Anda di halaman 1dari 19

JENIS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

DOSEN PENGAMPU
DINA ANGGARINI S.TP., M.P.

SADIGA MARDIYAH
J1B118014

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
1. PLTA (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR)
Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial untuk
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi
tenaga air tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pemanfaatan air sebagai
energi primer, terjadi penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Selain itu,
PLTA juga memiliki keuntungan bagi pengembangan pariwisata, perikanan dan
pertanian.Pada dasarnya, energi listrik yang dihasilkan dari air, sangat tergantung
pada volume aliran dan tingginya air yang dijatuhkan. Sumber air potensial didapat
dari hasil pembelokkan arah arus air sungai di daerah pegunungan tinggi oleh sebuah
bendungan/waduk yang memotong arah aliran sungai dan mengubah arah arus
menuju PLTA. Dari cara membendung air, PLTA terbagi atas 2 jenis, yaitu: PLTA
Run-Off River (Memotong Aliran Sungai) dan PLTA Kolam Tando.
Ilustrasi siklus perubahan wujud energi pada PLTA

PLTA tersebut memiliki kesamaan, yaitu membendung aliran air sungai dan
mengubah arahnya ke PLTA. Bedanya, pada PLTA Kolam Tando sebelum aliran air
sampai ke PLTA, debit air ditampung dalam suatu kolam yang biasa disebut kolam
tando. Sedangkan pada PLTA Run-Off River tidak. Kolam Tando ini berguna
menjadi sumber cadangan air, ketika debit air sungai menurun akibat musim kemarau
yang panjang. Memang dari segi biaya pembangunan, PLTA Run-Off River akan
menelan biaya yang lebih rendah daripada PLTA Kolam Tando karena PLTA Kolam
Tando memerlukan waduk yang besar dan daerah genangan yang luas.
Air yang terbendung dalam waduk akan dialirkan melalui saluran/terowongan
tertutup/pipa pesat sampai ke turbin, dengan melalui katup pengaman di Intake dan
katup pengatur turbin sebelum turbin. Pada saluran pipa pesat terdapat tabung
peredam (surge tank), yang berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik,
saat katup pengatur ditutup.Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi
potensial air menjadi energi gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada
gilirannya generator akan merubah energi gerak/mekanik tersebut menjadi energi
listrik.
Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke
sudu-sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan dibangkitkan pada putaran
turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu cepat dapat menimbulkan kerusakan
pada turbin dan generator, dimana hal ini dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba
lepas/ hilang. Untuk mengatasi putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin
harus segera ditutup. Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan
mengakibatkan terjadinya goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana
goncangan ini diredam dalam tabung peredam.

2. PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)


Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik
Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator
diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan
bakar yang dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat
bahan bakar dan minyak merupakan wujud cairnya. Terkadang dalam satu PLTU
dapat digunakan beberapa macam bahan bakar.
PLTU menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air
dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar
dan udara yang sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan,
sehingga terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/
kalor.
Udara untuk pembakaran yang dihasilkan kipas tekan/force draf fan akan
dipanasi dahulu oleh pemanas udara/heater. Setelah itu, energi panas akan dialirkan
ke dalam air di pipa melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi, sehingga air
berubah menjadi uap bertekanan tinggi. Drum ketel akan berisi air di bagian bawah
dan uap di bagian atasnya.
Gas sisa setelah dialirkan ke air masih memiliki cukup banyak energi panas,
tidak dibuang begitu saja melalui cerobong, tetapi akan digunakan kembali untuk
memanasi Pemanas Lanjut ( Super Heater), Pemanas Ulang (Reheater), Economizer
dan Pemanas Udara.Dari drum ketel, uap akan dialirkan menuju turbin uap. Pada
PLTU besar (di atas 150 MW), turbin yang digunakan ada 3 jenis yaitu turbin tekanan
tinggi, menengah dan rendah. Sebelum ke turbin uap tekanan tinggi, uap dari ketel
akan dialirkan menuju Pemanas Lanjut, hingga uap akan mengalami kenaikan suhu
dan menjadi kering.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang
yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di
Pemanas Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan
menengah dan langsung dialirkan kembali ke turbin tekanan rendah.
Ilustrasi siklus energi pada PLTU
Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah
yang akan diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.Dari turbin
tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali.
Pada kondensor diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang
menyebabkan banyak PLTU dibangun di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air
pendingin tidak mencukupi, maka dapat digunakan cooling tower yang mempunyai
siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat
tambahan air akibat kebocoran dan juga diolah agar memenuhi mutu air ketel
berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah itu, air akan melalui
Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan dipompakan kembali
ke dalam ketel.

3. PLTG (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS)


Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG)
akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya
menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud
cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat
efisiensi pembakaran dan prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut,
mulamula udara dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring
udara agar partikel debu tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada kompresor
tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan
bakar.
Ilustrasi siklus perubahan wujud energi pada PLTG

Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar


dengan udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur
dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses
pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin,
hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator
untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang
melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi,
maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari
lubang pada turbin. Untuk mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu tinggi ini, maka
bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium
dan Sodium.

4. PLTP (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI)


Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit
Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja
dengan PLTU. Hanya saja uap yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal
langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan
dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU,
karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang
besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTP

Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di
atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan humus di
bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan bumi
menuju kantong uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur keluar.
Semburan uap dialirkan ke turbin uap penggerak generator. Setelah menggerakkan
turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali
ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap
ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun harus
disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP
ini maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi
terbarukan.

5. PLTD (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL)


Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar),
biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil,
terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam
perkembangannya PLTD dapat juga menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin
diesel ini menggunakan ruang bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut
menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi
putar.
Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTP

Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi
energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan
bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger
ini digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4
langkah. Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran
toraknya. Pada mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1
kali putaran. Sedang pada mesin 4 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4
langkah atau 2 putaran. Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali
lebih besar dari mesin 4 langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar
silindernya tidak sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai
1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTD :Selain kedua jenis
mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD ada yang berputaran tinggi (high
speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran rendah (low speed) dengan
bentuk yang lebih besar.
6. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT
Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari
bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Dengan adanya kebijakan
pemerintah untuk melakukan penghematan energi, maka perlu dilakukan pencarian
sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Lebih dari 70% bagian permukaan bumi adalah lautan, sedangkan Indonesia
sendiri merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber energi
alternatif yang melimpah, yaitu energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Sumber
energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, pasang surut, energi yang
timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (OTEC), serta
energi arus laut.
Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTGL

Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas
pantai) and on-shore (pantai). Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada
kedalaman sekitar 40 meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti
Salter Duck yang diciptakan Stephen Salter (Scotish) yang memanfaatkan pergerakan
gelombang untuk memompa energi.  Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara
bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum)
untuk diubah menjadi listrik. Peralatan yang digunakan yaitu pipa penyambung ke
pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang. Naik turunnya
pengapung berpengaruh pada pipa penghubung selanjutnya menggerakan rotasi
turbin bawah laut. 
Di Amerika Serikat, telah ada perusahan yang mengembangkan untaian buoy
pelampung plastik yang mendukung penghasil listrik ini.  Setiap Buoy pelampung
bisa menghasilkan 20 kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi
ulang energi (recharge) bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi
komunitas kecil.
Cara lain untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan
membangun tempat khusus seperti sistem tabung Matsuda, metodenya adalah
memanfaatkan gerak gelombang yang masuk di dalam ruang bawah dalam
pelampung dan sehingga timbul gerakan perpindahan udara ke bagian atas
pelampung. Gerakan perpindahan udara ini menggerakkan turbin.  Pusat Teknologi
Kelautan Jepang telah mengembangkan prototype jenis ini yang disebut ‘Mighty
Whale’ berupa peralatan penangkap gelombang yang di tempatkan di dasar laut
(anchored) dan dikontol dari pantai untuk kebutuhan listrik di pulau-pulau kecil.

 Keuntungan pemanfaatan energi gelombang ini adalah:


 Energi ini bebas, tidak perlu bahan bakar, tidak ada limbah/polusi 
 Sumber energi yang dapat diperbaharui  
 Dapat menghasilkan banyak energi 
 Biaya tidak mahal 
Sedangkan kelemahannya adalah: 
 Sangat tergantung dengan karakteristik gelombang, kadang-kadang bisa
menghasilkan energi yang besar, kadang-kadang tidak ada.
 Perlu satu lokasi yang tepat dimana gelombangnya konsisten besar.  
 Alatnya harus kokoh sehingga tahan terhadap kondisi cuaca yang jelek.

7. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik
thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat
bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor
dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per
unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe.
PLTN (Pembangkit Tenaga Nuklir)

Keuntungan Dan Kekurangan


Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas
rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan
dan hanya sedikit menghasilkan gas).
2. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
3. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
4. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit
bahan bakar yang diperlukan.
5. Baterai nuklir
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
1. Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan
Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).
2. Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat
bertahan hingga ribuan tahun.

8. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH


Ilustrasi PLTSa

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Gedebage adalah sebuah fasilitas


pembangkitan listrik berkapasitas 7 MW yang menggunakan sampah sebagai bahan
bakarnya. PLTSa Gedebage dibangun di Bandung Timur untuk mengatasi masalah
sampah di kota Bandung Raya. PLTSa ini akan dibangun oleh PT Bandung Raya
Indah Lestari (BRIL) diatas lahan seluas 10 hektar , 3 hektar akan digunakan untuk
fasilitas Pembangkita listrik , sedangkan 7 hektar akan digunakan sebagai sabuk hijau
mengelilingi fasilitas pembangkit.

Penggambaran Sistem
Sampah yang datang akan diturunkan kadar airnya dengan jalan ditiriskan
dalam bunker selama 5 hari. Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan
dimasukan ke dalam tungku pembakaran, kemudian dibakar pada suhu 850'C-900'C ,
pembakaran yang menghasilkan panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air
didalam boiler menjadi uap. Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga
turbin akan berputar.Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin
berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan
tenaga listrik yang kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN.

Pengolahan limbah
Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan
diuji kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau
tidak, di laboratorium. Jika tidak mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan
baku bangunan seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses dengan
teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di lokasi
PLTSa akan dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu
menampung abu selama 14 hari beroperasi.

Limbah gas
Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari :
 Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari
sini gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas
dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat
pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan
partikulat.
 Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO
sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox<
HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat.
 Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif
sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
 Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel
PM10 dan PM 2,5.
 Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan
ketinggian sekitar 70 meter.
Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan
ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Kemudian akan disalurkan
ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke
pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama antara PT BRIL
dengan PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan membangun saluran air buangan
dari PLTSa dan membangun fasilitas pengolahan limbah PLTSa, sedangkan PT BRIL
akan membayar jasa pengolahan ke PDAM. Sedangkan bau yang ditimbulkan berada
dalam bunker bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam
tungku pembakaran sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.
Manfaat
Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari
akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama
dengan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu,
selain menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika
telah dibakar dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang
dan volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bisa
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata.

9. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN


Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi
angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi
Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :

Sketsa Kincir Angin


Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat
Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa
Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit
listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan
global.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh
turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total
kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan
dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas
pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai GigaWatt.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas
terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di
seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80
kilowatt (kW) sudah dibangun.
Ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total 58.982 MW
yang 69% berada di Eropa (2005). Dia merupakan cara alternatif penghasilan listrik
yang paling tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang berharga bagi stasiun
tenaga berskala besar yang berbeban besar. Penghasilan kapasitas listrik diproduksi-
angin berlipat empat antara 1999 dan 2005. 90% dari instalasi tenaga angin berada di
AS dan Eropa. Pada 2010, Asosiasi Tenaga Angin Dunia mengharapkan 120.000
MW akan terpasang di dunia.
Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat
invesatasi terbesar dalam penghasilan listrik dari angin. Denmark terkenal dalam
pemroduksian dan penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat
pada 1970-an untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin.
Denmark menghasil lebih dari 20% listriknya dengan turbin angin, persentase
terbesar dan ke-lima terbesar dari penghasilan tenaga angin. Denmark dan Jerman
merupakan eksportir terbesar dari turbin besar.
Penggunaan tenaga angin hanya 1% dari total produksi listrik dunia (2005).
Jerman merupakan produsen terbesar tenaga angin dengan 32% dari total kapasitas
dunia pada 2005; targetnya pada 2010, energi terbarui akan memenuhi 12,5%
kebutuhan listrik Jerman. Jerman memiliki 16.000 turbin angin, kebanyakan terletak
di utara negara tersebut - termasuk tiga terbesar dunia, dibuat oleh perusahaan
Enercon (4,5 MW), Multibrid (5 MW) dan Repower (5 MW). Provinsi Schleswig-
Holstein Jerman menghasilkan 25% listriknya dari turbin angin.

10. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)


Energi Matahari telah diketahui dapat dirubah menjadi energi listrik dengan
berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan Solar Cell (Sel Surya/Matahari)
dengan teknologi Photovoltaic. Pembangkit listrik tenaga surya jenis Solar Cell
menggunakan konsep sederhana,yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi
listrik.
Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam.
Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik
di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik
dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari cahaya matahari, tanpa ada
bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya
sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Teknologi lainnya adalah Solar Thermal Energy (STE) yang merupakan
teknologi mengumpulkan energi matahari sebagai energi panas dengan menggunakan
pantulan cermin sesuai area yang dibutuhkan yang dipusatkan atau ditujukan kepada
suatu titik penangkap panas matahari yang telah difokuskan cermin tersebut. Telah
terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga matahari/surya (PLTM/PLTS) atau Solar
System (Solar Thermal System) yang dibangun.
Solar Thermal System lebih cocok untuk daerah panas dan gersang. Kelemahan
Solar System Konvensional adalah berkurangnya tenaga listrik ketika malam hari
ataupun ketika cuaca mendung. Untuk mengatasi hal ini, Solar Reverse telah
membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) atau kadang
disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di California. Bedanya adalah
cairan pemanas sebagai penggerak turbin digunakan bukan air biasa, tetapi
menggunakan cairan garam (MOLTEN SALT).
Cairan Molten Salt dapat mencapai suhu 1000 derajat Fahrenheit (537 derajat
Celcius) ketika mengalir turun dari tower pemanas dan setelah digunakan oleh turbin,
suhu molten salt masih berkisar 500 derajat Fahrenheit (260 derajat Celcius) yang
menuju ke tower untuk digunakan atau dipanaskan kembali.
Skema Solar Thermal System
Teknologi baru ini agak berbeda dengan sistem tenaga matahari konvensional.
Pada teknologi Molten Salt, cairan tersebut juga disimpan pada tabung Thermal
Storage System yang akan dilepas lagi ketika dibutuhkan pada malam hari atau ketika
cuaca mendung. Hal ini diharapkan sesuai kapasitas dapat memberikan listrik selama
24 jam penuh. PLTM/PLTS ini menggunakan banyak cermin disekeliling tower
pemanas untuk memantulkan cahaya panas matahari ke titik pusat tower yang berisi
aliran cairan Molten Salt. Molten salt yang digunakan dan disimpan diharapkan dapat
memberikan efisiensi kerja dan hasil akhirnya adalah tersedianya listrik selama 24
jam penuh kepada pemakai.
PLTM/PLTS ini merupakan pembangkit yang paling efektif untuk di bangun di
Indonesia, melihat iklim dan cuaca di Indonesia yang Tropis. Selain itu pembangkit
ini juga merupakan pembangkit yang sangat ramah lingkungan, karena tidak ada
limbah maupun emisi gas buang yang dapat merusak lingkungan. Sudah merupakan
keharusan global bagi pemerintah Indonesia khususnya dan negara-negara di dunia
pada umumnya untuk beralih membangun pembangkit-pembangkit alternatif yang
ramah lingkungan, mengingat kondisi sumber energi minyak, gas, batu-bara yang
makin lama kian menipis dan kondisi alam yang sering tidak bersahabat.
Sumber:
 https://www.scribd.com/doc/217930893/Jenis-Jenis-Pembangkit-Tenaga-
Listrik

Anda mungkin juga menyukai