Anda di halaman 1dari 65

TABEL 1

DEFINISI OPERASIONAL

Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan
nasional dan berada di bawah kabupaten

Kelurahan : Suatu wilayah lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan

Rumah Tangga : Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan biasanya tinggal
bersama serta makan dari satu dapur

Kepadatan Penduduk : Jumlah penduduk di satu wilayah per-km2

FORMULA

Rata-rata Jiwa Jumlah penduduk di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun
= x 1.000
Rumah Tangga Jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama

Jumlah penduduk di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun


= x 1.000
Kepadatan Penduduk Luas wilayah yang sama (km 2 )
TABEL 2

DEFINISI OPERASIONAL

Rasio Beban Tanggungan : Perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas)
dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif

Beban Jenis Kelamin : Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah
dan waktu tertentu

FORMULA

Jumlah penduduk usia < 15 tahun dan > 64 tahun di wilayah dan pada kurun
Rasio Beban Tanggungan waktu yang sama
= x 1.000
Jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun

Jumlah penduduk laki - laki di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun
= x 100
Rasio Jenis Kelamin Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 5

DEFINISI OPERASIONAL

Melek Huruf : Penduduk berusia 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya

FORMULA

Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek huruf di suatu wilayah pada kurun
Persentase Penduduk
waktu tertentu
Yang Melek Huruf = x 100%
Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas di wilayahdan pada kurun waktu yang sama
TABEL 6

DEFINISI OPERASIONAL

Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot

Lahir mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan
tanda-tanda kehidupan

Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun

Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun

FORMULA

Jum lahbayi(berum ur< 1 tahun)yg m eninggaldi suatu w ila


yah terten
tu
Angka Kematian Bayi per selam a1 tahun
1000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jum lahkelahiranhidupdi w ilayahdanpadakurun w akt u yangsam a

Jumlah anak berumur < 5 tahun yg meninggaldi suatu wilayah tertentu


Angka Kematian Balita selama1 tahun
per-1.000 Kelahiran = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayahdan pada kurun waktu yang sama
Hidup
TABEL 7

DEFINISI OPERASIONAL

Kematian Ibu : Kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas

FORMULA

Angka Kematian Ibu J u m l ai bh uh a m yila n mg e n in g kg aa rl e n a h la,bme ir s a lin


d a ,nn i f ads is u a tu wy ila ha
per 100.000 Kelahiran
Hidup t e r teu ns et la m1 at a h u n
= x1 0 0 .0 0 0
J u m lakhe la h irhaind udpi w ila y da ah np a d ka u r u n wuaykatn sga m a
TABEL 8

DEFINISI OPERASIONAL

Kasus Kecelakaan : Kasus kecelakaan lalu lintas adalah jumlah korban (meninggal dunia, cedera berat, cedera sedang, dan cedera
Lalu Lintas ringan) sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas

FORMULA

Angka Kecelakaan
Lalu Lintas per Jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas di suatu wila yah selama 1 tahun
= x 100.000
100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama

Rasio Korban Jumlah korban akibat kecelakaan (keadaan luka dan mati)
=
per Kejadian Jumlah kejadian kecelakaan
Kecelakaan
TABEL 9

DEFINISI OPERASIONAL
AFP rate per 100.000 pddk < Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 Tahun per tahun di satu wilayah kerja
15 th : pada kurun waktu tertentu.

Penemuan penderita TB Paru Penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tatalaksana dan OAT di satu wilayah pada
BTA (+) : kurun waktu tertentu

Penderita TB Paru (+) : Penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya
sembuh menunjukkan 2 kali negatif)

Penemuan penderita Penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat
pneumonia : dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
FORMULA

Acute Flacid Paralysis (AFP)


rate per 100.000 pddk < 15 th
J u m lakha s u As F PN o nP o liop a d ap e n d u d u< k1 5 ta h u nd is a tu w ila
a hyk e rjap a d asa tu
(>=2)
k u ru n w au ktet rte n tu
= +
x1 0 0 .0 0 0
J u m laphe n d u d u <k 1 5 ta h u nd is a tu w ila
a hyk e rjap a d asa tuk u ru n w au ktet rte n tu
Angka Penemuan penderita
TB Paru BTA positif (CDR) J u m l pa he n d e rbi atar Tu BP a r Bu T A+ y a n dg i t e m u k a n
= x1 0 0 %
J u m l pa he n d e rbi at ar Tu BP a r uB T A+ y a n dg i p e r k ai rna k
a d ad a l a mw i l a y ea rhs et b u t
Angka Kesembuhan Penderita
TB Paru BTA positif J u m lap he n d e rTitaBP a r uB T A+ y a n sge m b ud his u a tu wy ila has e la m1 ata h u n
= x1 0 0 %
J u m lap he n d e rTitBaP a r uB T A+ y a n dg io b adt i w il a y da ahnp a d ka u r u n
w a k yt ua n sga m a
Penemuan penderita Jumlah penderita Pneumonia yang ditangani dalam kurun wakt u tertentu
= ×100 %
pneumonia Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di satu wilay ah dalam kurun wakt u tertentu

TABEL 10

DEFINISI OPERASIONAL
HIV yang ditangani : Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

IMS ditangani : Kasus Iinfeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta ditangani/diobati sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Penderita DBD : Penderita demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda
perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD

Penderita DBD yang Persentase penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP di wilayah kerja pada kurun waktu tahun
ditangani : berjalan

Penderita diare yang Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang diberikan tatalaksana diare pada periode waktu tertentu
ditangani :

FORMULA
Jumlah klien yang mendapatka n penanganan HIV/AIDS
Klien yang mendapatkan = ×100 %
penanganan HIV/AIDS Jumlah seluruh klien HIV/AIDS yang datang ke sarana kesehatan

Jumlah kasus IMS yang ditangani


Infeksi Menular Seksual (IMS) = ×100 %
yang ditangani Jumlah kasus IMS pada waktu yang sama

J u m l pa he n d e rpi et an y a Dk iDtd a nD B Dy a n dg i t a n g sa ensi u Sa iO P


Penderita DBD yang ditangani
d is u a t u wy ai lhka e r jpa a d ka u r u n wu atka th ub ne r j a l a n
= × 1 0 %0
J u m l pa he n d e rpi et an y a Dk iDtd a nD B Dy a n dg i t e m u k a n
d is u a t u wy ai lhka e r jpa a d ka u r u n wu ya ka tn sga m a
J u m laphe n d e rDitaia rye a n dg ib e r iktaa nta la k as ad nia rpe a d pa e r io d er/ku nu w a ktetur te n tu
Penderita Diare yang ditangani = × 1 0 0%
J u m laphe r k ir apa enn d e r Ditaia rye a n dg ite m u kdaisna r a nkae s e h a ta d annk a d e r
p a d pa e r io d er/ku nu w a ktetur te n tu
Jumlah penderita DBD/Diare
= ×100 .000 / 1000
Angka Kesakitan DBD/Diare Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama

TABEL 11

DEFINISI OPERASIONAL

Malaria klinis : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil)

Malaria Positif : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di
laboratorium

Malaria diobati : Kasus malaria yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

FORMULA

Jum lahpenderitatersangkam alariadanataupositifm alaria


Penderita Malaria diobati
diobatisesuaistandar
= × 100%
Jum lahpenderitadengangejalam alaria

Jumlah penderita tersangka malaria dan atau positif malaria


Angka Kesakitan (API/AMI) = ×1000
Jumlah penduduk pada kurun wakt u yang sama

TABEL 12

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita kusta : Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi

 Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan
kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut
yang terganggu

 Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear) didapatkan adanya kuman M. Leprae

RFT : Penderita Kusta yang selesai berobat adalah Penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan tepat
(Release From Treatment) waktu (RFT rate) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

FORMULA

Penderita Kusta yang Jumlah penderita kusta yang menyelesai kan pengobatan sesuai standar
= ×100 %
selesai berobat (% RFT) Jumlah penderita kusta yang ditemukan pada periode yang sama

Jumlah penderita kusta


Angka kesakitan = ×100 .000
penyakit kusta Jumlah penduduk yang sama

TABEL 13

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita filariasis diobati : Kasus filariasis yang mendapatkan tatalaksana di unit pelayanan dan diikuti tatalaksana rumah tangga
FORMULA

Kasus Filariasis yang Jumlah kasus filariasis yang ditangani


= ×100 %
ditangani Jumlah kasus filariasis yang ditemukan pada waktu yang sama

Jumlah kasus filariasis


= ×100 .000
Angka Kesakitan Filariasis Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama

TABEL 14

DEFINISI OPERASIONAL

Penyakit Difteri : Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di
kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas

Penyakit Pertusis : Penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering
Penyakit Tetanus : Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka
terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci),
spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis

Penyakit : Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh
T. Neonatorum faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan
kekurangan imunisasi maternal

Penyakit Campak : Penyakit akut yang disebabkan Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali
saat anak-anak

Penyakit Polio : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak
usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu
bagian tubuhnya

Penyakit Hepatitis B : Peyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E).

FORMULA

Angka Kesakitan penyakit Jumlahpenderita(difteri/pertusis/tetanus/T.Neonartum/


(difteri/pertusis/tetanus/T.
Neonartum/campak/polio/ campak/pol io/hepatitis B)
= × 100.000
Hepatitis B) Jumlahpendudukpadaperiodewaktuyangsama
TABEL 15

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan Kunjungan : Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) yang
Bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir
BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah
lahir

BBLR ditangani : Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, talipusat, kulit, dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu bayi muda (MTBM); penanganan penyulit/komplikasi/masalah
pada BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA

FORMULA

Jum lahbayiyangm em peroleh pelayanan kesehatansesuaidenganstandar,palingsedikit


Cakupan kunjungan bayi : 4 kali(bayi),2 kali(neonatus)di satu w ilay
ah kerjapadakurun w akt
u tertentu
= × 100.000
Seluruhbay ilahirhidupdi satu w ilay
ah kerjapadakurun w aktu yangsam a.Jika tidakadadata
dapatdigunakanangkaestim asijum lahbayilahirhidupberdasarka n dataB PS/perhitungan
C B Rdikalikanjum lahpenduduk

Persentase ditimbang : Jumlah bayi yang ditimbang ketika lahir


= ×100 %
Jumlah bayi lahir hidup

Persentase BBLR : Jumlah BBLR ditangani pada satu wilay ah dan periode tertentu
= ×100 %
Ditangani Jumlah BBLR pada periode waktu yang sama
TABEL 16

DEFINISI OPERASIONAL
Balita yang Naik Berat: Balita yang ditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik di satu wilayah kerja pada
Badannya kurun waktu tertentu

BGM : Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS
(Bawah Garis Merah)

Gizi Buruk : status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < −3, dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwasiorkor, dan marasmuskwasiorkor).

Kecamatan bebas : Kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita <15% pada kurun waktu tertentu
rawan gizi

FORMULA

% Balita ditimbang Jumlah balita yang ditimbang di posyandu maupun diluar posyandu
= ×100 %
Jumlah seluruh balita pada periode waktu yang sama

% Balita BB Naik
J u m lab ha litya a n dg i ti m b adni pg o s y a mn dauu p du iln u ap ro s y a nydaun bg e r abta d a n n y a
n a i kd is a tu w ila hakye r jap a d ka u r u n wu a tke tr t e n t u
= × 1 0 %0
J u m l ab ha l i tay a n dg it im b adni pg o s y a mn dauu p du ilu
n ap ro s y a nddisua tu w ialhakye r j a
t e r ttue np a d ka u r u n wu ay ka tn sga m a
Jumlah balita BGM/Gizi Buruk
= ×100 %
% BGM/%Gizi Buruk Jumlah seluruh balita yang ditimbang

% Kecamatan bebas
rawan gizi
J u m lakhe c a m a dtaenn g apnr e v a le gn izs iki u r a ndga ng iz bi u r u pk a d ba a lita< 1 5 %
d is a tu w ila
a hky e r jap a d ka u r u n wua ktet r te n tu
= × 1 0 0%
J u m lakhe c a m a dtaisn a tu awyila hk e r jap a d ka u r u n wuaykat n sga m a
TABEL 17

DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 : Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 : Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

Cakupan pertolongan persalinan : Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat
oleh bidan atau nakes yg pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun
memiliki kompetensi kebidanan waktu tertentu.

Cakupan Ibu Nifas : Ibu nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar

Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama = Perkiraan ibu hamil di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,1 x
CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja.

FORMULA

Persentase Cakupan kunjungan Ibu


Hamil J u m laibh uh a m yila n gte la mh e m p e r oplee lah y a naannte n a stae ls u as tai ndar
K-1
y a n pg e r ta mk a lip a d ma a s ka e h a m ila
d isna tu w ila a hky e r jap ,a d ka u r u n wua ktet r te n tu
= × 1 0 0%
J u m las he lu r uibh uh a m dilis a tu w ilaa hky e r jad a la mk u r u n wuaykat n sga m a
Persentase Cakupan kunjungan Ibu
Hamil J u m laibh uh a m yila n gte la mh e m p e r oplee la
h y a naannte n a stae ls u as ta
i ndm a r in im4akl a lid a n
K-4
m e n d a p9 a0tta b leFtes e la mpae r io dk ee h a m ilay andnis a tu w ila a hky e r jap,a d ka u r u n wua ktet r te n tu
= × 1 0 0%
J u m las he lu r uibh uh a m dilis a tu w ila
a hky e r jad a la mk u r u n wuaykat n sga m a
Persentase cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau tenaga J u m laib
h ub e rs a lin d is a tu w ilaa hyk e rjap a d ak u ru n w auktet rte n,tuy a n gp e rs a linna yn a
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan m e m p e ro le
p ehrto lo nngda a rite n a gka e s e h a tayna n gm e m ilikk oi m p e te nkseib id a n a n
= × 1 0 0%
Ju m laib
h ub e rsa lin
d is a tu w ilaa hyk e rjay a n gs a m ap a d ak u ru n w auktet rte n tuy a n gs a m a
J u m lai bh un i f a6s j a mp a s cpae r s a l ins .d
a n4 2h a ryi a n gt e l amh e m p e r o3 kl eahli
Persentase cakupan ibu nifas
p e la y a n aifnasse s u sa tia n d da irs a tu w ialahkye r jpa a d ka u r u n wu a tek tr te n t u
= × 1 0 %0
J u m l as eh l u r uibhun if a6s j a mp a s cpae r s a li ns .d
a n4 2h a rdi is a tu w ila hakye r j a
p a d ka u r u n wu a tke tr te n t u
TABEL 18

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan deteksi dini : Cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan
tumbuh kembang anak dan Perawat, paling sedikit 2 kali per tahun, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
balita (pra sekolah)
Cakupan pemeriksaan : Cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru
kesehatan siswa SD UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dan setingkat

Cakupan pemeriksaan : Cakupan siswa kelas 1 SLTP, kelas 1 SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga
kesehatan siswa terlatih (guru UKS/kader kesehatan sekolah) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SMP/SMU

FORMULA

Cakupan deteksi dini


J u m laa hn a uk m u0r- 5 ta h uyna n dg iD D T oKle hn a k esse s u da ie n g as nta n d a r ,
tumbuh kembang anak
p a l insge d ik2i kt a li,d is a tu w ialahkye r jap a d ka u r u n wu a tketr t e n t u
balita dan pra sekolah
= × 10%
0
J u m lab ha litad is a tu w ialahkye r jap a d ka u r u n wu aykatn sga m a .
J i k ati d aakd ad a tad a p adtig u n a ka an ng keas tim ajus im labha litsae k ita1 0r %d a r jiu m laphe n d u d u k
Cakupan pemeriksaan
J u m lamh u r ikde la1sS Dd a ns e tin g kyaatn dg ip e r ikkseas e h a tay anmn e la lup ei n j a r inn kg ea s e h a ta n
kesehatan siswa SD dan
o le h te na ka ge s e h a atatan u te na ategr la tih
d is a tu w ila a hkye r jap a d ka u r u n wua te
k tr te n tu
setingkat
= × 10%
0
J u m lamh u r id k e la1sS Dd a ns e tin g kd aista tu w ila a hkye r jap a d a
k u r u n wuaykatn gs a m a
Cakupan pemeriksaan
J u m lamh u r idk e la1sS L T dP a ns e tin g k+ amt u r idk e la1sS M U /S Md aKns e tin g kyaatn dg ip e r ikkseas e h a tay an n
kesehatan siswa SMP/SMU
m e la lup ei n ja r inn gk ae s e h a ta
o len h te na ka ge s e h a ta
a tan u te na ateg r la tih
d is a tu w ila
a hky e r jap a d ka u r u n wua te
k t r te n tu
dan setingkat
= ×10%0
J u m lamh u r idk e la1sS L T dPa ns e tin g k+ amt u r idk ls1 S M U /S Md aKns e tin g k a t
d is a tu w ila
a hky e r jap a d ka u r u n wuaykatn sga m a

TABEL 19

DEFINISI OPERASIONAL

Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun
tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun

Peserta KB Baru : Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur
yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya

Cakupan Peserta Aktif KB : Cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu

FORMULA
Ju m laPh a s a n g a nsiaUS u b upr e se rtaK Bb a rud is u a tu w yilaa h
Peserta KB Baru p a d ak u ru n w auktet rte n tu
= x1 0 0 %
Ju m laPh a sa n g a ns iaUS u b u yr a n ga d ad i w ila y adha n
p a d ak u ru n w aukyta n gs a m a

Ju m laPh a sa n g a ns iaUS u b u yr a n gm e m p e ro le
p ehla y a n ak no n tra seip s
Cakupan Peserta Aktif
KB sta n d adris u a tu w yilaa hk e rjap a d ak u ru n w auktet rte n tu
= x1 0 0 %
J u m laPh a s a n g a ns iaUS u b udr iw ila y akhe rja
d a nk u ru n w aukyta n gs a m a

TABEL 21

DEFINISI OPERASIONAL

MKJP : Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW, dan implant
Non MKJP : Metode kontasepsi jangka pendek yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat vagina
MOW : Medis Operatif Pria
MOP : Medis Operatif Wanita
TABEL 22

DEFINISI OPERASIONAL

Desa /kelurahan Universal Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang
Child Immunization (UCI): ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu
tertentu

FORMULA
Desa /kelurahan Universal Jumlah desa/kelur ahan UCI di satu wilay ah pada kurun wakt u tertentu
= x 100%
Child Immunization (UCI) Jumlah desa/kelur ahan di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tertentu

TABEL 23

DEFINISI OPERASIONAL

DO (drop out) : Bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 tetapi
tidak terdeteksi pada imunisasi campak

Bayi diimunisasi lengkap : Bayi yang mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali, dan Campak 1 kali
FORMULA

J u m labha y yi a n gm e n d a pim
a t u n is aDsiP T -1im u n is acsai m p a k
Persentase DO d isa tu w ilaa hyse la m saa tu ta h u n
= x1 0 0 %
J u m labha y yi a n gm e n d a pim
a t u n is aDs iP T y1 a n ga d a
d i w ila y adha np a d ata h u ny a n gsa m a

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi campak


Persentase Bayi
Diimunisasi Lengkap di suatu wilayah selama 1 tahun
= x 100%
Jumlah bayi pada wilayah dan tahun yang sama

TABEL 24

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan pemberian MP- Pemberian Makanan pendamping ASI dengan porsi 100 gr/hari selama 90 hari.
ASI pada anak 6-24 bln :
Gakin
Cakupan Balita mendapat : Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A 1 kali dan anak umur 12-59 bln mendapat kapsul vitamin A
kapsul Vit.A 2 kali/tahun dosis tinggi 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Balita Gizi buruk Bila gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja
mendapat perawatan : pada kurun waktu tertentu.

FORMULA

Cakupan Pemberian MP-


J u m l a nh a Bk G Mu s ia6 – 2 4b u l adna rGi a k yi na n mg e n d a Mp aP-t A S I
ASI pada anak 6-24 bln d is u a t u wy ai lhka e r jpa a d ka u r u n wu atek tr t e n tu
Gakin = × 1 0 %0
J u m l sa eh lu r ua nh a 6k - 2 4b l nB G Md a rGi a k dinis u a t u wy ailhka e r ja
p a d ka u r u n wu at ke tr t e n t u
Cakupan Balita mendapat
kapsul Vit.A 2 kali per
J u m l Ba ha l imt a e n d akpaapt s vu il t a mAidn o s itsi n g g i
tahun d is a t u w ai lhak ye r jpa a d ka u r u n wu at ke rt t e n t u
= × 1 0 %0
J u m l Ba ha l i yt aa nagd ad is a t u w ai lhak ye r j a
p a d ka u r u n wu ya ak nt sga m a
Balita Gizi Buruk
J u m l Ba ha l i gt ai zbi u r uyka n dg i r a wdaist a r a np ae l a y a nk ae ns e h a t a n
Mendapat Perawatan s e s u satia n dda isr a t u w ai lhakye r jpa a d ka u r u n wu atke tr t e n t u
= × 1 0 %0
J u m l sa eh l u r uB ha l i gt ai zbi u r uyka n dg i t e m u dk ias na t u w ai lha y
k e r jpa a d ka u r u n wu ay ka tn sga m a
TABEL 25

DEFINISI OPERASIONAL

Fe1 : Ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Fe3 : Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu

FORMULA

Cakupan Ibu
Hamil mendapat J u m ilba huh a mm i le n d ( 3a p0 a/) 9t 0a b l e t
(30/90 tablet) F es e l a pm e ar i ok de he a m y ial a n n
= × 1 0%0
J u m ilba huh a m i l
TABEL 26

DEFINISI OPERASIONAL

Imunisasi TT WUS : Pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (15-39 th) sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu berguna bagi
kekebalan seumur hidup

Pemberian TT2 : Selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun

Pemberian TT3 : Selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun

Pemberian TT4 : Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun

Pemberian TT5 : Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun

FORMULA

Cakupan WUS Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT1 - TT5)


mendapat Imunisasi = × 100 %
Jumlah WUS
(TT1-TT5)
TABEL 27

DEFINISI OPERASIONAL

Akses terhadap ketersediaan darah : Ibu hamil dan post partum yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya
dan komponen yang aman untuk di rumah sakit pemerintah dan swasta
menangani rujukan bumil

Akses terhadap ketersediaan darah : Neonatus yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya di rumah sakit
dan komponen yang aman untuk pemerintah dan swasta
menangani rujukan neonatus

FORMULA

Akses terhadap
J u m l ab hu m dila np o spt a r tu mr u ju k ay na n mg e n d a p na dtka ar adha nk o m p o ny ea nn agm a n
ketersediaan darah d is a tu w ila hakye r jpa a d ka u r u n wu a tek tr t e n t u
= × 10%
0
J u m lab hu m dila np o spt a r tu rmu j u k ay na n mg e m b u t un hd ka ra adha nk o m p o ny ea nn agm a n
d is a t u w ila a hkye r jap a d ka u r u n wu ayka tn sga m a
Akses terhadap
J u m l an he o n a rt u sj u k ya na n mg e n d a p na dt ka ar adha nk o m p o ny ea n agm a n
ketersediaan darah d is a t u w ai lahkye r jpa a d ka u r u n wu atke tr t e n t u
= × 1 0 %0
J u m l anhe o n a rt u sj u k ya na n mg e m b u t nu dh ak raadha nk o m p o ny ea n agm a n
d is a t u w ai lhakye r jpa a d ka u r u n wu ay ka tn sga m a
TABEL 28

DEFINISI OPERASIONAL
Risti/Komplikasi : Keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi,
meliputi: (Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg, oedema nyata, eklampsia,
perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada
primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur

Ibu Hamil Risti/komp : Ibu hamil Risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar
yang tertangani oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED
dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif).

Neonatus Risti / : Cakupan neonatus risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan
komplikasi yang standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta.
tertangani

FORMULA

Ibu Hamil Risti


J u m lab hu m rilis ti /k olmik pa syia n gt e r t a n gi da anrsi a tu w ila hakye r jap a d ka u r u n wu a tketr t e n t u
/Komplikasi yang d ip u s k e s mp ea rsa w a ta & Rn Sp e m e r i n/stawha s t a
ditangani = ×10% 0
J u m las eh lu r ui bhuh a m rilis ti /k olmik pa sd iis a tu w ialahkye r jap a d ka u r u n wu a k t
y a n sga m (a2 0 %d a r to i t ablu m i l)
Neonatus risti /
J u m lan he o n a tr ui ssti / k olimk pa sy ia n tge r ta n igdaanrsi a t u w ailhakye r ja
komplikasi yang p a d ka u r u n wu a tek tr t e nd tu
iP u s k e s mP ea rsa w adt a nR Sp e m e r i n/ st wa ha s t a
tertangani = × 1 0 %0
N e o n a rtuisstyi a n dg a t a ndga na ta ud i r u j ud ka rsi a t u w ai lahkye r jpa a d ka u r u n wu a k t
y a n sga m da iP u s k e s mP ea rsa w adt a nR SP e m e r i n/st wa ha s ta

TABEL 29

DEFINISI OPERASIONAL

Sarana Kesehatan : Cakupan sarana kesehatan (Rumah Bersalin, Puskesmas dan Rumah Sakit) yang telah mempunyai kemampuan
Dengan Kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu
Pelayanan Gawat tertentu.
Darurat yang dapat di
akses masyarakat

FORMULA

Sarana Kesehatan
Dengan Kemampuan
J u m l sa ah r a nk ae s e h a dt ae nn g ak ne m a m ppueal na y a ng a nw da ta r u r a t
Pelayanan Gawat d is a t u w ai lhakye r jpa a d ka u r u n wu atke tr t e n t u
Darurat yang dapat di = × 1 0 %0
akses masyarakat J u m l sa ah r a nk ae s e h a yt aann agd ad is a t u w ai lhakye r jpa a d a
k u r u n wu ay ka tn sga m a
TABEL 30

DEFINISI OPERASIONAL

Kejadian Luar Biasa : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu.

Desa/ kelurahan KLB : Terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan

Ditangani < 24 jam : Penyelidikan dan penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan
dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa faximili atau telepon
Desa/kelurahan Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan < 24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap
Mengalami KLB yang : Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu.
ditangani < 24 jam

FORMULA
Persentase Desa Terkena Ju m la Kh L Bd id e sa /k elu
a hra ny a n gd ita n g g unlag i
Kejadian Luar Biasa =
(KLB) Yang Ditangani < 2 4 ja mp a d ap e rio d e /kruun w a k te
tu rten tu
<24 jam x1 0 0%
Ju m la Kh L By a n gte rja dpia d aw ila y adhe sa /k e lu
a hra n
p a d ap e rio d e /kruun w a k ytua n gsa m a

TABEL 31

DEFINISI OPERASIONAL

Penduduk Terancam : Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena kejadian luar biasa

Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian wabah. Angka serangan
sekunder dihitung berdasarkan jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus primer
(kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit tersebut. Penyebut merupakan jumlah total
orang yang terpapar dengan kasus primer pada masa yang sama

CFR : Persentase orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama
(Case Fatality Rate)

FORMULA
Attack Rate J u m p l ea nh d ae kr i ptb aea nt y a k i t
d a l pa me r i ow da ek tt eu n t eu r
= × 1 0%0
J u m p l ea nh d ue dr au nk c ta m
d a l pa me r i ow da eyk at usn ag m a

CFR J u m kl ea mh a tki ia pbn ea nt y a k i t


d a l pa me r i ow d aek t eu n t eu r
= × 1 0%0
J u m pl ea nh yy a aknti egt r d is aa g n o
d a l pa me r i ow d a eyk at uns ag m a

TABEL 32

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi yang mendapat : Bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
ASI Eksklusif tertentu.

FORMULA
J u m labha y yi a n gm e n d a phaat n y Aa S Is a jas e ja kla h irsa m p a i
Persentase Bayi Yang
Mendapat ASI u s ia6 b u la nd is a tu w ilaa hyk e rjap a d ak u ru n w au ktet rte n tu
Eksklusif
= x1 0 0 %
Ju m lashe lu rubha y ui s ia0 - 6 b u la nd is a tu w ilaa hyk e rja
p a d ak u ru n w au kyta n gs a m a

TABEL 33

DEFINISI OPERASIONAL

Desa dengan Garam : Desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel
Beryodium Baik garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu
FORMULA

Desa dengan
J u m lda eh sda e n g ga an r a bme r y o d bi ua mi k
garam beryodium d is a t u w ai hl ka ey r jpaa dka u r u n wu at ek rt t e n t u
= × 1 0 %0
J u m lsaehl u r du eh s ya a ndgi p e r i dk is a t u
w i l a ykaehr jpaa dka u r u n wu ya ak ntsga m a

TABEL 34

DEFINISI OPERASIONAL
Pemeriksaan Gigi : bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan
dan Mulut penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Pus-kesmas minimal 2 kali dalam
setahun
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Murid SD Diperiksa : Murid SD yang diperiksa keadaan gizinya


(UKGS)

FORMULA

% Murid SD Mendapat
J u m lamh u r idS Dy a n mg e n d a p ae tr a w a ta n
Perawatan d a rhi a s ilp e m e r ikns aUa K G S
= × 1 0 0%
J u m l amh u r id
S Dy a n mg e m e r lu pk ea rna w a ta n

TABEL 35
DEFINISI OPERASIONAL

Upaya Penyuluhan : Semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-
prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan.

Penyuluhan Kelompok: Penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu

Penyuluhan Massa : Penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak
dan elektronik)

TABEL 36
DEFINISI OPERASIONAL

Jaminan Pemeliharaan : Suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan
Kesehatan Pra-Bayar kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali
Askes : Asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia yang para anggota utamanya merupakan para pegawai
negeri baik sipil maupun non-sipil ternasuk anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Juga para
pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup.

Jamsostek : Program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu
(jaminan sosial tenaga dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial
kerja)

Askeskin : Kartu yang dikeluarkan oleh PT. ASKES dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat
ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya
Cakupan JPK : Proporsi penduduk terlindungi JPK (PT. Askes, PT. Jamsostek,Askeskin, dan Asuransi Komersial) di satu wilayah
Pra-bayar kerja pada kurun waktu tertentu

FORMULA

Cakupan JPK Pra Bayar


J u m lpaehn d u yd au nkmg e m i l i k i
k a r pt ue s e Jr Pt aK
= × 1 0 %0
J u m ls ae hl u rpu ehn d u d u k
TABEL 37

DEFINISI OPERASIONAL

Masyarakat Miskin : Masyarakat yang berdasarkan kriteria pemerintah ditetapkan sebagai kategori miskin
Masyarakat Miskin : Masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (rawat jalan/inap) di sarana pelayanan kesehatan
Mendapat Yankes pemerintah dan swasta, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Persentase Masyarakat Proporsi penduduk miskin yang terlindungi oleh JPK (subsidi Pemerintah dan Pemda) di satu wilayah kerja pada
Miskin dicakup JPKM : kurun waktu tertentu

Bayi Masy.kin BGM Pemberian (Makanan Pendamping ASI) MP-ASI pada bayi BGM dari penduduk miskin dengan porsi 100 gram per
Mendapat MP ASI hari selama 90 hari

FORMULA

Persentase Masyarakat J u m lakhu n ju n gpaans iebna r ud a nla m raa w ajat la n /k u n gj arna w aint a pm a s y a r amk aist k in
Miskin Mendapat Yankes
(rawat jalan/inap) d is a r a nkae s e h a ta
p enm e r indtaa hns w a s ptaa d ka u r u n wua ktet r te n tu
= × 1 0 0%
J u m lamh a s y a r amk aist k in
d i w ila y da ah np e r io dwe a k tu
y a n sga m a
TABEL 38

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Suatu upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pekerja, baik berupa kegiatan
Kerja peningkatan/promotif kesehatan kerja, pencegahan/preventif dan penyembuhan/kuratif penyakit akibat kerja (PAK)
dan atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), serta pemulihan/rehabilitatif penyakit PAK dan PAHK yang
dilakukan oleh institusi pelayan kesehatan (Poliklinik, atau di kontrakkan kepada Pihak ketiga dan atau di
Puskesmas/Balai Kesehatan Kerja/ Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)) di satu wilayah kerja tertentu

Pekerja Formal : Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada suatu instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur
seperti : karyawan Pemerintah/BUMN/TNI/Kepolisian, karyawan perusahaan baik berskala besar, menengah, dan
kecil yang mempunyai izin usaha

FORMULA

J u m laphe k e rja
y a n gm e n d a ppaet la y a n ka en s e h a ta n
Persentase Pekerja
Yang Mendapat k e rjad is u a tu w yila
a hs e la m1ata h u n
Pelayanan Kesehatan = x1 0 0 %
Kerja J u m laphe k e rjay a n ga d ad i w ila y adha n
p a d ata h u yn a n gs a m a
TABEL 39

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan pelayanan : Pra usia lanjut dan usia lanjut yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman, di
kesehatan pra usia satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
lanjut dan usia lanjut

FORMULA

Cakupan yankes Pra J u m p l raua hs id l aun s i l a


usila dan usila m e m py e ar no kl ee hs
= × 1 0%0
J u m s le al hup r rua hs i l a
d aun s i l a
TABEL 40

DEFINISI OPERASIONAL

Desa/ Kelurahan : Desa/ kelurahan yang penduduknya ada yang menderita GAKY
Endemis Yodium
TABEL 41

DEFINISI OPERASIONAL

Darah Donor diskrining : Darah donor diskrining dengan menggunakan reagen yang sensitivity > 90 % di satu wilayah kerja pada kurun
terhadap HIV/AIDS waktu tertentu.

FORMULA

Darah donor diskrining positif HIV


= ×100 %
Darah Donor Positif HIV Jumlah seluruh darah donor yang diskrining
TABEL 42

DEFINISI OPERASIONAL
Kunjungan Rawat : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal
Jalan di ruang rawat inap pada sarana kesehatan

Cakupan Rawat Jalan : Cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Kunjungan pasien baru: Seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit baru
Kunjungan Rawat Inap : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di
ruang rawat inap pada sarana kesehatan
Cakupan Rawat Inap: Cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Sarana kesehatan : Tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah
dan swasta, praktek bersama dan perorangan
Kunjungan Gangguan : Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang
Jiwa menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya

FORMULA

Persentase Rawat Jalan


J u m lka uh n j u n pg aasni eb na r rua w jaat l a n
d is a r a nk ae s e h adt a lna kmu r u n wu at ek rt t e n t u
= × 1 0 %0
J u m lpa eh n d u d uis ak t u w ai hlda ay l a m
k u r u n wu ya akntsga m a
Persentase Rawat Inap
J u m lakhu n ju n gr a nw aint a pb a r uy a n m g e n d a p an tk a
p e la y a nkaens e h a ta
d iPn o liU m u mb a, ikd a la md a nlu a r
g e d u ndgis a tu w ila a hky e r jap a d ka u r u n wua ktet r te n tu
= × 1 0 0%
J u m laphe n d u dduisk a tu w ila a hy
k e r jap a d ka u ru n wuaykat n sga m a
Persentase Kunjungan J u m kl au hn j u kn ag sagunas n g gj iuwayana nt ge r l a y a n i
Gangguan Jiwa
d Pi u s k e ds ma Rn aus mS aa hkP i et m e rdi na Snt awh a s t a
= × 1 0%0
J u m sl ea lhu kr uu hn j u bn ag rdauna lna md ai
P u s k e ds amRn aus mS aa hkP i et m e rdi na Snt awh a s t a
TABEL 43

DEFINISI OPERASIONAL

Kemampuan Labkes : Mampu menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar

4 Spesialis Dasar : Pelayanan-pelayanan kandungan dan kebidanan, bedah, penyakit dalam, dan anak

FORMULA

Persentase Sarana Kesehatan J u m sl a rhak ne as e hd aet na gnk ae nm a m p u a n


Dengan Kemampuan Lab l a b o rua mtko er si e hd asi tua an t u y wa hi l a
Kesehatan = x1 0 0 %
J u m sl a rhak ne as e hyaat na ngd da iw i l a y a h
d a pn a dt a h yu an ns ag m a
Persentase Rumah Sakit J u m rl ua hm s aa hkyi gtm e n y ea l reankga gn
Yang Menyelenggarakan 4 p e l a y ka en sa en h sapt ea sn ida al isdsa ir
4 Pelayanan Kes. Spesialis
s u a t u y wa phi la adk au r u n u w t ea rk tte n t u
Dasar
= x1 0 0 %
J u m rl ua mh s aa hkyi at na gd da iw i l a y a h
d a pn a dk au r u n u wy aa nsk agt m a

TABEL 44

DEFINISI OPERASIONAL

Ketersediaan Obat : Tingkat persediaan obat di instalasi farmasi Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar di suatu
sesuai kebutuhan Kab/Kota pada kurun waktu tertentu

Kebutuhan Obat : Jumlah item obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Kabupaten/Kota di satu wilayah kerja, pada kurun waktu yang sama.

Pengadaan Obat : Pengadaan item obat untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
FORMULA

Ketersediaan Obat
J u m l ai teh mo b ayt a n dg a p adtis e d ia ko alen hp e m e r indt a he r aghu n ma e n u n j ap ne gl a y a nk aens e h a dtaans a r
sesuai kebutuhan d is u a Kt u a b / K op ta
a d ka u r u n wua tek tr te n tu
= x1 0 0 %
J u m laithe mo b ayt a n dg ib u tu h ko al enhp e la y a nk aens e h a dtaans a r
d is u a tuK a b / K op ta
a d ka u r u n wua te
k tr t e n t u

TABEL 45

DEFINISI OPERASIONAL

Rumah Tangga ber : Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan yang meliputi 10 indikator, yaitu
PHBS (Perilaku Hidup pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan
Bersih dan Sehat) kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah
bukan dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan
buah setiap hari.
FORMULA

J u m laru
h m a h tagnagb e rp e rila
u hkid u pb e rs ihd a n
Persentase Rumah
Tangga Berperilaku s e h adt is u a tu wyila
a hp dk u r u n w ua ktet rte n tu
Hidup Bersih dan Sehat = x1 0 0 %
J u m laru h m a h tagnagy a n gd ip a n ta u rv
/s edi i
w ila y ad ha np a d ak u ru n w ua ky ta n gs a m a

TABEL 46

DEFINISI OPERASIONAL

Posyandu Aktif : Posyandu aktif adalah jumlah posyandu aktif yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakn kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun,
rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA,KB,Gizi,imunisasi lebih dari 50% dan
sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%.
Posyandu Pratama : Posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas

Posyandu Madya : Posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang

Posyandu Purnama : Posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan

Posyandu Mandiri : Sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan
Dana Sehat telah menjangkau 50% KK

FORMULA

Persentase Posyandu
J u m l Pa ho s y a n( Pd u r n a+mMa a n d di risi )u a t u
aktif lwa yi apha d ka u r u n wu at ke rt t e n t u
= x1 0 0 %
J u m lsa ehl u r pu oh s y a ny da unagd ad i w i l a y a h
d a np a d ka u r u n wu ya ak nt sga m a

TABEL 47

DEFINISI OPERASIONAL
Rumah Sehat : Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

FORMULA

% Rumah Sehat
J u m lrauhm as eh h ad tis u a t u wy ai hl a t e trut e n
p a dka u r u n wu at ek rt t e n t u
= x1 0 0 %
J u m lsaehl u r ruuhm ay ha nagd ad iw i l a yd aa hn
p a dka u r u n wu ya ak ntsga m a

TABEL 48
DEFINISI OPERASIONAL

Air Bersih : Sumber air untuk keperluann minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk

Air Ledeng : Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu
instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah
maupun swasta
SPT : Sumur Pompa Tangan

SGL : Sumur Galian

PAH : Penampungan Air hujan

Air Kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air
minum isi ulang

FORMULA

Sarana Air Bersih yang J u m laShA By a n gd ip e rik ps a d ap e rio d e /k


ru un
memenuhi syarat
kesehatan di lingkungan w a k teturte n tu
pemukiman = x1 0 0 %
J u m laShA By a n ga d ap a d ap e rio d e /k
ru un
w a k te
tu rte n tu
TABEL 49

DEFINISI OPERASIONAL

Jamban : Tempat buang air besar yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki
septik

Sarana Sanitasi Dasar : Jumlah sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan sarana sanitasi dasar yang diperiksa
yang memenuhi syarat periode/kurun waktu tertentu
kesehatan di
lingkungan pemukiman

FORMULA

Sarana Sanitasi Dasar J u m lasa


h ra n sa
a n ita sdia sa yr a n gd ip e rik spaa d ap e rio d e /kruun
yang memenuhi syarat
kesehatan di lingkungan w a k tu
te rte n tu
pemukiman = x1 0 0 %
J u m lasa
h ra n sa
a n ita si
d a s a yr a n ga d ap a d ap e rio d e /k
ruun
w a k tu
te rte n tu
TABEL 50

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat-tempat : Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang,
umum bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain

Tempat umum yang : Terpenuhinya akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi
memenuhi syarat makmin, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan

FORMULA

Jumlah tempat umum yang diawasi


% TUPM Sehat
yang memenuhisyarat hygienesanitasi
= x 100%
Jumlah tempat umum yang diawasi
TABEL 51

DEFINISI OPERASIONAL

Institusi yang Dibina : Unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan; mencakup RS,
Puskesmas, Sekolah, Instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta
tempat penampungan pengungsi.

Instalasi Pengolahan : Instalasi yang telah melaksanakan pengawasan internal dan eksternal (oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) sesuai
Air Minum dengan KepMenkes 907/SK/VII/2002 dengan jumlah sample air yang diperiksa memenuhi persyaratan bakteriologis
95% , dan tidak ada parameter kimia yang berdampak langsung terhadap kesehatan.

Sarana Pelayanan : Sarana Pelayanan Kesehatan yang effluentnya memenuhi baku mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan
Kesehatan baik, tersedia air cukup kuantitas dan kualitas, higiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor serta
binatang pengganggu.

Sarana Pendidikan dan : Sarana Pendidikan dan Perkantoran yang mempunyai sarana pengolahan limbah cair, limbah padat dengan baik,
Perkantoran tersedia air cukup (kuantitas dan kualitas), penerangan, ventilasi, pengendalian vector dan binatang pengganggu
lainnya.
TABEL 52

DEFINISI OPERASIONAL

Rumah/bangunan bebas : Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jentik nyamuk Aedes

FORMULA

Jumlah rumah/bangunan yang


Rumah/ bangunan bebas
jentik nyamuk Aedes bebas jentik nyamuk aedes
= × 100%
Jumlah rumah / bangunan yang diperiksa
TABEL 53

DEFINISI OPERASIONAL

Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis


Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Kesmas : SKM, MPH, dll

FORMULA

Persentase (Medis/
Perawat &Bidan/
J u m l a( mh e d i s a/ pwe ar&t b i d a n / f a sr im/g i z. im/ Te d i s / st a snii/ k e s m) a
Farmasi/Gizi/T Medis/
y a n bg e r t u gdaissa t ui n s t a n( sp iu s k e s/mi nas st i t/uRs Si / s a rlka ei ns / d ins kk aebk o t a )
Sanitasi/Kesmas) = × 1 0 %0
J u m l a h a tgea(nm e d i s a/ pwe ar&t b i d a n / f a sr mi / g i z. im/ Te d i s / st a snii/ k e s m) a
d is e l u r ui nhs t a nt se ir s e b u t
TABEL 54

DEFINISI OPERASIONAL

Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis


Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Kesmas : SKM, MPH, dll
TABEL 55

DEFINISI OPERASIONAL

 Dokter yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Dokter spesialis yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Dokter keluarga yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan keluarga di suatu wilayah
 Dokter gigi yang dimaksud adalah yang memberi-kan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di suatu wilayah (PNS maupun
bukan)

FORMULA

Rata-rata Dokter per


J u m dl aohk tyear nmg e m b e r i k a n
p e l a y ak ne as ne h da tis au na t u ywa ihl a
100.000 Penduduk
= x1 0 0 . 0 0 0
J u m pl aehn d uddiwu ki l a dy a pnh a d a
t a hy ua nns ga m a
Rata-rata Dokter
Spesialis per 100.000
J u m dl aohk st ep re s i ya lgmi s e m b e r i k a n
Penduduk p e l a y ak ne as ne h da tis auna t u ywa ihl a
= x1 0 0 . 0 0 0
J u m pl aehn d u dd iwu ki l a dy a pnh a d a
t a hy ua nns ga m a
Rata-rata Dokter
Keluarga per 1.000
J u m lda oh k tke er l u a yr ga anmg e m b e r i k a n
Keluarga p e l a y akneasne h ad tisa un a t u yw ai hl a
= x1 . 0 0 0
J u m lka eh l u a dr giwa i l a yd a hnp a d a
t a hyuannsga m a
Rata-rata Dokter Gigi
per 100.000
J u m dl aohk gt ei rgy i a nmg e m b e r i k a n
Penduduk p e l a y ak ne as ne h da ist au na t u ywa ihl a
= x1 0 0 . 0 0 0
J u m pl aehn d uddiwu ki l a dy a pnh a d a
t a hy ua ns ga m a

TABEL 56

DEFINISI OPERASIONAL

 Apoteker yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kefarmasian di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Ahli Gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D4/S1

FORMULA

Rata-rata Apoteker
J u m laapho t e yk ae nrmg e m b e r i k a n
p e l a y akne af na r mn ad sisiua a t u ywa ihl a
per 100.000
Penduduk = x1 0 0 . 0 0 0
J u m lpaehn d u dd iuw ki l a yd a pnh a d a
t a hyua nns ga m a

Rata-rata Ahli Gizi


J u m la ahhgl ii zyi a nbge r t u dg iba is d a n g
g i zdi is u a t u ywa ihl a
per 100.000
Penduduk = x1 0 0 . 0 0 0
J u m lpaehn d u dd iwu ki l a dy a pnh a d a
t a hy ua nns ga m a
TABEL 57

DEFINISI OPERASIONAL

 Bidan yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Perawat yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)

FORMULA

Rata-rata Bidan per


J u m bl ai hd ay na nmg e m b e r i k a n
p e l a y ak ne as ne h da tis au na t u ywa ihl a
100.000 Penduduk
= x1 0 0 . 0 0 0
J u m pl aehn d uddiwu ki l a dy a pnh a d a
t a hy ua nns ga m a
Rata-rata Perawat per
J u m lpaehr a wy aa ntmg e m b e r i k a n
p e l a y ak ne as ne h da tis au na t u ywa ihl a
100.000 Penduduk
= x1 0 0 . 0 0 0
J u m pl aehn d uddiwu ki l a dy a pnh a d a
t a hy ua nns ga m a

TABEL 58

DEFINISI OPERASIONAL

 Ahli Sanitasi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D3
 Ahli Kesehatan Masyarakat yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di suatu wilayah dengan
pendidikan S1 – S3

FORMULA
Rata-rata Ahli
Sanitasi per
J u m laahhsl ia n i tya as inbge r t u dg iba si d a n g
100.000 Penduduk k e s e h al itna gn k u nd gis ua na t u ywa ihl a
= x1 0 0 . 0 0 0
J u m lpaehn d u dd iuw ki l a yd a phn a d a
t a hyua nns ga m a
Rata-rata Ahli
Kesehatan Masya-
J u m lSa ahr j aKn ea s e h Ma t aa ns y ya ra an t g
rakat per 100.000 b e r t u dg isa us a t u ywa ihl a
Penduduk = x1 0 0 . 0 0 0
J u m lpa ehn d u dd iuw ki l a yd a hpn a d a
t a hyuanns ga m a

TABEL 59

DEFINISI OPERASIONAL

Analisis Laboratorium : Seorang yang bertugas di laboratorium

TEM : Teknisi Medis


Pranata Anastesi : Seorang yang ahli yang melakukan anastesi (bius) sebelum pasien dirawat

Fisioterapis : Seorang terapis yang mengobati kecelakaan atau disfungsi dengan latihan dan pengobatan fisik lainnya bagian
tubuh yang mengalami kerusakan

FORMULA

Jumlah analis laboratorium yang bertugas di bidang


Rata-rata Analisis Lab
kesehatan lingkungan di suatu wilayah
per 100.000 Penduduk = x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

Jumlah (TEM + P Rontgen) yang bertugas di bidang


Rata-rata TEM+
kesehatan lingkungan di suatu wilayah
Penata Rontgen = x 100.000
per 100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah P Anastesi yang bertugas di bidang
Rata-rata P Anastesi
kesehatan lingkungan di suatu wilayah
per 100.000 Penduduk = x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

Jumlah Fisioterapis Masyarakat yang


Rata-rata Fisioterapis
bertugas di suatu wilayah
per 100.000 Penduduk = x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

TABEL 60

DEFINISI OPERASIONAL
Persentase Anggaran : Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilalokasikan melalui APBD
Kesehatan Dalam APBD
Kabupaten/Kota

Anggaran Kesehatan : Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
Pemerin-tah per Kapita penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
per tahun

FORMULA

Jumlah alokasi APBD Kabupaten/ Kota untuk


Persentase Anggaran
Kes Dalam APBD kesehatan dalam 1 tahun
= x 100%
Kab/Kota Total anggaran APBD pada tahun yang sama

Jumlahalokasianggarankesehatanpemerintah
Anggaran Kesehatan
Peme-rintah per Kapita dalam1 tahun(ribuanrupiah)
=
per tahun (ribuan rupiah) Jumlahpendudukpada tahun yangsama

TABEL 62

DEFINISI OPERASIONAL
Desa Siaga : Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)

Polindes : (Pondok Persalinan Desa)

Posyandu : (Pos Pelayanan Terpadu)

TABEL 63

DEFINISI OPERASIONAL
BOR : (Bed Occupancy Rate) Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu

LOS : (Length of Stay) Rata-rata lama rawatan seorang pasien

TOI : (Turn Over Interval) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya

GDR : (Gross Death Rate) angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar

NDR : (Net Death Rate) angka kematian · 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar

FORMULA

J u m lha ah rpi e r a w ar ut amn sa ah k i t


BOR = x1 0 0 %
Bed Occupancy Rate J u m l a hp taet mt i dx uj ur m l ha ah r i
d a l a sma t su a t u a n twu a k
LOS Jumlah hari perawatan pasien keluar
= x 100%
Length of Stay Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

TOI (Jumlah te mpat tidur x hari) - hari perawatan rumah sakit


= x 100%
Turn Over Interval Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

GDR Jumlah pasien mati seluruhnya


= x 1000
Gross Death Rate Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

NDR Jumlah pasien mati 48 jam dirawat


= x 1000
Net Death Rate Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Anda mungkin juga menyukai