Anda di halaman 1dari 5

Analisis Mikorskopis dan makroskopis terhadap Penyakit Satwa Aquatik

Nama : Agustinus Mulan Bili


NIM : 1809010052

Tujuan nekropsi

Tujuan nekropsi ikan tergantung pada jenis spesimen yang dibutuhkan, tujuan diagnostik
misalnya kultur bakteri. Sebelum melakukan nekropsi ada pula teknik yang dilakukan untuk
membunuh ikan, teknik membunuh ikan tentu berbeda dengan mamalia lain.

Euthanasia

Euthanasia dapat dilakukan dengan memberi larutan minyak cengkeh atau ikan dimasukan
kedalam air es dan tusuk lewat vena posterior. Setelah hewan tersebut mati ada prosedur
pemeriksaan yang harus dilakukan, antara lain yaitu :

Prosedur pemeriksaan ikan

 Skin scrapping
Sisik ikan dikerok dengan scalpel sampel kerokan tersebut diletakan pada objek glass
lalu diteteskan larutan saline 0,62% dan di amati di bawah mikroskop untuk melihat
adanya ektoparasit.
 Wet mount
Menggunting bagian insang ikan dan diambil bagian dari insang tersebut lalu di ambil
lamelanya lalu diletakan diatas objek glas dan diberi larutan salin 0,62% untuk
melihat adanya ektoparasit
 Preparasi tempel jaringan dan preparasi usap jaringan (smear)
Preparasi tempel yaitu dengan mengambil sampel hati atau ginjal menggunakan pinset
lalu ditempelkan pada objek glas. Kemudian ada preparasi usap yaitu dengan cara
memotong hati ikan lalu ditempelkan dan di oleskan pada objek glas. Kedua
preparasi ini harus difiksasi kedalam methanol untuk diwarnai dengan pewarnaan HE
atau giemza.
 Preparasi tekan jaringan
Organ hati ikan disayat sedikit lalu ditekan dengan objek glass dan diberi larutan
saline. Tujuannya untuk mengamati parasit atau bakteri yang ada dijaringan hati akan
nampak.

Metode nekropsi

Nekropsi ikan dilakukan dengan memulai sayatan dari anal kea rah depan melawati sirip
pectoral hingga ke ventral operculum. Kemudian dari lubang anal melengkung mengikuti
linea lateralis operculum. Lalu buat irisan dari operculum yang menghubungkan irisan bagian
dorsal dan ventral hingga organ dalam ikan Nampak.

Pengambilan sampel

Setelah organ ikan nampak segera melakukan pengambilan organ jantung pada ikan agar
menghindari ikan tersebut dapat hidup kembali. Organ yang sudah di ambil dimasukan
kedalam buffer formalin 10%. Jika terdapat lesi di kulit kita harus melakukan isolasi bakteri
sebelum nekropsi. Oleskan kulit dengan kapas yang sudah diberi etanol 70% untuk mencegah
kontaminasi. Cara untuk mendapatkan sampel otak pada ikan dilakukan pembedahan dengan
cara insisi pada bagian ujung ekor posterior mata kanan dan kiri lalu diteruskan ke belakang
dan hubungan irisan tadi.

Cara pengambilan sampel bakteri pada organ ikan

Furunculosis : kulit, mata, exopthalamus


Edwardsiollosis : hati dan ginjal
Myobacteriasis : nodul di mata dan organ lain
P. anguilliseptica : hati, cor dan ginjal
Streptococcosis : otak
Vibriosis : cor, hati, ren, kulit
Yersiniosis : ren

Pengambilan sampel untu preparat histopatologi

Toxin : jantung, daging, hati, kulit


Infeksi bakteri : kulit, hati, ren, cor, usus
Infeksi jamur dan parasite : kulit, hati, ren, cor, usus
Kultur bakteri melalui ginjal

Kebanyakan penyakit pada ginjal disebabkan oleh bakteri isolasi diambil dari organ ginjal
atau hati. Setelah di lakukan euthanasia potong sirip dorsal dan pada bagian yang akan
dilakukan pembedahan harus di oleskan dengan kapas etanol untuk mencegah kontaminasi.
Letak ginjal berada di berada di dekan sumsum tulang belakang ikan. Lakukan pemotongan
dari bagian dorsal dengan gunting steril, hindari tidak terlalu jauh kedalam organ peritoneal.
Lipat sedikit bagian ventral agar ginjal terekspos untuk dikultur dan diambil menggunakan
swab. Setelah sampel diambil kemudian ditanam pada media.

Perubahan patologi penyakit bacterial

- Aeromonas hydrophilia
Gejala klinis yang nampak pada ikan luka bercak merah dikulit, dasar sirip, mulut,
anus, exopthalmia, ikan berwarna lebih gelap, asites, mortalitas 80%, morbiditas 20%.
Ikan akan terkena aeromonad hydrophilia bilamana kondisi imunitas ikan menurun.
- Aeromonas salmonicida
Gejala klinis erythema pada dasar fin, mulut, operculum, anus. Furunkel permukaan
kulit. Gambaran histologi akan terlihat nekrosis pada kulit dan melanomacrofag yang
meningkat. mortalitas 85% morbiditas 100%, penularan dapat terjadi melalui telur ikan,
pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian sulfarmazine dan oxytetracycline
- Flexibacter columnaris
Gejala klinis mucus tebal, sirkuler, terdapat warna abu – abu pada kepala, sirip,
operculum dan erythemic spot, sirip gripis, insang pucat dan nekrosis. Mortalitas 70%
(ikan muda), morbiditas 100%. Dalam gambaran histologi pada daerah branchial
insangnya akan terlihat koloni dari bakter.
- Edwardsiella tarda
Gejala klinis yang di timbulkan kulit bengkak, warna pucat, asites, perdarahan sekitar
anus dan mulut. Morbiditas dan mortalitas rendah. Penyakit ini tergolong zoonotic.
Perubahan patologi yang nampak nodul granuloma pada hati, hernia dan ascites.
Perubahan dalam histologi yaitu terdapat pyogranuloma yang mengindikasikan
terjadinya nekrosis.
- Edwardsiella ictaluri
Gejala klinis ikan berenang dipermukaan dengan posisi vertical, berenang melingkar,
exopthalmia, lesi terbuka di daerah kepala, depigmentasi kulit, nodul daerah kepala.
Perubahan histologinya ada fusi di lamella sekunder, nekrosis pada hati, myocarditis

- Pseudomonas fluorescens & pseudomonas anguiliseptica


Gejala klinis mirip dengan vibrosis dan furunkulosis, ascites, mortalitas dan morbiditas
rendah. Dalam gambaran histologi otot, ginjal mengalami nekrosis, haemoragi pada
saluran pencernaan, congesti pada otak, epicarditis.
- Streptococcus iniae
Gejala klinis exopthalmia, kornea keruh, warna tubuh menggelap, ulcer pada
punggung, operculum, anus sirip dan mulut, abses pada otak. Mortalitas dan morbiditas
rendah, merugikan bagi pembudidaya ikan. Gambaran histologinya peningkatan renal
melanomakrofag, nekrosis pada epithelial gut, kongesti dan inflamasi pada limpa
- Vibrio anguillarum
Gejala klinis erythema pada dasar sirip, operculum, mulut, anus, lesi furunkel pada
kulit hingga otot. Lesi yang menciri adalah otot yang nampak keputihan. Penularan
dapat melalui telur. Gejala patognomonik dari vibrio yaitu radang granulomatosa

Peubahan patologi penyakit virus

- Viral nervous necrosis


Virus yang menyebabkan pembengkakan terhadap limpa dan menyrang otak dan syaraf
sehingga efek yang terkena yaitu pada organ mata dan otak, ikan tersebut tidak dapat
berenang teratur bahkan buta dan tidak dapat mengambil makanan dengan baik dan
berujung pada kematian.
Disebabkan oleh genus betanodavirus, virus tanpa envelop, icosahedral berukuran 29-
35 nm, perubahan patologi mikroskopik yaitu terdapat fagolisasi pada mata, otot, ginjal
- Iridovirus
Ciri dari penyakit ini yaitu pembengkakan pada limpa dan ginjal. Gambaran
hsitologinya melanomagrofag yang meningkat, sel epitel tubulus membesar. Penularan
secara horizontal dan vertical.
- Tikapia lake virus (TiLV)
Ciri virus ini menyerang ikan yang berada pada air yang tidak bergerak (danau,
tambak). Gejala klinis
Mata menyusut dan kehilangan fungsi ocular, kulit mengalami erosi dermal multifocal
dan ulcer. Perubahan dalam histopatologinya saluran pencernaan dan otak mengalami
kongesti dan haemoragi.

- Koi Herpes Virus


Gejala klinis yang ditimbulkan adalah ikan yang terinfeksi kehilangan nafsu makan,
seringkali tetap berada di dekat permukaan, berenang lesu dan mungkin menunjukkan
gangguan pernapasan serta renang yang tidak terkoordinasi.
Perubahan patologi yang menciri untuk Infeksi KHV ikan menghasilkan lesi insang
yang parah berupa insang berbintik-bintik merah dan putih patch. Bercak putih tersebut
disebabkan nekrosis pada jaringan insang. Tanda-tanda eksternal lainnya KHVD
mungkin termasuk mata cekung dan bercak pucat di kulit. Beberapa terinfeksi KHV
ikan mungkin memiliki hidung berlekuk.
- Intoksitasi pada ikan
Kematian yang diakibatkan oleh racun. Beberapa senyawa yang dapat mengakibatkan
intoksikasi antara lain pestisida, copper, amoniak, limbah dan crude oil. Perubahan
histopatologi akibat senyawa ini adalah
1. Kongesti, haemoragi, fusi lamella pada insang
2. Kongesti, haemoragi, oedema, radang pada kulit
3. Haemoragi, degenerasai, nekrosis dan radang hepatosit
4. Haemoragi, degenerasi, nekrosis dan radang pada ginjal
5. Haemoragi, degenerasi, nekrosis dan radang pada limpa
6. Haemoragi, erosi, nekrosis dan radang usus
7. Odema, nekrosis, radang otot dan jantung
8. Exopthalmus, nekrosis dan radang pada mata
9. Nekrosis dan radang otak

Anda mungkin juga menyukai