PENDAHULUAN
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena
angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder
yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan
10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
pengobatannya.
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang
biasadialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan
berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang
1
sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lansia
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda
jika asupan gizi tidak dijaga.Di Indonesia, prevalensi penyakit degeneratif sangat
rentan terkena pada lansia. Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan
meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi tahun 2010. Data tahun 2007-2010 menunju
77% pasien stroke, dan 74% pasiencongestive heart failure (CHF) menderita
pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita penyakit
35%, 36% terjadi pada orang dewasa menderita hipertensi (Candra, 2013). Untuk
kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini
menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi. Menurut Khancit,
pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang terkena hipertensi. Di Indonesia,
angka penderita hipertensi mencapai 32% pada 2008 dengan kisaran usia diatas 25
tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7% , sedangkan 39,2% adalah wanita
2
masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan terutama
daerah pedesaan. Sementara itu, berdasarkan data NHANES (National Health and
lebih 76,4 juta orang berusia ≥20 tahun adalah penderita hipertensi, berarti 1 dari 3
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
4
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
a. Faktor keturunan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
c. Kebiasaan hidup
3. Stress
5
4. Merokok
5. Minum alkohol
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat di
2.4 Klasifikasi
6
Hipertensi sistolik 140-149 < 90
perbatasan
Hipertensi sistolik > 140 < 90
terisolasi
Normotensi < 140 < 90
a. Berdasarkan Etiologinya
2. Hipertensi Sekunder
kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi ini sudah diketahui
seumur hidup yang sering kali tidak nyaman dan membutuhkan biaya yang mahal.
3. Krisis Hipertensi
yang disertai kerusakan atau yang mengancam kerusakan terget organ dan
7
organ. Hipertensi ini ditandai nilai tekanan darah yang tinggi yaitu ≥ 180
mmHg/120 mmHg dan ada atau tidaknya kerusakan target organ pada hipertensi.
Ditandai dengan tekanan darah Diastolik > 120 mmHg, disertai kerusakan
berat dari organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi akut.
5. Hipertensi urgensi (mendesak)
darah harus diturunkan secara bertahap dalam 24 jam sampai batas yang aman
yang tenang tidak terang dan tekanan darah diukur kembali dalam 30 menit.
2.5 Patofisiologi
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
8
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
9
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
2.6 Pencegahan
antara lain:diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari makan daging kambing,
durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, jauhi
merokok, berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari
a. Hemoglobin / hematocrit
10
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
hipertensi
jantung
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
2.8 Penatalaksanaan
hipertensi meliputi:
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
11
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
perminggu
c. Edukasi Psikologis
1. Tehnik Biofeedback
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
2. Tehnik relaksasi
12
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
hidup penderita.
Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
2. Step 2
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain,
13
dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
2.9 Komplikasi
a. Stroke
jantung dan arteri besar. Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage),
yang juga berhubungan dengan nilai tekanan darah yang sangat tinggi.
Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya
meskipun kekuatan hubungan ini lebih rendah daripada hubungan antara nilai
tekanan darah dan stroke. Kekuatan yang lebih rendah ini menunjukan adanya
factor – factor resiko lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
c. Gagal jantung
penderita dengan riwayat hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk
menderita gagal jantung dari pada penderita tanpa riwayat hipertensi. Data yang
14
mencegah terjadinya gagal jantung, namun dapat menunda terjadinya gagal jantung
afterload terhadap jantung yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi. Pada
akhirnya peningkatan massa otot melebihi suplai oksigen, dan hal ini bersamaan
dengan penurunan cadangan pembuluh darah koroner yang sering dijumpai pada
e. Penyakit vaskular
f. Retinopati
haemorrhages, cotton woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan
yang sangat tinggi (diastolic >120 mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau
bahkan lebih) cairan mulai bocor dari arteriol – arteriol kedalam retina, sehingga
menyebabkan padangan kabur, dan bukti nyata pendarahan otak yang sangat serius,
g. Kerusakan ginjal
15
Dalam waktu beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal,
kebanyakan sebagai akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri – ginjal kecil. Pada
hipertensi yang tidak parah, kerusakan ginjal akibat arteriosklerosis yang biasanya
agak ringan dan berkembang lebih lambat. Perkembangan kerusakan ginjal akibat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
16
Nama, umur (lebih sering terjadi pada pasien umur 45 tahun keatas), jenis
2. Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, pada kasus hipertensi
3. Riwayat kesehatan
makanan yang banyak mengandung garam dan kolestrol, pasien memiliki riwayat
hipertensi sekunder pasien memiliki riwayat penyakit lain yang menyertai penyakit
keluarga yang terkena hipertensi dan adanya penyakit keturunan yang dapat
17
4. Riwayat Psikososial
gangguan psikososial, berbeda pada pasien dengan hipertensi berat yang lebih
memberikan efek pada kondisi psikososial pasien yang berupa adanya perubahan
kepribadian pada pasien berupa pasien menjadi ansietas, depresi, euphoria dan
marah kronis. Dalam hal ini, hipertensi berat juga dapat memberikan dampak
kepada keluarga dimana secara langsung pasien tidak dapat bekerja dan berakivitas
mandiri serta pasien perlu mendapatkan perawatan dirumah sakit yang dapat
5. Riwayat spiritual
keadaan baik dikarenakan pada pasien ini seluruh sistem organ masih berfungsi
dengan baik, dalam beberapa kasus seperti hipertensi sekunder dan hipertensi berat,
6. ADL
a. Nurisi
18
Makanan yang biasa dikonsumsi mencakup makanan tinggi natrium sperti
makanan awitan, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat
b. Eliminasi
Biasanya pada pasieen dengn hipertensi tidak mengalami gangguan pada pola
eliminasi kecuali hipertensi yang diderita sudah menyerang target organ seperti
c. Personal hygine
Pada pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada proses
personal hyginenya, dalam beberapa kasus pada pasien dengan hipertensi berat
sehingga pasien tidak dapat melakukan pola aktivitas personal hygine dengan
mandiri.
d. Istirahat tidur
Aktivitas istirahat
pada hipertensi ringan, aktivitas pasien dalam keadaan baik, pada kasus
dan takipnea.
19
Pada pasien dengan hipertensi biasanya memiliki berat badan yang normal
atau melebihi indek masa tubuh, berat badan normal, tekanan darah >140/100
mmhg, nadi >100 x/menit, frekuensi nafas 16-20 x/menit pada hipertensi berat
36,2-37 C pada hipertensi berat suhu tubuh dapat menurun dan mengakibatkan
pasien hipotermi, Keadaan umum pasien compos mentis pada kasus hipertensi
a) Sistem pengelihatan
Pada pasien dengan hipertensi memiliki sistem pengelihatan yang baik, pada
b) Sistem pendengaran
c) Sistem wicara
Pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada sistem wicara.
Pada kasus hipertensi berat terjadinya gangguan pola/isi bicara dan orientasi
bicara.
d) Sistem pernafasan
Secara umum baik dengan frekuensi nafas 16-20x/menit dengan irama teratur,
20
frekuensi pernafasan > 20x/menit Dengan irama pernafasan tidak teratur,
kedalaman nafas cepat dan dangkal, adanya batuk dan terdapat sputum pada
batuk pasien sehingga mengakibatkan sumbatan jalan nafas dan terdapat bunyi
mengi.
e) Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
ringan dalam keadaan normal dengan frekuensi nadi 60-100 x/menit, irama
teratur. Pada kasus hipertensi berat frekuensi nadi pasien dapat mencapai >
100 x/menit, irama tidak teratur dan lemah, TD > 140/100 mmhg, terjadinya
distensi vena jugularis dan pasien mengalami hipotermi, Warna kulit pucat
Sirkulasi jantung
dengan kecepatan denyut jantung apikal teratur dan terdapat bunyi jantung
tambahan (S3), adanya nyeri dada pada kasus hipertensi sekunder dengan
f) Sistem hematologi
21
Pada hipertensi ringan adanya rasa nyeri pada daerah kepala dan tengkuk,
kesadaran compos mentis, pada hipertensi berat kesadaran dapat dapat menurun
menjadi koma, refleks fisiologi meliputi refleks biceps fleksi dan triceps
h) Sistem pencernaan
Sistem pencernaan pada pasien hipertensi dalam keadaan baik, pada kasus
i) Sistem Endokrin
endokrin.
j) Sistem urogenital
k) Sistem integument
Turgor kulit buruk pada hipertensi berat dan adanya udema pada
22
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium oleh
ginjal
C. INTERVENSI
4: Sering selanjutnya
23
awitan nyeri terapeutik untuk mengetahui
selanjutnya
wajah melancarkan
24
episode nyeri 10. Tingkatkan istirahat sebagai depresan
nyeri
sebab-sebab nyeri
Medication Management
13. Verifikasiresepatau
pemberian obat
14. Monitortanda-tanda
vitaldanlaboratoriumnilaiseb
25
sesuai terjadi kesalahan
obat obat
tepat membantu
dalam pemberian
tepat
18. Menghindari
26
dan sesudah pemberian gatal-gatal dan efek
intervensi
selanjutnya
20. Mengetahui
perubahan status
kesehatan setelah
pemberian obat
21. Memberikan
informasi untuk
membantu dalam
menentukan pilihan/
keefektifan
intervensi
2 ketidak Indikator Status Manajemen Nutrisi
27
kebutuhan 3: Cukup adekuat 2. Kolaborasi dengan ahli gizi intervensi yang
gizi)
harian. meningkatkan
28
9. Monitor jumlah nutrisi dan status kesehatan
9. Mepertahankan
11. Menjaga
berat badan
dilakukan keseimbangan
nutrisi
badan
29
yang tidak adekuat
dapat meningkat
nutrisi
nyaman
nafsu makan
nuntrisi menunjukkan
kurangnya cairan
dalam tubuh
17. Menentukan
intervensi lebih
lanjut
menurunkan
pemasukan dann
memerlukan
intervensi
19. Meningkatkan
pemasukan oral
20. Mengidentifikasi
30
kekurangan nutrisi
3:memerlukan pasien
bantuan 4:sedikit
31
tekanan darah, hemodinamik) psikologis pasien
32
alat bantuan aktivitas seperti dilakukan pasien
memberikan dampak
luang
10. Indentifikasi
akan datang
membantu pasien
dalam melatih
33
disukai pasien
memudahkan pasien
yang teratur
mempermudah latihan
pasien
terhadap kelemahan
membantu
menemukan terapi
pasien
15. Penguatan
berpengaruh terhadap
pemberian motivasi
dalam beraktifitas
optimal
34
16. Motivasi dan
berpengaruh terhadap
dorongan pasien
yang pasif
menandakan keadaan
harus dilakukan
tindakan keperawatan
D. IMPLEMENTASI
Pada dasarnya dalam tahap pelaksanaan penulis tetap mengacu pada perencanaan
dengan baik tanpa adanya kesulitan atau hambatan yang berarti. Hal ini dapat
terlaksana dengan baik berkat adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan
klien, keluarga klien dan tim medis juga tersedianya fasilitas yang memadai.
E. EVALUASI
Merupakan proses pencapaian tujuan yang baik antara penulis dengan keluarga
klien, dokter dan perawat ruangan, sehinigga hasil yang ditetapkan dapat diamati
dengan jelas, disamping itu klien memberikan respon yang positif terhadap
35
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
darah diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi.
36
diet.Adapun tanda dan gejala hipertensi adalah Sakit kepala, Pusing, Mudah marah,
Rasa berat di tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang. Akibat lanjut dari
37
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P. A. Perry, A. G., 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses
https://www.scribd.com/doc/313994717/ASKEP-HIPERTENSI
https://www.scribd.com/doc/314784042/ASKEP-HIPERTENSI
https://www.academia.edu/26583259/LAPORAN_PENDAHULUAN_HIPERTENSI_2.do
cx
https://www.academia.edu/8614925/LP_LANSIA_DENGAN_HIPERTENSI_by_RIA_SE
PTI
https://www.academia.edu/34359444/ASUHAN_KEPERAWATAN_GERONTIK_PADA
_LANSIA_Ny._K_DENGAN_HIPERTENSI_DI_WISMA_A_BPSTW_YOGYAKARTA
_UNIT_BUDHI_LUHUR
https://www.academia.edu/7183480/Makalah-hipertensi-gerontik-031
38