Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KELOMPOK 3

ETIKA BISNIS

Ethical Behavior (Brooks chapter 3)


The Nature of Accounting and Chief Ethical difficultty (Duska & Duska Chapter 1)
Accounting as a Profession (Duska & Duska Chapter 4)
& kasus Etika Repricing dan Backdating Opsi Saham Karyawan (Brooks)

Oleh:

Nursri Maryani Siska 1121221001

Melli Herfina 1121221006

Vanica Serly 1121221011

MAGISTER (S2) ILMU AKUNTANSI

PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012

Chapter 1 (Duska & Duska)


The Nature of Accounting and Chief Ethical difficulty: True Disclosure

Permasalahan yang melingkupi kasus Enron/Arthur tahun 2001-2002 tidaklah unik dalam
industri akuntansi. Dari dulu sudah banyak masalah-masalah dan intrik yang terjadi di dunia
akuntansi. Permasalahan-permasalahan di dunia akuntansi itu seperti:

a. “numbers game” merupakan istilah untuk memanipulasi data akuntansi untuk


menghasilkan laporan yang sesuai keinginan.
b. Manajer mengalami tekanan besar untuk memenuhi harapan pasar.
c. Terjadinya “audit failure” yang dilakukan oleh auditor. Seharusnya auditor bisa
memperlihatkan gambaran sesungguhnya tentang perusahaan sesuai dengan GAAP.
d. bisnis yang baru mulai menghadapi dua pilihan, bersikap jujur atau jangan bermain
jujur. Disinilah peran auditor untuk melihat kecurangan yang dilakukan manajer
(aggresive accounting).

Laporan keuangan seharusnya akurat dan berguna bagi masyarakat dan bisa digunakan
untuk membuat keputusan yang rasional. Tapi apa yang ditampilkan tidak selalu akurat. Mereka
cenderung untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keinginan, seperti
“meeting one’s number” atau “smoothing out quartely reports”. Dari sini bisa dilihat banyak isu
etika yang berkaitan dengan akuntansi. Lalu apa sebenarnya akuntansi itu.

Akuntansi adalah suatu teknik dan praktik seni yang aslinya dikembangkan untuk
membantu orang untuk menelusuri transaksi ekonomi. Akuntansi memberikan gambaran
keuangan kepada orang-orang yang berkepentingan, seperti investor, pemerintah, kreditor, dan
lainnya. Akuntan menyediakan informasi yang bisa digunakan dengan berbagai cara. Manajer
organisasi menggunakannya untuk membantu pereencanaan dan pengendalian dalam operasional
organisasi. Pemilik, manajer, lenders, supplier, pegawai, dan lainnya menggunakannya untuk
membantu memutuskan berapa banyak waktu dan uang disediakan untuk perusahaan.
Pemerintah menggunakannya untuk menentukan berapa banyak pajak yang harus dinayar
organisasi. Oleh karena itu akuntan memiliki kewajiban untuk menyediakan gambaran
perusahaan sebenarnya.
Akan tetapi, gambaran keuangan yang disediakan akuntan hanya untuk memenuhi
kepentingan segelintir orang yang membayar mereka, daripada menyediakan informasi keungan
untuk pihak yang lebih banyak. Misalnya: untuk tujuan pajak, laporan keuangan terlihat buruk.
Dan untuk kredit, laporan keuangan dibuat sebaik mungkin.

Ada empat laporan yang dibuat manajer, yaitu: neraca, lap. Laba rugi, lap. Perubahan
modal, dan lap. Arus kas. Mengembangkan jenis laporan ini adalah suatu bentuk seni yang
melibatkan keahlian, judgment, teknik, dan pengaplikasian prinsip-prinsip untuk menentukan
setiap elemen dalam laporan keuangan. Contohnya: kadang aset dan kewajiban terlihat benar,
tapi suatu saat untuk suatu kondisi tertentu, elemen ini dipengaruhi oleh tekanan situasi.
Walaupun ada GAAP yang mengatur, ada waktunya prinsip-prinsip ini tidak sesuai dengan
situasi dan pertimbangan individual dibutuhkan disini.

Pada sebuah artikel, manjer T Rowe Price’s, Richard P. H, menyatakan banyak cara
akuntan untuk menghadapi pasar modern saat ini, dimana perusahaan lebih fokus pada laba
daripada nilai aset itu sendiri. Howard menyatakan, menulis aset yang rendah, mengurangi nilai
buku perusahaan, walaaupun hasilnya adalah laporan dengan laba yang besar.

Pada element aset dan kewajiban dan element ekuitas di neraca, terdapat pertimbangan
antara apa yang diharapakan untuk dikonsumsi dan apa yang harus dijadikan kas? Beberapa item
tersebut dapat dimanipulasi dan dilaporkan dengan berbagai cara untuk menentukan ekuitas apa
yang menjadi hak pemilik.

Selain neraca, ada lagi bentuk laporan lain, seperti lap. Laba rugi, lap. Perubahan modal,
dan lap. Arus kas. Bagaimanapun untuk menyiapkan laporan tersebut tidak lepas dari kegiatan
mempercantik laporan yang menunjukan gambaran yang tidak sebenarnya tentang keuangan
perusahaan. Contohnya: elemen laba ditahan terlihat lebih substansial dari yang sebenarnya.
Bagaimanapun kegiatan seperti “cooking the books” dan “creative accounting” adalah kegiatan
yang tidak etis. Dan kegiatan “aggresive accounting” dan “pro forma accounting” terlihat
lembut, tetapi untuk beberapa kasus, ini menunjukkan sedikit keterus terangan dalam
menggambarkan situasi keuangan perusahaan.

Isu etika untuk menyampaikan yang sebenarnya dan pengungkapan adalah isu yang
kompleks untuk para akuntan. Mengapa dan sejauh mana akuntan berkewajiban secara etis untuk
mengungkapkan keadaan yang sebenarnya? Untuk menjawab hal ini, ada tiga situasi yang
menunjukkan hal ini : “pertama, bagaimana akuntansi dilibatkan dalam kegiatan pertukaran,
seperti penjualan; kedua, bagaimana pertukaran dan penjualan sebagai transaksi pasar; dan
ketiga, apakah kurangnya pengungkapan dalam transaksi pasar sudah biasa diselingi dengan
kebohongan.

Akuntansi mengembangkan informasi yang akan digunakan. Jika informasinya benar dan
dapat dipercaya, tidak ada isu etika disana. Tapi jika informasi mengajak orang untuk berprilaku
untuk suatu hal, atau tindakannya membahayakan atau menguntungkan orang yang memberi atau
menerima informasi tersebut, maka disinilah pentingnya etika. Memberikan informasi sudah
terlihat seperti kegiatan jual beli. CEO menjual kepada dewan atau pemegang saham laporan
keuangan yang baik. Sementara itu CEO memperlihatkan kepada IRS (perpajakkan) gambaran
yang berbeda. Karena akuntansi terlibat dalam menyediakan produk yang akan dijual, akuntansi
masuk dan mempengaruhi transaksi di pasar.

Penting bagi kita bahwa kebohongan tidak sama dengan mengatakan sesuatu secara
salah. Contohnya: kadang orang bisa berbuat salah atau salah ngomong. Di kasus tersebut
mereka mengatakan sesuatu yang salah, tapi tindakan mereka dapat dikategorikan sebagai
berbohong. Inti dari kebohongan dapat dilihat dari tujuannya, yang menunjukkan tingkah laku
seseorang. Seperti pada kasus Enron, dimana para direksi Enron memanipulasi laporan keungan
untuk meningkatkan saham mereka.

Deceptive sale adalah aktivitas yang tujuannya untuk memperoleh pembeli agar pembeli
melakukan apa yang diinginkan oleh penjual dan pembeli tersebut mungkin tidak akan mau
melakukannya jika mereka mengetahui kebenarannya. Dari kasus ini, terlihat ada kecurangan
dan menyalahi aturan pasar yang seharusnya menyediakan informasi penuh, tapi yang lebih
penting adalah pandangan moral. Membohongi pembeli adalah tindakan yang tidak adil dan
tidak bermoral, dan ini sering disebut dengan eksploitasi atau manipulasi.

Apakah kegagalan untuk mengungkapkan menjadi pertimbangan? Beberapa orang


mengatakan “tidak mengungkapkan bukanlah kebohongan, hanya tidak mengatakan”. Tapi,
kegiatan untuk menahan informasi atau mewarnai informasi agar orang melakukan sesuatu yang
diinginkan sama saja dengan kegiatan deceptive.
Lalu, pertanyaanya, berapa banyak yang harus diungkapkan oleh akuntan? Apakah harus
mengungkapkan segala sesuatunya? Sesuai dengan prinsip seorang salesman yang efektif dimana
dia tidak mengungkapkan sesuatu yang negatif dan tidak mengungkapkan sesuatu yang bersifat
jangka pendek. Bagaimanapun bisnis menjual sesuatu dan bisnis menawarkan sisi-sisi baik dari
perusahaanya. Akan tetapi, perlu digarisbawahi, pemangku kepentingan wajib mengetahui
kecacatatan yang terjadi di perusahaan, agar bisa memperoleh keputusan yang lebih benar. Jika
kita menahan informasi karena kita takut orang akan berbuat sesuatu yang mungkin merugikan
perusahaan, maka itu disebut dengan manipulasi. Jika kita tidak mengungkapkannya, harus ada
alasan yang jelas mengapa kita berbuat seperti itu.

Ada sebuah contoh tidak mengungkapkan karena satu situasi, misalnya: jika seorang
teman mengatakan bagaimana kabarmu? Kamu tidak perlu mengungkapkan bahwa kabarmu
sedang tidak baik. Itu adalah contoh sosial yang tidak perlu diungkapkan, dan ini diterima karena
di kasus tersebut kita tidak sedang mengubah behavior seseorang atau tidak ada orang yang
diuntungkan dari masalah tersebut. Inilah yang disebut dengan kebohongan putih. Jika seseorang
melakukan kecurangan untuk suatu kebenaran karena alasan yang bsia diterima, ini bukanlah
memanipulasi tingkah laku orang tersebut.

Dan pengungkapan seperti apakah dan persyaratan audit yang dihadapi auditor? Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen, dan keyakinan terhadapnya diberikan oleh auditor
independen. Adapun keyakinan yang diberikan auditor melingkupi:

a. net income
b. transaction approach
c. recognition of income
d. historical cost depreciation
e. examples of formulas (FIFO, LIFO, AVERAGE)

Tujuan utama akuntan adalah untuk memperlihatkan gambaran keuangan di organisasi,


akuntan juga memiliki peran lain, yaitu:

a. auditing
b. managerial accounting
c. tax accounting
d. financial planning
e. consulting

Banyaknya peran yang dimiliki akuntan, merubah pandangan akuntan yag tradisional
menjadi modern yaitu sebagai entrepreneurial profession yaitu sebagai konsultan dan perencana.
Hal ini manjadi krisis bagi akuntan, seperti pada kasus Enron. Akuntan bekerja untuk banyak
pera, tidak hanya sebagai auditor independen tapi andersen juga bekerja sebagai konsultan dan
perencana keuangan, sehingga mudah bagi akuntan untuk me make up laporan keuangannya.
Jika peran akuntan sebagai auditor dan juga memberikan pelayanan keuangan lain di organisasi
yang sama, maka profesi auditor mengalami krisis. Auditor tidak lagi independen dalam
memberikan layanannya. Disinilah letak etika, akuntan menyalahi etika jika mereka memake up
pelayanannya, sementara masyarakat membutuhkan auditor. Bagaiaman masyarakat bisa
mempercayai keunagan perusahaan jika auditor tidak bisa mereka percayai lagi.

Chapter 4 (Duska & Duska)


Accounting as a Profession
Pada abad ke-20an di US ketika disiplin akuntansi dilihat sebagai profesi, Commision On
Standard Of Education And Experience For Certified Public Accountant menerbitkan laporan
yang menyebutkan tujuh karakteristik profesi, yaitu:
a. bidang ilmu yang khusus
b. melalui proses pendidikan formal untuk memeproleh ilmu khusus yang disyaratkan
c. adanya kualifikasi standar professional yang ditujukan kepada profesi tersebut
d. adabya standar perlakukan hubungan antara praktisis dengan klien, kolega, dan
publik.
e. Pengakuan status
f. Penerimaan tanggung jawab sosial dalam pekerjaan yang melibatkan kepentingan
publik
g. Organisasi yang mengikuti perkembangan kewajiban sosial dalam kelompok

Akuntansi memenuhi dua karakteristik di atas. Akuntansi adalah disiplin ilmu yang
kompleks yang mengharuskan studi formal agar menjadi ahli yang kompeten. Agar bisa menjadi
akuntan yang bersertifikasi (CPA), mengharuskan akuntan untuk menamatkan sarjana dan lulus
test CPA.
Dalam memenuhi standar ketiga, profesi akuntansi seperti kelompok-kelompok lainnya
bergabung bersama untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dengan posisinya
sebagai ahli. Dokter atau pengacara adalah sekelompok ahli yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Profesi-profesi seperti di atas biasanya menentukan anggota kelompoknya dengan
melihat kualifikasi profesionalnya dengan adanya standar prilaku yang diterapkan di kelompok
tersebut. Standar ini umumnya termasuk persyaratan untuk melihat kepentingan terbaik klien.
Hanya yang bisa memenuhi kualifikasi ini yang diakui dan ikut dalam profesi, individu akan
keluar dari profesi jika tidak mengikuti standar ini.
Kemudian, standar 4 dan 5 agak menarik. Standar ke-4 menyatakan bahwa profesi
membutuhkan “a standard of conduct governing the relationship of practitioners with clients,
colleagues, and the public” dan standar ke-6 menyatakan “an acceptance of social responsibility
inherent in an occupation endowed with the public interest.” Tapi apa yang seharusnya
dimasukkan ke dalam standar yang mengatur hubungan praktisi dengan klien, kolega, dan
publik? Apa yang seharusnya dimiliki profesional untuk setiap konstitusi ini?
Kemudian, Huebner menyatakan 4 karakteristik profesional.
1. The professional is involved in a vocation useful and noble enough to inspire love
and enthusiasm on the part of the practitioner.
2. The professional’s vocation in its practice requires an expert’s knowledge.
3. In applying that knowledge the practitioner should abandon the strictly selfish
commercial view and ever keep in mind the advantage of the client.
4. The practitioner should possess a spirit of loyalty to fellow practitioners, of
helpfulness to the common cause they all profess, and should not allow any
unprofessional acts to bring shame upon the entire profession.

Jika kita menggunakan kriteria Huebner dalam akuntansi, ini adalah bukti bahwa akuntan
berguna karena organisasi modern tidak akan bisa berjalan tanpa keahlian akuntansi. Lalu
bagaaimana dengan nobility? Kode etik “american institute of certified public accountant”
menyatakan “profesi akuntan terdiri dari klien, kreditur, pemerintah, karyawan, investor,
komunitas bisnis dan keuangan, dan lainnya dangat bergantung pada objektivitas dan integritas
akuntan publik yang bersertifikasi untuk menjaga fungsi pemasaran”.
Tapi karakteristik yang paling menarik dari karakteristik profesional Huebner adalah
karakteristik ke-tiga. Karakteristik Huebner mensyaratkan profesional untuk melarang
pandangan yang kaku dan egois dan tetap menjaga keuntungan klien”. Persyaratan ini penting,
karena, profesionalia telah banyak digunakan oleh banyak kelompok sehingga isu etika
bermasalah dalam dunia bisnis. Komisi CPA sudah mengatur ini, yaitu hubungan
profesional dengan klien, kolegea, dan masyarakat sesuai dengan pekerjaanya melayani
kepentingan publik, sehingga seorang yang profesional disyaratkan untuk tidak memiliki
sikap kaku dan egois (a strictly selfish commercial view).
Tapi apa itu “a strictly selfish commercial view” ? ini adalah pandangan orang-orang
yang peduli kepada bisnis dengan menghasilkan uang dan meningkatkan profit. Pandangan ini
berbeda dengan pandangan Adam Smith, yang menyatakan sistem ekonomi pasar bebas
kapitalis. Adam smith tidak memiliki pandangan “strictly commercial point view”, dimana smith
melihat kepentingan pribadi akan menjadi penggangu pertimbangan etika keadilan dan fairness.
Lebih lanjut, sesorang bisa berpendapat, karena keilmuan khusus yang dimiliki
seseorang, maka ia boleh saja bersikap egois, karena keilmuannya dibutuhkan orang banyak.
Bagaimanapun, etika disosial kita menyatakan bahwa orang-orang yang berada di posisi ilmu
yang superior memiliki kewajiban untuk tidak menyalahgunakan keilmuannya. Tidak boleh
mengambil manfaat dari ketidaktahuan seseorang (abuse to use in unknowing to gain the unfair
advantage).
Dari penjelasan di ats, maka akuntan memiliki tiga kewajiban, yaitu: (1) menjadi
kompeten dan mengetahui ilmu dan seni akuntansi (2) untuk melihat kepentingan terbaik
bagi klien, dan menghindarkan dari mengambil manfaat dari klien dan (3) untuk melayani
kepentingan publik.
Kewajiban kedua yang harus dimiliki akuntan adalah kewajiban untuk melihat
kepentingan terbaik bagi klien. Akuntan dipekerjakan untuk menunjukkan pelayanannya
kepada klien. Bagimanapun, akuntan adalah profesi untuk melayani masyarakat. Oleh
karena itu, akuntan harus bersikap hati-hati melihat dua kepentingan yang berbeda ini.
Kemudian, akuntan bertanggung jawab terhadap berbagai kelompok, yaitu: klien,
kolega, dan publik, yang menimbulkan banyak tekanan dan konflik dari setiap kelompok.
Lalu bagaimana cara mengatasi konflik ini? Kode etik menyarankan bahwa” untuk
mengatasi hal ini, anggota harus bersikap dengan integritas, ketika anggota memenuhi
kewajibannya untuk publik, klien, dan kepentingan karyawan, berati akuntan telah
memberikan pelayanan paling baik”. Wacana ini memperlihatkan motivasi yang optimis untuk
menjadi seseorang yang beretika. Sehingga tidak ajkan terjadi konflik yang substansial antara
berbagai kepentingan, yaitu publik, klien, dan kepentingan karyawan.
Bagaimana dengan kode etik yang dikeluarkan CPA? Jika akuntan tidak tergabung
dengan anggota AICPA, dan mereka adalah orang-orang profesional? Apakah mereka memiliki
kewajiban etika yang sama? Bagaimanapun orangp—orang CPA adalah orang-orang yang lulus
tes dan persyaratan khusus yang ditetapkan CPA dan diyakini mereka telah memiliki
persayaratan untuk disebut sebagai profesional. Orang-orang yang profesional tapi tidak menjadi
anggota CPA juga memiliki kewajiban yang sama dengan akuntan yang CPA.

Anda mungkin juga menyukai