Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI

Aplikasi Analisis Data Dalam Penelitian Pendidikan

Pertemuan Ke-4 Sabtu, 04 April 2020


Nama : Uthi Fadhilah NPM : 19720059
Angkatan : Tahun 2019 Kelas :B

Ketentuan :
 Pelajari materi Kuliah ke 3 secara cermat dan mandiri
 Jawablah pertanyaan berikut
 Jawaban dikirim ke kuliah ke 4 melalui email karwono@yahoo.com

Soal :
1. Apakah perbedaan yang prinsip antara paradigma penelitian kuantitatif dan
kualitatif?
2. Data penelitian dapat dibedakan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi menjadi data diskrit/nominal dan
data kontinum (hasil pengukuran). Data kontinum dapat dibedakan menjadi
data ordinal, interval dan ratio.
Coba saudara jelaskan dan berikan contoh jenis data tersebut.
3. Coba saudara jelaskan dan berikan ciri-ciri penelitian kuantitatif dan berikan
contohnya.

Jawaban :
1. a. Paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu:
 Paradigma penelitian kuantitatif
Paradigma kuantitatif merupakan suatu pndekatan peneltian yang
dibangun brdasarkan filsafat positisme. Positivisme adalah satu aliran
filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dan realitas sosial.
Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teelogis positivesme
kdang-kadang diangap sebagai sebuah varian dan materialisme (bla yang
terakhir ini dikontraskan dengan idealisme).
Dalam penelitian kuantitatif diyakinin, bahwa satu-satunya pengetahuan
(knowledge) ynag valid adalah ilmu (science), yaitu pengetahuan yang
berawal dan didasarkan pada pengalaman (ekperience), yang
tertanggap/dilihat oleh panca indra untuk diolah oleh nalar (reason).
Secara epitemologi, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu
paradigma, bahwa pengetahuan yang paling utama adalah fakta yang

1
sudah pernah terjadi dan lebih kusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap
oleh pancaindra (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus
mengindikasi,bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif
adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-
fenomena yang terjadi. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta
yang diperoleh dari pancaindra, maka ilmu pengetahuan harus
didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi.
Dalam metode kuantitatif, dianut suatu paradigma bahwa setiap peristiwa
sosial mengandung elemen-elemen tertentu, berbeda-beda dan dapat
berubah-ubah. Elemen yang dimaksud disini adalah variabel, dimana
variabel pada setiap even/case baik yang melekat padanya maupun yang
mempengaruhi/dipengaruhi cukup banyak, karena itu tidak mungkin
menengakap seluruh variabel secara keseluruhan. Agas dasar itu pula
dalam penelitian kuantitatif lebh banyak ditekankan agar obyek penelitian
diarahkan pada variabel-variabel tertentu yang dinilai paling relevan. Jadi,
disini paradigma kuantitatif lebih cenderung pada pendekatan
partikularistis.
 Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian kuantitati adalah suatu model humanistik, yang menepatkan
manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis
penelitian ini berlandasakan pada filsafat fenomenologis dari Edmund
Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber
(1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dalam aliran pemikiran ini
terlihat dari pandangan pemikiran tentang posisi manusia sebagai
penentu utama perilaku individu dan gejala sosial.
Paradigma kualitatif meyakini bahwa didalam masyarakat terdapat
keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, olehk karena itu
tugas penelti adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan
atau membuat sendiri batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada.
Atas dasar itu pada hakekatnya penelitian kualitatif adalah satu kegiatan
sistematis untuk menemukan teori dari kancah-bukan untuk menguji teori
atau hipotesis. Karenanya, secara epistemologis, paradigma kualitatif
tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak
menggunakan teori yang ada sbagaibahan dasar untuk melakukan
verifikasi. Dalam penelitian kualitatif, ”proses” peneliian merupakan suatu

2
yang lebih penting dibanding dengan “hasil” yang diperoleh. Karena itu
peneliti sebagai instrumen pengumpul ata merupakan suatu prinsip
utama. Hanya dengan keterlinbatan peneliti alam proses pengumpulan
datalah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

b. Perbedaan Paradigma Penelitian Kuantitafif-Kualitatif yang Prinsip


 Perbedaan Paradigma Kuantitatif
Bebagai perbedaan paradigma yang cukup signifikan, seperti yang
dikemukakan sebelumnya penelitian kuantitatif memiliki perbedaan
paragdikmatik dengan penelitian kualitatif yaitu:

Kuantitatif (secara garis besar) :


a) Positivisti
b) Deduktif-Hipotesis
c) Partikularistik
d) Obyektif
e) Berorientasi pada hasil
f) Menggunakan pandangan ilmu pengetahuan

Perbedaan paradigma kuantitati :


a) Cenderung menggunakan metode kuantitatif, dalam pengumpulan dan
analisis data, termasuk kedalam penarikan sampel.
b) Lebih menekankan kepada proses berpikir positivisme-logis, yaitu
suatu cara berpikir yang ingin menemukan fakta atau sebab dari
sesuatu kejadian dangan mengesampingkan keadaan subyektif dari
individu didalamnya.
c) Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi,
sehingga dalam pendekatannya menggunakan pengaturan-pengaturan
secara ketat (obstrusive) dan beusaha mengendalikan situasi
(controlled).
d) Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, sehingga
peneliti tetap berposisi sebagai orang “luar” dari obyek penelitiannya.
e) Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk mendapatkan
kesimpulan umum (generalisasi) dari sampel yang ditetapkan.

3
f) Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan pengumpulan data
lebih dipercayakan pada instrumen (termasuk pengumpulan data
lapangan).
g) Kriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi realibilitas dan
biasanya cenderung mengambil data konkrit (hard fact).
h) Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun tetap
selalu ditekankan pada pembuatan generalisasi.
i) Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa variabel-
variabel tertentu saja.
 Perbedaan Paradigma Kualitatif
Kuantitatif secara garis besar :
a) Fenomenologik
b) Induktif
c) Holistik
d) Subyektif
e) Berorientasi kepada proses
f) Menggunakan pandangan ilmu osial/antopological

Perbedaan Paradigma Kualitatif :


a) Cenderung menggunakan metode kualitatif, baik dalam pengumpulan
maupun dalam proses analisisnya.
b) Lebih mementingkan penghayatan dan pengertian dalam menangkap
gejala (fenomenologis).
c) Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan yang bebas
(tanpa pengaturan yang ketat).
d) Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada
sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpkir dari
sudut pandang “orang dalam”.
e) Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif
dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi bukan untuk
menguji teori atau hipotesis.
f) Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri peneliti sebagai
instrumen utama. Hal ini dinilai cukup penting karena dalam proses itu
sendiri dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis dan pengambilan
keputusan.

4
g) Kriteria data/informasi lebih menekankan pada segi validitasnya, yang
tidak saja mencakup fakta konkrit saja melainkan juga informasi
simbolik atau abstrak.
h) Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus singular,
sehingga tekannya bukan pada segi generalisasinya melainkan segi
otensitasnya.
i) Fokus penelitian bersifat holistik, meliputi aspek yang cukup luas (tidak
dibatasi pada variabel tertentu).

2. Data kontinum dapat dibedakan menjadi data ordinal, interval dan ratio
yaitu :
a. Data Ordinal
Dalam ilmu statistika, data bejenis ordinal mempunyai level pengukuran
yang lebih tinggi dari pada data nominal dan termasuk data kualitatf. Pada
data nominal semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara,
sedangkan pada data ordinal terdapat klarifikasi data berdasarkan
tingkatnya.
Contohnya:
a) Mengenai tingkat pendidikan yang diketegorikan menjadi :
SD yang diwakili angka 1, SMP diwakili angka2, SMA diwakili angka 3,
Diploma diwakili angka 4 dan Sarjana diwakili 5. Sama halnya dengan
data nominal, meskipun tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap
tidak dapat dilakukan operasi matematika. Angka yang digunakan
hanya sebagai kode/simbol saja, dalam contoh tadi yaitu tingkat
pendidikan tertinggi adalah “Sarjana” dan terendah adalah “SD”
(Sarjana>Diploma>SMA>SMP>SD).
b) Suatu peringkat ranking :
Misalkan Uthi Fadhilah mendapat peringkat ranking 1 dan Umaedi
mendapat peringkat ranking 2 yang berarti Uthi Fadhilah lebih pintar
dari pada umaedi.
c) Penghitungan suara dalam pemilu :
Misalkan total suara Demokrat 60%, PDI 30%, Golkar 20% yang
berarti suara tertinggi dipegang oleh demokrat sebagai peringkat 1
dalam pemlihan tersebut, sehingga menjadi pemenang dalam pemilu
tersebut.

5
b. Data Interval
Data berjenis interval termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Dalam
ilmu statistika, data interval mempunyai tingkat pengukuran yang lebih
tinggi dari pada data nominal maupun ordinal. Angka yang digunakan
dalam data ini, selain menunjukan urutan juga dapat dilakukan operasi
matematika. Angka 0 yag digunakan pada data interval bukan merupakan
nilai 0 yang nyata.
Contoh :
a) Interval nilai pada mata pelajaran matematika siswa SMA 4 Tulang
Bawang adalah antara 0 sampai 100. Bila siswa A dan B masing-
masing mempunyai nilai 45 dengan 90, bukan berarti tingkat
kecerdasan B dua kali A, melainkan nilai 0 sampai 100 hanya
merupakan rentang yang dibuat berdasarkan ketegori pelajaran
matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lainnya.
b) Dasar pemrograman memliki 1 SKS, waktunya adalah 50 menit,
begitupun dengan Teknik Digital yang memiliki 2 sks berarti waktunya
100 menit, dan yang terakhir yaitu Kalkulus memiliki 3 sks waktunya
adalah 150 menit sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih data
diatas adalah 50 menit.
c) Kecepatan masing-masing orang dalam berkendara dijalan raya:
Maharani jika berkendara dengan kecepatan 20-40 km/jam masuk
keukuran pelan, untuk Umaedi dalam berkendara memiliki kecepatan
50-60 km/jam maka masuk kedalam ukuran sedang dan yang terakhir
Valentina Rasi dalam berkendaranya selalu berkecepatan 70-80
km/jam maka masuk ke ukuran cepat.
c. Data Ratio
Dalam ilmu statistika, data ratio merupakan tipe data dengan level
pengukuran yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe data lain. Data
ini termasuk dalam kelompok sata kuantitatif. Angka yang digunakan
pada data ini menunjukan angka yang sesungguhnya. Pada data ini,
dapat dilakukan berbagai jenis operasi matematika.
Contoh :
a) Dalam sebuah bank, seseorang mempunyai tabungan dengan saldo
10.000.000 rupiah. Angka tersebut menunjukan bahwa orang tersebut
benar-benar mempunyai saldo sebesar 10.000.000 rupiah. Jika

6
seseorang mempunyai saldo -1.000.000 rupiah berarti orang tersebut
mempunyai hutang sebesar 1.000.000 rupiah. Sedangkan jika
seseorang mempunyai saldo 0 rupiah berarti orang tersebut tidak
memiliki tabungan maupun maupun hutang.
b) Nilai rapor siswa SMA dimana masing-masing siswa memiliki nilai
yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai