Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL RUANG

KAMAR TIDUR

DIBUAT OLEH :

Nama : IYAN PERSADA


Nim : (21902044)
Kelas : B
Dosen : SURYA BASKARA, S.T.,M.Sc.

PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KENDARI
2020
A. Knyamanan Termal
Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi di mana secara psikologis,
fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan
aktivitas dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan.Secara teori, manusia
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan termal yang dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu adaptasi pola perilaku, adaptasi fisiologis, dan
adaptasi psikologis.
Adaptasi pola perilaku misalnya manusia secara refleks akan mengipas
mukanya apabila berada di ruangan yang panas dan pengap. Adaptasi
fisiolois adalah apabila tangan direndam ke dalam air es selama lima menit
dan kemudian dimasukkan ke air dengan suhu ruang, maka tangan akan
merasakan air tersebut hangat dan sebaliknya. Adaptasi psikologis adalah
mengubah persepsi mengenai tingkat temperatur yang nyaman
berdasarkan ekspektasi dan pengalaman masa lalu.
Kenaikan temperatur di sebuah ruangan disebabkan oleh beberapa
sumber panas. Sumber panas pertama adalah sumber panas alam, seperti
matahari dan panas bumi. Sumber panas kedua adalah sumber panas
biologis, seperti manusia dan hewan. Sumber panas yang terakhir adalah
sumber panas mekanik elektrik, seperti mesin, lampu, dan peralatan
lainnya.
Perpindahaan panas dari sumber panas ke sebuah ruangan adalah
dengan cara radiasi panas, konveksi panas, dan konduksi panas. Radiasi
panas adalah perpindahan panas yang terjadi melalui media cahaya.
Konveksi panas adalah perpindahan panas yang merambat melalui
medium cairan dan gas. Konduksi panas adalah perpindahan panas yang
merambat melalui medium benda padat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal seseorang
adalah tingkat metabolisme, tingkat ventilasi pakaian yang dipakai,
temperatur ruangan, kelembaban udara ruangan, dan kecepatan aliran
udara di permukaan kulit.

ii
B. Denah
Disini saya akan menganalisi ruangan kamar atau tempat istrahat, jadi
saya akan menganalisis kenyamanan yang di peroleh di dalam kamar
sebagai berikut:

Gambar 1. denah kamar.

Pada gamabr denah di atas dpat kita lihat arah terbit dan tenglamnaya
matahari.
1. Tampak depan dalam ruangan.

1
2. Tampak belakang dalam ruangan.

3. Tampak sampingn kanan dalam ruangan.

4. Tampak samping kiri dalam ruangan.

2
C. Aspek Yang Dapat Mempengaruhi Kenyamanan Termal
1. Lingkungan
a) Suhu udara
Suhu udara ini erat kaitannya dengan kalor. Kalor tercipta
karena adanya perbedaan suhu. Kalor mengalir dari suhu tinggi ke
suhu rendah. Suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu suhu
udara normal dan suhu udara rata-rata (MRT = Mean Radiant
Temperature) yang merupakan suhu rata-rata lingkungan sekitar
seseorang. MRT dapat mempengaruhi tubuh seseorang sebesar
66%. Kenyamanan termal tercipta jika perbedaan antara MRT &
suhu udara normal kurang dari 50 .
Kenyamanan termal pada manusia adalah pada suhu tubuh
370C dan jika naik sampai 50 atau turun sampai 20 maka akan
timbul ketidaknyamanan atau bahkan kematian. Sedangkan suhu
udara lingkungan dikatakan nyaman pada suhu sekitar 250C, diatas
260C maka tubuh manusia sudah berkeringat. Maka dari itu, selain
kemampuan tubuh manusia untuk mempertahankan suhu
diperlukan juga pengondisian lingkungan yang optimal. Seperti
penggunaan pakaian yang tebal di daerah dingin atau pemakaian
kipas angin pada daerah yang panas.

Jadi untuk sushu yang di peroleh di dalam ruangan sebagai berikut:


 Suhu pada pagi hari (07.00-10.00)
Jadi untuk kenyamanan di dalam ruang ketika pagi hari
suhu yang dapat di peroleh di dalam ruangan tersebut yaitu
250C atau masih dikatakan nyaman, atau tidak akan
mengenai cahaya sinar matahari secara langsung pada
didnding kamar, sebab terbitnya matahari dari arah barat.
 Suhu pada siang dan sore hari (11.00-16.30)

3
Kenyamanan di dalaqm ruang ketika siang hari bisa
dikatakan kurang nyaman dengan suhu yang di peroleh
sekitar 280C. dan untuk rore hari bisa dikatatkan sangat
tidak nyaman disebabkan cahaya sinar matahari mengenai
langsung didnding dan jendela, sehinga jendela harus
dittutp untuk meredakan sushu panas yamg masuk kedalam
ruangan, dengan suhu yang di peroleh sekitar 290C-310C.

b) Kecepatan aliran angin


Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak ini
membantu mempercepat pelepasan kalor pada permukaan
kulit seseorang. Angin akan membantu mengangkat uap-
uap air yang menghambat pelepasan kalor. Akan tetapi jika
angin ini terlalu kencang maka kalor yang dilepaskan tubuh
menjadi berlebih sehingga akan timbul kondisi kedinginan
yang mengurangi kenyamanan termal.

Untuk kecepatan aliran angin masih di katakana stabil, di


sebabkan lokasi rumah saya tidak jauh dari panti jadi
untunk siang smpai malam hari angin yang di peroleh
masih sangat maksimal.

c) Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara.


Kelembaban udara ini mempengaruhi pelepasan kalor dari
tubuh manusia. Kelembaban udara yang tinggi akan
menyebabkan kalor di dalam tubuh manusia sulit
dilepaskan sehingga timbul ketidaknyamanan. Begitupun
dengan kelembaban udara yang rendah akan banyak
mengambil kalor dari tubuh sehingga akan timbul kulit
kering dan sebagainya.

4
d) Radiasi matahari

Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara.


Kelembaban udara ini mempengaruhi pelepasan kalor dari
tubuh manusia. Kelembaban udara yang tinggi akan
menyebabkan kalor di dalam tubuh manusia sulit
dilepaskan sehingga timbul ketidaknyamanan. Begitupun
dengan kelembaban udara yang rendah akan banyak
mengambil kalor dari tubuh sehingga akan timbul kulit
kering dan sebagainya.
Untuk radiasi matahri gambaranya sama dengan suhu udara
sebelumnya

2. Manusia
Selain lingkungan manusia juga dapat mempengaruhi kenyaman
termal.
a) Aktivitas manusia
Aktivitas manusia pada umumnya menghasilkan kalor yang
akan dilepaskan ke lingkungan. Kalor ini berbeda-beda
untuk setiap aktivitas. Aktivitas berat seperti berolahraga,
mengangkat beban dan pekerjaan berat lain yang
memerlukan energi yang besar akan menghasilkan kalor
yang besar pula. Sedangkan aktivitas seperti istirahat atau
tidur menghasilkan kalor yang minimum.

b) Pakaian
Kalor yang dilepaskan seseorang ke lingkungan
dipengaruhi juga oleh pakaian yang dikenakan. Ketika
pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang tipis dan
pendek maka pelepasan kalor akan banyak terjadi. Hal ini
biasanya dilakukan di daerah dengan suhu udara yang

5
tinggi. Sebaliknya jika pakaian yang dipakai adalah pakaian
tebal dan panjang maka pelepasan kalor dari kulit akan
minimum. Biasanya pakaian seperti ini dipakai di daerah
dengan suhu rendah

D. Kesimpulan
Dari hasil analisis kenyamanan termal di di dalam ruang kamar dapat
disimpulkan bahwa kondisi lingkungan termal bisa di katakana
nyaman pada pagi dan malam hari, akan teatapi agak tidak nyaman
pada siang dan sore hari. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
orang yang berada di dalam ruangan merasa tidak nyaman, sehingga
kebanyakan mereka menginginkan adanya penurunan temperatur yang
bermuara pada sebagian besar tidak menerima kondisi termal ruang
tersebut. Selain hal tersebut kita juga menginginkan adanya
peningkatan penanaman phpn sebagai penghwlang cahaya sinar
matahari langsung. Guna mengurangi beban panas bagi bagi orang
yang berada di dalam, disarankan untuk tidak menggunakan pakaian
tebal selama berada di dalam ruang kamar.

E. Solusi
1. Pengondisian Udara Atau Penghawaan Secara Alami
Pengondisian udara ini tergantung dari kebutuhan di setiap daerah.
Untuk daerah tropis maka pengondisian udara yang dibutuhkan
adalah untuk mengurangi kalor yang dalam suatu bangunan
sedangkan di daerah dingin maka pengondisian udara yang
dimaksud bertujuan untuk mempertahankan kalor di dalam
ruangan.
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, pengondisian udara secara
alami adalah dengan cara memanfaatkan aliran angin dan
menghindari radiasi matahari berlebih. Hal ini dapat dicapai
dengan merancang sebuah bangunan dengan memperhatikan arah

6
aliran angin di lingkungan sekitar dan arah bukaan jendela yang
tidak menghadap matahari langsung.

a) Bukaan jendela atau ventilasi yang baik


Ventilasi adalah suatu celah atau lubang tempat
mengalirnya udara untuk tujuan pertukaran kalor. Ventilasi
ini biasanya merupakan bukaan jendela pada suatu
bangunan. Arah bukaan jendela biasanya tergantung dari
keadaan iklim suatu daerah dengan memperhatikan arah
radiasi matahari. Pada daerah tropis maka orientasi
bangunannya menghindari arah radiasi matahari langsung.
Biasanya untuk keperluan ini dirancang bangunan dengan
orientasi Utara-Selatan, artinya bukaan jendela terdapat di
sisi Utara dan Selatan sehingga radiasi matahari yang
masuk melalui bukaan jendela dapat diminimumkan.
Bukaan jendela ini berkaitan juga dengan arah aliran angin.
Untuk mendapatkan udara yang sejuk maka arah bukaan
jendela harus searah dengan arah aliran angin. Aliran angin
ini akan sangat membantu adanya konveksi di dalam
ruangan sehingga kalor yang ada di dalam suatu ruangan
akan dilepaskan dengan mudah.

b) Perancangan plafon yang tinggi


Plafon yang dirancang dengan ketinggian hingga 3,15 m
akan menurunkan suhu ruangan 0,150C (mendesain rumah
tropis , Bona Yudha Prasetya). Dengan plafon yang tinggi
maka akan tercipta ruang konveksi yang besar. Udara panas
akan cenderung naik ke atas, maka pada bangunan dengan
plafon yang tinggi udara panas akan berkumpul di atas
sehingga aktivitas manusia yang berada di bawah tidak
akan terganggu dengan panas. Perancangan plafon ini akan

7
maksimal jika ditambah perancangan ventilasi di bagian
atas ruangan sehingga udara panas dari bagian atas ruangan
akan bersirkulasi dengan udara segar dari luar.

c) Penanaman fegetasi pada arah datangnya sinar matahari


Penanaman vegetasi ditujukan untuk memperoleh lebih
banyak udara segar di sekitar bangunan. Vegetasi yang
rimbun juga akan menimbulkan efek teduh yang akan
meningkatkan kenyamanan. Vegetasi ini baiknya
diletakkan menghadap matahari langsung agar dapat
berfotosintesis secara maksimal dan menghasilkan lebih
banyak oksigen yang akan masuk ke dalam ruangan.

8
9

Anda mungkin juga menyukai