Anda di halaman 1dari 15

KONSTRUKSI DAN PERLENGKAPAN MESIN RONTGEN

AGUSTINUS MULAN BILI


1809010052

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentang “konstruksi dan perlengkapan mesin
rontgen” untuk memenuhi tugas dari dosen Mata Kuliah Ilmu Bedah Umum.

Penulis menyadari bahwa selama dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan


menyelesaikan makalah ini banyak menerima bantuan serta dukungan dari berbagai pihak
dalam wujud material maupun spiritual, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam wujud
material maupun spiritual.

Akhirnya, segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan serta
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan
masukan dalam penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, 22 September 2020


Konstruksi x-ray
A. Tabung Sinar X
Tabung sinar-X adalah ruang hampa yang terbuat dari kaca tahan panas yang
merupakan tempat sinar-X diproduksi. Tabung sinar x adalah komponen yang utama
yang terdapat pada pesawat sinar-x.
Syarat-syarat terjadinya sinar-x pada tabung adalah 
1. Sumber Elektron 
2. Gaya pemercepat elektron 
3. Ruang yang hampa udara 
4. Alat pemusat berkas elektron 
5. Benda penghenti gerakan elektron atau target 

Gambar 1. Skema proses terjadi sinar-x dalam tabung x-ray

Komponen-komponen utama tabung sinar x adalah 


a. Katoda atau elektroda negatif (sumber elektron)
 Sumber elektron tabung sinar-X adalah dari katoda, yaitu dari filament yang
berbentuk helical terbuat dari kawat tungsten yang dikelilingi olehfocusing
cup. Filamentcircuit memberikanvoltase kurang lebih 10V terhadap filament,
memproduksi arus hingga 7A melewati filament .Sudut negatif dari tabung sinar-X
yang terdiri dari filament dan focusing cup. Filament adalah sebuah coil dari kawat
yang biasanya mempunyai panjang kira-kira 1 atau 2 cm dan berdiameter kira-kira 2
mm. Filament biasanya terbuat dari tungsten. Tungsten memberikan emisi panas yang
lebih tinggi dan mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan logam-logam
yang lain . Pada Focusing cup, sebelum semua elektron bergerak dari katoda menuju
katoda, sinar elektron cenderung menyebar keluar karena penolakan elektrostatik.
Katoda terbuat dari nikel murni dimana celah antara 2 batang katoda disisipi kawat
pijar (filamen) yang menjadi sumber elektron pada tabung sinar-X. Filamen terbuat
dari kawat wolfram (tungsten) digulung dalam bentuk spiral. Bagian yang mengubah
energi kinetik elektron yang berasal dari katoda adalah sekeping logam wolfram yang
ditanan pada permukaan anoda. Arus yang diberikan pada tabung sinar-X dalam
kisaran milliamper (mA) berfungsi untuk memijarkan filamen sehingga terbentuk
awan elektron pada filamen. Selanjutnya beda potensial dalam kisaran KiloVoltage
(KV) berfungsi memberikan energi kinetik pada elektron-elektron tersebut.

Gambar 2. Katoda (Bursberg, 2001)


Keterangan gambar:
1. Focusing cup
2. Small focal spot filament
3. Large focal spot filament
4. Focusing cup

b. Anoda atau elektroda positif (acceleration potential)


Anoda atau elektroda positif biasa juga disebut sebagai target jadi anoda disini
berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Ada 2 macam anoda yaitu anoda diam
dan anoda putar.tabung sinar-X mempunyai bentuk anoda diam dan anoda berputar.
Bentuk sederhana dari tabung sinar-X adalah stationary anode atau anoda diam.
Anoda ini terbuat dari tungsten yang ditempelkan pada blok tebaga pada
anoda. Anoda angel (sudut anoda) adalah sudut pada permukaan bidang target yang
dapat dijadikan pusat sumbu sinar yang terbentuk pada bidang atau area terbentuknya
sinar-x. 
Optimal anoda angle bergantung pada aplikasi klinis pemeriksaan :
1. Small anoda angle 7-9 derajat digunakan untuk ukuran objek pemeriksaan yang
membutuhkan small field-of-view (FOV) image reseptor contohnya pada pesawat
sinar-x untuk cineradiography dan pesawat angiographic dimana pada pesawat ini
ada keterbatasan image intensifier (II) diameter hanya maksimal 23 cm.
2. Large anoda angle 12-15 derajat digunakan untuk general radiographic

Gambar 3. Anoda diam dan anoda putar (Bushong,


2001)

Keterangan gambar:
1. Tungsten
2. Copper
3. Molybdenum

c. Focusing cup 
Fucusing cup ini sebenarnya terdapat pada katoda yang berfungsi sebagai alat
untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke target agar elektron tidak terpancar
ke mana-mana. 
d. Rotor atau stator (target Device) 
Rotor atau stator ini terdapat pada bagian anoda yang berfungsi sebagai alat untuk
memutar anoda. Rotor atau stator ini hanya terdapat pada tabung sinar x yang
menggunakan anoda putar.
e. Glass metal envalope (vacum tube) 
Glass metal envalope atau vacum tube adalah tabung yang gunanya membukus
komponen-komponen penghasil sinar x agar menjadi vacum atau kata lainnya
enjadikannya ruangan hampa udara.
f. Oil 
Oil ini adalah komponen yang cukup penting ditabung sinar x karena s aat
elektron-elektron menabrak target pada anoda, energi kinetik elekron yang berubah
menjadi sinar-X hanyalah ≤ 1% selebihnya berubah menjadi panas mencapai 2000
0C, jadi disinalah peran oil sebagai pendingin tabung sinar x.
g. Window
Window atau jendela adalah tempat keluarx sinar x . window terletak di bagian
bawah tabung . tabung bagian bawah di buat lebih tipis dari tabung bagian atas hal ini
di karenakn agar sinar x dapat keluar.

B. Tipe-Tipe x-ray
Ada dua type kejadian yang terjadi di dalam proses menghasilkan foton sinar-X
yaitu, sinar-X bremsstrahlung dan sinar-X karakteristik (carlton 1992 :165).
- Sinar-X bremstrahlung
Pada pesawat sinar-X, metode terpenting dalam proses produksi sinar X
adalah proses yang dikenal dengan bremsstrahlung, yaitu istilah dalam bahasa jerman
yang berarti radiasi pengereman (braking radiation). Peristiwa itu menyebabkan
elektron kehilangan energinya dengan memancarkan radiasi elektromagnetik dikenal
sebagai sinar-X bremsstrahlung.
- Sinar-X karakteristik
Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari
tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah. Sinar-X
yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi sama dengan selisih energi
antara ke dua tingkat energi elektron tersebut. Karena setiap jenis atom memiliki
tingkat-tingkat energi elektron yang berbeda-beda, maka sinar-X yang terbentuk dari
proses ini disebut sinar-X karakteristik.

C. Produksi x-ray
Wilhelm Conrad Rontgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman
pertama kali menemukan sinar Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan
eksperimen dengan sinar katoda saat itu dia melihat timbulnya sinar fluorosensi yang
berasal Kristal barium platinosianida dalam tabung CrookesHittorf yang dialiri listrik.
Kemudian dia melanjutkan penelitiannya dan menemukan sinar yang disebutnya sebagai
sinar baru atau sinar-X. ( Rasad, 2005) Sinar-X merupakan gelembong elektromegnetik,
dimana dalam proses terjadinya memiliki energi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
didasarkan pada energi kinetik elektro. Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu tabung sinar-X , sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan
listrik pada kedua elktrode dalam tabung sinar-X dan unit pengatur bagian pesawat sinar-
X. Proses terjadinya sinar-X adalah sebagai berikut Filamen pada katoda dipanaskan
dengan pemberian arus generator sehingga terbentuk elektron - elektron pada permukaan
katoda. Dalam hal ini anoda bermuatan positif terhadap katoda. Ketrika diberikan beda
potensial antara katoda dan anoda, maka elektron akan menumbuk anoda. Dari tumbukan
inilah terbentuk sinar-X 1 % dan 99 % energi panas. (Rasad,2005 )

D. Interaksi Collisional dan Radiasi


Interaksi radiasi dengan materi pada dasarnya merupakan interaksinya dengan
elektron di dalam orbital atom.Interaksi radiasi dengan materi menyebabkan terjadinya
ionisasi dan eksitasi.Tabrakan elastis neutron dengan inti hidrogen menghasilkan proton
pental (recoil proton) yang dideteksi sebagai partikel tidak bermuatan. Besarnya energi
radiasi ditentukan dengan cara mengukur jangkauan (range) radiasi ketika menembus
materi, yaitu jarak yang dicapai oleh radiasi berenergi tertentu ketika menembus materi.
E. Sifat-sifat fisik sinar x
Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran,
penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi, dan efek biologik, selain itu sinar-X
bergerak lurus sama dengan kecepatan cahaya. Dapat dierap oleh timah hitam,
dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi gelombang
yang tinggi).
 Daya tembus
Sinar-X dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus
yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya
KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau
kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.
 Pertebaran
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi
hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
gambar radiografi dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh.
Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan
timah hitam (grid) yang tipis.
 Penyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya makin besar penyerapannya.
 Efek fotografi
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah
diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.
 Fluoresensi
Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstan atau zink
sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu:
a. Fluoresensi : pemendaran cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X saja.
b. Fosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun
radiasi sinar-X sudah dimatikan (after – glow).
 Ionisasi
Efek primer dari sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
 Efek biologi
Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek
biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
F. Collimator atau Diafagma
Kolimator merupakan salah satu bagian dari pesawat sinar-X yang memiliki
fungsi untuk mengatur besarnya ukuran lapangan radiasi. Kolimator memiliki beberapa
komponen yaitu lampu kolimator, plat timbal pembentuk lapangan, meteran untuk
mengukur jarak dari fokus ke detektor atau ke film, tombol untuk menghidupkan lampu
kolimator, dan filter Aluminium (Al). Setiap pesawat sinar-X dapat memiliki bentuk dan
disain kolimator yang berbeda namun secara garis besar komponen kolimator seperti
yang sudah disebutkan.

Gambar 4 . Collimator, 2014.


 Uji Collimator
Uji kesesuaian kolimator merupakan salah satu uji kepatutan pesawat sinar-X
diagnostik yang telah diatur oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dengan
tujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Kepala
(PERKA) BAPETEN No. 9 Tahun 2011 tentang Uji Kesesuaian pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional, Pasal 5, kolimator merupakan salah satu
parameter yang harus diuji dan merupakan salah satu parameter utama uji kesesuaian.
Maksud dari parameter utama ini adalah parameter yang secara langsung
mempengaruhi dosis radiasi pasien dan menentukan kelayakan operasi pesawat Sinar-
X. Dengan tujuan memastikan dalam batas yang dapat diterima bahwa bidang berkas
sinar-X kongruen dengan bidang cahaya kolimator.
Nilai penyimpangan di masing-masing titik pengukuran dan dibandingkan
dengan nilai standar yang telah ditetapkan oleh BAPETEN, dengan menggunakan
rumus:

dan

Persyaratan: Apabila terjadi penyimpangan maka harus memehuhi persyaratan


bahwa penyimpangan bidang cahaya kolimator dengan berkas sinar-X bagian
horizontal (X) maupun vertikal (Y) tidak boleh melebihi 2% dari jarak fokus ke bidang
film atau citra.

Perlengkapan mesin x-ray


A. Film Roentgen
Film Rontgen adalah film yang digunakan untuk pengambilan gambar bagian
dalam tubuh, yang biasanya dilakukan di Unit Radiologi. Kualitas radiograf atau foto
rontgen yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi penyinaran serta proses
pengolahan film. Untuk menjaga kualitas film sebelum digunakan maka perlu
diperhatikan kondisi penyimpanan film. Syarat penyimpanan film yang baik meliputi
suhu kira-kira 13°C, kelembaban udara maksimum 50%, terlindung dari radiasi pengion
(sinar-X) dan sinar gamma, jauh dari bahan kimia seperti developer atau fixer, serta tidak
terjadi tekanan mekanik, baik diantara kotak-kotak film atau oleh benda-benda lainnya
(Curry, 1990).
Salah satu syarat film hasil radiografi dapat diterima sebagai dokumen radiografi
adalah mempunyai tingkat kehitaman tertentu sesuai aturan-aturan yang berlaku pada
prosedur radiografi, alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kehitaman itu adalah
Densitometer.
Dalam suatu proses radiografi prosessing room atau kamar gelap merupakan
Salah satu pendukung yang penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses
pemotretan. Ada beberapa jenis prosesing diantaranya :
a. Manual Prosessing : Dalam prosesnya menggunakan tenaga manusia secara langsung
melalui beberapa proses yaitu developing (pembangkitan), Rinsing (pembilasan),
Fixing (penetapan), Washing (pencucian), dan Drying (pengeringan).
b. Automatic Prosessing : Dalam prosessing automatic hampir sama dengan processing
manual hanya perbedaannya pada prosesnya tidak mengalami proses
rinsing(pembilasan), serta dalam proses ini menggunakan tenaga mesin.
Dalam proses pengolahan film, baik yang secara Automatic ataupun secara
Manual tetap membutuhkan beberapa bahan atau cairan kimia yang penggunanannya
bertujuan untuk mengubah bayangan laten menjadi bayangan nyata. Adapun bahan-
bahan kimia tersebut yakni cairan devoloper dan cairan fixer. Di mana nantinya cairan
developer ini akan mengubah kristal-kristal perak bromida yang terpapar sinar-X dan
mengandung atom-atom silver netral pada latentimagesites menjadi butiran-butiran padat
silver metalik. Sedangkan cairan fixer berfungsi untuk melarutkan kristal perak Bromida
yang tidak terpapar sinar- X dan tidak terproses oleh developer, sehingga menyisakan
butir-butir silver metalik padat saja.
Tahapan pengolahan film merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran nyata yang permanen pada film, yang dapat dilihat dengan mata
pada kondisi umum, pada tahap pengolahan terdiri dari beberapa bagian atau tahap
seperti pembangkitan (developing), pembilasan (washing), penetapan (fixer), dan tahapan
terakhir pengeringan (drying). Cairan developer sangat berpengaruh terhadap gambaran
yang dihasilkan pada film, setelah dieksposi akan diproses pada tahap-tahap selanjutnya
yaitu proses pencucian, agar dapat menghasilkan gambaran yang permanen dan dapat
menegakkan diagnosa. Pada pembentukan bayangan laten hanya terjadi pada cairan
developer, apabila semakin banyak film yang dibangkitkan atau semakin banyaknya
proses pencucian yang dilakukan maka akan terjadi perlemahan dari cairan developer
tersebut sehingga akan mengurangi nilai densitas itu sendiri.

B. Kaset film
Radiografi yang dibuat dengan layar intensif mengharuskan penggunaan kaset.
Fungsi paling penting dari kaset adalah untuk menjaga film dan mengintensifkan layar
dalam kotak dan seragam satu sama lain dan untuk mengecualikan cahaya eksternal.
 Konvensional kaset
Kaset sebenarnya adalah wadah seperti kotak datar, terdiri dari bingkai logam
dan dua piring. Pelat depan (menghadap fokus) terbuat dari bahan yang kokoh,
biasanya aluminium atau sintetis yang dapat dengan mudah ditembus oleh sinar-X.
Pelat belakang, atau tutupnya, terbuat dari logam atau bahan sintetis dan kadang-
kadang dilapisi di bagian dalam dengan kertas timah. Lapisan utama ini berfungsi
untuk menyerap sinar yang ditransmisikan melalui film dan mengintensifkan layar,
sehingga menghilangkan back scatter, yang dapat mengaburkan film. Pelat belakang
lebih lanjut dilapisi dengan kain untuk menahan layar di bawah tekanan yang seragam
dan memastikan kontak intim antara layar dan film. Kaset sering digunakan terus-
menerus sehingga mudah rusak. Mengetuk, menekuk, atau segala bentuk pemakaian
kasar lainnya akan mengganggu keseragaman tekanan antara film dan layar sehingga
menyebabkan ketidaksempurnaan kaset.
Ukuran kaset ditentukan sesuai dengan ukuran film yang diinginkan. Dimensi
eksternal tergantung pada pabrikan, beberapa lebih besar. Dimensi yang paling umum
adalah: 9 x 12 cm, 13 x 18 cm, 18 x 24 cm, 24 x 30 cm, 30 x 40 cm, 35 x 35 cm, dan
35 x 43 cm. Selain itu, ukuran 15 x 40 cm dan 20 x 40 cm juga sering digunakan.
Yang lain digunakan untuk tujuan khusus; 30 x 80 cm, misalnya, digunakan untuk
radiografi tulang belakang lengkap.
 Kaset untuk digunakan dengan pengatur waktu foto
Ketika mesin sinar-X dilengkapi dengan perangkat untuk eksposur otomatis
melalui pewaktu foto, maka penutup kaset juga harus memungkinkan penetrasi sinar-
X. Intensitas yang tersisa setelah penetrasi objek dan film diperlukan untuk
mempengaruhi sel foto dan mengatur paparan. Karena alasan ini, tutupnya tidak
boleh mengandung kertas timah atau strip logam (seperti klip pegas). Metode paparan
otomatis ini semakin banyak digantikan oleh metode ruang ionisasi yang tidak
memerlukan kaset khusus.
 Fleksibel Kaset
Seringkali sulit untuk menempatkan film cukup dekat dengan objek ketika
menggunakan kaset-kaset biasa. Untuk tujuan ini, ada kaset fleksibel dengan layar
intensif yang fleksibel. Kontak intim yang memuaskan antara layar dan film terjamin.
 Kaset vakum
Suatu bentuk kaset khusus yang mulai banyak. Kaset vakum ini digunakan
baik dengan dan tanpa layar yang mengintensifkan. Setelah dimuat dengan film, kaset
(sebenarnya lebih seperti amplop plastik) melekat pada instrumen khusus (pompa
hisap), yang menghilangkan semua udara dari kaset dan kemudian menutup kedap
udara.
 Kaset untuk film gulungan
Selain ukuran biasa untuk film sinar-X 'normal', roll-film,dengan panjang 30m
dan lebar 30 cm misalnya, juga dapat digunakan. Gulungan ini beradadidalam tempat
(majalah) yang terlindung dari radiasi. Dari sini panjang tertentu ditarik keluar, dijepit
di antara layar mengintensifkan, diekspos, dan kemudian dipindahkan ke depan ke
majalah penerima. Sistem ini pada dasarnya sama dengan film roll dalam fotografi
amatir. Namun, karena manipulasi film roll berbeda dari biasanya dan terbatas pada
film ukuran tertentu, dalam praktik rutin penggunaannya terbatas pada radiografi
dada misalnya. Beberapa peralatan sinar-X modern mengandung konstruksi ini
sebagai bagian integral, majalah penerima kadang-kadang bahkan membuka langsung
ke prosesor otomatis.

C. Intensifying
Salah satu karakteristik terpenting dari intensifikasi layar adalah faktor
intensifikasi. Faktor intensifikasi didefinisikan sebagai rasio antara paparan yang
diperlukan untuk menghasilkan kerapatan tertentu pada film sinar-X oleh radiasi-X saja,
dan paparan yang diperlukan untuk menghasilkan kerapatan yang sama pada film identik
dengan penggunaan layar intensif. Pada kekerasan yang lebih besar (usia kilovolt lebih
tinggi), faktor intensifikasi meningkat. Sebenarnya, nilai faktor intensifikasi tertentu
harus diperhitungkan untuk rentang kilovoltage tertentu.
Layar dengan faktor intensifikasi tinggi memerlukan waktu pencahayaan yang
singkat (ketika arus tabung dan kilovoltage tetap konstan). Oleh karena itu, layar dengan
faktor intensifikasi tinggi disebut layar cepat dan layar dengan faktor intensifikasi rendah
disebut layar lambat.
Klasifikasi ketiga jenis layar adalah sebagai berikut:
1. Layar lambat dengan intensifikasi sekitar 6 -7 (Ui Rendah).
2. Layar universal dengan faktor intensifikasi 10-12 (Ui lebih tinggi).
3. Layar cepat dengan faktor intensifikasi sangat tinggi sekitar 15-20 (Ui tinggi).
D. Lampu illuminator
Fungsi iluminator adalah untuk memungkinkan tampilan radiografi. Iluminator
harus menjamin keselamatan Personnel dari peralatan listrik dengan tegangan
maksimum, isolasi yang diperlukan oleh standar keselamatan yang sesuai dariteknik
elektro di setiap negara di mana ini diterapkan. Iluminator terdiri dari konstruksi dengan
salah satu sisi menjadi Layar tampilan yang menyala dari dalam. Layar itu sendiri
menjadi Layar untuk penyebaran cahaya.
F.Tempat penyimpanan film
Kaset harus disimpan dan di jaga agar tidak lekas rusak, yaitu dengan memperhatikan
beberapa hal berikut :
 Simpan kaset jauh dari bahan kimia, dan usahakan agar bahan kimia tidak mengenai
screen.
 Simpan kaset di tempat yang kering
 Jangan menyimpan kaset dengan cara ditumpuk-tumpuk.
 Hindari kaset jatuh atau mengalami benturan
 Tidak boleh dibiarkan terbuka
 Periksa secara rutin jika ada bagian yang rusak.
 Jaga agar screen dan film berhubungan rapat.
Daftar Pustaka

Adnyana, I. G. A. Putra. 2014. Uji Kesesuaian Lampu Kolimasi dengan Berkas Radiasi
Menggunakan Alat Quality Control (QC). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Udayana: Bali.

Foderaro, A., The Elements of Neutron Interaction Theory. Cambridge, Mass: MIT Press, 1971.

Glasstone, S., And A. Sesonske, Nuclear Reactor Engineering. New York: Van Nostrand, 1967,
Chapter 2.

Anda mungkin juga menyukai