Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ Rangkuman Penilaian Hasil Belajar “

Dosen Pengampu :

Dr. Debora, M.Pd


Marko Ayaki Lumbantobing, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Jefri Daniel Nugroho

NIM : ACE 117 033

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala karunia-Nya sehingga tugas “ Merangkum : Pengetahuan, Penilaian,
Evaluasi, Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik “ pada mata kuliah Penilaian Hasil
Belajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun tugas ini bertujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui apa itu Pengetahuan, Penilaian, Evaluasi, Afektif,
Kognitif, dan Psikomotorik. Dengan terselesaikannya tugas ini saya ucapkan
terima kasih.

Dalam tugas ini saya menyadari banyak sekali kekurangan dalam


penyusunannya. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf.
Kritik dan saran yang membangun saya harapkan untuk memotivasi saya agar
penyusunan selanjutnya dapat diterima dengan baik oleh penulis dan pembaca.

Palangka Raya,8 November 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
1
1.1 Latar belakang ..............................................................................................
1.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................
2
2.1 Penilaian .......................................................................................................
2.....................................................................................................................
2.2 Evaluasi..........................................................................................................
5
2.3 Afektif............................................................................................................
7
2.3 Kognitif..........................................................................................................
10
2.3 Psikomotor.....................................................................................................
11
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
14

ii
A. Kesimpulan....................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu
pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran,
dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi
penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi
diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. 
Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan
penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut
mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru
dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain :

a. Pengertian Penilaian, Evaluasi, Afektif, Kognitif, dan Psikomotor.


b. Fungsi Penilaian, Evaluasi, Afektif, Kognitif, dan Psikomotor.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :

a. Mengkaji lebih mendalam tentang pengertian Penilaian, Evaluasi, Afektif,


Kognitif, dan Psikomotor .
b. Untuk mengetahui fungsi Penilaian, Evaluasi, Afektif, Kognitif, dan
Psikomotor.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penilaian

Penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan data dan pengolahan


data tersebut menjadi suatu bentuk yang dapat diinterprestasikan. Penilaian
dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terpogram dengan


menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, portofolio, serta penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran
menggunakan Standar Penilaian Pendidikan Pendidikan dan Panduan Penilaian
Kelompok Mata Pelajaran. Proses penilaian tidak hanya mengikuti satu jenis
prosedur, tetapi prosedur sesuai dengan fungsi atau peranan penilaian yang
dilaksanakan. Misalnya prosedur untuk melaksanakan tes awal tidak sama dengan
prosedur untuk melaksanakan tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik dan lain
sebagainya.

1. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Dibawah ini akan diuraikan prosedur yang ditempuh untuk melaksanakan


tes yang biasa dilaksanakan disekolah. Prosedur tersebut dimulai dari
pengembangan tes, pelaksanaannya dan pemanfaatan hasilnya.

A. Tes awal

Materi tes awal difokuskan pada bahan-bahan penting yang akan


diajarkan. Tes dibuat mudah dan pelaksanaan tes dilakukan pada saat sebelum

2
bahan tersebut diajarkan.gunanya untuk mengetahui sejauh manakah bahan-
bahan yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa.

B. Tes akhir

Bahan yang ditanyakan pada tes akhir adalah materi-materi penting yang
telah diajarkan. Biasanya naskah untuk tes ini sama atau identik dengan
naskah tes awal.

C. Tes seleksi

Tes model ini biasanya digunakan untuk menyeleksi calon siwa atau
mahasiswa, biasanya dikembangkan oleh perangkatnya yang didasarkan pada
kisi-kisi tertentu. Pelaksanaan tes dilakukan sebelum program dimulai. Hasil
seleksi digunakan untuk memilih yang paling baik dari jumlah pelamar. Tes
seleksi dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, tes perbuatan atau
kombinasi ketiganya.[2]

D. Tes formatif

Tes formatif adalah suatu tes untuk memantau kemajuan belajar siswa
selama proses belajar berlangsung, dan untuk memberikan balikan bagi
penyempurnaan program belajar mengajar, serta untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan-perbaikan, sehingga hasil
belajar mengajar menjadi lebih baik.

E. Tes sumatif

Tes sumatif merupakan penilaian acuan norma. Dengan cakupan bahan


yang lebih luas dan soal-soalnya meliputi tingkat mudah, sedang dan sukar.
Tes ini bertujuan untuk menentukan angka berdasarkan tingkatan hasil belajar
siswa, yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. Hasil tes sumatif juga
dimanfaatkan untuk perbaikan proses pengajaran.

F. Tes diagnostik

3
Tes diagnostik dimaksdukan untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dialami siswa berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya. Tes ini biasanya
dilaksanakan untuk menjajaki pengetahui dan keterampilan yang telah
dikuasai.

2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar

a. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

 mengetahui kemajuan belajar siswa, baik sebagai individu maupun


anggota kelompok/kelas setelah ia mengikuti pendidikan dan
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

 mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen


pembelajaran yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu.
Komponen pembelajaran itu misalnya menyangkut perumusan materi
pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, media, sumber
belajar, dan rancangan sistem penilaian yang dipilih.

 menentukan tindak lanjut pembelajaran bagi siswa, dan

 membantu siswa untuk memilih sekolah, pekerjaan, dan jabatan yang


sesuai dengan bakat, minat, perhatian, dan kemampuannya.

b. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

 Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran.


Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu pada
rumusanrumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari
kompetensi mata pelajar.

 Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan


mungkin dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau

4
pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru,
media pembelajaran, dll.

 Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para


orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan
kecakapan pelajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

2.2 Evaluasi

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983:220). Sedangkan
menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan.

Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, atau


pengumpulan analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan dan penyusunan program berikutnya. Pengukuran,
penilaian dan evaluasi memiliki hierarki. Prosedur evaluasi harus didahului
penilaian (assesment) sedangkan penilaian harus didahului oleh pengukuran
(measurement).

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran


(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan perimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh
mahasiswa/siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai mahasiswa/siswa (Hamalik, 2008).

1. Jenis Evaluasi Hasil Belajar

a. Evaluasi diagnostik

5
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk
menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

b. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih


siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

c. Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk


menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai
dengan karakteristik siswa.

d. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk


memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

e. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk


menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa.

2. Tujuan

 Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah mengalami pendidikan


selama jangka waktu tertentu

 Untuk mengetahui tingkat efisiensi metoda-metoda pendidikan yang


dipergunakan pendidik selama jangka waktu tertentu tadi (Muchtar
Buchari, 1980:6)[7]

3. Fungsi

 Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa

6
 Sebagai laporan bagi orangtua siswa

2.3 Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

1. Receiving

Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan), adalah


kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk
dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima
stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang
dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan
untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta
didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan
kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau
meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang
receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas
dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.

2. Responding

Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”.


Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada

7
jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta
didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih
dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.

3. Valuing

Valuing (menilai/menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-


berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek,
sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian
atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi
daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar,
peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka
telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk.
Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan
“itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses
penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan
demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar
efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta
didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah
kehidupan masyarakat.

4. Organization

Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-


temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang
membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya
hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah
dimilikinya.

5. characterization by evalue or calue complex

8
Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal
suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan
telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi,
karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki
phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah
memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu
yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya
menetap, konsisten dan dapat diramalkan.

Secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah di kemukakan


dalam pembicaraan diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai
berikut:

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena
dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan),
Merespon, Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai. Skala yang
digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung
(positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah
kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni
kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang
tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam
menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan
berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila
dihadapkan kepada objek tertentu.

Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh


responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan
nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua

9
kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap
yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-
pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh
subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat
tidak setuju.

2.4 Kognitif

Yang dimaksud dengan ranah kognitif adalah ranah yang mencakup


kegiatan mental (otak), Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas
otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif tersebut yang
dikutip oleh Anas Sudiyono dalam buku pengantar evaluasi pendidikan tahun
2006 terdapat enam jenjang proses berfikir. Keenam jenjang yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat


kembali (recall) atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya.

2. Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti


atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

3. Penerapan (Application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan


atau menggunakan ide-ide, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkrit.

4. Analisis (Analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau


menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-
faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.

10
5. Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan
dari proses berpikir analisis atau merupakan suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi
suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

6. Penilaian (Evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat


pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
mengerti, dan pandai, karena pengetahuan tersebut adalah semua milik atau isi
fikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu. Jadi pengetahuan dapat di artikan segala sesuatu yang
diketahui, kepandaian atau sesuatu yang diketahui berkenaan dengan sesuatu
(mata pelajaran).

2.5 Psikomotor

Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu
sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga
ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menuntut
kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan
mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan pada
ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah afektif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan
menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.

11
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah
psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972)
menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah
mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–
reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan
tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu:


gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan
terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik
atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah
gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan
perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.
Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan
dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi
dengan menggunakan gerakan.

Penilaian Psikomotorik dilakukan oleh pendidik melalui pengamatan


terhadap perkembangan psikomotorik peserta didik. Mata pelajaran yang
berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada
gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Ada
beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan
(1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui

1. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung,

2. sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada


peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

12
3. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.

Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar


psikomotor mencakup:

1. kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja,

2. kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan


pengerjaan,

3. kecepatan mengerjakan tugas,

4. kemampuan membaca gambar dan atau simbol,

5. keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah
ditentukan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil


belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

14
Daftar Pustaka

 https://www.anggawipat24.com/2018/04/makalah-kognitif-afektif-dan-
psikomotor.html
 https://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-
belajar-siswa/
 https://www.anggawipat24.com/2018/04/makalah-kognitif-afektif-dan-
psikomotor.html

15
16

Anda mungkin juga menyukai