Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2338­7793

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG


KETAHANAN PANGAN NASIONAL

Andi Amir Husry


Universitas Satyagama
Email: andiamir8848@gmail.com
ABSTRAK: Pangan termasuk kebutuhan dasar yang merupakan salah satu hak dasar manusia yang yang pemenuhannya dijamin
oleh Undang­Undang. Untuk itu diperlukan Ketahanan Pangan Nasional sebagai dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Secara
makro pembangunan ketahanan pangan masih menghadapi masalah sistemik, yaitu berkurangnya lahan pertanian, penurunan
produksi yang disebabkan karena perubahan iklim dan lain­lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pemerintah Daerah
dalam mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain deskripsi naratif.
Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan pangan melalui ketahanan pangan daerah dalam rangka mendukung
ketahanan pangan nasional yang dibangun berdasarkan asas kedaulatan dan kemandirian. Untuk itu perlunya kebijakan yang
melindungi dan mempertahankan keberadaan lahan pertanian pangan, serta komitmen yang kuat dan good will dari Pemerintahan
Daerah untuk memberikan prioritas bagi pembangunan ketahanan pangan di daerahnya.
Kata kunci: pemerintah daerah, ketahanan pangan.
ABSTRACT: Food includes basic needs which constitute one of the basic human rights whose fulfillment is guaranteed by law. For
this reason, National Food Security is needed to fulfill its food needs. In the macro level, food security development still facing
systemic problems, namely the reduction of agricultural land, a decrease in production caused by climate change and others.This
study aims to determine the role of local governments in supporting National Food Security. This research method is a qualitative
method with narrative description design. The local government is responsible for the availability of food through regional food
security in order to support national food security that is built based on the principle of sovereignty and independence. For this
reason, the need for policies that protect and maintain the existence of food agricultural land, as well as a strong commitment and
good will from the local government to give priority to the development of food security in the region.
Keyword: local governments, food security.

PENDAHULUAN mengedepankan “Kedaulatan Pangan” sebagai salah


Latar belakang penelitian ini merujuk pada satu agenda prioritas nasional sebagai amanat
ketahanan pangan yang dalam Undang­Undang Dasar TRISAKTI dan NAWACITA khususnya pada Agenda
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah Prioritas ke­7: Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
menjamin pangan yang merupakan kebutuhan dasar Dengan Menggerakkan Sektor­Sektor Strategis
manusia yang paling utama. Pemenuhan pangan Ekonomi Domestik.
merupakan bagian dari hak asasi manusia sebagai Pada intinya untuk memperkuat pilar tersebut
komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya meliputi hal­hal sebagai berikut: 1) Tercapainya
manusia yang berkualitas. Atas dasar hal tersebut, peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber
negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, dari produksi dalam negeri; 2) Terwujudnya
keterjangkauan, pemenuhan konsumsi pangan yang peningkatan distribusi dan aksesibilitas pangan; 3)
cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik Tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan
pada tingkat nasional maupun daerah hingga dan gizi masyarakat; 4) Mitigasi gangguan terhadap
perseorangan secara merata di seluruh wilayah ketahanan pangan; 5) Peningkatan kesejahteraan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. pelaku utama penghasil bahan pangan; dan 6)
Indonesia sebagai negara dengan jumlah Tersedianya sarana dan prasarana irigasi (Ketahanan
penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam Air). (Bappenas, Buku I RPJMN 2015).
dan sumber pangan yang beragam, maka dituntut Permasalahannya adalah bagaimana Pemerintah
harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara dalam rangka pembangunan ketahanan pangan, yaitu
berdaulat dan mandiri. Untuk itu diperlukan melalui meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
Ketahanan Pangan Nasional. Rencana Pembangunan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015­2019 pembangunan sosial, budaya, ekonomi, sebagai
yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden bagian pembangunan secara keseluruhan
Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015­2019

Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 88 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020


Andi Amir Husry Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
88­94 Ketahanan Pangan Nasional

Sebagai upaya untuk mencapai ketahanan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan
pangan tersebut, telah terbit Undang­Undang Nomor perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan
18 Tahun 2012 tentang Pangan. Sebelumnya tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas­
pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah PP luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, yang Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
menyatakan bahwa penyediaan pangan Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan Tahun 1945. (UU Nomor 23 Tahun 2014).
konsumsi rumah tangga yang terus berkembang dari Pemberian otonomi seluas­luasnya kepada
waktu ke waktu melalui: (a) pengembangan sistem daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
produksi pangan yang bertumpu pada sumberdaya, kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
kelembagaan dan budaya lokal; (b) pengembangan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
efisiensi sistem usaha pangan; (c) pengembangan masyarakat. Di samping itu melalui otonomi seluas­
teknologi produksi pangan, (d) pengembangan sarana luasnya daerah diharapkan mampu meningkatkan
dan prasarana produksi pangan, dan (e) daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
mempertahankan dan mengembangkan lahan pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan
produktif. (Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam
2002). sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Operasionalisasi pelaksanaan PP No. 68 Tahun Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan
2002 tersebut pada hakekatnya adalah pemberdayaan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi
masyarakat, yang berarti meningkatkan kemandirian daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan
dan kapasitas masyarakat yang berperan aktif dalam pemerintah dan antar pemerintah daerah, potensi dan
mewujudkan penyediaan, distribusi, dan konsumsi keanekaragaman daerah.
pangan dari waktu ke waktu dengan memanfaatkan Mas’ud Said mendefinisikan otonomi daerah
kelembagaan sosial ekonomi yang telah ada dan sebagai sebuah proses devolusi dalam sektor publik
dapat dikembangkan di tingkat perdesaan dengan dimana terjadi pengalihan wewenang dari pemerintah
fokus utamanya adalah rumah tangga perdesaan. pusat kepada pemerintahan propinsi dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kabupaten/kota. Dengan kata lain, otonomi bisa
Pemerintah Daerah dalam mendukung Ketahanan diartikan sebagai sebuah proses pelimpahan
Pangan Nasional. kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
propinsi dan kabupaten/kota sebagaimana
diamanatkan oleh undang­undang. (Setya Retnam,
METODE PENELITIAN
2008:6).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan Menurut The Liang Gie, Pemerintah Daerah
desain metode deskriptif, yaitu penulisan yang adalah satuan­satuan organisasi pemerintah yang
memusatkan diri pada pemecahan masalah yang berwenang untuk menyelenggarakan segenap
aktual, data yang di kumpulkan di susun, dijelaskan kepentingan setempat dari sekelompok yang
dan dianalisis. Pemilihan pendekatan kualitatif karena mendiami suatu wilayah yang dipimpin oleh kepala
sesuai dengan sifat dan masalah, serta tujuan peneliti pemerintahan daerah. (The Liang Gie, 1988:44)
yang ingin diperoleh gambaran yang nyata peran Pengertian lainnya menurut Emil J. Sady, pemerintah
Pemerintah Daerah dalam mendukung Ketahanan daerah merupakan subbagian politis dari suatu negara
Pangan Nasional. kesatuan atau negara bagian yang diberi kekuasaan
secara hukum dan memiliki kekuasaan yang besar
atas kepentingan daerah yang mana memiliki badan
PEMBAHASAN pemerintahan terpilih atau sebaliknya dipilih secara
Pemerintah Daerah lokal. (Josef Riwu Kaho, 2003:7).
Menurut Undang­Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pemerintah daerah yang merupakan sub­sistem
tentang Pemerintah Daerah, bahwa yang dimaksud dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 89 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020


Andi Amir Husry Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
88­94 Ketahanan Pangan Nasional

rumah tangganya sendiri. Kewenangan untuk 5. Penyediaan prasarana usaha pertanian di pedesaan,
mengatur dan mengurus rumah tangga ini pelayanan sarana produksi, pengembangan teknologi,
mengandung tiga hal utama didalamnya, yaitu: dukungan permodalan dan pemasaram kurang
pertama, Pemberian tugas dan wewenang untuk menjadi prioritas daerah.
menyelesaikan suatu kewenangan yang sudah Tentunya permasalahan tersebut harus diatasi dan
diserahkan kepada Pemerintah Daerah; kedua, dijawab disertai pemecahan masalah yang efektif.
Pemberian kepercayaan dan wewenang untuk Paling tidak dihindari secara bertahap dan
memikirkan, mengambil inisiatif dan menetapkan diminimalisir melalui kebijakan­kebijakan yang
sendiri cara­cara penyelesaian tugas tersebut; dan mendukung ketahanan pangan yang disesuaikan
ketiga, dalam upaya memikirkan, mengambil inisiatif dengan situasi dan kondisi masing­masing wilayah
dan mengambil keputusan tersebut mengikutsertakan daerah.
masyarakat baik secara langsung maupun DPRD.
Sehubungan hal tersebut di atas, maka untuk
(Setya Retnami, 2001:8).
dapat mendukung ketahanan pangan sebagaimana
Namun dalam perjalanannya, pembangunan yang dimaksud, maka diperlukan dukungan peran
ketahanan pangan secara makro masih menghadapi Pemerintah Daerah. Pentingnya dukungan peran
masalah sistemik, yaitu konversi lahan pertanian Pemerintah Daerah dikarenakan daerah merupakan
terutama di Jawa, Madura dan Bali terus meningkat, penyangga bagi ketahanan pangan nasional.
masalah subsidi pertanian, baik subsidi harga, subsidi Pemerintah Daerah melalui Desa­Desa yang tersebar
bunga maupun lainnya dalam pengelolaannya masih di wilayahnya diharapkan akan mampu secara
kurang efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat mandiri membangun ketahanan pangannya melalui
penggunaan, kredit­kredit masih belum terserap pengelolaan cadangan pangan.
secara baik dan optimal, masih rendahnya
produktivitas perusahaan penyedia benih unggul baik Cadangan Pangan
di bidang pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan Pembentukan cadangan pangan telah diatur
para petani, tingkat pendidikan SDM pertanian relatif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun
rendah dan minat tenaga kerja yang semakin 2002 tentang Ketahanan Pangan, yang menyebutkan
berkurang di perdesaan, sebagian besar produksi bahwa cadangan pangan nasional terdiri dari
pangan berfluktuasi antar musim menyebabkan cadangan pangan pemerintah, dan cadangan pangan
fluktuasi pasokan input–output, serta harga produk masyarakat dan cadangan pangan pemerintah
dan lain sebagainya. sebagaimana dimaksud salah satunya terdiri atas
Selain permasalahan di atas, bahwa Pemerintah Daerah. Peran Pemerintah Daerah dalam
permasalahan mendasar yang dihadapi Pemerintah mendukung Ketahanan Pangan Nasional diatur pula
Daerah di Era Otonomi Daerah dalam membangun dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun
ketahanan pangan di wilayahnya, antara lain adalah: 2018, tentang Penetapan Jumlah Cadangan Pangan
(Suryana, A, 2011). Beras.

1. Kurangnya pemahaman daerah terhadap Pemerintah Daerah (CPPD). Peraturan Menteri


pentingnya ketahanan pangan, dimana daerah lebih ini dimaksudkan sebagai acuan Pemerintah Daerah
mementingkan kebijakan untuk meningkatkan PAD­ Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
nya daripada kebijakan ketahanan pangan. dalam menetapkan jumlah Cadangan Beras
Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) dan Cadangan
2. Kurangnya pemahanan daerah dalam
Beras Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (CBPK)
melaksanakan peruntukan lahan, sehingga berdampak
berdasarkan kriteria jumlah penduduk, konsumsi
semakin berkurangnya lahan­lahan produktif untuk
beras per kapita pertahun dan proporsi terhadap
pertanian.
cadangan beras nasional. Bagi daerah, tujuan dari
3. Kondisi obyektif di masing­masing daerah
CPPD sendiri adalah menjaga ketersediaan pangan
menunjukkan bahwa tidak semua daerah mempunyai
untuk membantu masyarakat jika sewaktu­waktu
lahan yang cocok untuk pertanian.
terjadi keadaan darurat pangan, misalnya: bencana
4. Penurunan intensitas dukungan dan pelayanan
alam, rawan pangan akibat puso, gejolak harga,
terhadap masyarakat khususnya terhadap pelaku
kelangkaan pangan sehingga kebutuhan pangan bagi
usaha di bidang pangan.
masyarakat selalu terjamin.
Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 90 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020
Andi Amir Husry Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
88­94 Ketahanan Pangan Nasional

Menurut data sampai dengan November 2019, situasi dimana semua rumah tangga mempunyai
baru 27 Pemerintah Povinsi dan 216 Pemerintah akses baik fisik, maupun ekonomi untuk memperoleh
Kabupaten/Kota yang memiliki CPPD dari seluruh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ada, rumah tangga tidak berisiko mengalami kehilangan
meskipun CPPD yang dimiliki masing­masing kedua akses tersebut. OXFAM memiliki definisinya
Provinsi/Kabupaten/Kota tersebut masih di bawah sendiri yakni: “When everyone has at all times access
target ideal. Oleh karena itu peran Pemerintah Daerah to and control over sufficient quantities of good
dalam mendukung Ketahanan Pangan Nasional quality food for an active healty life”. (Helen
sangat dibutuhkan sekali untuk menjaga kestabilan Young:2001).
dan keberlangsungan ketahanan pangan di Indonesia. Konsep ketahanan pangan merupakan
terjaminnya ketersediaan pangan bagi umat manusia
Ketahanan Pangan
secara cukup serta terjaminnya pula setiap individu
Konsep ketahanan pengan (food security) lebih
untuk memperoleh pangan dari waktu ke waktu
luas dibandingkan dengan konsep swasembada
sesuai kebutuhan untuk dapat hidup sehat dan
pangan, yang hanya berorientasi pada aspek fisik
beraktivitas. Beberapa aspek perlu diperhatikan
kecukupan produksi bahan pangan. Beberapa ahli
dalam konsep terjamin dan terpenuhinya kebutuhan
sepakat bahwa ketahanan pangan minimal
pangan bagi setiap orang yaitu aspek jumlah, mutu,
mengandung dua unsur pokok, yaitu ketersediaan
keamanan pangan, budaya lokal serta kelestarian
pangan dan aksesibilitas masyarakat tehadap bahan
lingkungan dalam proses memproduksi dan
pangan tersebut.
mengakses pangan. (Rahman Handewi, 2012:15).
Menurut Undang­Undang Nomor 18 Tahun 2012
Sub sistem ketahanan pangan terdiri dari tiga sub
tentang Pangan, bahwa yang dimaksud Ketahanan
sistem utama, yaitu ketersediaan, akses, dan
Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
penyerapan pangan, sedangkan status gizi merupakan
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin
outcome dari ketahanan pangan. Sub sistem yang
dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah
harus dipenuhi secara utuh antara lain ketersediaan,
maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
akses, dan penyerapan pangan. Salah satu sub sistem
dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
tersebut tidak terpenuhi maka suatu negara belum
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
baik. Individu yang akses untuk memperoleh
berkelanjutan. (Undang­Undang Nomor 18 tahun
kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan
2012) Definisi lainnya bahwa ketahanan Pangan
pangannya masih dikatakan rapuh. (Ninik Rustanti
adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
2016:107) Pilar ketahanan pangan pada prinsipnya
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
adalah upaya menjaga produktivitas pangan,
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata,
mempertahankan stabilitas harga pangan dan
dan terjangkau. (UU Nomor 41 tahun 2009).
keterjangkauan masyarakat dalam mendapatkan
Bank Dunia mendefinisikan bahwa Ketahanan pangan, serta melindungi masyarakat yang rentan
Pangan Food Security is access by all people at all terhadap krisis pangan.
times to enough food for an active and healthy life.
Dalam konteks ketahanan pangan bahwa yang
(Roy Sparringga:2019) Maknanya adalah tiap orang
dimaksud Pemerintah Daerah adalah kepala daerah
setiap saat memiliki akses secara fisik dan ekonomi
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
terhadap pangan yang cukup agar hidup sehat dan
yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
aktif.
yang menjadi kewenangan daerah otonom. (PP
USAID mendefinisikan bahwa ketahanan Nomor 17 Tahun 2015 ayat 21). Dalam kaitannya
pangan adalah kondisi ketika semua orang pada dengan sistem ketahanan pangan nasional, Undang­
setiap saat mempunyai akses secara fisik dan Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
ekonomi untuk memperoleh kebutuhan konsumsinya Daerah mempunyai peran strategis dalam meletakkan
untuk hidup sehat dan produktif. (Ninik Rustanti dasar tentang pembagian kewenangan antara
2016:106) Menurut FAO, ketahanan pangan adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Ada dua

Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 91 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020


Andi Amir Husry Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
88­94 Ketahanan Pangan Nasional

kewenangan Pemerintah Daerah yang secara pangan dengan memberikan informasi dan
langsung ataupun tidak langsung berkaitan dengan pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
ketahanan pangan, yaitu urusan wajib dan urusan ketahanan pangan; membantu kelancaran
pilihan. penyelenggaraan ketahanan pangan; meningkatkan
Selanjutnya, menurut Peraturan Pemerintah motivasi masyarakat dalam penyelenggaraan
Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan ketahanan pangan; meningkatkan kemandirian rumah
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah tangga dalam mewujudkan ketahanan pangan. (PP
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Nomor 68 tahun 2002).
telah diatur bahwa ketahanan pangan merupakan Undang­Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang
urusan wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Pangan menegaskan bahwa dalam mewujudkan
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, ketahanan pangan, pemerintah menetapkan cadangan
sedangkan pertanian menurut peraturan pemerintah pangan nasional. Cadangan pangan nasional tersebut
ini merupakan urusan pilihan. Dalam hal ini terdiri atas cadangan pangan pemerintah pusat,
Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan
ketersediaan pangan di daerah dan pengembangan pangan masyarakat. Untuk mendukung ketahanan
produksi pangan lokal di daerah. (PP Nomor 18 pangan dimaksud, maka Presiden Joko Widodo
Tahun 2002). menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 17
Penyelenggaraan ketahanan pangan di era Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
otonomi daerah sudah mempunyai landasan hukum
Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD)
dan peraturan perundang­undangan yang cukup kuat
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah ini, maka
dan komprehensif, yang dimaksudkan agar
Indonesia akan memiliki cadangan pangan nasional
Pemerintah Daerah mempunyai peran dan tanggung
dalam mewujudkan ketahanan pangan. Penetapan
jawab dalam mendukung penyelenggaraan ketahanan
cadangan ini guna melaksanakan ketentuan Pasal 28
pangan nasional, bahkan dalam hal ini sudah
Ayat (4), Pasal 43, Pasal 48 Ayat (2), Pasal 52 Ayat
dilengkapi dengan Peraturan Menteri Pertanian
(2), Pasal 54 Ayat (3), Pasal 112, Pasal 116, dan Pasal
Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/2010 Tentang
131 Ayat (2) Undang­Undang Nomor 18 Tahun 2012
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan
tentang Pangan. Peraturan Pemerintah ini salah
Pangan Provinsi dan Kabupaten Kota. Selain itu pula
satunya mengatur masalah Cadangan Pangan
telah diatur peran Pemerintah Daerah dalam
Pemerintah dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah
mendukung ketahanan pangan nasional dengan
(CPPD). Cadangan pangan pemerintah diadakan
dibentuknya Dewan Ketahanan Pangan di tingkat
untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak
Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan
harga pangan, bencana alam, bencana sosial dan
Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan
menghadapi keadaan darurat. Sedangkan cadangan
Ketahanan Pangan.
pangan masyarakat dipergunakan untuk
Pentingnya peran Pemerintah Daerah dalam menanggulangi kondisi rawan pangan transien
mendukung ketahanan pangan nasional telah diatur (sementara) di lingkungan rumah tangga.
pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
2002 tentang Ketahanan Pangan yang menyebutkan
11/PERMENTAN/KN.130/4/2018 tentang Penetapan
bahwa Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah bahwa
Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa
cadangan beras nasional adalah 20% dari total
melaksanakan kebijakan dan bertanggung jawab
kebutuhan beras nasional dengan pembagian 11,5%
terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan
cadangan di masyarakat, 8% di Pemerintah Pusat dan
diwilayahnya masing­masing, dengan memperhatikan
0,5% di Pemerintah Daerah (Provinsi dan
pedoman, norma, standar, dan kriteria yang
Kabupaten/Kota). Dalam hal ini Cadangan Pangan
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Disebutkan juga
Pemerintah Daerah (CPPD) memiliki peran strategis
dalam peraturan pemerintah ini bahwa Pemerintah
dalam penyediaan pangan untuk penanganan
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau
bencana, kerawanan pangan, kondisi darurat serta
Pemerintah Desa mendorong keikutsertaan
menjaga stabilisasi harga pangan di daerah. Cadangan
masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan
Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 92 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020
Andi Amir Husry Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
88­94 Ketahanan Pangan Nasional

Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) berupa Pangan koordinasi dan sinergitas pemangku kepentinganb
Pokok Tertentu yang ditetapkan berdasarkan jenis dan dalam perencanaan, kebijakan, pembinaan, dan
jumlahnya. (PP Nomor 17 Tahun 2015). pengendalian.
Salah satu kelebihan CPPD adalah apabila terjadi Selain itu, Pemerintah Daerah dapat
bencana alam atau sosial dalam skala kecil dan melakanakan strategi dalam mendukung ketahanan
bersifat lokal, pemerintah daerah dapat langsung pangan nasional, yaitu dengan cara: pengembangan
menyalurkan bantuan kepada korban bencana. lumbung pangan, mempercepat penganekaragaman
Meskipun Pemerintah Daerah memiliki kewenangan pangan dan gizi, membentuk lumbung pangan dan
dalam memanfaatkan Cadangan Beras Pemerintah Desa mandiri pangan.
(CBP) yang ada di Bulog, Provinsi sebesar 200 ton Pengembangan lumbung pangan merupakan
dan Kabupaten/Kota 100 ton untuk penanganan wujud pemenuhan kebutuhan akan pangan bagi
tanggap darurat, namun dalam proses pengeluarannya masyarakat terutama di Kabupaten/Kota, maka
diperlukan persetujuan pemerintah pusat yang disertai ketersediaan pangan menjadi sangat penting.
dengan penetapan status tanggap darurat. CPPD dapat Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari tiga sumber,
menjadi bantuan pangan tanggap darurat pertama yaitu: produksi, pemasukan pangan dan cadangan
sebelum turunnya bantuan beras dari CBP. pangan. Penganekaragaman (diversifikasi) pangan
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun merupakan salah satu pilar utama dalam upaya
2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi bahwa mengatasi msalah pangan dan gizi yang pada
Cadangan Pangan Pemerintah Daerah terdiri atas: akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan
Cadangan Pangan Pemerintah Desa; Cadangan daerah yang pada gilirannya berpengaruh terhadap
Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan Cadangan ketahanan pangan nasional.
Pangan Pemerintah Provinsi. Adapun Hal penting yang harus dilakukan adalah
Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah meningkatkan profesionalisme kualitas dan jumlah
Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Satuan Kerja sumberdaya manusia (SDM) Penyuluh Pertanian,
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang rasionalisasi alokasi dana pembangunan fisik dan non
melaksanakan tugas atau menyelenggarakanfungsi di fisik, melakukan pendataan dan pengawasan
bidang Ketahanan Pangan. (PP Nomor 17 Tahun subsistem pendistribusian pangan, optimalisasi
2015). pemanfaatan sumber pangan alternatif, peningkatan
Dalam mengatur Cadangan Pangan Pemerintah bantuan dan pengawasan sarana produksi pertanian,
Daerah (CPPD) dan keberlanjutan pengelolaannya serta kebijakan sistim informasi tentang ketahanan
diatur oleh Peraturan Daerah, sedangkan pangan yang efektif, menjalin kerjasama dengan
pelaksanaannya dapat bekerjasama melalui Bulog lembaga perbankan dan BUMN/BUMD dalam
atau BUMD. Untuk itu Pemerintah Provinsi maupun rangka penanganan ketersediaan dan cadangan
Kabupaten/Kota harus mengalokasikan APBD untuk pangan.
pengadaan, pengelolaan dan penyaluran CPPD.
Selain itu, perlu didorong pembentukan Cadangan
PENUTUP
Pangan Pemerintah Desa yang selama ini masih
belum terimplementasikan dengan baik. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa Pemerintah 1. Pangan termasuk kebutuhan dasar yang merupakan
Daerah mempunyai peran penting dalam mendukung salah satu hak dasar manusia yang secara substansial
ketahanan pangan nasional. Sebab ketahanan pangan yakni ketersediaan pangan (food availability),
nasional tidak akan terwujud tanpa dukungan peran keterbukaan akses pangan (food accessibility), dan
Pemerintah Daerah. Oleh karena itu diperlukan suatu kecukupan pangan (food adequacy) yang
strategi dalam rangka mendukung ketahanan pangan. pemenuhannya dijamin oleh Undang­Undang.
Strategi­strategi itu dapat dilakukan dengan cara 2.Kewajiban Pemerintah Daerah menjamin
pemberdayaan ketahanan pangan masyarakat melalui ketersediaan pangan, membuka akses pangan, dan
Cadangan Pangan Pemerintah Desa, menumbuhkan menjaga kecukupan pangan.
ketahanan pangan tingkat rumah tangga, pemantapan

Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 93 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020


Andi Amir Husry Peran Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
88­94 Ketahanan Pangan Nasional

Saran­Saran The Liang Gie. Pertumbuhan Daerah Pemerintahan Daerah di


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gunung Agung.
1. Perlunya kebijakan/Peraturan Daerah yang
Jakarta. 1988.
mengatur tentang alih fungsi lahan pertanian untuk Helen Young, et al.. Food­security Assessment in Emergencies: A
melindungi dan mempertahankan keberadaan lahan Livelihoods Approach. diakses dari
http://www.livestockemergency.net/userfiles/file/assessment
pertanian pangan. ­review/YoungJaspars­2006. Humanitarian Practice
2. Perlunya peningkatan pemahaman pimpinan dan Network Paper. London. 2001.
aparat Pemerintah Daerah tentang pentingnya Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
ketahanan pangan. Berkelanjutan.
Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan.
DAFTAR PUSTAKA Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Bappenas. Buku I RPJMN 2015­2019. Bappenas. Jakarta. 2015. tentang Pemerintahan Daerah.
Kaho, Josef Riwu. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002
Indonesia: Identifikasi Faktor faktor yang Mempengaruhi tentang Ketahanan Pangan.
Penyelenggaraaan Otonomi Daerah. Raja Grafindo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
Persada. Jakarta. 2003. tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Kemenko Perekonomian. Renstra 2015­2019. Deputi Bidang Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Koordinasi Pangan dan Pertanian. Jakarta. 2015. Daerah Kabupaten/Kota.
Rachman, Handewi P. S., dan Mewa Ariani. Ketahanan Pangan: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015
Konsep, Pengukuran dan Strategi. Forum Penelitian tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
Agroekonomi. Bogor. 2002. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2006
Rustanti, Ninik. Buku Ajar Ekonomi Pangan dan Gizi. tentang Dewan Ketahanan Pangan.
Deepublish. Semarang. 2016. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
Said, Mas’ud. Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. UMM tentang RPJMN 2015­2019.
Press. Malang. 2008. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
Setya Retnami. Makalah Sistem Pemerintahan Daerah di 11/PERMENTAN/KN.130/4/2018 tentang Penetapan
Indonesia. Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia. Jakarta. 2001.
Suryana, A.. Perkembangan Misi Ketahanan Pangan dan
Kemandirian Pangan di Era Otonomi Daerah, Makalah
pada Acara Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta. 2011

Jurnal Ilmiah WIDYA Non­Eksakta 94 Volume 1 Nomor 2 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai