Anda di halaman 1dari 12

Kayla

Title : Kayla
Author : Pee_els
Cast : - Kayla Anaia Renaldi // Azka Aldric Wijaya
Genre : Romance and Hurt
Length : Oneshoot

Kayla

Medan, 2019
Hari itu menjadi hari yang sangat berkesan. Saat itu sekolahku sedang menggelar
perayaan promnight untuk angkatan 2017. Lagu Berdua Bersama dari Jaz mengalun
indah dari loudspeaker yang tak hanya terpasang didalam gedung sekolah tapi juga di
luar ruangan gedung tepatnya di basechamp Tari tempatku melepas penat.
Namun saat lagu itu mulai terdengar, aku beranjak dan menuju auditorium ketempat
suara itu berasal. Aku segera masuk dan bergabung di tengah keramaian. Terus
melangkah menuju barisan terdepan sambil sesekali sibuk menatap seseorang yang
berada di atas panggung. Ternyata disana terlihat sosok yang selalu ingin kutemui
setiap hari disekolah.
Indah, ceria
Masa-masa berdua bersamamu (saat itu)
Canda, tawa
Manis lugu dirimu saat itu (aku cinta kamu)
Tak ingin aku berpisah sebentar saja
Kurasakan dunia milik berdua
Suaranya begitu indah mengalun, para siswa yang ikut serta menyaksikan acara
itupun ikut bernyanyi. Sosok yang sedang menyanyi itu sudah ku kenal sejak pertama
kali memasuki sekolah menengah atas. Walaupun kami berbeda kelas aku sudah
cukup mengenalnya,
Sosok yang bisa dibilang sempurna secara fisik, tingginya menjulang di atasku, kulit
putih, memiliki senyuman yang begitu manis, dan tatapan yang meneduhkan hati. Ya,
aku sangat mengagumi sosok Azka.
Aku memilih menikmati perasaan sukaku padanya dalam diam. Tak peduli apakah
dia memiliki perasaan yang sama atau tidak. Namun entah apa yang tengah terjadi
saat ini, saat aku sibuk menatapnya dari bawah panggung tiba-tiba saja musik
berhenti. Azka, melangkah dan turun dari atas panggung. Aku menatapnya bingung,
ada apa ini?
Azka terlihat memberikan setangkai bunga mawar merah kepadaku yang ternyata
sudah dipersiapkannya sedari tadi. Dia tidak mengucapkan sepatah katapun, tapi
memberikan sekilas senyuman untukku. Singat, tapi berhasil membuatku berdebar
setengah mati.
Aku menerima mawar itu dengan tengan yang gemetar sangkin groginya. Ya tuhan,
aku berharap ini bukan mimpi yang sengaja kau berikan untuk menemani tidur
malamku.
“cieee” sontak semua siswa yang melihat azka memberikan ku bunga bersorak keras.
Aku hanya diam mematung sambil menggenggam bunga pemberian azka dengan hati
yang teramat senang.
Sejujurnya, aku tenggelam dengan apa yang dia lakukan dan mecoba melawan
perasaan itu. Aku tahu bahwa segalanya termasuk bunga yang dia berikan hanya
berdasarkan pertemanan. Dan mulai ssat ini ceritaku dengan Azka mulai tersebar di
seantero sekolah.
Saat lagu yang dia nyanyikan usai, aku juga segea meninggalkan auditorium.
Bergegas menuju basechamp, mengambil tas, dan segera ulang kerumah untuk
memahami apa yang baru saja terjadi.
“key” panggil Azka. Lagi-lagi Azka berhasil membuatku grogi setengah mati. Baru
saja tadi dia membuat geger semua siswa dan saat ini memanggil namaku dengan
suara kerasnya. Aku mempercepat langkah langkah kaki ku menuju gerbang sekolah.
“ ada apa sih? Dan berhenti manggil aku kei! Aku nggk mau disama-samain sama
kekeyi ya” ucapku memprotes panggilan namaku.
“Mau aku manggilnya baby, sweety, bunny, love suka-suka aku dong manggil nama
kamu siapa.” ucap azka tidak mau mengalah.
“tapi aku gak sukak!” sebenarnya aku hanya mengalihkan suasana agar tidak terasa
canggung. Dan kini azka tersenyum geli melihat tingkah konyolku. Ughh aku benar-
benar malu berhadapan dengan Azka.
“kamu mau pulang? Nggk mau nunggu acaranya selesai?” aku diam sejenak
menyiapkan beberapa untuaian kata.
“iya nih, aku kurang enak badan. Aku jugak udah izin sama ibu guru” jawaban ku
membuatnya menatapku dengan diam.
“yaudah aku antarin kamu pulang” eh tunggu, kok Azka kayak maksa gitu sih. Aku
buru-buru menggeleng menolak ajakan azka.
“ aku bisa pulang sendiri, aku balik deluan ya bye Azka”. Tampa melihat rekasi azka
aku langsung berlari meninggalkannya. Dan setelah sedikit menjauh aku berbalik
melihat kebelakang. Dan azka masih berdiri disana sambil melihat ke arahku.
Ya tuhan aku benar-benar terbawa perasaan saat ini.
___________________
Mulai kejadian itu, aku dan azka lebih sering bertemu. Sering bercanda bersama,
saling bertanya kabar dan membicarkan hal-hal yang tidak penting walaupun hanya
tercipta melalui pesan singkat.
Ketika bertemu, kami tidak berbicara banyak, bahkan terkesan malu-malu. Azka
sering mengajaku keluar rumah entah itu mengajak ku melihat penggelaran seni
ataupun hanya menonton bioskop. Dan sesekali aku dan Azka saling mencuri
pandang dan setelah itu saling melempar senyum.
Berbulan-bulan azka berhasil membuat pikiranku melayang-layang. Karna azka hari-
hariku terasa begitu manis, dan semakin semangat jika berangkat kesekolah.
Sampai suatu ketika, aku merasa apa yang dilakukan Azka padaku tidak lah karna dia
menyukaiku. Aku takut apa yang ku harapkan tidak akan sesuai seperti apa yang aku
inginkan kedepannya.
Jika dinggat-ingat, entah sudah berapa kali Azka mengucapkan ‘selamat pagi’
kepadaku, entah sudah berapa kali azka mengantarkan ku pulang kerumah, entah
sudah berapa kali azka mengajakku melihat penggelaran seni dan entah sudah berapa
film yang kami dan tiket yang kami beli dan tonton.
Tapi hingga saat ini tidak ada hubungan apa-apa, tidak ada komitmen apa-apa
diantara aku dengannya.
Semua berjalan tanpa tujuan, dan Kayla siap dengan apa yang terjadi kedepannya.
Entah itu rasa sakit ataupun rasa kecewa. Intinya kayla juga tidak banyak menaruh
harapan lebih.
__________________
Medan 2019
Hari minggu tepatnya tanggal 12 Maret, Kayla tampak sedang bersiap-siap untuk
mengunjungi pentas seni bersama Azka. Gaun hijau toska menjadi pilihan Kayla,
dengan motif bunga mawar dibagian bawah. Kayla tanpa cantik dibalut gaun
sederhana itu. Sedangkan Azka mengguakan setelan kemeja hijau toska dengan motif
kotak-kotak dipadukan dengan celana jins pendek membuat Azka terlihat lebih fresh.
“kita makan dulu atau langsung ke pentas seni?” tanya Kayla
“kita makan dulu di cafe setelah itu kita berangkat” jawab Azka sambil fokus
menyetir.
Kayla tersenyum kecil, Azka terlihat lebih tampan kalau sedang serius. Macatnya
kota medan tidak membuat Kayla bosan. Selama ada Azka tidak ada kata bosan
dihidupnya.
Sedangkan azka yang menyadari tatapan Kayla mengalihkan wajahnya. “kamu
kenapa liatin aku terus? Belum pernah liat cowok setampan aku ya?” Azka bertanya
sambil tertawa.
Seketika Kayla merasa malu karna kedapatan tengah memandangin Azka. “ siapa
juga yang ngeliatin kamu, aku lagi liatin jalanan kok”ucap Kayla berbohong.
“kamu kalok lagi malu-malu keliatan makin cantik kay”
Blush….
Wajah Kayla langsung memerah karna perkataan Azka. Dan tak terasa mereka telah
tiba di cafe. Dan setelah berberapa menit menghabiskan makanan, Azka dan Kayla
langsung bergerak ke pentas seni.
Di pentas seni Azka melihat binar kebahagian di mata Kayla. Ya, kayla memang tipe
wanita yang sangan menyukai seni. Bahkan ia bercita-cita untuk menjadi seniman
dimasa depan.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 18:30 WIB. Dan sudah saatnya Azka
mengantarkan Kayla pulang kerumah. Tapi sebelum mengantarkan pulang, Azka
membawa Kayla kesebuah taman dan hal itu membuat Kayla heran.
“kita kok kesini Ka?” tanya Kayla sambil melirik kekanan kekiri. Suasana taman
sudah terlihat sunyi, hanya tinggal beberapa orang saja yang terlihat.
“aku pengen aja duduk-duduk disini sebelum kita pulang’ jawab Azka sambil
menarik Kayla untuk duduk dibangku taman.
Tidak buruk menikmati senja ditengah taman. Malah terkesan indah jika bedua
bersama Azka. Lagi-lagi pemikiran Kayla tidak jauh-jauh dari Azka.
“ by the way, nama ayah kamu siapa kay?” pertanyaan Azka dihadiahi tawa oleh
Kayla.
“kok kamu tiba-tiba nanyain nama ayah aku sih?’ tanya Kayla kembali.
“kamu harusnya ngejwab bukannya nanyak balik kay” dan lagi-lagi Kayla tertawa.
“Nadiem Makarim” jawab Kayla.
Azka terdiam beberapa detik, lalu menatap Kayla yang sedang menahan tawa
diwajahnya.
“Nadiem Makarim? Bukannya itu nama mentri pendidikan ya? Kamu serius kay?”
ekspresi wajah Azka yang terkejut membuat tawa Kayla semakin kuat.
“kamu mudah kali aku bohongin” Azka gemas melihat wajah Kayla yang memerah
karna tertawa.
“nama ayah aku adalah Abraham Renaldi, lagian kamu ada perlu sama ayah aku
sampai pengen tahu nama ayah aku?” tanya Kayla sambil menatap Azka.
“ aku pengen aja menghafal nama ayah kamu, biar kalau pas ijab kabul nanti gak
salah-salah lagi”.
Kali ini Azka yang tertawa melihat ekspresi Kayla yang terlihat terdiam setelah
mendengar jawaban Azka.
“kamu apaan sih, buat aku makin salah tingkah” ucap Kayla dengan jujur.
“kay” tiba-tiba Azka berubah menjadi serius.
“ya saya” jawab Kayla, seketika suasana menjadi canggung. Dan hari semakin gelap.
“maukah kamu jadi pacar ku?” tanya Azka yang entah sejak kapan sudah berlutut
dihadapannya.
“aku…aku….” perkataan Kayla terhenti saat Azka memberikan bunga mawar merah
kepadanya.
“kamu gak perlu jawab sekarang, tapi aku bakalan nungguin jawaban dari kamu. Dan
aku harap jawaban kamu hanya kata ‘iya aku mau’ dari kamu kay”.
Sebenarnya dalam hati Kayla sudah menjerit-jerit mengatakan ‘iya aku maujadi pacar
kamu’. Tapi Kayla gugup untuk mengatakannya.
________________
Pukul 22:15 malam, lampu tidur Kayla masih belum mati. Dan kedua bola mata
Kayla juga masih belum terpejam.
Drett….drettt….dreetttt….
Hanphone Kayla bergetar, seketika Kayla tersadar dari lamunannya. Dan ketika
melihat handphonenya Kayla menemukan nama Azka disana.
“udah tidur?”
“belum”
“tidur lah besok sekolah”
“iya bentar lagi”
“okay kalau gitu aku tidur deluan ya”
“tunggu”
“iya kenapa kay”
“soal pertanyaan kamu tadi”
“iya kenapa? Kalau kamu belum siap buat jawabnya, aku bisa nunggu sampai
kamu siap”
“aku mau”
“ha? Maksudnya?”
“iya aku mau jadi pacar kamu”
“serius? Kamu gak lagi bercanda kan? Pokoknya kamu gak boleh ngerubah
jawaban kamu lagi”
“iya Azka Aldric Wijaya aku mau jadi pacar kamu”
“jadi kita pacaran kan sekarang?”
“ iya dong”
“hai pacar”
“ hahaha hai jugak pacar”
Dan obrolan mereka sampai pada pukul tengah dua belas malam. Ternyata rasanya
saling suka itu sebahagia ini ya? Bisa menghadirkan senyuman yang tiada henti
terlihat diwajah Kayla malam ini. Bahkan dalam tidurnya pun kayla sedang
tersenyum. Dan berhari-hari mereka lewati dengan hari-hari yang indah.
Namun beberapa bulan kemudian ada yang berubah, sikap Azka yang tak seberti
sebelumnya. Kayla pikir, setelah berpacaran dengan Azka tidak akan ada lagi
masalah-masalah yang menjadi teka-teki kedepannya.
Kayla kira hubungannya dengan Azka akan terus bahagia dan aman-aman saja.
Malah ketika mereka sudah berpacaran Azka semakin sibuk dengan urusannya tanpa
sadar telah membuat Kayla semakin merasa tidak dianggap kehadirannya.
Azka calling….
“hallo kay, maaf hari ini aku nggk bisa jembut kamu. Aku ada jadwal manggung
di city walk hari ini.”
“sesibuk itu ya? Sampai kamu gak ada waktu buat ketemu sama aku”. jawab Kayla
dengan suara bergetar.
“hei, masih ada hari esok key. Besok aku janji bakalan jemput kamu lagi. Jadi
jangan marah okay”.
“aku harap kamu gak ingkari janji lagi”. Sebelum mendengarkan ucapan Azka
selanjutnya, Kayla mematikan sambungan telponnya. Entah sudah berapa kali Azka
tidak menepati janjinya. Tapi Kayla berusaha untuk mencoba mengerti dengan
kesibukan Azka.
Apakah begini rasanya setelah berpacaran pasangan kita akan berubah 180 drajat ?
Azka yang Kayla kenal saat ini berbeda dengan Azka sebelum mereka berpacaran.
_______________
Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa telah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Lagu raisa ‘arti menunggu’ ini membuat perasaan Kayla seakan terwakilkan.
Lirik lagu itu seolah menggambarkan apa yang tengah dia rasakan saat ini. Kayla
mecoba bertahan demi rasa cintanya kepada Azka. Kenapa Azka yang dituliskan
Tuhan untuk dia sukai? Kenapa harus Azka? Kenapa?
Dan waktu berjalan begitu cepat, tidak memberikan celah untuk siapa saja
memberbaiki hari-hari sebelumnya. Dan beberapa hari ini Kayla tidak sempat
bertemu dengan Azka lagi. Dan hari ini jawaban dari setiap tanda tanya yang Kayla
tanyakan dihatinya terjawab sudah.
Siang itu, ketika Kyala melewati karidor kelas menuju kelas, Kayla melihat Azka
bersama salah satu teman sekelasnya. Namanya Chindy, kakak kelas ku. Wakil ketua
OSIS. Kayla melihat mereka bergenggaman tangan. Terlihat Azka tersenyum kearah
Chindy percis seperti saat mereka pertama kali saling suka.
Rasa sakit dan kecewa tak bisa Kayla hindari saat ini. Senyum lirih terpatri
diwajahnya seakan menggambarkan betapa menyedihkan nya dirinya saat ini. Azka
tega membohonginya. Dan betapa bodohnya Kayla tidak menyadari itu semua.
“kamu jahat Azka”. Kata-kata itu tercetus begitu saja. Sontak membuat Azka
memalingkan wajahnya menatap ke arah Kayla.
Dan saat matanya bertatapan dengan mata bulat yang berkaca-kaca itu, entah
mengapa Azka juga dapat merasakan kepedihan yang dirasakan Kayla. Azka terkejut
pastinya melihat keberadaan Kayla.
Seluruh tubuhnya seakan mati rasa, Azka menepis tangan Chindy yang sebelumnya
menggengam tangannya.
“Kay” ucap Azka lirih dan mengejar Kayla yang sudah berlari meninggalkan mereka.
Tapi Kayla sama sekali tidak mendengarkan panggilan Azka. Kayla terus berlari dan
berakhir dengan masuk kedalam sebuah taksi.
“maafin aku Kay” teriak Azka. Azka menyesal dengan apa yang dia perbuat terhadap
Kayla. “maafin aku kay, maaf” ucap Azka lirih. Kepalanya menunduk dalam sambil
terisak tangis.
Kayla yang baru saja mengenal yang namanya cinta, dan kini cinta hadir memberi
kebahagiaan dan juga memberi luka di lain pihak.
Akhir kisah cinta yang Kayla takutkan telah tiba
“sabar sayang, mungkin dia bukan yang terbaik untuk kamu” ucap Mamanya sambil
menenangkan pikiran Kayla yang kalut. Seharusnya Kayla tidak berhak marah, tidak
berhak menyalahkan diri Azka karna memang mereka tidak meiliki hubungan
apapun.
Kayla tidak bisa menahan bulir-bulir air mata yang terjatuh dari pipinya. Azka pergi
darinya dengan begitu saja, tanpa pamit dan tanpa kata-kata.
Sesampainya Kayla dikamar, Kayla buru-buru membuang mawar pemberian Azka.
Berusaha melupakan semuanya. Tak banyak yang bisa dilakukan Kayla. Merelakan
mungkin suatu cara terbaik.
Ternyata jatuh cinta itu berbahaya, karna bisa menyakiti hati seseorang.
____________________
Medan, 2020
Ya, Kayla masih berdiri kokoh di kota tua ini. Melupakan seseorang yang banyak
memberikan warna-warni dikehidupannya, memanglah hal yang tidak mudah.
Dari seorang Azka, Kayla belajar untuk memaafkan. Memaafkan dirinya sendiri yang
harus terjebak dalam rasa suka yang teramat dalam kepada Azka.
Jadi ada baiknya untuk tidak hanya menilai sesuatu tidak hanya dari satu sudut
pandang saja. Dan Kayla percaya Tuhan lebih mengerti yang terbaikuntuk dirinya
kedepannya.
Dan beberapa bulan lalu Kayla sudah terbiasa untuk tidak mengingat bayang-bayang
Azka lagi.
Kayla tidak membenci Azka dan juga tidak mendoakannya agar putus dengan
pacarnya sekarang. Kayla hanya kecewa terhadap ketidak jujuran Azka.
Dan harapan Kayla kedepanya semoga tidak ada Azka yang lain hadir dikehidupanya.

Jakarta 2020
Ancol menjadi tempat favorite kayla, melihat pemandangan membuat hatinya damai.
Sudah lama rasanya kayla merasakan kenyamanan seperti ini lagi. Kayla terlalu sibuk
mengurusi kuliahnya hingga lupa untuk beristirahat.
Pergi berkelana ke kota lain sepertinya membuat perasaan Kayla menjadi lebih baik.
Dan benar saja, kayla tidak bisa menghapus bayang-bayang azka selagi dia masih di
kota medan.
Bahkan semejak kejadian itu kayla memilih pindah sekolah ke jakarta demi
menghapus semua kenangan bersama azka.
Dan di jakarta kayla menemukan kesibukan baru dan tentunya teman-teman baru.
Dan saat ini juga kayla sedang dekat dengan seorang teman laki-lakinya. Namanya
Reno sandiaga uno, ya anak seorang pengusaha kaya raya dikota jakarta. Tidak ingin
berpacaran, hanya sekedar teman dekat saja.
Bukan ingin melupakan kota medan, namun kayla sepertinya membutuhkan waktu
lebih lama lagi untuk kembali kekota asalnya. Ya, setelah benar-benar bisa berdamai
dengan hatinya.
Ternyata memang benar nyata, bahwa cinta pertama memang berkesan untuk siapa
saja yang pernah merasakannya.

End

Anda mungkin juga menyukai