Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agustinus Mulan Bili

NIM : 1809010052

1. Sebutkan dan uraikan secara singkat namun jelas variabel variabel yang berperan dalam
menentukan kualitas air yang akan mempengaruhi kesehatan satwa aquatic
Jawab :
 Ammonia
Peningkatan ammonia akan meningkatkan pertumbuhan fitoplankton yang
menyebabkan ledakan populasi dan memperburuk kualitas air
 Nitrit
Keberadaan nitrit menstimulir ledakan pertumbuhan algae yang menghambat penetrasi
oksigen dan cahaya matahari sehingga mengganggu ekosistem perairan dan kualitas air
 pH
pH optimal untuk kualitas air yang baik berkisar 7-8. Satwa aquatic tidak dapat bertahan
pada air dengan kondisi pH terlalu asam atau terlalu basa
 salinitas
yaitu tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air
 oksigen
tingkat oksigen yang tinggi dalam air sangat bagus untuk perkembangan satwa aquatic
 suhu
kualitas air yang bagus memiliki suhu yang tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah
agar satwa aquatic tetap sehat
 nilai DO atau oksigen terlarut
oksigen terlarut berasal dari fotosintesis fitoplankton,tanaman air, serta difui udara.
Nilai DO yang tinggi sangat baik untuk Kesehatan satwa aquatic

2. Jelaskan secara diagramatik prosedur atau langkah-langkah yang runut dalam uapaya
mengidentifikasi problem dan diagnosisi penyakit pada ikan atau udang, hingga langkah
treatment
Jawab :
 Skin scrapping
Sisik ikan dikerok dengan scalpel sampel kerokan tersebut diletakan pada objek glass
lalu diteteskan larutan saline 0,62% dan di amati di bawah mikroskop untuk melihat
adanya ektoparasit.
 Wet mount
Menggunting bagian insang ikan dan diambil bagian dari insang tersebut lalu di ambil
lamelanya lalu diletakan diatas objek glas dan diberi larutan salin 0,62% untuk melihat
adanya ektoparasit
 Preparasi tempel jaringan dan preparasi usap jaringan (smear)
Preparasi tempel yaitu dengan mengambil sampel hati atau ginjal menggunakan pinset
lalu ditempelkan pada objek glas. Kemudian ada preparasi usap yaitu dengan cara
memotong hati ikan lalu ditempelkan dan di oleskan pada objek glas. Kedua preparasi
ini harus difiksasi kedalam methanol untuk diwarnai dengan pewarnaan HE atau giemza.
 Preparasi tekan jaringan
Organ hati ikan disayat sedikit lalu ditekan dengan objek glass dan diberi larutan saline.
Tujuannya untuk mengamati parasit atau bakteri yang ada dijaringan hati akan nampak.

3. Jelaskan secara etiologik, epidemiologik, gejala klinis, perubahan patologi, dan metode diagnosis
dari penyakit-penyakit bakterial: Aeromonas salmonicida infection
Jawab :
Aeromonas salmonicida
Aeromonas salmonicida adalah bakteri Gram-negatif, fakultatif anaerobik, nonmotil. Berbentuk
batang, berukuran sekitar 1,3–2,0 kali 0,8–1,3 μm, dan tumbuh secara optimal pada suhu antara
22 dan 25 ° C.Bakteri dengan mudah memfermentasi dan mengoksidasi glukosa, serta bersifat
katalase- dan sitokrom oksidase-positif. Sifat molekulernya termasuk susunan protein
permukaan khusus yang disebut lapisan-A, yang diyakini bertanggung jawab atas sifat virulen
bakteri, dan lipopolisakarida, antigen selubung sel utama. Aeromonas merupakan bakteri yang
berasal dari lingkungan perairan dan dapat menyebabkan bebagai penyakit pada ikan. Genus
aeromonas memiliki sifat gram negative, oksidasi positif, katalase positif dan bersifat
fermentative. Gejala klinis erythema pada dasar fin, mulut, operculum, anus. Furunkel
permukaan kulit. Gambaran histologi akan terlihat nekrosis pada kulit dan melanomacrofag
yang meningkat. mortalitas 85% morbiditas 100%, penularan dapat terjadi melalui telur ikan,
pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian sulfarmazine dan oxytetracycline

4. Jelaskan secara etiologik, epidemiologik, gejala klinis, perubahan patologi, metode diagnosisi
dari penyakit-penyakit viral pada ikan: Koi herpesvirus disease
Jawab :
Penyakit koi herpesvirus adalah penyakit serius yang muncul karena disebabkan oleh agen yang
dianggap sebagai virus herpes (KHV, cyprinid herpesvirus 3 [CyHV-3]). KHV sangat menular dan
dapat ditularkan melalui air, tinja, atau kontak langsung. Virus ini relatif berumur pendek di
dalam air (dapat tetap hidup di air setidaknya selama 4 jam), tetapi tampaknya jauh lebih stabil
di sedimen atau media filter. Gejala klinisnya berupa Insang yang pucat, bengkak, dan berbintik-
bintik adalah tanda kotor yang paling umum. Kerusakan insang mungkin secara signifikan
berkontribusi terhadap morbiditas. Tanda khas lainnya termasuk warna abnormal, lesi kulit,
enophthalmos dan dispnea (peningkatan laju pernapasan). Ikan yang terkena mungkin juga
anorektik dan menampilkan renang yang tidak menentu. Secara histopatologi ada hiperplasia
epitel cabang besar dengan perubahan degeneratif dan nekrotik. Sel yang terinfeksi
mengembangkan inklusi intranuklear. Hati, limpa, dan saluran gastrointestinal mengalami
nekrosis parenkim dan banyak makrofag dengan puing-puing sel yang tertelan. Jaringan saraf
tidak terlalu terlibat. Adanya tanda-tanda klinis dan histopatologi khas yang menunjukkan
proliferasi masif, degenerasi, dan nekrosis epitel insang tanpa adanya agen etiologi lain (parasit
atau bakteri) sangat mengarah pada KHVD. Namun, identifikasi virus diperlukan untuk
konfirmasi. Kultur sel ginjal dan limpa dapat digunakan tetapi PCR insang, ginjal dan limpa lebih
sensitif.

Anda mungkin juga menyukai