Anda di halaman 1dari 1

Dion Prayoga

1171030055

Syarah berasal dari kata arab yang berarti penjelasan, kajian syarah hadist
diketahui mulai pada akhir abad ke dua hijriah.
Salah satu kitab syarah awal ditemukan yang menjelaskan hadist secara khusus
yaitu kitab ikhtilaf al-Hadist karya Imam Syafi’i, beliau juga sebagai pelopor
mukhtalaf hadist dari orang orang yang meragukan hadist terhadap matan yang
bertentangan dengan akal.

Imam imam berikutnya yang melanjutkan perjalanan Imam syafi’i yakni Ibn
qhutaybah karyanya ( atta’wil mukhtalaf alhadist), berikutnya Ibn Jarir Atthabari
karyanya (tahdzib al-atsar), dan Imam atThahawi dua karyanya (Syarh Ma'ani al-
Atsar dan Bayan Musykil al-Atsar). Dan sebagai penyempurna kitab -kitab syarah
hadist sebelumnya dalam al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim oleh Imam Nawawi
karena kitab-kitab sebelumnya dipenuhi banyak pendapat tanpa adanya tarjih dan
karya Imam Nawawi menjadi era baru dalam disiplin penulisan syarah hadist
Perkembangan syarah hadist sampai tersaji menjadi karya-karya utama hadist ada
yang fokus dengan rijal dan sanad ada yang fokus dengan penyusunan karyanya.
Dalam kutub sittah Kitab sahih bukhari menjadi kitab yg paling banyak dikutip
dan mendapat perhatian ulama hadist untuk disyarah.
Berikutnya karya syarah hadis dinusantara bermula pada abad ke 17 masehi dalam
karya Hidâyat al-Habîb fî al-Targhîb wa al-Tarhîb oleh Syeikh Nuruddin al-Ranirî
dan Syarh Lathif 'alâ Arba'în Haditsan li al-Imâm al-Nawâwî oleh Syeikh ‘Abd al-
Ra'uf.
Syarah hadist abad ke 19 nusantara terus menerus melahirkan kitab-kitab diantara
yang paling menonjol adalah Bahr al-Madzi sebanyak 30 jilid karya Syeikh Idris
al-Marbawî, selain itu beliau juga menerjemahkan bulugul maram karya Imam
Ibn Hajar dalam bahasa melayu

Anda mungkin juga menyukai