Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang
melibatkan hanya dua orang secara tatap muka,yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang secara langsung,baik secara verbal ataupun
nonverbal,seperti suami-istri,dua sejawat,dua sahabat dekat,seorang guru dengan
muridnya,dan sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana. 2005) mengatakan
ciri-ciri komunikasi diadik adalah :
Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimulan inderawi, atau
menafsirkan informassi inderawi. Persepsi interpersonal adalah
mememberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari
seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal.
Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep
diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu :
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
b. Merasa stara dengan orang lain;
c. Menerima pujian tanpa rasa malu;
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenganginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
antarpribadi, yaitu :
1. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku
sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya.
2. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan
komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain
meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
- Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai
communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi
disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya
diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
- Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena
konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri
(terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan
apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selektif itu konsep diri juga
berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi
interpersonal dalam hal :
- Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terdapat orang
lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga
makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga
cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif.
Sebaliknya, jika membecinya, kta cenderung melihat karakteristik secara
negatif.
- Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila
pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.
Bila kita berkumpul dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan dengan
kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan orang-orang
yang kita benci akan membut kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan
menutup diri dan menghindari komunikasi.
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang
dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan
derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung di antara perserta komunikasi, Miller (1979)
dalam Explorations in Inrterpersonal Communication, menyatakan bahwa
“Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis
antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara
serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara
pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga
faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan
interpersonal yang baik, yaitu :
a. Percaya;
b. Sikap suportif; dan
c. Sikap terbuka.
KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kolompok “kecil” seperti rapat, pertemuan, konferensi,
dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto,
2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap
muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahaan masalah, yang mana
anggotanya-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-
anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikassi kelompok di atas
mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki
sesunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku bagi komunikasi kelompok.
Fasilitas sosial
Fasilitasi (dari kata Perancis facile, artinya mudah) menunjukan kelancaran
atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok
mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz
(1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan
efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada
berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan
kita.
Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan
tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan
itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak
menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras.
Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)
kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-kelompok yang real atau
dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau
melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi
ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok.
Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran
atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok
mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz
(1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan
efek pembangkit energi pada perilaku individu.
Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang
yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi
kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah
perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar,
terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah,
terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang
dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat
melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan
tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan
itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak
menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras.