Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti hasanah

Nim : 112011317

Kelas : MA.20.C.04

Mata kuliah : Pendidikan agama

Konsep pengetahuan terhadap alam semesta menurut orang anti agama


atau anti tuhan

Terdapat tiga teori :

1. Teori Multisemesta atau Multiserver

2. Teori Inflasi

3. Teori Dawai

Hawking bersama dengan Thomas Hertog dari KU Leuven, memberikan detail atas
pemikirannya mengenai asal muasal alam semesta dan dipublikasikan dalam Journal of High
Energy Physics.

Dalam teorinya, mereka berpendapat bahwa alam semesta tidaklah serumit yang dipaparkan
oleh teori multisemesta atau multiverse yang ada sekarang.

Teori multisemesta tersebut dibangun berdasarkan suatu konsep yang disebut eternal inflation
atau inflasi abadi yang diperkenalkan pada 1979 dan dipublikasikan dalam jurnal Physical
Review D pada 1981.

Jadi, setelah kejadian Big Bang, alam semesta mengalami suatu periode inflasi eksponensial.
Kemudian inflasi tersebut melambat, dan energinya dikonversikan menjadi zat dan radiasi.

Ilustrasi Antariksa
teori inflasi abadi, ada suatu gelembung alam semesta yang berhenti atau melambat dalam
berinflasi, yang kemudian membuat suatu pecahan kecil yang statis.
Sementara di 'gelembung' alam semesta lainnya, akibat efek dari inflasi kuantum tersebut tak
pernah berhenti dan kemudian menyebabkan terbentuknya multisemesta yang tak terbatas.

Menurut teori multisemesta, semua yang bisa dilihat di dalam alam semesta kita ini, berada
dalam salah satu gelembung tersebut, yang sudah tidak terjadi lagi inflasi. Hal itulah yang
membuat galaksi, bintang, serta planet baru bisa terbentuk.

Menurut Hawking "Teori inflasi abadi memberikan prediksi bahwa secara keseluruhan alam
semesta kita itu seperti pecahan yang tak terhitung, dengan mosaik yang berbeda bagi
masing-masing gelembung alam semesta, dipisahkan oleh suatu samudera yang terus
berkembang," seperti dikutip dari laman resmi University of Cambridge.

Hawking dan Hertog menjelaskan bahwa teori inflasi abadi itu ternyata salah. Hal ini
karena teori relativitas umum milik Einstein 'rusak' pada skala kuantum.

Sementara itu, teori baru ini juga dibangun berdasarkan string theory atau teori dawai. Teori
dawai sendiri adalah suatu usaha untuk menghubungkan relativitas umum dengan teori
kuantum.

Dalam teori dawai, dijelaskan bahwa volume dari alam semesta dapat dideskripsikan pada
suatu batas dimensi yang rendah. Jadi, alam semesta itu seperti suatu hologram yang di mana
realitas di ruang 3D dapat secara matematika direduksi menjadi proyeksi 2D.

Perbedaan teori lama dan baru

Sebelumnya pada 1983, Hawking dan ahli fisika James Hartle mengusulkan suatu teori
bernama Hartle-Hawking State. Dalam teori tersebut, mereka menjelaskan bahwa sebelum
Big Bang, telah ada alam semesta, tapi tidak ada waktu. Jadi alam semesta, pada awalnya,
berkembang dari suatu titik, tapi tidak memiliki suatu batasan.

Sementara menurut teori baru, awal dari alam semesta memang memiliki suatu batasan, dan
batasan tersebut memberikan kesempatan bagi Hawking dan Hertog untuk menurunkan suatu
prediksi yang lebih baik atas struktur alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai