DOSEN PENGAMPU
DINA ANGGARINI S.TP., M.P.
SADIGA MARDIYAH
J1B118014
PLTA tersebut memiliki kesamaan, yaitu membendung aliran air sungai dan
mengubah arahnya ke PLTA. Bedanya, pada PLTA Kolam Tando sebelum aliran air
sampai ke PLTA, debit air ditampung dalam suatu kolam yang biasa disebut kolam
tando. Sedangkan pada PLTA Run-Off River tidak. Kolam Tando ini berguna
menjadi sumber cadangan air, ketika debit air sungai menurun akibat musim kemarau
yang panjang. Memang dari segi biaya pembangunan, PLTA Run-Off River akan
menelan biaya yang lebih rendah daripada PLTA Kolam Tando karena PLTA Kolam
Tando memerlukan waduk yang besar dan daerah genangan yang luas.
Air yang terbendung dalam waduk akan dialirkan melalui saluran/terowongan
tertutup/pipa pesat sampai ke turbin, dengan melalui katup pengaman di Intake dan
katup pengatur turbin sebelum turbin. Pada saluran pipa pesat terdapat tabung
peredam (surge tank), yang berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik,
saat katup pengatur ditutup.Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi
potensial air menjadi energi gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada
gilirannya generator akan merubah energi gerak/mekanik tersebut menjadi energi
listrik.
Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke
sudu-sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan dibangkitkan pada putaran
turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu cepat dapat menimbulkan kerusakan
pada turbin dan generator, dimana hal ini dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba
lepas/ hilang. Untuk mengatasi putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin
harus segera ditutup. Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan
mengakibatkan terjadinya goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana
goncangan ini diredam dalam tabung peredam.
Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di
atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan humus di
bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan bumi
menuju kantong uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur keluar.
Semburan uap dialirkan ke turbin uap penggerak generator. Setelah menggerakkan
turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali
ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap
ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun harus
disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP
ini maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi
terbarukan.
Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi
energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan
bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger
ini digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4
langkah. Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran
toraknya. Pada mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1
kali putaran. Sedang pada mesin 4 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4
langkah atau 2 putaran. Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali
lebih besar dari mesin 4 langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar
silindernya tidak sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai
1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTD :Selain kedua jenis
mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD ada yang berputaran tinggi (high
speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran rendah (low speed) dengan
bentuk yang lebih besar.
6. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT
Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari
bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Dengan adanya kebijakan
pemerintah untuk melakukan penghematan energi, maka perlu dilakukan pencarian
sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Lebih dari 70% bagian permukaan bumi adalah lautan, sedangkan Indonesia
sendiri merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber energi
alternatif yang melimpah, yaitu energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Sumber
energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, pasang surut, energi yang
timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (OTEC), serta
energi arus laut.
Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTGL
Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas
pantai) and on-shore (pantai). Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada
kedalaman sekitar 40 meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti
Salter Duck yang diciptakan Stephen Salter (Scotish) yang memanfaatkan pergerakan
gelombang untuk memompa energi. Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara
bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum)
untuk diubah menjadi listrik. Peralatan yang digunakan yaitu pipa penyambung ke
pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang. Naik turunnya
pengapung berpengaruh pada pipa penghubung selanjutnya menggerakan rotasi
turbin bawah laut.
Di Amerika Serikat, telah ada perusahan yang mengembangkan untaian buoy
pelampung plastik yang mendukung penghasil listrik ini. Setiap Buoy pelampung
bisa menghasilkan 20 kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi
ulang energi (recharge) bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi
komunitas kecil.
Cara lain untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan
membangun tempat khusus seperti sistem tabung Matsuda, metodenya adalah
memanfaatkan gerak gelombang yang masuk di dalam ruang bawah dalam
pelampung dan sehingga timbul gerakan perpindahan udara ke bagian atas
pelampung. Gerakan perpindahan udara ini menggerakkan turbin. Pusat Teknologi
Kelautan Jepang telah mengembangkan prototype jenis ini yang disebut ‘Mighty
Whale’ berupa peralatan penangkap gelombang yang di tempatkan di dasar laut
(anchored) dan dikontol dari pantai untuk kebutuhan listrik di pulau-pulau kecil.
Penggambaran Sistem
Sampah yang datang akan diturunkan kadar airnya dengan jalan ditiriskan
dalam bunker selama 5 hari. Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan
dimasukan ke dalam tungku pembakaran, kemudian dibakar pada suhu 850'C-900'C ,
pembakaran yang menghasilkan panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air
didalam boiler menjadi uap. Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga
turbin akan berputar.Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin
berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan
tenaga listrik yang kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN.
Pengolahan limbah
Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan
diuji kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau
tidak, di laboratorium. Jika tidak mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan
baku bangunan seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses dengan
teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di lokasi
PLTSa akan dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu
menampung abu selama 14 hari beroperasi.
Limbah gas
Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari :
Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari
sini gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas
dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat
pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan
partikulat.
Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO
sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox<
HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat.
Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif
sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel
PM10 dan PM 2,5.
Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan
ketinggian sekitar 70 meter.
Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan
ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Kemudian akan disalurkan
ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke
pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama antara PT BRIL
dengan PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan membangun saluran air buangan
dari PLTSa dan membangun fasilitas pengolahan limbah PLTSa, sedangkan PT BRIL
akan membayar jasa pengolahan ke PDAM. Sedangkan bau yang ditimbulkan berada
dalam bunker bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam
tungku pembakaran sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.
Manfaat
Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari
akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama
dengan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu,
selain menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika
telah dibakar dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang
dan volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bisa
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata.