Soal!
1. Tulis sebuah judul skripsi, boleh kuantitatif atau kualitatif. Lalu, buat latar belakang
masalahnya.
2. Apakah dalam proposal penelitian perlu ada daftar pustaka? Mengapa?
3. Hipotesis penelitian sebaiknya diletakan dalam bab berapa di skripsi anda? Mengapa?
4. Jelaskan keterkaitan kesimpulan dengan saran dalam sebuah skripsi?
5. .PTK itu berangkat dari 'keresahan guru' dalam proses belajar mengajar di kelas
tempat bertugasnya. Apa maksudnya?
6. Jelaskan perbedaan studi pustaka dengan studi dokumenter!
7. Jelaskan perbedaan identifikasi masalah dengan pembatasan masalah!
8. Mengapa dalam suatu penelitian harus ada landasan/ tinjauan teori?
9. Jelaskan konsep-konsep berikut ini:
(a) Pendekatan penelitian...
(b) Metode penelitian..
(c) Sampel penelitian...
(d) Tehnik pengumpulan data...
(e) Tehnik analisis data...
(f) Abstrak..
(g) Deduktif dan induktif...
(h) SSR...
(i) PTK...
(j) Target behaviour...
(k) Variabel Y...
(l) Variabel bebas...
(m) Design SSR...
(n) Siklus PTK...
(o) Trianggulasi...
(p) Member check...
(q) Reliabilitas instrumen penelitian...
(r) Sampel purposif...
(s) Informan...
(t) Human instrument.
Jawaban
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menciptakan manusia yang
berkualitas, karena pendidikan dapat menjamin perkembangan, kelangsungan bangsa.
Pemerintah berupaya mewujudkan berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih
berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan system evaluasi,
perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan
bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Upaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan
hak warga Negara akan pendidikan.
Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1)
ditegaskan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran “. Dengan
demikian jelas bahwa pendidikan diperuntukkan bagi semua warga Negara tanpa kecuali
bagi mereka yang berkelainan,
Pendidikan itu tidak hanya bagi anak normal saja melainkan bagi mereka yang
mengalami penyimpangan mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan sesuai
dengan kemampuan dan bakat masing-masing anak sebagai mana Undang-Undang RI
tentang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 32 ayat (1) menyatakan: “Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”
Pendidikan bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik
dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap pengetahuan dan sebagai pribadi
maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan yang
dimiliki anak tunagrahita.
Dengan demikan dapat kita sadari dengan fungsi intelek umum yang nyata berada
di bawah rata-rata, maka kemampuan berfikir mereka mengalami keterbatasan. Dengan
keterbatasan kemampuan berfikir mereka, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka
sudah tentu mengalami kesulitan belajar, yang tentu pula kesulitan tersebut terutama
dalam bidang pengajaran akademik, sedangkan untuk bidang studi non-akademik mereka
tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah-masalah yang sering dirasakan dalam
kaitannya dengan proses belajar mengajar diantaranya : kesulitan menangkap pelajaran,
kesulitan dalam belajar yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berpikir
abstrak yang terbatas, daya ingat yang lemah dan sebagainya. Dengan kesulitan tersebut
maka yang harus dikembangkan dalam proses belajar mengajar untuk anak tunagrahita
ringan adalah pada bidang studi non-akademik,
Didalam pelaksanaan pembelajaran kita tidak bisa lepas dari kurikulum. Pada
periode sekarang ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan,
dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
Kenyataan di lapangan (observasi pada bulan Juni 2020), bahwa anak tunagrahita
ringan SMPLB mengalami kesulitan dalam melakukan Hubungan Sosial.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan permasalahan di sini adalah: “Bagaimana
Kemampuan Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPKH di SKH ASSALAM 02
Tangerang Selatan Dalam Bersosialisasi dengan mengikuti pelajaran ular naga panjang
disalah satu mata pelajaran olahraga”.
2.) Menurut saya sangat perlu, karena dengan adanya bagian daftar pustaka kita dapat,
a. Untuk memberitahu kepada pembaca bahwa apa yang telah ditulis bukan hanya
didapat dari pemikiran sendiri namun juga mengambil dari pemikiran orang lain yang
telah ditulis dalam buku yang tercantum dalam daftar pustaka.
b. Bagi pembaca yang ingin melangkah lebih jauh tentang pertanyaan yang telah ditulis
dalam karya tulis yang dibuat maka bisa secara langsung mencarinya dari daftar buku
yang telah ditamahkan.
c. Untuk memberi penghargaan kepada penulis buku yang tulisannya kita kutip.
d. Penulis akan dipandang lebih profesional ketika mencantumkan daftar pustaka.
3.) Hipotesis Penelitian yang di proposal skripsi saya saya letakan di bagian akhir
karena,akan digunakan untuk :
a. Untuk menguji teori.
b. Mendorong munculnya teori.
c. Menerangkan fenomena sosial.
d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian.
e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang dihasilkan.
4.) Keterkaitan kesimpulan dan saran yaitu :
Pada dasarnya kesimpulan merupakan uraian ringkas mengenai tema utama tersebut,
sedangkan saran merupakan uraian ringkas mengenai implikasi yang ditimbulkan oleh tema
utama yang berhasil dirumuskan dari bagian hasil dan pembahasan.
Kesimpulan dan saran dapat disajikan dengan cara berbeda-beda, tetapi dalam hal
merumuskan kesimpulan dan saran sebagai bagian dari penyusunan skripsi. Cara yang lazim
dilakukan adalah merumuskann kesimpulan dan saran sebagai satu kesatuan uraian yang
terdiri atas satu kesatuan uraian yang terdiri atas satu atau lebih alinea. Cara manapun yang
digunakan, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa kesimpulan dan saran
merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian dan implikasi yang ditimbulkannya.
5.) Perencanaan adalah langkah pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan PTK, langkah
utama dalam perencanaan adalah :
a. Identifikasi masalah.
b. Menganalisis dan merumuskan masalah.
c. Analisis akar penyebab permasalahan.
d. Pengembangan intervensi ( pemecahan masalah ), dan menyusun rancangan tindakan.
Jadi mungkin maksud dari soal no 5 ini, menurut saya ketika kita akan membuat atau
ingin menemukan judul dalam pembuatan skripsi maka kita harus tau apa saja
permasalahan yang ada di ruang lingkup sekolah, sehingga kita bisa menggunakan yang
namanya PTK Peencanaan.
6.) Perbedaan studi pustaka dengan studi dokumenter :
Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan
topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain.
Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan
pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting sebab dengan melakukan
kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian-penelitian yang relevan dan teori akan
menjadi lebih jelas. Selain itu penelitian akan lebih ditunjang, baik oleh teori-teori yang
sudah ada maupun oleh bukti nyata, yaitu hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan saran.
Studi kepustakaan adalah tugas yang terus menerus dilakukan selama kegiatan penelitian.
Sebuah penelitian akan menghasilkan suatu karya ilmiah, karena itu haruslah mampu
memberi sumbangan kepada kemajuan ilmu pengetahuan. Pemeriksaan yang teliti perlu
dilakukan, dari mulai memilih judul, agar jangan sampai terjadi duplikasi terhadap masalah
yang sudah diteliti oleh orang lain.
Meskipun masalah yang sama sekali baru (original) sangat jarang, namun studi atau hasil
penelitian yang terdahulu tidak harus ditiru seutuhnya, kecuali teknik-teknik yang
dipergunakan terbukti tidak tepat atau hasil penelitian dan kesimpulannya meragukan, atau
telah diketemukan informasi baru yang dapat memberikan pemecahan lain.
Bila judul telah kita tentukan, maka akan sangat penting meninjau kembali semua materi
yang relevan dengan judul tersebut. Di dalam studi atau tinjauan kepustakaan diperlihatkan
bagaimana permasalahan yang sedang diteliti terkait dengan hasil penelitian atau studi
sebelumnya. Untuk subjek tertentu, diperlukan melihat permasalahannya dan suatu kerangka
teori, sehingga perlu meninjau teori-teori lain yang diperlukan.
Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia melakukan
penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang kajian literatur dan hasil
penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan
diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut (the state of the art).
Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk:
Studi Dokumenter
Studi dokumentasi/dokumenter atau yang biasa disebut dengan kajian dokumen
merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian
dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dalam studi dokumentasi,
peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta melihat
sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik. Berikut adalah
penjelasan seputar pengertian Studi Dokumentasi, Kekurangan dan kelebihannya.
Menurut Danial studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang
diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data
statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat,
foto, akte, dsb.
Terdapat dua jenis dokumen yang digunakan dalam studi dokumentasi yaitu:
1. Dokumen primer yaitu, dokumen yang ditulis langsung oleh orang yang mengalami
peristiwa.
2. Dokumen sekunder yaitu, dokumen yang ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung
mengalami peristiwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang yang langsung
mengalami peristiwa.
Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan
masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah
penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian
secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan
lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel
atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu
sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara
sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali
ditampilkan definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif variabel itu
seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual.
Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:
1. Bacaan. Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan
hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian
yang baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang
berkaitan dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu
memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada berbagai
keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu. Hal ini menuntut adanya
penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terpecahkan.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber
masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan
gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi
atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.
2. Pertemuan Ilmiah. Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan
ilmiah, seperti seminar, konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya,
simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul
berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas). Orang yang mempunyai kekuasaan atau
otoritas cenderung menjadi figure publik yang dianut oleh orang-orang yang ada
dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat
dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal
dan non formal.
4. Observasi (pengamatan). Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang
sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas
ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu
dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah
dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses belajar
mengajar.
5. Wawancara dan Angket. Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu
kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi
masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat
akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut.
Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan
tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6. Pengalaman. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak
semua pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-
kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari
orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui
penelitian.
7. Intuisi. Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian
tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok
permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah.
Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang
memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di atas. Sumber-sumber keilmuan
yang membawa masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan
masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan
ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian.
Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan
kriteria problematika yang tertata baik
Batasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup
masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan.
Hal ini dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari
relevansi sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk dilakukan. Berdasarkan sekian
banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu
yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah, limitation). Batasan masalah,
dengan demikian, adalah pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah
teridentifikasi.
BATASAN MASALAH itu dalam arti kata lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas
apa yang menjadi masalah. Dengan kata lain, upaya merumuskan pengertian dan menegaskan
batasan dengan dukungan data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah
tersebut. Misalnya, jika yang dipilih itu mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah”
dipaparlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya
kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja
seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Batasan masalah dapat pula dipahami sebagai batasan pengertian masalah, yaitu penegasan
secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk
melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misalnya, dalam contoh di atas,
prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau
kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan
buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang
dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan
dan sebagainya dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya itu tidak masalah. Idealnya adalah
bahwa:
a. membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau
dua dari yang sudah teridentifikasi);
b. menegaskan pengertiannya; dan
c. memaparkan data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai
“sosoknya.”. Umpamanya: jika masalah itu berupa “prestasi kerja karyawan
yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah,
kemampuan berinisiasi yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah,
loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi)
tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor
penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi
karyawan. Jika yang jadi masalah itu kekurangan fasilitas (sarana prasarana)
pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan
diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan
pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas
merupakan dua hal yang berbeda [Ada masalah apa juga dengan pengelolaan
fasilitas? “Pengelolaan fasilitas” bukan masalah, itu topik atau tema! Lain jika
“salah kelola fasilitas” atau “ketidakefektivan pengelolaan fasilitas”].
8.) Alasan dalam suatu penelitian harus ada landasan/ tinjauan teori
Karena menurut saya,Landasan/ tinjauan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian
terutama dalam penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin
di temui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang mendukungnya.
Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Bangunan akan terlihat
kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan penulisan skripsi, tanpa landasan teori
penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa
membuat pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.
Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:52), bahwa landasan teori perlu ditegakkan
agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba
(trial and error).
Dalam penulisan makalah ini penulis mengumpulkan segala informasi dari referensi, literatur
yang sesuai dengan topik dan menggunakan media internet sebagai bahan referensi
tambahan.
Analisis data adalah proses penerapan secara sistematis teknik statistik dan logis
untuk menggambarkan dan mengilustrasikan, menyingkat dan merekap, serta
mengevaluasi data.
Komponen penting untuk memastikan integritas data adalah analisis yang akurat dan
sesuai dari temuan penelitian. Analisis statistik yang tidak tepat mendistorsi temuan
ilmiah, menyesatkan pembaca biasa (Shepard, 2002), dan dapat secara negatif
mempengaruhi persepsi publik tentang penelitian. Masalah integritas juga relevan
untuk analisis data non-statistik.
f.) Abstrak, Dalam dunia penelitian, abstrak merupakan salah satu bagian penting yang
harus ada dalam laporan hasil penelitian. Abstrak biasanya ditampilkan di bagian awal
sebuah laporan penelitian sebagai informasi singkat dan general mengenai isi laporan
penelitian secara keseluruhan.Bagi orang-orang yang sering berkaitan dengan dunia
penelitian seperti akademisi atau pun praktisi, istilah abstrak tentunya bukanlah istilah
yang baru atau pun asing di telinga mereka. Akan tetapi, bagi kebanyakan orang
awam yang tidak berkaitan dengan dunia penelitian sama sekali, istilah abstrak
tentunya bukanlah istilah yang familiar.Lantas apa sih sebenarnya abstrak itu?Definisi
dan Pengertian AbstrakSecara umum, abstrak merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi yang tidak ada wujudnya. Produk abstrak (dunia
ekonomi) misalnya, merupakan produk-produk yang tidak memiliki wujud sama
sekali seperti salah satunya adalah produk jasa Dalam dunia penelitian
sendiri, pengertian abstrak adalah tulisan singkat yang berisi gambaran secara
menyeluruh mengenai aktivitas / kegiatan penelitian yang dilakukan. Abstrak
biasanya diletakkan di bagian awal sebuah karya ilmiah atau pun laporan hasil
penelitian sebagai informasi awalan bagi para pembaca.
Abstrak biasanya dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris (bahasa general) dan
bahasa ibu tempat laporan penelitian atau pun karya ilmiah tersebut dibuat.
Penggunaan dua bahasa ini dimaksudkan agar karya ilmiah atau pun laporan
penelitian dapat digunakan baik oleh orang-orang yang berasal dari negara tempat
laporan penelitian
tersebut dibuat, maupun oleh orang-orang yang berasal dari negara di luar tempat
laporan penelitian tersebut dibuat.
g.) Deduktif dan induktif , Jika paragraf deduktif adalah sebuah paragraf yang memunculkan
gagasannya di awal, hal ini tidak terjadi pada paragraf induktif. Penjelasan adalah hal
yang dimunculkan terlebih dahulu, jika kita lihat polanya maka apa yang dilakukan
paragraf induktif adalah melakukan penjelasan secara khusus sebelum menarik
kesimpulan umum. Nah jadi bisa disimpulkan bahwa, paragraf
induktif adalah paragraf yang meletakkan gagasannya di akhir kalimat, dan
memiliki bentuk penjelasan dari khusus ke umum, kebalikan dari paragraf
deduktif.
h.) SSR, Solid State Relay sangat banyak digunakan pada berbagai macam peralatan
elektronik yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan dan kekurangan Solid State Relay dibandingkan dengan relay konvensional
antara lain dapat dibedakan dengan beberapa hal.
I.) PTK, Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari makna yang disadur dalam
bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang artinya action
research (penelitian dengan tindakan) yang kegiatannya dilakukan dalam 'kelas'.
berikut ini pendapat dari beberapa para hali terkait PTK.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan. Tetapi, selama ini telah terjadi kesalahpahaman tentang
PTK, khususnya pada istilah 'kelas' dan 'tindakan'. 'Kelas' dalam konteks Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dipahami sebagai ruang tertutup yang dilengkapi dengan meja,
kursi, dan papan tulis, serta menjadi rangkaian dari bangunan gedung sebuah sekolah.
Padahal, yang dimaksud 'kelas' dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah 'tempat'
dimana terjadi proses belajar mengajar. Tempat belum tentu berbentuk kelas, tetapi
sebaliknya, kelas (dalam artian fisik) pasti merupakan tempat.
J. )Target behaviour, atau Perilaku target adalah perilaku apa pun yang telah dipilih atau
'ditargetkan' untuk diubah. Perilaku target harus positif. Itu berarti bahwa perilaku
target harus fokus pada apa yang Anda ingin anak lakukan sebagai lawan dari apa
yang Anda tidak ingin anak lakukan. Sebagai contoh, alih-alih mengatakan 'Leo tidak
akan keluar dari kursinya,' perilaku target yang tepat adalah 'Leo akan tetap di
kursinya setidaknya selama tiga puluh menit.'
k.) Variabel Y adalah variabel terikat yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian.
Contoh: hasil belajar rendah, hasil kerja buruk, kinerja rendah dan sebagainya. Yang
penting hal tersebut memang ada alias tidak dibuat-buat. Oleh karenanya, lakukan
"penelitian awal" untuk memperoleh bukti atas adanya masalah. Bisa didapatkan
lewat pengamatan, wawancara, dokumentasi, kuesioner, dll. Hasilnya kemudian
dilampirkan pada proposal penelitian.
l.) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi.
Untuk menjelaskan perbedaan antara variabel bebas dan terikat mudah saja. Di atas
sudah dijelaskan bahwa variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Dengan kata lain, variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi.
Mengidentifikasi mana variabel bebas dan mana variabel terikat juga tak sesulit
yang dibayangkan. Pertama-tama, pembaca perlu mengidentifikasi dulu penelitiannya
tentang apa. Atau jika mau lebih detail, indetifikasi dulu pertanyaan penelitiannya
seperti apa. Pembaca juga bisa mendeteksi jenis variabel melalui hipotesis yang
dirumuskannya.
m.) Design SSR, untuk mendukung peningkatan kemampuan komunikasi dalam penelitian ini
digunakan suatu rancangan eksperimen dengan penelitian subjek tunggal, atau lebih
dikenal dengan istilah Single Subject Research ( SSR ). SSR mengacu pada strategi
penelitian yang sengaja dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan tingkah
laku subjek secara individu.
n.) Siklus PTK, Siklus atau putaran (tahapan) dari serangkaian proses, dimulai dari
Jika dalam sebuah kegiatan penelitian (PTK) terdiri lebih dari satu siklus dalam
kegiatannya, maka siklus yang selanjutnya adalah putaran ulang dari tahapan yang
telah dilakukan pada siklus awal atau sebelumnya. Hanya saja, antara siklus pertama,
kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi setahap. Jadi, antara
siklus yang satu dengan siklus yang lain tidak akan pernah sama, meskipun melalui
tahap-tahap yang sama.
Sekadar contoh, tindakan untuk mengajarkan "Luas Bangun Ruang". Tentu saja tindakan
ini hanya memerlukan satu siklus (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi atau evaluasi). Lain lagi jika tindakan yang dilakukan adalah mengajarkan
"Matematika". Kegiatannya akan bersiklus-siklus, karena yang akan diajarkan lebih
dari satu materi (beberapa materi), sehingga proses itu dapat merupakan siklus
berkesinambungan.
adalah Pertanyaan yang sering muncul berapa lama satu siklus harus dilakukan
dan berapa kali peneliti diizinkan melakukan refleksi agar terjadi satu kali siklus?
Jawaban untuk pertanyaan ini kiranya tidak tepat jika dijawab dengan ukuran
waktu. Sebab, antara mata pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain relatif
berbeda waktu pengajarannya, sehingga memungkinkan munculnya perbedaan
antara siklus yang satu dengan siklus yang lainnya. Sedangkan jawaban atas
pertanyaan "kapan refleksi dapat dilakukan?" adalah kapanpun jika peneliti telah
merasa cukup mendapat informasi yang memadai untuk memperbaiki tindakan
yang telah diujicobakan.
Sejarahnya, triangulasi merupakan teknik yang dipakai untuk melakukan survei dari
tanah daratan dan laut untuk menentukan satu titik tertentu dengan menggunakan
beberapa cara yang berbeda. Ternyata teknik semacam ini terbukti mampu mengurangi
bias dan kekurangan yang diakibatkan oleh pengukuran dengan satu metode atau cara
saja. Pada masa 1950’an hingga 1960’an, metode tringulasi tersebut mulai dipakai
dalam penelitian kualitatif sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan
memperkuat kredibilitas temuan penelitian dengan cara membandingkannya dengan
berbagai pendekatan yang berbeda.
Kata reliabilitas dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yaitu reliability,
yang mana asalnya dari kata reliable yang mempunyai arti dapat dipercaya. Suatu instrumen
tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) bila memberikan hasil yang tetap atau ajeg
(konsisten) bila diteskan berkali-kali. Misalnya suatu tes yang sama diberikan kepada siswa
dalam satu kelas pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam
urutan (rangking) yang sama atau ajeg dalam satu kelas tersebut.
Ajeg atau tetap tidak harus skornya selalu sama, skor yang diperoleh dapat berubah akan
tetapi urutan dalam kelompoklah yang sama. Jika dikaitkan dengan validitas maka validitas
berhubungan dengan ketepatan sedangkan reliabilitas berkaitan dengan ketepatan atau
keajegan. Banyak sekali istilah yang menuju pada reliabilitas, misalnya sperti konsistensi,
keajegan, ketetapan, kestabilan dan juga keandalan. Intrumen yang reliabel belum tentu valid.
Contohnya mistar yang patah diujungnya, bila dipakai berulang akan selalu menghasilkan
data yang sama (reliabel) akan tetapi selalu saja tidak valid. Reliabilitasisntrumen merupakan
syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu meskipun instrumen yang valid
biasanya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen tetap perlu dilakukan.
Berdasarakan pada cara pengujian instrumen, makam reliabilitas instrumen dapat dibagi
menjadi dua yaitu, Reliabilitas Eksternal (External Reliability) dan Reliabilitas Internal
(Intenal Relability)
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada dua hal yang sangat
penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random sampling dan
menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu sendiri.
s.) Informan,
t.)Human instrument
Tidak ada alat yang paling elastik untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali
peneliti itu sendiri, artinya manusia sebagai instrument kunci adalah peneliti sebagai
pengumpulo data utama. Dalam penelitian kualitatif, data masih belum diketahui, sumber
data belum terindentifikasi secara jelas/pasti, dan cara-cara menggali data belum diketahui,
baik dalam mengeksploitasi maupun mengungkap data sehingga keberadaan alat pengumpul
data pokok betul-betul sangat dibutuhkan.
Peneliti kualitatif memiliki keluasaan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan penelitian berdasarkan etika dan kemungkinan dan kondisi lokasi lapangan
yang terwajawantahkan memiliki judgement yang tepat menilai, apakah rancangan penelitian
kualitatif tersebut perlu direvisi sesuai dengan kondisi lokasi lapangan atau data eksplorasi
unit analisisnya yang harus disesuaikan dengan rancangan penelitian tersebut.
Humen Instrument dalam penelitian kualitatif adalah manusia (peneliti) itu sendiri
dengan ciri-ciri khusus sebagai berikut :
Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus diperkirakan mamiliki makna tau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Tidak ada alat peneliti lain, seperti yang
digunakan dalam pemelitian kualitatif, yang dapat menyusaiikan diri dengan bermacam-
macam situasi serupa itu. Suatu tes hanya cocok untuk mengukur variabel tertentu, tetapi
tidak tidak dapat dipakai untuk mengukur bermacam-macam variabel lainya.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket
yang dapat mengungkapkan keseluruhan situasi, kecuali manusia. Hanya manusia sebagai
instrument yang dapat memahami situasi dalam segala seluk beluknya.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
semata-mata, untuk memahami nya peneliti harus merasakan dan menyelaminya berdasarkan
penghayatan mereka sebagai peneliti.
5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Sebagai peneliti
dapat menafsirkan lalu melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan dan melakukan testing hipotesis yang ditimbulkan seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan dan berdasarkan data
yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunkaanya sebagai timbal balik untuk
memperoleh penegasan, perubahan, [perbaikan, tau penolakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan tes atau angket yang bersifat kualitatif, yang
dituamakan adalah respon yang dapat dikuantitatifkan agar dapat diolah secara statistik,
sedangkan yang menyimpang diriaukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon aneh,
yang menyimpang, justru diberi perhatian.