Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
sering dijumpai di hari pertama bayi baru lahir, ditandai dengan takipnea,
dan kematian pada bayi prematur adalah RDS, sekitar 5-10% didapatkan
pada bayi kurang bulan, 50% pada bayi dengan berat 500-1500gram
(Lemos et al,2001)
protein surfaktan SP-A dan SP-B. Surfactan lapisan tunggal berasal dari
meilin tubuler dan sebagian besar dari DPPC. Fungsinya adalah untuk
RDS terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena kurangnya
RDS. Fungsi dari surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap
dan bayi akan mengalami sesak nafas. Gejala tersebut biasanya muncul
tidak berisi udara dan berwarna kemerahan seperti hati. Oleh sebab itu
mengembang (Crowin,J.2007).
D. Path Way dari Respiratory Distress Syndrome (RDS)
E. Manifestasi dari Respiratory Distress Syndrome adalah:
inspirasi.
inspirasi
mukosa).
2012) adalah :
- Ruptur alveoli
1
jumlah leukosit.
- Retinopathy prematur
2
yang berhubungan dengan masa gestasi, adanya hipoxia,
G. Pemeriksaan Penunjang
kronik.
hipoksemia kronis.
H. Penatalaksanaan
Khoirunisa,2010)
3
a. Pasang jalur intravena,sesuai kondisi bayi
4
dikamar bersalin dibandingkan pemberian tekanan positif
(Partini,dkk 2012)
5
Primer Sekunder
1.1. WOC
Bayi prematur Perdarahan antepartum, Ibu diabetes Seksio sesaria Aspirasi mekonium Asfiksia Resusitasi Pneumotorak,
hipertensi hipotensi (pneumonia aspirasi) neonatorum neonatus sindrom wilson,
(pada ibu) mikity
Pembentukan Hiperinsulinemia Pengeluaran
membran hialin janin hormon stress oleh Pernapasan intra uterin Janin kekurangan Pemberian kadar
surfaktan paru Gangguan perfusi darah ibu O2 dan kadar CO2 O2 yang tinggi Insufisiensi pada
belum sempurna uterus Sumbatan jalan napas meningkat bayi prematur
Imaturitas paru
parsial oleh air ketuban Trauma akibat
Sirkulasi utero plasenter Mengalir ke janin Gangguan
dan mekonium kadar O2 yang
kurang baik pematangan paru perfusi tinggi
bayi yang berisi air
Kerusakan surfaktan
Bayi prematur; dismaturitas Menekan sintesis
surfaktan
Pertumbuhan surfaktan paru belum matang
Penyakit membran hialin ini mungkin terjadi pada bayi prematur dengan
berat badan 100-2000 gram atau masa gestasi 30-36 minggu. Jarang ditemukan
pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram. Sering disertai dengan
riwayat asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat bayi pada akhir kehamilan.
Tanda gangguan pernapasan mulai tampak dalam 6-8 jam pertama. Setelah lahir
dan gejala yang karakteristik mulai terlihat pada umur 24-72 jam. Bila keadaan
dan perfusi paru yang menurun. Keadaan ini akan memperlihatkan gambaran
klinis seperti dispnea atau hiperpneu, sianosis karena saturasi O 2 yang menurun
dan karena pirau vena-arteri dalam paru atau jantung, retraksi suprasternal,
menurun, gejala sentral dapat terlihat bila terjadi komplikasi (Staf Pengajar IKA,
FKUI, 2016).
1. Gambaran radiologis
7
kemungkinan penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip
lain-lain. Gambaran klasik yang ditemukan pada foto rontgen paru ialah
2. Gambaran laboratorium
diantaranya adalah :
a. Pemeriksaan darah
Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih dari 45
dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama. Kadar
8
perubahan pada fungsi paru lainnya seperti ‘tidal volume’ menurun, ‘lung
‘vital capacity’ yang terbatas. Demikian pula fungsi ventilasi dan perfusi
pirau dari kiri ke kanan atau pirau kanan ke kiri (bergantung pada
3. Gambaran patologi/histopatologi
terdapat pula bagian paru yang mengalami enfisema. Membran hialin yang
ditemukan yang terdiri dari fibrin dan sel eosinofilik yang mungkin berasal
1.4. Penatalaksanaan
adekuat (70-80%).
9
b. Pemberian oksigen. Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati
glukosa 5-10% dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat
intravena.
surfaktan eksogen (surfaktan dari luar), obat ini sangat efektif, namun
2. Penatalaksanaan keperawatan
Bayi dengan PMH adalah bayi prematur kecil, pada umumnya dengan berat
badan lahir 1000-2000 gram dan masa kehamilan kurang dari 36 minggu.
Oleh karena itu, bayi ini tergolong bayi berisiko tinggi. Apabila menerima
bayi baru lahir yang demikian harus selalu waspada bahaya yang dapat
10
timbul. Masalah yang perlu diperhatikan ialah bahaya kedinginan (dapat
pemberian makanan, risiko terjadi infeksi, kebutuhan rasa aman dan nyaman
1.5. Pencegahan
yang belum sempurna karena itu salah satu cara untuk menghindarkan penyakit
ini ialah mencegah kelainan bayi yang maturitas parunya belum sempurna.
Maturitas paru dapat dikatakan sempurna bila produksi dan fungsi surfaktan
atau lebih dari 2, bayi yang akan lahir tidak akan menderita penyakit membran
hialin, sedangkan bila perbandingan tadi kurang dari 2 berarti paru bayi belum
janin. Penelitian mengenai hal ini masih terus dilakukan saat ini. Cara yang
dan hal ini tentu agar sulit dikerjakan pada beberapa komplikasi kehamilan
tertentu.
11
1.6. Komplikasi
1. Pneumotoraks / pneumomediastinum
4. Hipotensi
5. Asidosis
6. Hiponatermi / hipernatremi
7. Hipokalemi
8. Hipoglikemi
9. Intraventricular hemorrhage
1.7. Prognosis
prematuritas dan beratnya penyakit. Prognosis jangka panjang untuk semua bayi
12
ASUHAN KEPERAWATAN RDS
(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)
3.1. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat maternal
Prematur, umur kehamilan, apgar score (apakah terjadi asfiksia), bayi lahir
a. Cardiovaskuler
Murmur sistolik
b. Integumen
13
Mottling
c. Neurologis
Immobilitas, kelemahan
d. Pulmonary
Nafas grunting
Pernapasan dangkal
Sianosis
e. Status behavioral
Letargi
4. Pemeriksaan Doagnostik
c. Data laboratorium :
14
Lesitin/spingomielin (L/S) ratio 2 : 1 atau lebih mengindikasikan
maturitas paru
Tingkat phospatydylinositol
94%, pH 7,3-7,45.
15
2 DO : Surfaktan menurun Pola napas tidak
- Dispnea; takipnea efektif
- Periode apnea Janin tidak dapat menjaga rongga paru tetap
- Pernapasan cuping Mengembang
hidung
- Retraksi dinding Usaha inspirasi lebih kuat
dada
- Sianosis - Sukar bernapas
- Mendengkur - Dispnea
- Napas grunting - Retraksi dinding dada
- Kelelahan - Kelelahan
- Pernapasan cuping hidung
16
3.3. Diagnosa Keperawatan
ventilasi pulmonal
17
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
1 Ketidakefektifan Pola nafas NOC : NIC
Batasan Karakteristik : Respiratory status : Ventilation Oxygen Therapy
Bradipnea Setelah dilakukan tindakan Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Dispnea keperawatan ..x.. jam diharapkan Pertahankan jalan nafas yang paten
Fase ekspirasi memanjang pola nafas pasien teratur dengan Siapkan peralatan oksigenasi
Ortopnea kriteria : Monitor aliran oksigen
Penggunaan otot bantu Irama pernafasan teratur/ Monitor respirasi dan status O2
tidak sesak
pernafasan Pertahankan posisi pasien
Penggunaan posisi tiga titik Pernafasan dalam batas normal
Monitor volume aliran oksigen dan jenis canul
(dewasa: 16-20x/menit)
Peningkatan diameter yang digunakan.
Kedalaman pernafasan normal
anterior-posterior Monitor keefektifan terapi oksigen yang telah
Penurunan kapasitas vital Suara perkusi jaringan paru diberikan
normal (sonor)
Penurunan tekanan ekspirasi Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Cemas berkurang
Penurunan tekanan inspirasi Monitor tingkat kecemasan pasien yang
Penurunan ventilasi semenit kemungkinan diberikan terapi O2
Pernafasan bibir
Pernafasan cuping hidung
Pernafasan ekskursi dada
Pola nafas abnormal (mis.,
irama, frekuensi, kedalaman)
Takipnea
Nelson. 2019. Ilmu Kesehatan Anak. Volume I. Edisi 15. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2016. Buku Kuliah 3. Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
Suriadi & Yuliani. 2016. Buku Pegangan Praktik Klinik. Asuhan keperawatan pada
Anak Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.
19