghidupkan suasana dikelas,
menghidupkan semangat mereka, untuk belajar..”
“representasi ya, tentu disesuaikan dengan siswanya, dan representasi materi
pembelajaran saya juga disesuaikan dengan bahan ajar. Karena ini eksakta, jadi
representasi materi yang saya ajarkan biasanya ya itu juga yang direpresentasikan
kembali oleh siswa, hanya saja dengan cara mereka, seperti misalnya soal-soal
pernyataan pemecahan maslahnya mereka representasikan dalam angka dengan
rumus-rumus. Kadang berbeda-beda tapi hasilnya sama. Saya pun tidak membeda-
bedakan baik representasi saya pada tiap siswa maupun representasi siswa kembali.
Karena diakhir pun akan ada evaluasi nantinya.”
“iya. Penggunaan teknologi seperti tadi, proyektor slide untuk menampilkan grafik,
diagram, dan e-book kadang-kadang. Dan itu semua memudahkan ya dalam
mengajar dan membuat tugas-tugas kita sebagai guru.”
“iya, saya menjelaskan disertai contoh-contoh, garis besar tersampaikan, lalu
pengayaan soal-soal. Saya buat pola pembelajaran yang berbasis masalah jadi
mereka sendiri yang aktif untuk memcahkan soal yang ada. Nanti setelahnya saya
bantu mengevaluasi.”
111
112
113
Memproses Informasi
“tentu kita filter, artinya kita menyaring mana yang memang bisa diambil sebagai
informasi yang nantinya akan disajikan ke siswa-siswi dan mana yang tidak. Kita
pasti menyaringnya sebelum disajikan. Dan kita pun sebagai guru engga semua
sudut pandang informasi itu kita terima. Tentu kita pilah, kita juga membuat garis
besar pembelajaran atau silabus, itu yang nantinya jadi patokan apa saja yang
diajarkan dan untuk membuat itu kita dapati berdasarkan K13 dan informasinya
dari sudut pandang informasi yang sudah kita pilah tadi. Seperti itu..”
“hubungan timbal balik dan konsistensi informasi kalau saya dengan liat konten
informasi tersebut lalu disesuaikan dengan materi yang saya butuhkan untuk
diajarkan dalam kelas. Nah kalau saya ingin membuat kelas itu lebih bervariasi
tentu saya akan gunakan bukti pendukung dari sumber informasi lainnya. Itu
memang butuh ketelitian ya. Kita sebagai guru kan juga ingin ngasih yang terbaik
saat mengajar untuk anak didik. Jadi ya harus begitu dan itu terbukti lebih akurat..”
“tentu ada perluasan gagasan. Kita tidak hanya membuat perluasan gagasan
berdasarkan dalam garis besar pembelajaran tapi juga dalam penyampaian materi
pembelajaran dikelas seperti materi tentang reproduksi kita berikan secara
mendalam hingga paham disertai contoh-contoh. Tapi kadang kan siswa/sisiwi ada
merasa jenuh, bosan ngitung-ngitung terus, ya disitulah kita luaskan misalnya kita
contohkan lingkungan sekolah atau diluar sekolah sehari-hari, yang dimisalkan pun
harus sesuai materi yang diajarkan.. jadi bervariasi..”
Mensintesis Informasi
“ya tentunya..”
“kalau dia tidak utuh, pastinya kita harus menganalisis apakah analisis kita itu
dengan membaca beberapa referensi, apakah dengan mendengarkan informasi dari
berbagai macam media yang nanti menyangkut masalah yang tadi belum lengkap
informasinya. Biar kita dapat mengambilkan sebuah kesimpulan dan menilai atau
114
Menyajikan Informasi
“haa ada ambil kesimpulan, ada refleksi ada penugasan. Kita pasti lakukan baik
oleh guru itu sendiri ataupun oleh siswa, untuk melihat seberapa banyak siswa
menguasai materi yang diajarkan.”
115
Yaa saya harus beradaptasi dengan kondisi yang sekarang yaa mungkin ada
dibeberapa segmen, sektor dibeberapa instansi yang tidak, belum sempat atau
mungkin kita belum sampai kesana sehingga nanti ada kadang-kadang tv atau
televisi yang nanti kebablasan ya kan.. kemudian juga ada ditengah-tengah
masyarakat ada anak sekolah tawuran yang kita dengar yang tidak asing.. haa itu
informasi itu kita harus beradaptasi, sehingga tidak muncul nanti ego itu berbagi,
ego dia ada atau ego saya juga ada. Jadi saling menenggang satu sama lain, tapi
tetap dalam komitmen tetap dalam satu payung hukumnya adalah pembelajaran..
Pendidikan dan pembelajaran..”
“ohh memang ada.. anak-anak yang sudah memang.. dengan tentu catatan tadi,
mereka hanya meminta kepada saya rambu-rambu apa indicator yang akan dicapai,
apa materi-materi yang mereka cari.. kemudian mereka cari lalu dari sana nanti
mereka informasikan ke teman tentunya saya dengar dan saya jadi fasilitator tadi,
apakah informasi yang dia sampaikan benar, dimana sistem kita itu tadi yang agak
sedikit lagi tidak konek, saya konekkan gitu..
wujud representasi nya itu tadi dalam bentuk misalnya memaparkan powerpoin-
powerpoin yang sudah mereka cari ketemannya tadi, disuruh temannya
menanggapi, jadi mereka memang kedepan menginformasikan apa yang mereka
cari dalam bentuk wujud powerpoin. Dengan menggunakan LCD dengan laptop
yang dibawa, dengan animasi-animasi.. pokoknya yang video yang mendukung
dengan menggunakan aplikasi teknologi.. seperti contohnya sintesa protein ada
disana transfer electron atau fosforilasi electron yang ada harus disampaikan dalam
bentuk animasi mereka mampu lebih mampu secara visual, bagaimana sintesa
protein, pengangkutan daripada basa-basa nitrogen mereka mengangkut ke ribosom
itu disampaikan mereka lewat video yang didalam itu sudah akurat dan dalam
bentuk Bahasa inggris.. kalaupun ada yang tidak mengerti Bahasa inggris karna
116
“ya, iya tentu. Kita baik didalam kelas menyampaikan pelajaran menggunakan
teknologi. Seperti tadi, LCD proyektor, powerpoint, aplikasi penampil animasi,
ebook gambar dan lain-lain.”
“ya, kita beri mereka dasar terlebih dahulu, lalu kita terapkan pembelajaran inquiri
atau discovery, artinya mereka mandiri, menemukan sendiri permasalahan,
menyelesaikannya tapi apa-apa yang mereka tidak sampai kita kasih tau.”
“Nah saya mengambil informasi tidak dalam satu sumber, ada beberapa referensi
yang saya bandingkan dulu sehingga nanti ditemukan mana yang data akurat. Jadi
saya pun nanti sampaikan ke anak-anak jangan ada misalnya maaf dengan
Wikipedia, atau blog-blog yang tidak jelas referensinya jadi kita disampaikan
biasanya sampai mereka ini nanti bisa mengambil artikel yang kadang-kadang pun
nyelonong kemana-mana mendapatkan informasi itu.. karna mereka mendapatkan
pembelajaran IT, mereka sudah mengerti dan itu mendukung jadinya.. saya pun
begitu tidak serta merta saya caplok informasi itu semua tapi saya ambil mana yang
diperlukan dengan tidak melupakan sumbernya dari mana lalu saya sajikan dalam
format tertentu untuk jadi bahan ajar dikelas.”
“ohh itu biasanya ada dalam forum satu diantaranya adalah dalam bentuk tutorial
K13 beberapa guru, misalnya beberapa guru biologi yang berada dibawah daripada
rayon SMA N 13 jadi kita berkunjung ke mereka bagaimana penerapan K13
bagaimana penyusunan RPP yang baik bagaimana menyusun indicator dari KD
yang baik, kemudian mencari model pembelajaran yang baik itu ada disampaikan
kepada sekolah-sekolah yang lain. Dan kondisi SDM nya lah karna kita beragam
yang berangkatkan dari rumah kadang-kadang yang kita maaf kadang orangtua
tidak mendukung pembentukan karakter dengan baik itulah resiko yang sampai itu
pun kita tampung semua, bagaimana kita berikhtiar, tetap berikhtiar, meskipun
hasilnya nol koma sekian, yang penting kita tetap berusaha ada hasilnya.. “
“haa kolaborasi ada, kemudian saling berbagi informasi ada meskipun tidak kita
sumbernya tapi dari guru yang lain misalnya dapat prestasi kita meminta ataupun
meminta penjelasan atau meminta informasi atau hasil bagaimana apakah kita nanti
itu ada yang jadi contoh atau ada apresiasi meskipun itu dalam bentuk apresiasi
tetap kita ada kolaborasi. Dia literasinya tidak duduk begitu saja, terintegrasi dalam
proses pembelajaran, didalam kegiatan beraktivitas sehari-hari. Sekolah pun
memfasilitasi.. karna memang literasi sekarang kita sampaikan tidak hanya
membaca fokus manual buku ya kan.. apa tadi informasi apa tadi media, surat kabar,
televisi, radio.”
117
“iya bermanfaat sekali. Pelatihan tersebut tentu bayak manfaatnya bagi kita, karna
selain meningkatkan kualitas mengajar juga meningkatkan mutu pengajaran itu
sendiri.”
“nah kalau itu kita terapkan sebagaimana yang sudah kita dapatkan dalam pelatihan.
Kita pakai teknologi, nah dalam kelas kita terapkan, kita pakai laptop, infokus, kita
ciptakan suasana kelas yang aktif namun tetap kondusif, terus kita juga sebagai
fasilitator yang bisa diajak diskusi, bertukar persepsi, pengalaman dan sebagainya.”
“ya kalau itu pertanyaannya itu kan kalau siswanya memiliki nilai lebih lah gitu
kira-kira kan. Nah tentunya kita tetap kasih motivasi bahwa dengan belajar itu
semakin dimanusiakan gitu. Pembentukan manusia seutuhnya kira-kira gitu.
Bagaimana pun kita tetap belajar kan ntah itu dengan internet karna ilmu ini
khususnya biologi ya tetap akan dipelajari seumur hidup lah kan. Jadi itu kita
motivasi selalu dan kita harus bisa menjadi fasilitator untuk mereka agar
kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka jalan.”
118
Memproses Informasi
… dengan kritikan karena kritikan merupakan bagian dari filter informasi agar
semua balance dengan data dan fakta. …bagi saya sebagai seorang guru, informasi
dari sudut pandang manapun, tetap diterima. Artinya informasi tersebut didengar,
dilihat, dipahami. Apabila informasi tersebut fakta, maka akan dijadikan sebuah
penambahan informasi namun bila hanya sebuah wacana singkat maka informasi
tersebut tidak diproses lebih lanjut.”
“tentu, digabungkan dengan data yang telah dicek melalui lisan maupun tulisan.
…hubungan timbal balik dan konsistensi tentu digabungkan dengan bukti
pendukung agar informasi lebih akurat. Karena disesuaikan juga dengan
perkembangan data dan waktu yang semakin banyak menambah informasi baru
baik itu yang bersifat penambahan maupun sebuah kepastian.”
“ya, karena setelah pengujian dari berbagai teori, kesimpulan akan dapat diambil.
Pengujian teori dilakukan sesuai dengan metodologi termasuk survey, observasi,
maupun tes. Mengapa, karena informasi didapat bukan hanya dari makhluk hidup
(manusia) kadang kala informasi juga didapat dari survey data ke lapangan, melihat
wujud asli benda untuk kemudian ditarik kesimpulan dan menjadikannya data
informasi yang akurat.”
Mensintesis Informasi
“dengan cara pengumpulan data, fakta dan akuisisi. …semua informasi yang
didapat dikumpulkan menjadi suatu data dan diambil penarikan kesimpulan,
dengan cara tersebut data fakta grafik dapat dilakukan.”
“ya, tentu. Informasi lama maupun terbaru, tetap di integrasikan. Karena informasi
lama pun tetap bagian dari pengarsipan dokumentasi informasi dari suatu sumber
119
Menyajikan Informasi
“…dengan cara studi kasus dan pengumpulan data bahan ajar. Penyajian informasi
dikelas dalam bentuk sub bab materi bahan ajar disertai judul, menjelaskan
pembahasan bahkan kesimpulan. Biasanya saya buat tanya jawab, main sambung
kata dari lagu-lagu nasional dan storytelling.”
“ya, tentu setiap subbab yang diajarkan maka akan ditarik kesimpulan.
…kesimpulan dari informasi tetap disampaikan. Kenapa? Ya karena supaya
pemahaman terhadap informasi tersebut dapat diterima, diingat dan dipahami oleh
siswa-siswi dan menjadi titik acuan informasi apabila disuatu hari nanti
informasi/data tersebut ditanyakan.”
“hmm.. ya informasi baru bersifat ringkasan dan informasi sebelumnya tetap bagian
kelanjutan bahan ajar. Setiap pengajar berhak menerapkan dan memberlakukan
informasi baru maupun informasi lama menjadi suatu data yang dapat dibahas dan
menjadi bahan pertimbangan diskusi untuk siswa/siswi dikelas.”
“ya, wujud siswa merepresentasikannya dengan studi kasus dan diskusi umum.
..representasi informasi harus sesuai dengan sasaran audiens. Dan setiap informasi
yang diterima dipresentasikan kembali oleh siswa/siswi dalam wujud hasil diskusi,
seperti presentasi hasil diskusi, makalah dan jurnal yang ada. “
“ya tentu, karena antara teknologi dan sistem mengajar dalam pembelajaran akan
ada kesinambungan, mereka tidak terpisahkan di era modern ini. Aplikasi teknologi
dalam penyelesaian proses belajar tentu dilakukan karena teknologi selalu
bersinergi lurus dan menjadi suatu alat pendukung pemahaman siswa terhadap
bahan ajar.”
120
“ya, tentu saja. Forum diskusi umum dan terbuka adalah suatu kesempatan untuk
mendukung pembelajaran yang lebih efektif. Seperti MGMP itu kan ada yang
sekota Medan, ada juga yang sesama guru bidang yang sama di sekolah ini. saya
karna yang di Medan itu kelompoknya kurang efektif dan aktif lebih sering disini
kan kita juga ada rapat, kita kana da 3 orang yang bidang mata pelajaran yang sama
jadi kita selalu diskusi terutama saat rapat. Jadi tau apa yang perlu di evaluasi.”
“ya, pelatihan tersebut tentu berguna untuk kompetensi guru karena umumnya
merupakan sebagai bentuk wujud bahan ajaran maupun materi dan pembentukan
skill dalam kompetensi mengajar.”
“pada dasarnya bagus sih, Cuma kita disini kalau saya sendiri menekankan ke siswa
tidak selamanya informasi tadi harus kita telan begitu aja, jadi harus kita telaah
dulu, bebas mencari informasi itu kemana tapi kita saring dulu. Termasuk
pembelajaran, pembelajaran itu tidak selamanya kita harus ambil dari media-media
yang ada kita harus telaah dulu karena kan disitu pembelajaran yang ada disitu kan
hasil karya manusia juga terkadang ada kekhilafan juga jadi harus teliti, jadi jangan
begitu dapat langsung ditelan begitu saja tapi dia harus teliti, dia harus kritis. Disitu
lah kita ajarkan dia kritis itu, harus ada proses penyaringan informasi. walaupun dia
ambil dari ini itu. Dan saya sebagai guru tetap membantu, itu tadi penekanannya
silahkan cari bahan di internet, tapi jangan mentah-mentah diambil. Sesuaikan
dengan literature yang ada misalnya buku, bahan pegangan mereka seperti itu.”
“sangat mendukung ya, kalau itu peran perpustakaan sangat mendukung. Karena
kadang disitu banyak sekali materi bahkan terkadang materi-materi tertentu itu
kami bawa siswa ke perpustakaan, ibaratnya riset di perpustakaan. Mereka cari
bahan bahkan terkadang diskusi di perpustakaan gitu, apalagi dengan materi saya
bahasa Indonesia itu banyak sekali materi di perpustakaan. Dia harus paham, harus
tau bagaimana dia mengambil materi, diskusi tadi di perpustakaan. Dan itu juga
sangat menunjang kompetensi saya.”
121
Memproses Informasi
ya, saya menerima sudut pandang informasi dari berbagai arah, karena dengan
menerima dari berbagai arah dapat membantu dan menambah pengetahuan atau
kebutuhan informasi saya. Juga menjadi bahan penilaian terhadap informasi yang
telah saya dapatkan.”
“ya, saya menggabungkan dengan bukti pendukung agar informasi yang diterima
lebih akurat.”
“ya, saya melakukan perluasan gagasan untuk membangun informasi baru agar
informasi yang dibangun lebih spesifik. Perluasan gagasan ini juga menyesuaikan
dengan materi pembelajaran dan lebih kepada konsepnya. Seperti misalnya lebih
dahulu memberikan pengertian-pengertian, lalu contoh-contoh yang lebih banyak,
setelah itu baru siswa yang kita uji sebagai umpan balik.”
“ya, kita melakukan pengujian teori seperti mensurvey terlebih dahulu mencari atau
melakukan observasi data-data pendukung agar dapat dipastikan bahwa informasi
tersebut benar dan akurat.”
Mensintesis Informasi
“ya pasti. Sintesis informasi ada dilakukan. Biasanya saya melakukan penyeleksian
dahulu, ini juga dipengaruhi oleh lingkungan luar dan kita juga harus tau informasi
mana yang cocok dikombinasikan agar informasi tersebut pas.”
Menyajikan Informasi
“biasanya dengan menggunakan bentuk narasi dan slide yang ditampilkan supaya
tidak menimbulkan rasa bosan. Saya juga melatih kemampuan bahasa inggris siswa
lewat menyanyikan lagu berbahasa inggris dan berpidato.”
122
“disesuaikan dengan kurikulumnya dan materi pelajaran kala itu. Jadi yang lebih
aktif itu siswa. Guru hanya fasilitator. Jadi tidak mentah-mentah dari kita, kita
hanya sebagai fasilitator. Siswa harus mampu menjabarkan, nanti kalau ada
kekurangan atau kelemahannya baru kita luruskan. Jadi kita beri dulu mereka
uraian, apa jawab mereka, gitu. Nanti baru kita perbaiki, kita telaah. Jadi sekarang
siswa yang harus aktif, tidak seperti dulu. Harus berani dia mencari bahan-bahan
dari internet, perpustakaan seperti itu, media komunikasinya dua arah dan harus
lebih dominan siswa, pembelajaran jadi lebih fokus dan terpusat pada siswa. Kalau
diluar kelas, media komunikasi kita dengan siswa itu melalui telepon, bisa lewat
wa, email, atau grup chat diskusi. Dari situ kita arahkan, kita tetap layani kita jawab
jika ada siswa yang bertanya. Kalau dalam kelas kita tidak izinkan, kecuali jika ada
materi tertentu yang sifatnya itu harus mencari di internet kita akan berikan dan
disini kita kumpul, kalau mau belajar kita izin untuk memakai sebatas pelajaran itu
saja. Di dalam kelas juga format bahan ajarnya menggunakan powerpoint.”
“iya, sesuai sasaran dan tidak membeda-bedakan ya,. Representasi kembali oleh
siswa selalu ada ya, biasanya siswa jadi lebih aktif kalau diajak merepresentasikan.
Representasi verbal yang ada di buku pelajaran itu direpresentasikan kembali oleh
siswa sesuai materi tadi, tapi biasanya representasi visual jadinya, atau keduanya,
seperti pemeragaan peran tertentu, percakapan, kelompok diskusi sampai ke
musikalisasi puisi, lagu dan sejenisnya. Tergantung materi bahan ajar dan konsep
yang akan dipelajari dan ditampilkan saat itu.”
“ya pasti selalu membuat format atau pola pembelajaran dalam menyampaikan
informasi seperti menyajikan informasi dalam format narasi, slide di powerpoint.”
“ya saya mentransfer informasi dari format asli ke format baru sesuai dengan
etis/hukum seperti sebelum penyajian informasi saya melakukan pencarian
kemudian informasi yang saya dapatkan dalam bentuk pdf, kemudian saya transfer
ke format powerpoin agar dapat disajikan kepada siswa.”
“ya saya ikut berpartisipasi dalam forum komunikasi, agar kami sesama guru bisa
saling sharing untuk menambah wawasan dan tambahan ilmu kami.”
123
“ada pelatihan untuk guru, administrasi, seperti penerapan K13. Karna kan disini
kita sebelumnya dilatih bagaimana penerapan K13 itu diruang kelas. Jadi dia sesuai
dengan rambu-rambunya pemeblajaran sekarang ini.”
“sangat bermanfaat ya. kita juga semakin memahami bagaimana mengajar yang
baik karena telah mengikuti pelatihan tersebut.”
“ada penerapan ya, karna memang pelatihan itu tujuannya memang untuk
mengaplikasikan hasil dari situ ke kelas. Jadi tetap ada.”
“oh itu banyak sekali, peran perpustakaan itu. Makanya di dalam rapat pun kita
sudah himbau supaya tugas perpustakaan itu begitu bel masuk sudah siap sedia,
sehingga ketika katakanlah misalnya ada buku yang perlu kita baca masih sempat
kita kesana sebelum masuk kelas. Misalnya mengenai English Conversation ada itu
di perpustakaan. Mereka menyediakan. Apalagi kalau sekarang buku paket tidak
ada lagi dijual. Jadi disediakan oleh perpustakaan. Jika ada siswa yang tidak punya
buku disuruh ke perpustakaan, kalau tidak buka kan sulit juga. Tapi sekarang kan
sudah tertib. Itu besar kali peranannya.”
124
Memproses Informasi
“iya, perluasan gagasan disini karna pelajaran exacta jadi lebih kepada
penyampaian materinya. Kita berikan dulu konsep pembelajaran yang tidak hanya
satu subjek tapi kita hubungkan ke subjek lain lalu kita rumuskan dan uji disana.”
“iya, menarik kesimpulan juga harus menggunakan logika, biar kesimpulan yang
kita ambil tepat. Dalam logika kita perlu melakukan proses penalaran yang sesuai
dari ketepatannya. Intinya ya penarikan kesimpulan dalam logika matematika, tapi
kalau secara umumnya jarang ya, karena kan ini mata pelajaran eksakta, paling
tidak hanya merumuskan kembali yang sudah saya terangkan sebelumnya.”
“ya, saya biasanya menguji teori atau informasi dengan metode standar saja.
Artinya karna pelajaran yang saya ajarkan lebih banyak latihan soal-soal, jadi saya
menguji dengan membandingkan latihan soal tersebut untuk mendapatkan soal-soal
baru dan jawaban yang tepat. Kalau untuk siswa dengan melakukan tes seperti ujian
kepada siswa itu sendiri.”
Mensintesis Informasi
Menyajikan Informasi
“ya, tentu.. kesimpulan tetap disampaikan, itu dalam bentuk rangkuman yang dibuat
oleh siswa. Siswa merumuskan apa saja yang sudah guru jelaskan. “
125
“iya, saya representasikan sesuai sasaran yang dituju, kalau siswanya mendukung
untuk representasi verbal diluar dari representasi matematis ya itu akan dilakukan.
Sekarang tergantung pada konsep atau pengayaan materi yang telah ditetapkan.
Wujudnya dalam bentuk pemecahan masalah. Tiap siswa beda-beda pemahaman
dan cara memecahkan masalah jadi setelah mereka perlihatkan di depan kelas, saya
sebagai guru akan menilai dan mengevaluasi bersama.”
“tentunya ya. saya menyajikan materi menggunakan teknologi, jadi teknologi itu
selalu sejalan dengan peran kita sebagai guru. Kita dituntut harus bisa menguasai
teknologi karna semua sekarang menggunakan teknologi untuk mendapatkan
informasi atau pengetahuan.”
“…sebelumnya kan saya sudah kasih rencana pembelajaran, biasanya saya kasih
tau ke mereka untuk mempelajari dirumah dasar-dasar dari rencana pembelajaran
itu, jadi saat pertemuan berikutnya saya tinggal menjelaskan secara garis besar dan
memberi latihan soal. Pengayaan soal disini berbasis masalah jadi mereka
memecahkan sendiri masalah.”
“harus ya, itu harus dilakukan menurut saya. Saya pun kalau mengambil informasi
ya tau sesuai aturan dan hukum, saya ambil seperlunya lalu saya simpan dalam
konteks yang berbeda sesuai kebutuhan materi pembelajaran di kelas nanti.”
“iya ada, tapi guru-guru SMA sekota medan ya, lebih sering disini sebenarnya kalau
untuk bertukar informasi karena juga keterbatasan waktu kalau berkumpul dengan
guru yang diluar ini kan. Mungkin via online.”
“iya, untuk sesama guru disini selalu ada interaksi terlebih guru mata pelajaran yang
sama bidangnya. Dan kolaborasi juga pun disini ya dengan guru bidang studi
lainnya kalau misalkan mereka ada mengikuti studi banding atau informasi baru
terkait peningkatan mutu pembelajaran. Pasti itu kita lakukan.”
126
“terutama untuk kompetensi ya, itu bermanfaat sekali. Kita dilatih untuk
mengembangkan kepribadian, karir, sikap dalam mengajar, keterampilan mengajar,
sampai memperbaiki penguasaan materi yang akan kita ajarkan ke anak-anak
nanti.”
“saya arahkan agar komunikasi dikelas itu tidak hanya satu arah, kita terima juga
dari anak-anak pendapat mereka, kita ajak mereka untuk aktif, kita sampaikan
dasar, garis besar pembelajaran, petunjuk-petunjuk menyelesaikan berbagai soal,
latihan, dan penilaian.”
“mewujudkan siswa dan siswi yang literate terhadap informasi harus lebih ekstra
ya, saya sebagai guru selalu mendukung siswa untuk giat membiasakan membaca,
baik itu membaca modul pembelajaran hari ini ataupun besok, hingga membaca
yang memang digunakan sebagai rekreasi atau pengetahuan yang baru. membentuk
pribadinya yang dapat berpikir kritis, kreatif dan mandiri itu perlu pembiasaan ya,
biasanya saya terapkan perhitungan yang mudah hingga sulit, nah nanti saya
berikan ke mereka latihan soal yang tingkat tertentu dan mereka kerjakan dengan
baik sejauh ini, ada yang memberikan alternative jawaban seperti cara panjang dan
cara ringkas, untuk memecahlan masalah itu saja sudah membutuhkan persepsi dan
pemikiran yang kritis, mereka secara mandiri atau berkelompok saya suruh
mengerjakan. Kalau berkelompok itu akan melatih komunikasi, kolaborasi dan
kepercayaan dirinya jika berhadapan dengan teman sebayanya. Dan itu dilakukan
dengan baik oleh siswa dan siswi yang saya didik.”
“iya sangat penting, perpustakaan juga kan sebagai bagian dari sekkolah yang
memang diperlukan untuk siswa dan guru. tapi sejauh ini perpustakaan yang ada
belum cukup memenuhi kebutuhan kami ya, terlebih buku-buku yang ada disitu
adalah buku-buku lama dan buku pelajaran, maksudnya koleksi lama lah gitu,
program-program yang seperti kamu bilang pun belum ada, jadi sya rasa yang ada
sekarang tidak maksimal ya perannya.”
127