PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN FISIO
FISIOTERAPI
TERAPI PADA GANGGUAN
GANGGUAN
FUNGSIONAL SHOULDER ET CAUSA FROZEN SHOULDER DEXTRA
DISUSUNOLEH
NURFADIYAH YASIN
PO714241161058
TAHUN 2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan
kasus ini yang berjudul “ Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan
Fungsional Shoulder Et Causa Frozen Shoulder Dextra Laporan kasus ini
”
merupakan salah satu dari tugas klinik pada Ruang rehab Medik Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar. Selain itu juga laporan kasus ini bertujuan memberikan
informasi mengenani penatalaksaan fisioterapi untuk kasus tersebut.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak / Ibu dosen Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
2. Bapak Abd.Rahman,SKM selaku Clinical Edukator
PENULIS
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................
............................................................................
.........................................
........................i
...i
Lembar Pengesahan. ........................................
............................................................
.........................................
...............................ii
..........ii
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan. .......................................
...........................................................
.........................................
..........................................
........................25
...25
4
BAB I
PENDAHULUAN
Anggota gerak atas memiliki keterlibatan yang sangat tinggi dalam semua
aktifitas. Tangan dan lengan sebagai peran utama, sehingga bila ada gangguan
tentu akan mengganggu mobilitas dan kegiatan manusia. Kegiatan dasar berupa
gerak adalah kebutuhan dan tuntukan manusia terutama dalam era globalisasi
seperti sekarang. Seluruh aktifitas yang dilakukan sehari-hari banyak bergantung
terutama pada fungsi anggota gerak atas. American Shoulder dan Elbow Surgeons
mendefinisikan frozen shoulder sebagai kondisi etiologi yang ditandai dengan
keterbatasan yang signifikan dari gerak aktif dan pasif bahu yang terjadi karena
kerusakan jaringan dalam. Banyak fisioterapis percaya frozen shoulder termasuk
umur diantara 40 sampai dengan 60 tahun, lebih banyak pada wanita dan individu
yang menderita penyakit hormon, penyakit immun dan penyakit sistemik.
Klasifikasi adhesive capsulitis terdiri dari primary adhesive capsulitis (idiopatik)
dan secondary adhesive capsulitis yang berhubungan dengan post trauma atau
akibat penyakit tertentu, antara lain penyakit diabetes melitus.
Manajemen fisioterapi pada kasus frozen shoulder adalah tindakan
fisioterapi dalam menangani kasus frozen shoulder, dalam hal ini fisioterapi
berperan cukup penting. Peran ini dimulai dari tahap assessment, melakukan
pemeriksaan, menentukan urutan masalah fisioterapi, menegakkan diagnosa,
oleh pasien, seperti nyeri gerak, spasme, maupun keterbatasan lingkup gerak
sendi. Penatalaksanaan fisioterapi yang dapat dilakukan antra lain adalah dengan
menggunakan metode terapi modalitas, terapi manipulasi, dan terapi latihan.
Pemberian intervensi disesuaikan dengan kondisi frozen shoulder pasien masing-
masing.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Orang berusia 40 tahun atau lebih tua, terutama wanita, lebih rentan
terhadap frozen shoulder. Penyakit ini dapat terjadi pada orang-orang yang
dalam masa pemulihan setelah operasi, seperti stroke atau mastektomi.
7
b. Humerus
Pada bagian distal humerus terdapat epikondilus lateral dan
medial. Terdiri dari caput humeri yang membuat persendian dengan
8
9
10
b) M. Deltoideus
- Origo : Anterior : Sepertiga antero lateral clavicula. Medial:
Lateral Acromion Posterior: Inferior spina scapula
- Insesio : Tuberositas humerus
- Fungsi: Anterior : Fleksi, abduksi, rotasi internal humerus.
Medial: Abduksi humerus Posterior: Ekstensi, abduksi, rotasi
ekternal humerus
Gambar 7. M. Deltoideus
11
Biomekanik Shoulder
adduksi terjadi karena rolling dan sliding caput humerus pada fossa
glenoid. Arah slide berlawana arah dengan shaft humerus. Pada
gerakkan fleksi shoulder caput humerus slide ke arah posterior dan
inferior, pada gerakan ekstensi slide ke arah anterior dan superior. (A,
Charles Rockwood:2009).
b. Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksi yaitu pada bidang sagital dengan axis pusat
caput humeri. Otot penggerak utama adalah m.deltoid anterior dan m.
Supraspinatus rentang 00-900, untuk rentang
rentang 900-1800
900-1800 dibantu oleh
13
3. Etiologi
Frozen shoulder terjadi karena jaringan fleksibel yang mengelilingi sendi
bahu (shoulder capsule) menebal dan meradang. Namun penyebab pasti terjadinya
Walau demikian, ada beberapa hal yang diduga dapat menjadi pemicu,
yaitu:
a) Idiopatik (kondisi penyakit yang penyebabnya tidak diketahui).
b) Trauma, misalnya karena pembedahan pada bahu, robekan tendon, atau patah
tulang lengan atas.
c) Imobilisasi, misalnya akibat bekas operasi lama seperti bedah toraks dan
kardiovaskular, atau bedah saraf.
d) Penyakit metabolik/ endokrin, misalnya karena diabetes, penyakit autoimun,
dan penyakit tiroid.
e) Masalah saraf, misalnya karena stroke atau Parkinson’s Disease.
Dis ease.
f) Masalah jantung, seperti hipertensi atau iskemia jantung.
g) Obat-obatan, misalnya konsumsi protease inhibitor, anti-retrovirus, imunisasi,
atau florokuinolon.
h) Penyebab lain, misalnya hiperlipidemia (kolesterol tinggi), atau keganasan
sel.
4. Patofisiologi
Patologinya dikarakteristikan dengan adanya kekakuan kapsul sendi oleh
jaringan fibrous yang padat dan selular. Berdasarkan susunan intra articular
adhesion, penebalan sinovialakan berlanjut ke keterbatasan articular cartilago.
Berkurangnya cairan sinovial pada sendi sehingga terjadi perubahan kekentalan
cairan tersebut yang menyebabkan penyusutan pada kapsul sendi, sehingga sifat
ekstensibilitas pada kapsul sendi berkurang dan akhirnya terjadi perlekatan.
Tendinitis bicipitalis, calcificperitendinitis, inflamasi rotator cuff, frkatur atau
kelainan ekstra articular seperti angina pectoris, cervical sponylosis, diabetes
mellitus yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat maka kelama-lamaan
14
Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal kalsium
fosfat dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tendon, ligamen,
kapsul serta dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali ditemukan pada
tendon lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa subdeltoid sehingga
terjadi radang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri terus-menerus
menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlengketan
dinding dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesive akhirnya
terjadi frozen shoulder.
Faktor immobilisasi juga merupakan salah satu faktor terpenting yang juga
dapat menyebabkan perlekatan intra, ekstra selular pada kapsul dan ligamen,
kemudian kelenturan jaringan menjadi menurun dan menimbulkan kekakuan.
Semua organ yang disekeliling jaringan lunak, terutama tendon supraspinatus
terlibat dalam perubahan patologi. Fibrotic ligamen coracohumeral cenderung
normal dari tendon bicep caput longum juga rusak (robek). Keterlibatan tendon
bicep berpengaruh secara signifikan dalam penyebaran nyeri ke anterior sendi
glenohumeral yang berhubungan dengan adhesive capsulitis.
15
cm. Salah satu ujungnya ditandai “tidak ada nyeri”, dan ujung lainnya ditandai
“nyeri hebat”. Skala ini digunakan secara vertikal atau horizontal, sambil
meminta pasien untuk menandai garis dengan titik yang menggambarkan
derajat nyeri yang dirasakan.
16
atau diraba)
Nilai 1 Kontraksi otot dapat terlihat/ teraba tetapi tidak ada
gerakan sendi
3. Pengukura
Pengukuran
n Fungsional / Disabilitas
Untuk menilai kemampuan fungsional dasar pasien dengan menggunakan
indeks SPADI (Shoulder Pain and Disability Indeks).
Indeks).
FORM PEMERIKSAAN
SHOULDER PAIN AND DISABILITY
INDEX (SPADI)
SKALA NYERI
Seberapa besar nyeri yang anda rasakan ?
0 = Tidak ada nyeri
1 2 3 = Nyeri ringan
4 5 6 = Nyeri sedang
7 8 9 = Nyeri berat
10 = Sangat nyeri, nyeri tak tertahankan
17
tinggi?
4. Saat menyentuh bagian belakang 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
leher?
5. Saat mendorong dengan lengan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sisi nyeri?
SKALA DISABILITAS
18
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
C. Inspeksi/Observasi
1. Statis
20
21
22
23
PROBLEMATIK
FISIOTERAPI
24
2. MWD
a. Tujuan : Untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengurangi nyeri.
I : toleransi pasien
T : kontak langsung dengan pasien
T : 8 kali repetisi
4. Manual Therapy
1) Distraksi oscilasi
a. Tujuan : Untuk mengurangi nyeri, untuk menambah ROM
eksternal rotasi, internal rotasi, abduksi dan fleksi.
b. Posisi pasien : Pasien dalam keadaan terlentang dengan abduksi
shoulder
25
I : toleransi pasien
T : kontak langsung dengan pasien
T : 8 kali repetisi
26
27
Abduksi shoulder
28
BAB IV
PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
Sumb
Sumber Buku
B uku
Aras, Djohan. Ahmad, Hasnia. Ahmad, Andy. The New Concept Of Physical
Therapist Test and Measurement: First Edition. Makassar: PhysioCare
Publishing.2016
Sumb
Sumber I nte
nternet
rnet
30