Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH PROPOSAL TAK

KEPERAWATAN JIWA II
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Dosen Pengampu : Ns. Tisna Yanti, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 6
Angga Prayoga 201813056
Ayu Fifin H. La Djaila 201813062
Heni Intan Puspitasari 201813074
Mega Kartika Dewi 201813083
Rian Candra Gunawan 201813094
Rini 201813095
Usu Mutoharoh 201813104

S1Keperawatan Tingkat 3B

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR


KEPERAWATAN
S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat
serta Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Jiwa II, yang
berjudul “TAK Resiko Bunuh Diri“. Makalah ini disusun sebagai pertanggungjawaban dalam
menyelesaikan tugas Keperawatan Jiwa II.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan jalan kemudahan dan segalanya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Dan terima kasih kepada Ns. Tisna Yanti, S.Kep,
M.Kes selaku dosen pengajar Keperawatan Jiwa II yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Bogor, 11 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. Terapi Aktivitas Kelompok Resiko Bunuh Diri................................................2
B. Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Resiko Bunuh Diri................................2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bunuh diri merupakan salah satu bentuk kegawat daruratan psikiatri. Meskipun
suicide adalah perilaku yang membutuhkan pengkajian yang komprehensif pada depresi,
penyalahgunaan NAPZA, skizofrenia, gangguan kepribadian (paranoid, borderline,
antisocial), suicide tidak bisa disamakan dengan penyakit mental. Ada 4 hal yang krusial
yang perlu diperhatikan oleh perawat selaku tim kesehatan diantaranya adalah :
1. Suicide merupakan perilaku yang bisa mematikan dalam seting rawat inap di
rumah sakit jiwa.
2. Faktor – faktor yang berhubungan dengan staf antara lain : kurang adekuatnya
pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat, komunikasi staf yang lemah,
kurangnya orientasi dan training dan tidak adekuatnya informasi tentang pasien.
3. Pengkajian suicide seharusnya dilakukan secara kontinyu selama di rawat di
rumah sakit baik saat masuk, pulang maupun setiap perubahan pengobatan atau
treatmen lainnya.
4. Hubungan saling percaya antara perawat dan pasien serta kesadaran diri perawat
terhadap perilaku pasien yang mendukung terjadinya resiko bunuh diri adalah hal
yang penting dalam menurunkan angka suicide di rumah sakit. Oleh karena itu
suicide pada pasien rawat inap merupakan masalah yang perlu penanganan yang
cepat dan akurat. Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai faktor resiko
terjadinya bunuh diri, instrument pengkajian dan managemen keperawatannya
dengan pendekatan proses keperawatanya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara melaksanakan TAK stimulasi persepsi pada klien dengan resiko bunuh
diri ?

C. Tujuan
Agar mengetahui tata cara pelaksanaan TAK stimulasi persepsi pada klie dengan resiko
bunuh diri.

1
BAB II
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Terapi Aktivitas Kelompok Resiko Bunuh Diri


Terapi aktivitas kelompok pada klien dengan resiko bunuh diri membantu klien atau
anggota yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain dan merubah
perilaku yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok yang cocok untuk klien dengan resiko bunuh diri, yaitu
salah satunya TAK Stimulasi Persepsi untuk meningkatkan harga diri. Dengan TAK ini
diharapkan klien akan berlatih berfikir tentang diri dan lingkungannya, sehingga klien
dapat berubah perilakunya. Klien mampu mengidentifikasi aspek yang dapat membuat
harga diri rendah dan aspek positif kemampuan yang dimiliki selama hidup di rumah
atau di rumah sakit, sehingga ada peningkatan pada harga diri klien. Kegiatan yang
dilakukan pada TAK Stimulasi Persepsi ini misalnya membahas satu issu bersama-sama
baik yang ada di koran, televisi atau majalah, dan kita diskusikan bersama sama,
sehingga pada akhirnya kelompok dirumuskan kesimpulan tentang perubahan sikap dan
perilaku.

B. Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Resiko Bunuh Diri

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

1. Topik
Pencegahan Resiko Bunuh Diri
Sesi 1 : Melindungi pasien dari bunuh diri
Sesi 2 : Meningkatkan Harga Diri pasien
Sesi 3 : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok,

2
berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi yang
diberikan
b. Tujuan Khusus
Sesi 1
1) Klien dapat meningkatkan harga diri
2) Klien dapat berpikir positif terhadap dirinya
Sesi 2
1) Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
2) Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis

3. Landasan Teori
Bunuh diri adalah segala sesuatu perbuatan dengan tujuan untuk
membinasakan dirinya sendiri dan dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tau
akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat (W.F. Maramis, 1992).
Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan (Budi Anna Keliat, 1993).
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri
untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Jenny., dkk. (2010). Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa).
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapatmengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan
karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam
melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa
alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga
tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/
bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).

4. Klien
a. Kriteria
- Klien yang sehat fisik
3
- Klien dengan harga diri rendah kronis
- Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya
- Klien dengan resiko bunuh diri
b. Proses Seleksi
- Berdasarkan observasi klien sehari- hari
- Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai
perilaku klien sehari- hari
- Hasil diskusi kelompok
- Berdasarkan asuhan keperawatan
- Adanya kesepakatan dengan klien

5. Pengorganisasian
a. Waktu
Hari/ tanggal : Kamis, 12 November 2020
Jam : 13.30 - 15.10 WIB
Acara :
- Pembukaan
- Perkenalan pada klien
- Perkenalan TAK
- Penutup
Tempat : Taman Rumah Sakit A
Jumlah pasien : 12 orang
b. Tim Terapis
1) Leader
Tugas Leader :
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi kelompok
- Memimpin diskusi
- Kontrak waktu
i. Menyimpulkan hasil kegiatan
ii. Menutup acara
2) Co Leader
Tugas Co Leader :
- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
4
- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
- Membantu memimpin jalannya kegiatan
- Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
Tugas fasilitator :
- Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
- Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
- Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanaka
kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan diskusi
- Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
- Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah
4) Observer
Tugas observer :
- Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
- Mendampingi peserta TAK
- Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
- Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
5) Anggota
Tugas Anggota :
- Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
c. Metode dan media
1) Metode
- Diskusi
- Permainan
2) Alat :
- Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
- Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
3) Setting :
- Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
- Ruangan nyaman dan tenang

5
Struktur Kerja Tim Terapis

Co Leader Co Leader

Pasien Pasien

Pasien Pasien

Fasilatator Fasilitator

Pasien Pasien

6. Pembagian Tugas
Leader : Mega Kartika Dewi
Co Leader : Ayu Fifin H. La Djaila
Observer : Heni Intan Puspitasari, Rian Candra Gunawan, Rini
Fasilitator : Angga Prayoga, Usu Mutoharoh

6
Sesi 1
Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri
Mencegah Keinginan untuk Bunuh Diri
Tujuan :
1. Klien dapat mengendalikan saat ada keinginan atau dorongan untuk bunuh diri
2. Klien dapat mengekspresikan perasaannya

Setting :
1. Terapis dank lien duduk bersama secara melingkar
2. Tempat nyaman dan tenang.

Alat :
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

Metode :
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Permainan

Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan Resiko Bunuh Diri
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
- Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini

7
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah keinginan untuk bunuh
diri
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama
b. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
c. Terapis menanyakan apakah klien masih ada keinginan bunuh diri
d. Terapis menanyakan apa yang dilakukan klien saat keinginan tersebut muncul
e. Terapis menjelaskan cara mengalihkan bila keinginan untuk bunuh diri muncul
dengan modifikasi lingkungan psikis
f. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien menceritakan kembali cara mengalihkan bila keinginan
bunuh diri muncul secara tertulis.
Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mengidentifikasi hal positif yang
dimiliki untuk meningkatkan harga diri
- Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 2

8
stimulasi persepsi : pencegahan resiko bunuh diri , kemampuan klien yang diharapkan adalah
mampu menceritakan kembali cara mencegah bila keinginan bunuh diri. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan untuk
mengalihkan bila muncul
keinginan bunuh diri
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Memperagakan mengalihkan
bila keinginan bunuh diri
muncul

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi, TAK stimulasi persepsi pencegahan
resiko bunuh diri. Klien mampu menuliskan cara mengalihkan bila keinginan bunuh diri
muncul dan tingkatkan reinforcement (pujian).

Sesi 2
Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri
Meningkatkan Harga Diri Klien
Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasik pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya

Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran

9
2. Ruang nyaman dan tenang

Alat
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

Metode
1. Diskusi
2. Permainan

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri,
harga diri rendah
b. Membuat kontrak dengan kien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif
diri sendiri
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja

10
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien
e. Terapis membagikan kertas yang kedua
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri, kemampuan yang
dimiliki, kegiatan yang biasanya dilakukan di rumah dan dirumah sakit
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara bergiliran
sampai semua klien mendapat giliran
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan dirumah sakit dan dirumah
- Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
presepsi: harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki.
Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 2 Stimulasi persepsi : Harga Diri Rendah


Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri
No Nama Klien Menulis pengalaman yang tidak Menulis hal positif diri
menyenangkan sendiri
11
1
2
3
4
5
6

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda cek jika klien mampu dan tanda
silang jika klien tidak mampu

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperaawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi harga diri
rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami
kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif
dirinya dan tingkatkan rinforcement (pujian).

Sesi 3
Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri
Menggunakan mekanisme koping yang adaptif
Tujuan :
1. Klien dapat mengenali hal-hal yang ia sayangi
2. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
3. Klien dapat merencanakan dan menetapkan masa depan yang realistis

Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama secara melingkar
2. Tempat nyaman dan tenang
Alat
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

12
Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Permainan

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan TAK
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada kien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah untuk setiap
klien
b. Terapis meminta klien menuliskan siapa orang yang paling disayangi dan dicintai
c. Terapis meminta klien memilih dari salah satu orang yang dicintai, siapa yang paling
dekat dan paling dipercaya oleh klien
d. Terapis menjelaskan pentingnya koping yang adaptif dan menganjurkan klien untuk
berbagi masalah kepada orang yang paling dekat dan dipercaya agar klien tidak
merasa tertekan dan terbebani
e. Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup (masa depan) agar
bersemangat berusaha mewujudkan dan optimistis

13
f. Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup (masa depan) klien
di kertas yang telah dibagikan
g. Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup (masa depan) yang telah
ditulisnya secara bergantian
h. Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu orang
klien telah selesai membacakan
i. Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya (masa depannya), mencoret
tujuan yang sulit (tidak mungkin) dicapai
j. Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup (masa depan) yang benar-benar
realistis (seperti langkah d)
k. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membacakan tujuan hidupnya
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan menuliskan lagi\ tujuan
hidup yang mungkin masih ada dan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
bersama orang yang dicintai dan membacanya kembali agar bisa menggunakan
mekanisme koping yang adaptif.
c. Kontrak yang akan dating
- Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat untuk TAK

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif pada sesi III, kemampuan klien
yang diharapkan adalah mampu menggunakan mekanisme koping yang adaptif dan mampu
menentukan masa depan yang realistis. Formulir evaluasi sebagai berikut :

No Aspek yang Nama Peserta TAK


Dinilai
14
1
2
3
4
5
6

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 4, TAK stimulasi persepsi :
Menggunakan Mekanisme Koping yang Adaptif. Misalnya : Klien mampu berbagi masalah
dengan keluarga. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bunuh diri : Segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sendiri dan
yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya, yang dilakukan

15
dalam waktu singkat. Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang
yang penuh stress (W. F. Maramis, 1992).
Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan
(Budi Anna Keliat, 1993).
Terapi aktivitas kelompok pada klien dengan resiko bunuh diri membantu klien atau
anggota yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain dan merubah
perilaku yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok yang cocok untuk klien dengan resiko bunuh diri, yaitu
salah satunya TAK Stimulasi Persepsi untuk meningkatkan harga diri.

DAFTAR PUSTAKA
Khurniawan, Adji. 2020. Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
Pada Klien Dengan Resiko Bunuh Diri.

16
https://www.academia.edu/23897300/PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOM
POK_TAK_STIMULASI_PERSEPSI_PADA_KLIEN_DENGAN_RESIKO_BUNU
H_DIRI (diakses pada 11 Novvember 2020)

17

Anda mungkin juga menyukai