Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH

Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

DAMPAK SOCIAL DISTANCING TERHADAP


KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL
KARTASURA PADA ERA PANDEMI KORONA
Christina Purbawati1, Lathifah Nurul Hidayah2, Markhamah3

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia,


Universitas Muhammadiyah Surakarta
s200190005@student.ums.ac.id1
s200190003@student.ums.ac.id2
mar274@ums.ac.id3
Abstrak
Pandemi korona yang sekarang ini terjadi menjadi momok bagi masyarakat,
khususnya bagi para pedagang. Peraturan pemerintah yang mengharuskan
masyarakat melakukan pembatasan sosial (sosial distancing) membuat para
pedagang terhambat dalam proses perdagangan. Penelitian ini bertujuan (1)
mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan akibat adanya pembatasan sosial
(social distancing) bagi pedagang dan (2) langkah yang diambil para pedagang
pada era pandemi corona. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Data penelitian ini adalah dampak adanya social distancing bagi para pedagang
di Pasar Tradisional Kartasura. Sumber data berasal dari beberapa pedagang
yang berjualan di pasar, seperti pedagang sayur, pedagang buah, pedagang
daging, dan pedagang bahan pokok lainnya yang berjumlah 20 responden.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, rekam,
dan dilanjutkan catat. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode
interaktif melalui tiga tahap yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan
simpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) dampak yang ditimbulkan akibat
adanya pembatasan sosial (social distancing) bagi pedagang di Pasar
Tradisional Kartasura yakni pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat menurun,
dan distribusi bahan yang terhambat; (2) langkah-langkah yang diambil para
pedagang di Pasar Tradisional Kartasura pada era pandemi corona yakni
mengurangi jumlah dagangannya, menurunkan harga, dan beralih profesi.
Kata kunci: pandemi korona, pedagang, covid-19

Abstract
Corona pandemic which is now happening is a scourge for the community,
especially for traders. Government regulations that require people to limit their
distance (social distancing) make traders hampered in the trading process. This
study aims to (1) identify the impact caused by social distancing for traders and
(2) steps taken by traders during the corona pandemic era. The approach of this
study is descriptive qualitative. The data of this study is the impact of social
distancing for traders in Kartasura Traditional Market. The sources of data came
from several traders who sell at the market, such as vegetable traders, fruit
traders, meat traders, and other staple traders, totaling 20 respondents.
Collecting data in this study used interview techniques, records, and continued
notes. Data analysis in this study used an interactive method through three
stages namely data reduction, data display, and drawing conclusions. The
results showed (1) the impact caused by social distancing for traders in
Kartasura Traditional Market, which is the market being quiet, the people's
purchasing power is decreasing, and the distribution of materials is hampered;
(2) steps taken by traders in Kartasura Traditional Market during the corona
pandemic era, namely reducing the amount of merchandise, lowering prices,
and switching professions.

Keywords: corona pandemic, trader, covid-19


PENDAHULUAN Tradisional Kartasura menjerit karena
Para pedagang di Pasar maraknya wabah virus korona. Virus
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 156
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

korona merupakan pandemi yang hari besok”, maksudnya kebutuhan


mudah menyebar secara contagious mereka besok terpenuhi jika kerja hari
(Mona, 2020). Kasus virus korona yang ini. Ketika mereka tidak bekerja hari ini,
merupakan pandemi global maka mereka tidak akan bisa memenuhi
menimbulkan kekhawatiran dari kebutuhan untuk besok.
berbagai kalangan, khususnya Meskipun para pedagang tetap
masyarakat. Kehawatiran masyarakat berjualan ditengah anjuran pemerintah
semakin terasa melihat jumlah lonjakan untuk social distancing, hal itu bukan
pasien positif korona setiap harinya. berarti tak mengandung celah masalah.
Melihat tingkat persebaran virus korona Apabila tidak berkerja akibatnya adalah
yang cukup tinggi, mengharuskan tidak bisa muncukupi kebutuhan.
pemerintah untuk segera mengambil Pendapatan mereka mengalami
langkah strategis (Ristyawati, 2020). penurunan diakibatkan oleh sepinya
Sejumlah kebijakan diambil oleh orang untuk berkeliaran keluar rumah.
pemerintah untuk pencegah penyebaran Hal itu dialami oleh pedagang sayuran,
virus korona. Beberapa diantaranya pedagang buah, pedagang cabai, dan
menutup taman bermain, tempat wisata, pedagang lainnya di pasar tradisional
meliburkan kegiatan belajar mengajar di Kartasura. Selain itu, mereka tidak
sekolah, dan melarang warga mendapatkan jaminan sosial dari
berkerumun atau yang tren sekarang ini pekerjaan mereka sendiri. Sakit akan
disebut dengan social distancing. Social menjadi tanggungan sendiri bagi
distancing merupakan cara tepat dalam mereka. Seperti yang diungkapkan
menangani wabah dan itulah yang dalam penelitian Armiani (2020) bahwa
dijalankan oleh nabi tatkala wabah saat ini dunia sedang dilanda krisis
menjangkiti kota Madinah (Rajab et.al, kesehatan akibat penularan covid-19
2020). Social distancing diterapkan oleh atau corona virus disease. Hal ini
pemerintah dalam rangka membatasi kemudian menjadi dasar mengapa
interaksi manusia dan menghindarkan pedagang rentan di tengah wabah
masyarakat dari kerumunan agar covid-19.
terhindar dari penyebaran covid-19 Coronavirus adalah sekumpulan
(Syarifudin, 2020). Adapun kebijakan virus dari Subfamili Orthocronavirinae
yang berkaitan dengan pembatasan dalam keluarga Coronaviridae dan Ordo
sosial yang dipilih Presiden Jokowi Nidovirales (Yunus, 2020). Pada era
dalam Konferensi Pers yang dilakukan pandemi coronavirus saat ini,
pada tanggal 31 Maret 2020 dalam masyarakat dituntut untuk mengurangi
menyikapi pandemi korona di Indonesia aktivitas di luar rumah yang
yakni Undang-Undang Nomor 6 Tahun mempengaruhi ekonomi para pedagang.
2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Ekonomi merupakan faktor penting di
Pengaruh yang paling dirasakan kehidupan manusia. Kehidupan
oleh pedagang di pasar tradisional keseharian manusia dapat dipastikan
Kartasura adalah pemberlakuannya selalu bersinggungan dengan kebutuhan
kebijakan social distancing yang ekonomi (Honoatubun, 2020). Para
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia. pedagang kecil di pasar tradisional
Akibatnya beberapa pedagang Kartasura mengalami kerugian pesat
kebingungan dan pemasukan terancam dengan adanya wabah covid-19 ini.
defisit parah. Kebijakan pembatasan Pembatasan aktivitas akibat pandemi
sosial yang dipilih dengan pertimbangan covid-19 telah menimbulkan kerugian
ekonomi masyarakat bukan berarti tidak ekonomi secara nasional (Hadiwardoyo,
ada masalah. Social distancing tetap 2020). ILO memperkirakan bahwa covid-
berdampak pada perekonomian 19 akan merampas penghidupan dari
masyarakat. Salah satu kalangan 195 juta pekerja penuh-waktu di seluruh
masyarakat yang terdampak adalah dunia (ILO 2020).
pedagang kecil di pasar tradisional Permasalahan yang dialami oleh
Kartasura. Pedagang kecil yang begitu pedagang di pasar tradisional Kartasura
melekat dengan slogan “hari ini untuk mengharuskan pemerintah perlu
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 157
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

mengetahuinya. Kebijakan social social distancing membuat dampak baru


distancing pun juga berdampak kepada pagi pedagang kecil di pasar tradisional
memburuknya perekonomian Kartasura. Adapun hasil penelitian
masyarakat salah satunya terdahulu yang dilakukan oleh
perekonomian para pedagang kecil. (Ristyawati, 2020) mengemukakan
Mereka perlu dipertimbangkan untuk bahwa kebijakan yang diambil
menjadikan sasaran bantuan oleh pemerintah harus dapat menjamin
pemerintah di masa wabah covid-19. terutama kepada kaum menengah ke
Kondisi ini sangat penting untuk bawah mampu memenuhi kebutuhannya
mendapatkan perhatian karena sangat untuk menjamin hak atas hidup
rentan dengan penyebaran wabah covid- masyarakatnya dan tidak terkurangi
19 yang akhir-akhir ini menimbulkan suatu apapun harkat martabat
keresahan seluruh lapisan masyarakat masyarakatnya (sesuai amanat UUD
(Sulaeman, 2020). NRI Tahun 1945). Penelitian serupa
Harapan dari penelitian ini yaitu juga dilakukan oleh (Handayanto dan
apabila pemerintah mengeluarkan Herlawati, 2020) yang mengemukakan
kebijakan mengenai pembatasan sosial bahwa dalam mengatasi wabah covid-
(social distancing) yaitu Undang-Undang 19 pemerintah menggunakan kebijakan
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Kekarantinaan Kesehatan yang (PSBB). Banyak pihak yang mendukung
berdampak ke aspek lain, maka perlu dan juga kurang setuju dengan PSBB,
kebijakan pendukung aspek lain namun demi perekonomian tetap
tersebut. Seperti yang tegas berjalan dan wabah dapat diatasi,
diungkapkan pada pembukaan Undang- pemerintah tidak mengambil kebijakan
Undang Dasar 1945 bahwa negara karantina wilayah.
Indonesia dibentuk untuk melindungi Penelitian yang sama juga
segenap bangsa, memajukan dilakukan oleh (Kresna & Ahyar, 2020).
kesejahteraan umum dan mencerdaskan Persamaan penelitian yang dilakukan
kehidupan bangsa (Sulistiawati, 2012). oleh (Kresna & Ahyar, 2020) dengan
Selain itu, perlu adanya pembangunan penelitian ini yakni objek kajiannya
pada bidang ekonomi bagi pedagang meneliti mengenai pengaruh atau
kecil yaitu dengan pemerintah dampak social distancing. Hasil
mengupayakan kesejahteraan bagi para penelitian (Kresna & Ahyar, 2020)
pedagang dan perlindungan di tengah menunjukkan bahwa masyarakat perlu
wabah pandemi korona saat ini. Hal memperhatian penerapan protokol
tesebut akan menjadi penguat bagi kesehatan dan upaya untuk menjaga
pedagang kecil yang tetap bekerja saat dari penyebaran virus korona. Penelitian
musim corona. Sulistiawati (2012) dalam serupa juga dilakukan oleh (Pradana &
penelitiannya menjelaskan Casman, 2020). Persamaan penelitian
pembangunan di bidang ekonomi (Pradana & Casman, 2020) dengan
ditujukan untuk menjawab berbagai penelitian ini yakni objek kajiannya fokus
permasalahan dan tantangan dengan pada pengaruh kebijakan social
tujuan akhir adalah meningkatkan distancing di tengah pandemi korona.
kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian (Pradana & Casman,
Masyarakat merupakan 2020) mengemukakan bahwa pada fase
sekelompok manusia yang saling pandemi seperti sekarang ini,
berinteraksi sehingga dalam masyarakat
masyarakat membutuhkan
terdapat kesepakatan agar ditaati dan
diterapkannya social distancing untuk
dilaksanakan oleh setiap anggota
meminimalisasi penyebaran wabah virus
masyarakat (Dura, 2016). Dengan
korona.
adanya fenomena covid-19 ini,
Berdasarkan latar belakang
masyarakat Indonesia memberlakukan
tersebut, peneliti terdorong untuk
kesepakatan untuk menjaga jarak atau
melakukan penelitian guna
social distancing guna meminimalkan
mengidentifikasi dampak apa saja yang
terjangkitnya virus corona ini. Namun,
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 158
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

dialami para pedagang di Pasar verifikasi dan penarikan simpulan.


Tradisional Kartasura akibat adanya Namun, jika dalam penarikan simpulan
pembatasan sosial (social distancing) masih dinilai belum signifikan, dilakukan
dan langkah apa yang telah diambil para verifikasi dengan cara menelusuri ulang
pedagang dalam menyikapi wabah mulai dari reduksi data serta sajian
covid-19 yang telah berlangsung lebih datanya, dengan demikian hal ini
dari satu bulan ini. merupakan suatu siklus. Bentuk interaksi
dari komponen reduksi data, sajian data,
METODE penarikan simpulan, dan verifikasi ini
Penelitian ini adalah deskriptif dilakukan sebagai proses analisis
kualitatif (Tojo & Takagi, 2017) Deskriptif tersebut. Proses siklus simpulan
kualitatif dalam penelitian ini digunakan komponen-komponen tersebut dilakukan
untuk menghasilkan data deskripsi yakni oleh peneliti sejak awal pengumpulan
dampak yang ditimbulkan akibat adanya data bahkan sejak penelitian ini dimulai
pembatasan sosial (social distancing) hingga penarikan simpulan yang
bagi pedagang dan langkah yang meyakinkan.
diambil para pedagang pada era
pandemi corona. Data penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah dampak adanya social distancing Hasil dan pembahasan penelitian
bagi para pedagang di Pasar Tradisional ini fokus pada dampak yang ditimbulkan
Kartasura. Sumber datanya berasal dari akibat adanya pembatasan sosial (social
beberapa pedagang yang berjualan di distancing) bagi pedagang dan langkah
pasar, seperti pedagang sayur, yang diambil para pedagang pada era
pedagang buah, pedagang daging, pandemi korona saat ini. Berikut ini hasil
pedagang cabai, pedagang tomat, dan pembahasan.
pedagang kolang-kaling, pedagang lauk- Dampak Pembatasan Sosial (Social
pauk dan pedagang bahan pokok Distancing) bagi Pedagang
lainnya sejumlah 20 orang. Covid-19 merupakan penyakit
Pengumpulan data pada penelitian ini menular yang disebabkan oleh
menggunakan teknik wawancara, rekam, coronavirus (Abdussomad, 2020).
dan dilanjutkan catat. Analisis data pada Dampak yang ditimbulkan akibat adanya
penelitian ini menggunakan metode wabah covid-19 ternyata tidak hanya
interaktif. menyerang buruh-buruh pabrik saja
Analisis data dengan model yang dirumahkan atau para pengemudi
interaktif dilakukan melalui tiga tahap ojek online yang kehilangan banyak
yaitu: reduksi data, sajian data, dan penumpang, melainkan berdampak pula
penarikan simpulan. Reduksi data pada para pedagang buah, sayur,
dilakukan dengan cara menyeleksi data daging, dan bahan pokok lainnya yang
yang difokuskan pada dampak social kesehariannya berjualan di pasar. Pasar
distancing bagi pedagang di Pasar merupakan tempat pertemuan antara
Tradisional Kartasura. Sajian data dalam penjual dan pembeli (Indrawati, 2014).
penelitian ini berupa deskripsi temuan Maraknya virus korona menyebabkan
tentang dampak pembatasan sosial para pekerja di pasar terganggu
(social distancing) terhadap pedagang di khususnya para pedagang di Pasar
Pasar Tradisional Kartasura dan langkah Kartasura. Dengan demikian, covid-19
apa saja yang telah diambil para memberikan dampak buruk terhadap
pedagang dalam menyikapi wabah perekonomian masyarakat di Indonesia
covid-19 yang telah berlangsung lebih (Hanoatubun, 2020). Berdasarkan
dari satu bulan ini. Lebih lanjut data penelitian, ada tiga dampak yang
tersebut disajikan dalam bentuk dirasakan para pedagang di Pasar
deskripsi data yang kemudian dianalisis Kartasura.
dan dikaji didasarkan pada teori yang 1. Pasar Menjadi Sepi
mendasari. Penarikan simpulan Berdasarkan hasil wawancara
dilakukan setelah melalui reduksi data dengan pedagang yang berjualan di
hasil temuan. Selanjutnya, dilakukan dalam maupun luar Pasar Tradisional
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 159
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

Kartasura, mereka menuturkan jika (social distancing) pada masa pandemi


adanya wabah covid-19 membuat para korona ini mempengaruhi jumlah barang
pedagang menjadi sepi pembeli. Seperti dagangan yang dibeli oleh pelanggan.
yang diungkapkan oleh pedagang ketela Ini dikarenakan banyaknya rumah
yang berjualan diluar pasar, jika jumlah makan seperti bebek goreng yang tutup.
pembeli dagangannya berkurang Padahal seperti yang banyak orang
semenjak adanya pembatasan sosial. ketahui bahwa jumlah rumah makan
Hal yang sama juga diungkapkan oleh bebek goreng yang ada di wilayah
penjual kolang-kaling yang setiap Kartasura tak terhitung karena begitu
harinya berjualan di dalam pasar, jika banyaknya.
kondisi pasar menjadi sepi karena Pedagang tersebut
banyak penjual yang memilih tidak menambahkan jika warung makan
berjualan ditambah lagi jumlah pembeli bebek goreng yang biasanya berbelanja
yang banyak berkurang. kol sekitar 25 kg sampai 30 kg, sekarang
Ia juga menuturkan jika sehabis hanya berbelanja 5 kg saja. Ia pun
dhuhur, ia sudah menutup dagangannya hanya bisa pasrah dengan keadaan ini
dan kembali ke rumah. Penjual bahan karena bukan hanya ia saja yang
pokok seperti beras, minyak, telur, gula mengalaminya tetapi dampaknya juga
batu, dan lain sebagainya dirasakan semua pedagang. Hal yang
menambahkan jika kondisi pasar yang sama juga diungkapkan oleh pedagang
sepi juga membuat ia menutup bahan pokok yang merasa kehilangan
banyak pembeli. Ia menuturkan jika
dagangannya lebih awal. Sebelum
adanya wabah covid-19 membuat
adanya wabah covid-19, ia menuturkan
pemerintah melarang adanya acara
jika biasa menutup dagangannya pukul 5
besar seperti hajatan sehingga
sore.
berpengaruh pada pembeli
Namun, karena adanya wabah
dagangannya.
covid-19 yang membuat kondisi pasar Hal tersebut juga diiyakan oleh
sepi, membuat ia menutup dagangannya penjual ayam potong yang juga terkena
pukul 3 sore. Pernyataan dari beberapa dampak akibat dilarangnya
pedagang tersebut juga diiyakan oleh penyelenggaraan acara hajatan
pedagang lain seperti pedagang cabai, sehingga berpengaruh pada
tomat, sayur-sayuran, pisang, jagung, penjualannya. Pedagang pisang pun
lauk-pauk maupun pedagang bayam juga mengeluhkan adanya pembatasan
yang juga merasa kondisi pasar menjadi sosial mempengaruhi penjualannya
sepi pembeli akibat adanya pembatasan karena banyak pembeli langganannya
sosial di masa pandemi korona ini. yang libur sehingga pemasukan yang
2. Daya Beli Masyarakat Menurun diperolehnya berkurang. Pedagang
Adanya pembatasan sosial juga makanan siap saji seperti pedagang kaki
mempengaruhi penurunan daya beli lima angkringan atau HIK yang juga
masyarakat. Diungkapkan oleh menuturkan mengalami penurunan
(Hanoatubun, 2020) bahwa tingginya pembeli sebanyak 50 persen karena
laju inflasi dapat mempengaruhi daya adanya aturan pemerintah daerah di
beli masyarakat khususnya golongan tengah masa pandemi korona untuk
berpendapatan rendah. Akan tetapi, mengemasi dagangannya apabila jam
adanya wabah covid-19 di Indonesia sudah menunjukkan pukul 9 malam.
ternyata juga mampu mempengaruhi Pedagang Kaki Lima atau
daya beli masyarakat di Pasar disingkat PKL adalah istilah untuk
Tradisional Kartasura. menyebut penjaja dagangan yang
Hal tersebut nampak dari menggunakan gerobak (Wafirotin, 2015).
keluhan para pedagang di Pasar 3. Distribusi Bahan Terhambat
Tradisional Kartasura, seperti pedagang Perkembangan ekonomi di dunia
sayur-sayuran, bahan pokok, ayam, dan yang membawah pada konsekuensi
pisang. Pedagang sayuran terhadap peningkatan aktivitas
mengungkapkan jika pembatasan sosial perdagangan (Sambur, 2015).
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 160
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

Diungkapkan oleh salah seorang asalkan habis daripada berjualan banyak


pedagang kolang-kaling bahwa akibat tetapi tidak laku sama sekali”. Penjual
adanya pembatasan sosial (social sayur-sayuran seperti kol dan wortel pun
distancing) pada masa pandemi corona juga menuturkan jika adanya wabah
ini, selain kondisi pasar yang sepi covid-19 membuat ia mengurangi
karena penurunan jumlah pembeli berbelanja sayurannya.
secara signifikan, pasokan barang Pedagang tersebut mengatakan
dagangannya juga mengalami “sebelum adanya wabah covid-19, saya
keterlambatan sehingga ia hanya bisa biasanya berbelanja kol sampai 1 kwintal
menjual bahan makanan seadanya saja. atau 100 kg. Namun karena wabah
Ia menambahkan jika sebelum covid-19, saya hanya berbelanja kol
adanya wabah covid-19, pasokan sekitar 45 kg sampai 50 kg saja. Itu pun
barang dagangannya selalu banyak atau juga tidak habis terjual”. Selain itu, ia
melimpah. Namun, semenjak adanya yang biasanya berbelanja wortel sampai
wabah tersebut, ia harus rela menjual 20 kg, sekarang ini hanya mampu
bahan makanan yang masih tersisa saja membeli sekitar 10 kg saja dikarenakan
sembari menunggu bahan makanan tempat makan yang setiap harinya
yang baru dating. Hal yang sama juga berbelanja di penjual sayuran tersebut
dialami oleh beberapa pedagang sayur seperti warung steak libur total semenjak
yang berjualan di lantai 2 Pasar pertama adanya wabah covid-19 sampai
Tradisional Kartasura yang terkadang saat ini. Ia juga mengungkapkan jika
hanya menjual sedikit sayur-sayuran suaminya yang bekerja di SPBU juga
karena pasokan sayuran yang sedikit. banyak libur karena pasokan BBM yang
jumlahnya tidak banyak.
Langkah yang Diambil Pedagang 2. Menurunkan Harga
pada Masa Pandemi Corona Langkah selanjutnya yang
Wabah covid-19 yang sudah ditempuh oleh para pedagang di Pasar
berlangsung selama beberapa bulan dan Kartasura, yaitu menurunkan harga
belum berakhir sampai saat ini ternyata barang dagangannya. Seperti yang
membuat para pedagang di Pasar dilakukan oleh pedagang ayam potong.
Kartasura memutar otak agar tetap bisa Ia mengungkapkan jika sebelum adanya
mencari rezeki untuk memenuhi wabah covid-19, harga ayam potong
kebutuhan rumah tangganya di tengah berkisar di harga 30 ribu rupiah. Namun,
wabah yang melanda negeri ini. Berikut saat ini hanya berkisar pada harga 28
ada tiga langkah yang diambil pedagang ribu rupiah. Hal yang sama juga terjadi
pada era pandemi korona. pada pedagang pisang.
1. Mengurangi Jumlah Dagangan Dampak adanya wabah covid-19
Banyak dari pedagang di Pasar seolah-olah membuat pedagang pisang
Kartasura mengurangi jumlah barang menjerit karena harga jual dagangannya.
dagangannya di tengah pandemi korona Salah seorang pedagang
ini. Seperti yang diungkapkan oleh mengungkapkan jika harga 2 tangkap
pedagang ketela yang mengurangi pisang yang biasanya berkisar antara
jumlah ketela yang dijualnya. Ia 125 ribu sampai 150 ribu rupiah, saat ini
mengatakan bahwa “tak apa berjualan hanya berkisar di harga 65 ribu sampai
sedikit-sedikit asalkan setiap hari pergi 70 ribu rupiah saja dikarenakan
ke pasar daripada hanya berdiam diri di pembelinya tidak ada. Penyebabnya
rumah”. yaitu adanya pemberlakuan larangan
Hal yang sama juga dilakukan pengadaan acara yang mengundang
oleh pedagang ayam potong yang hanya banyak orang seperti acara hajatan atau
menjual sekitar 10 sampai 15 ekor ayam acara slametan. Ia juga menambahkan
saja setiap harinya pada masa pandemi jika harga pisang mengalami penurunan
corona ini. Hal ini tentu berbeda jauh dikarenakan dari agennya, harga pisang
dengan penjualan sebelum adanya tersebut memang dijual murah.
wabah covid-19. Ia berkata bahwa “saat Pedagang cabai pun juga
ini lebih baik berjualan sedikit-sedikit mengalami hal yang sama. Cabai rawit
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 161
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

yang dulu harganya meroket tajam, saat kelompok makanan dan minuman. Hal
ini dijual berkisar pada harga 15 ribu tersebut dikarenakan adanya himbauan
rupiah per kilonya. Pedagang tersebut dari pemerintah untuk melakukan social
menuturkan jika harga cabai yang murah distancing membuat warga mengurangi
dikarenakan para petani cabai kegiatan di luar rumah seperti berbelanja
menjualnya juga dengan harga yang ke pasar. Akibat tingkat konsumsi
murah. Hal ini tentu merugikan para masyarakat menurun, menyebabkan
petani cabai karena biaya yang para pedagang akhirnya menurunkan
dikeluarkan untuk merawat cabai hingga harga barang dagangannya.
siap panen tidak sebanding dengan apa
yang didapat. SIMPULAN DAN SARAN
3. Beralih Profesi Berdasarkan hasil dan
Dampak yang ditimbulkan akibat pembahasan yang telah disajikan di atas
adanya pembatasan sosial (social dapat disimpulkan bahwa adanya
distancing) ternyata juga mampu pembatasan sosial (social distancing)
membuat seseorang beralih profesi. yang diberlakukan oleh pemerintah yang
Diungkapkan oleh salah seorang juga berlaku bagi para pedagang di
pedagang buah pepaya di Pasar Pasar Tradisional Kartasura ternyata
Kartasura, dampak dari wabah covid-19, berdampak pada kondisi pasar yang
membuatnya beralih profesi atau putar sepi pembeli, daya beli masyarakat yang
haluan yang awalnya pengusaha menurun akibat tidak diperbolehkannya
katering menjadi penjual buah. Ia penyelenggaraan acara yang
mengatakan jika sudah satu minggu ia mengundang banyak orang sehingga
bersama suami menekuni berjualan pembeli hanya berbelanja untuk
pepaya di Pasar Kartasura. kebutuhan sehari-hari saja, dan
Ia menambahkan jika ia harus distribusi bahan yang terhambat
berjualan buah agar tetap produktif atau pengirimannya. Adapun langkah-langkah
menghasilkan daripada memilih hanya yang telah diambil para pedagang di
berdiam diri di rumah. Karena ia merasa Pasar Tradisional Kartasura agar tetap
bantuan dari pemerintah pun juga tidak dapat berjualan setiap harinya yaitu
ada sedangkan ia juga perlu mengurangi jumlah barang
mempersiapkan biaya tambahan untuk dagangannya baik itu pedagang sayur
anak yang masih di dalam kandungan. maupun pedagang daging, melakukan
Sang suami juga menambahkan jika penurunan harga agar barang
mereka harus belajar lagi karena dagangannya tetap laku terjual, dan
berjualan buah mengharuskan mereka adapula yang beralih profesi yang
merintis usaha dari awal lagi sedangkan semula pemilik katering menjadi penjual
ilmu yang mereka miliki dalam hal buah
berdagang buah masih sedikit. Di akhir Adapun langkah yang dapat
perbincangan, ia juga menuturkan lagi ditempuh terkait dengan kondisi yang
jika tidak apa-apa penghasilan sedikit dialami para pedagang di Pasar
asalkan masih cukup untuk makan. Kartasura yakni menawarkan kepada
Hasil penelitian yang telah para pedagang di Pasar Tradisional
dipaparkan tersebut relevan dengan Kartasura untuk berjualan secara online.
penelitian yang dilakukan oleh Hal itu efektif dilakukan ditengah
(Herispon, 2020). Langkah-langkah yang pandemi korona saat ini. Namun, perlu
diambil pedagang pada masa pandemi adanya fasilitas dan pendampingan
korona diantaranya ialah menurunkan dalam berjualan online. Hal ini
harga. Dari hasil penelitian yang juga dikarenakan sebagian besar pedagang
mengkaji dampak pembatasan sosial di Pasar Tradisional Kartasura sudah
menunjukkan jika dampak ekonomi tidak muda lagi atau lanjut usia. Secara
pandemi korona mengakibatkan tidak langsung para pedagang
terjadinya deflasi. Adanya penurunan mengalami kendala dalam
harga yang ditunjukkan oleh turunnya menggunakan smartphone. Jadi perlu
indeks kelompok pengeluaran, yaitu adanya pendampingan dari pihak-pihak
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 162
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

terkait. Pedagang Pasar Tradisional di


Kota Pekanbaru. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Ekonomi, 22(1), 1-8.
Abdusshomad, A. (2020). Pengaruh Kresna, A., & Ahyar, J. (2020).
Covid-19 terhadap Penerapan Pengaruh Physical Distancing
Pendidikan Karakter dan dan Social Distancing terhadap
Pendidikan Islam. Kesehatan dalam Pendekatan
QALAMUNA: Jurnal Linguistik. Jurnal Syntax
Pendidikan, Sosial, dan Transformation, 1(4), 14-19.
Agama, 12(2), 107-115. Mona, N. (2020). Konsep Isolasi dalam
Armiani, S., Fajri, S. R., Sukri, A., & Jaringan Sosial untuk
Pidiawati, B. Y. (2020). Meminimalisasi Efek
Pelatihan Pembuatan Masker Contagious (Kasus
sebagai Upaya Antisipasi Penyebaran Virus Corona di
Penyebaran Covid-19 di Desa Indonesia. Jurnal Sosial
Anyar Kabupaten Lombok Humaniora Terapan, 2(2), 117-
Utara. Jurnal Pengabdian 125.
UNDIKMA, 1(1), 22-27. Pradana, A. A., & Casman, C. (2020).
Dura, J. (2016). Pengaruh Pengaruh Kebijakan Social
Akuntabilitas Pengelolaan Distancing pada Wabah
Keuangan Alokasi Dana Desa, COVID-19 terhadap Kelompok
Kebijakan Desa, dan Rentan di Indonesia. Jurnal
Kelembagaan Desa terhadap Kebijakan Kesehatan
Kesejahteraan Masyarakat. Indonesia: JKKI, 9(2), 61-67.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Rajab, A. J., Nurdin, M. S., & Mubarak,
Ekonomi Asia, 10(2), 26-32. H. (2020). Tinjauan Hukum
Hadiwardoyo, W. (2020). Kerugian Islam pada Edaran Pemerintah
Ekonomi Nasional Akibat dan MUI dalam Menyikapi
Pandemi Covid-19. BASKARA: Wabah Covid-19. BUSTANUL
Journal of Business & FUQAHA: Jurnal Bidang
Entrepreneurship, 2(2), 83-92. Hukum Islam, 1(2), 156-173.
Handayanto, R. T., & Herlawati. Ristyawati, A. (2020). Efektifitas
(2020). Efektifitas Pembatasan Kebijakan Pembatasan Sosial
Sosial Berskala Besar (PSBB) Berskala Besar Dalam Masa
di Kota Bekasi Dalam Pandemi Corona Virus 2019
Mengatasi COVID-19 dengan oleh Pemerintah Sesuai
Model Susceptible-Infected- Amanat UUD NRI Tahun
Recovered (SIR). Jurnal Kajian 1945. Administrative Law &
Ilmiah, 20(2), 119-124. Governance Journal, 3(2), 240-
Hanoatubun, S. (2020). Dampak 249.
Covid-19 terhadap Sambur, N. C. P. (2015). Analisis
Prekonomian Indonesia. Pengaruh Pajak Pertambahan
EduPsyCouns: Journal of Nilai (PPN) dan Pajak
Education, Psychology and Penjualan atas Barang Mewah
Counseling, 2(1), 146-153. (PPnBM) terhadap Daya Beli
Herispon. (2020). Dampak Ekonomi Konsumen Kendaraan
Pembatasan Sosial Berskala Bermotor. EFISIENSI, 15(5),
Besar terhadap Masyarakat 132-143
Kota Pekanbaru di Provinsi Sulaeman, S., & Supriadi, S. (2020).
Riau. Eko dan Bisnis: Riau Peningkatan Pengetahuan
Economic and Business Masyarakat Desa Jelantik
Review, 11(2), 164-173. dalam Menghadapi Pandemi
Indrawati, T., & Yovita, I. (2014). Corona Diseases-19 (Covid-
Analisis Sumber Modal
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 163
JURNAL ILMIAH MUQODDIMAH
Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Humaniora

19). Jurnal Pengabdian Distancing. Jurnal Pendidikan


UNDIKMA, 1(1), 12-17. Bahasa dan Sastra Indonesia
Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Metalingua, 5(1), 31-34.
Investasi terhadap Tojo, H., & Takagi, A. (2017). Trends
Pertumbuhan Ekonomi dan in Qualitative Research in
Penyerapan Tenaga Kerja Three Major Language
Serta Kesejahteraan Teaching and Learning
Masyarakat di Provinsi di Journals, 2006-2015.
Indonesia. Jurnal Ekonomi International Journal of English
Bisnis dan Kewirausahaan, Language Teaching, 4(1), 37.
3(1), 29-50. Wafirotin, K. Z., & Marsiwi, D. (2016).
Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Upah Persepsi Keuntungan Menurut
Minimum terhadap Penyerapan Pedagang Kakilima di Jalan
Tenaga Kerja dan Baru Ponorogo. Ekuilibrium:
Kesejahteraan Masyarakat di Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu
Provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi, 10(1), 24-36.
EKSOS, 8(3), 195-211. Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020).
Syarifudin, A. S. (2020). Implementasi Kebijakan Pemberlakuan Lock
Pembelajaran Daring untuk Down Sebagai Antisipasi
Meningkatkan Mutu Pendidikan Penyebaran Corona Virus
sebagai Dampak Covid-19. Jurnal Sosial dan
diterapkannya Social Budaya Syar-i, 7(3), 227-238.

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 164

Anda mungkin juga menyukai