Sedangkan pengertian apresiasi sastra menurut S. Effendi adalah kegiatan menggauli cipta
sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Pengertian apresiasi sastra secara umum adalah penilaian yang baik atau penghargaan terhadap
karya sastra
Pengertian apresiasi sastra secara luas adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin,
dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang.
Menurut Sarumpaet ( dalam Santoso, 2003:8.3 ), sastra anak adalah karya sastra yang
dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua.
Karya sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa, baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-
anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu mengapresiasi
sastra anak secara sederhana melalaui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran , dan
mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan di capai di kelas 1 dan 2 adalah
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan.( kelas 1 dan 2)
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara. ( kelas 1 dan 2 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca. ( kelas 2 )
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai
pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan melalui menulis karanggan melalui piikiran sendiri,
menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis
petunjuk.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun,
membaca dongeng atau cerita rakyat,memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan
membuat pantun sederhana.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi
cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan menulis puisi
bebas.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui membaca novel anak, bermain peran, memparafrasekan puisi, mendengarkan cerita
rakyat, dan membacakan cerita rakyat yang masih popular.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan di capai di kelas 3, 4, 5 dan 6
adalah :
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan.( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara. ( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca. ( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis. ( kelas 4,5, dan 6 )
KB 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
Menurut Huck Pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk anak-
anak harus memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal. Artinya bahwa
materi sastra yang dipilih harus dapat :
a. memberikan kenikmatan
b. mengembangkan imajinasi
c. memperkuat daya pikir
d. memberi pengalaman mengalami
e. mengembangkan kemampuan berperilaku
f. menyajikan pengalaman yang menyeluruh
Ada beberapa metode yang dapat di manfaatkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD
yaitu :
Direct Method atau Metode Langsung
Adalah metode pengajaran bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan
bahasa sasaran yaitu bahasa yang di ajarkan.
Misalny dalam mengajarkan bahasa Indonesia, pelajaran disajikan dalam bahasa Indonesia pula.
Natural Method yang di sebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda,
gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.
Reading Method atau Metode Membaca
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya untuk member pelajar/mahasiswa kemampuan
dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka.
Electic Method atau Metode Campuran
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya bebas untuk menambah atau
mengkombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan metode yang lainnya yang
dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD yaitu :
Teknik Ceramah
Tekni ini digunakan untuk menyampaikan informasi,terutama kepada mereka yang sudah
termotivasi untuk mendapatkan informasi tertentu dan dilengkapi dengan peragaan atau gambar-
gambar.
Teknik Tanya Jawab
Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau
bias juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan
yang telah mereka baca.
Teknik Diskusi Kelompok
Tujuannya ialah untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat, dan mau menerima kritikan kalau
pendapatnya memang kurang benar.
Teknik Pemberian Tugas atau Resitasi.
Diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok dengan harapan siswa lebih mendalami
materi pelajaraan yang diberikan dan pemberiann tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil
kerja siswa yang disebut resitasi.
Teknik Ramu Pendapat ( brainstorming )
Teknik ini meruppakan perpaduan dari teknik Tanya jaawaab dan diskusi.
Teknik Simulasi
Simulasi artinya tiruan ( mitasi ). Teknik in untuk melaatih ketrampilan berbicara.
Guru bisa menceritakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset kemudian
di lanjutkan dengan anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali secara bergiliran
dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
Guru juga bisa mengajak anak-anak untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas satu dan 2, yang difokuskan di kelas
rendah.
Misalnya dengan memberikan sebuah puisi. Setiap anak di beri lembaran yang berisi puisi anak,
kemudian guru membacaakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut.
Kegiatan ini bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi.
Kemudian anak-anak diminta untuk membuat cerita dari puisi tersebut dengan kata-kata mereka
sendiri.
Dan membacakan hasilnya di depan kelas.
Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas 3,4,5 dan6 , yang difokuskan di kelas
tinggi.