NIM
Jurusan/Prodi
Kelompok
Tanggal Percobaan :
Tanggal Pengumpulan: :
Nama Asistes :
TAHUN 2020
A. TUJUAN
1. Memahami perilaku benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dan besaran
– besaran yang berkaitan dengan gerak harmonik sederhana.
2. Memahami syarat yang diperlukan agar suatu benda dapat mengalami gerak
harmonik sederhana.
3. Mengukur periode (waktu getar) pegas berbeban yang mengalami gerak harmonik
sederhana.
4. Menentukan tetapan gaya dari pegas berbeban yang mengalami gerak harmonik
sederhana.
5. Menentukan tetapan pegas dengan hukum Hooke dan juga dengan menerapkan
teori gerak harmonik sederhana pegas.
C. TEORI DASAR
Jika suata pegas berbeban yang mula-mula dalam keadaan setimbang (Gb.1) kemudian
bebannya ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar A dari kedudukan
setimbangnya (x = 0) dan dilepaskan, maka beban akan bergerak bolak-balik ke atas
dan ke bawah sekitar kedudukan setimbangnya dengan simpangan maksimum A.
Jika gaya-gaya gesekan dapat diabaikan, sehingga dalam gerakan bolak – baliknya
secara periodik tidak ada energi yang hilang, maka gerak ini akan dapat berlangsung
terus. Gerak semacam ini dimamakan gerak harmonik sederhana (ghs). Penyebab ghs
ini adalah bekerjanya gaya pulih elastis F= - k.x pada benda. Jika digunakankan
hukum kedua Newton F = m.a pada gerak ini, dengan F = - k.x; dimana a = d 2 x/dt2 ,
maka akan diperoleh persamaan :
Persamaan ini disebut persamaan gerak dari ghs. Bagaimana kita mendapatkan
penyelesaian dari persamaan tersebut di atas? Dengan menyelesaikan persamaan 3
dengan menggunakan persamaan deferensial, diperoleh hubungan jarak atau
simpangan terhadap waktu sebagai berikut:
X = A Cos (t +) (4)
dengan ;
k
¿
√ m
disebut frekuensi sudut
x = A.cos{¿)+
x = A.cos{t t +2 π + }
x = A.cos { t+ ¿ }
Karena setelah 2/ fungsinya berulang kembali, ini berarti bahwa perioda T dari ghs
sama dengan2/, jadi;
2π m
T=
❑
= 2π
√
k
Dari persamaan (5), jika T dan M diketahui, maka tetapan gaya k dapat ditentukan.
(5)
TEORI TAMBAHAN
1. Pengertian Getaran
Getaran atau osilasi merupakan gerak bolak balik suatu benda di sekitar titik
keseimbangan.Benda yang bergetar akan kembali ke posisi semula dalam selang
waktu tertentu karena ada gaya pemulih yang bekerja pada benda tersebut.
Berdasarkan cara terjadinya, getaran dibedakanmenjadi getaran alami dan getaran
paksaan. Contoh getaran alami adalah ayunan bandul, sedangkan contoh getaran
paksaan adalah menabuh drum hingga bersuara.1
Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerakan bolak balik benda disekitar
titik kesetimbangannya yang terjadi berulang dalam selang waktu yang sama
terjadi secara teratur. Apabila benda melakukan gerak periodik dengan lintasan
yang sama maka geraknya disebut dengan osilasi/getaran (Sutrisno, 1984). Contoh
sederhana gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Ketika
sebuah benda bermassa m digantungkan diujung pegas maka pegas akan meregang
(bertambah panjang). 2
3. Gaya Pemulih
Gaya pemulih adalah gaya pegas selalu sebanding dengan simpangan x dan
selalu berlawanan arah dengan arah simpangan x. maksudnya ketika simpangan x
berarah ke kanan dari titik kesetimbangan, maka gaya pegas F = −¿kx berarah ke
kiri, dan ketika simpangan x berarah ke kiri dari titik kesetimbangan maka gaya
pegas berarah ke kanan. Gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan
selalu berlawanan arah dengan arah simpangan. Besarnya gaya pemulih menurut
Robert Hooke dirumuskan sebagai berikut.
Fp = -kX (6)3
1
Fitria Sulvi Ulandri “Pengembangan Modul Berbasis Saintifik Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi
Gerak Harmonis di SMA Balung”. Repository Universitas Jember Tahun 2017
2
Dandan Luhur Saraswati “Penggunaan Logger Pro Untuk Analisis Gerak Harmonik Sederhana Pada Sistem Pegas Massa”.
journal.lppmunindra Vol 9, No 2 (2016).
3
Siti Ipah Latifah “Pengaruh Metode Eksperimen Diskusi (ED) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep
Gerak Harmonik Sederhana”. Repository UIN Jakarta Tahun 2015
4
Faisal Hadi Kurniawan “Pengembangan Modul Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana Berbasis Experiental
Learning Terintegrasi Karakter Untuk Siswa Kelas X SMA”. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun 2017.
a. Simpangan gerak harmonik sederhana
2 πt
Y= A sin θ = A sin (ωt ¿ = A sin (7)
T
Keterangan :
Y = simpangan gerak harmonik sederhana (m)
A = amplitudo (m)
T = periode (s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
Besar sudut ( θ ) dalam fungsi sinus disebut sudut fase. Jika partikel mula-mula
berada pada posisi sudut θo, maka persamaanya dapat dituliskan sebagai
berikut.
2 πt t θ
θ=( ωt +θo ) =( T ) (
+ θo atau θ= + o
T 2π ) (9)
dy d
v y= = (A sin ωt ¿ (10)
dt dt
v y =ω A cos ωt (11)
Karena nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum (vmaks ) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut
Vmaks = ω A (12)
a y =−ω 2 sin ωt
a y =−ω 2 Y (13)
Amaks = ω 2 A (14)5
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang melakukan gerak
harmonik sederhana karena kecepatannya.
1 2
Karena, Ek = m v y dan v y =ω A cos ωt , maka :
2
1
Ek = m(ω A cos ωt )2
2
1
Ek = m A2 ω2 cos 2 ωt (15 )
2
Energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik
setimbang. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik
balik.
1
E p= k y2
2
1
E p = mω 2 ¿ ¿
2
1
E p = m A2 ω2 sin2 ωt (16)
2
Energi potensial maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik
balik. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik
setimbang.
c. Energi Mekanik
5
Diana Kusuma Wardani” Pengembangan Majalah Fisika Berbasis Contextual Learning Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Dan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa SMA”. Journal.student.uny Tahun 2018
Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya.
Em = Ek+Ep
1 2 2 2 1 2 2 2
Em = m A ω cos ωt + m A ω sin ωt
2 2
1 2 2
Em = m A ω (cos 2 ωt +sin 2 ωt ¿
2
1 2 2
Em = m A ω + 1
2
1 2 2
Em = m A ω (17)
2
6
Faisal Hadi Kurniawan “Pengembangan Modul Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana Berbasis Experiental
Learning Terintegrasi Karakter Untuk Siswa Kelas X SMA”.Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun 2017
D. CARA KERJA
E. PERTANYAAN
Pertanyaan
1. Tunjukkan bahwa energi total dari suatu benda yang mengalami ghs; Tunjukkan
bahwa energi total dari suatu benda yang mengalami ghs;
1
ETotal = k.A2, A adalah amplitudo getaran
2
2. Berapa perbandingan energi kinetik dan energi potensial dari suatu benda yang
mengalami ghs pada saat simpangannya sama dengan setengah amplitudonya.
3. Sebuah benda bermassa 10 gram mengalami ghs dengan amplitudo 24 cm dan
periode 10 sekon. Pada saat t=0 simpangan benda +24 cm
a. Berapa simpangm benda pada saat t = 0,5 sekon?
b. Berapa besar dan kemana arah gaya pada benda saat t =0,5 sekon?
c. Berapa waktu minimiun yang diperlukan oleh benda untuk bergerak dari
kedudukan awalnya ke titik dimana simpangannya sama dengan - 12 cm.
d. Berapa kecepatan benda pada saat simpangannya - 12 cm.
4. Tunjukkan bahwa persamaan (4) merupakan jawaban dari persamaan gerak (3)
jika;
k
¿
√ m
5. Dari persamaan (4) turunkan kecepatan v dan percepatan dari ghs (gerak harmonis
sederhana)!
6. Tunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami ghs dapat dinyatakan sebagai;
k 2 2
v=±
√ m
( A −x )
7. Tunjukkan bahwa proyeksi pada garis menengah dari benda yang melakukan
gerak melingkar dengan laju tetap merupakan ghs (gerak harmonis sederhana)!
8. Gerak ayunan dari bandul matematis dengan simpangan sudut yang cukup kecil
merupakan ghs. Turunkan rumus perioda dari bandul matematis.
Jawaban :
1 2
1. Ek = m v
2
1
Ek = m¿ ¿
2
1
E p= k y2
2
1
Ep= k ¿ ¿
2
y = A sin (ωt ¿
v = A ω cos (ωt )
k → ω2= k
ω=
√ m m
k = m . ω2
Etotal = Ek + Ep
1 1
= m¿ ¿ + k ¿ ¿
2 2
1 1
= m¿ A2 ω 2 cos2 ωt ¿ + k (A2 sin2 ωt)
2 2
1 1
= mA2 ω 2 cos2 ωt + ¿ ) A2 sin2 ωt
2 2
1
= mA2 ω 2 ¿cos2 ωt +¿ sin2 ωt) → trigonometri (sin2 x+ cos2x = 1)
2
1
¿ k . A 2 .1
2
1 2
= k.A
2
Ek 1
2. = m¿ ¿ ¿
Ep 2
A 2 ω2 cos2 ωt
= 2 2 2
A ω sin ωt
cos2 ωt
=
sin2 ωt
= cot 2 ωt
Ek = Ep
1
y= A
2
1
A sin ωt = A
2
1
sin ωt =
2
1
ωt = sin
2
= 30 °
Ek
=¿ cot 2 ωt
Ep
1
= 2
tan 30 °
1
= 1
3 ( )
√3
3 2 √3
( )= ×
√ 3 √3
2
3
¿ ( √3 )
3
¿ √3
3
=
1
Ek : Ep = 3 : 1
3. a. y = A sin (ωt ¿
2 πt
= A sin
T
2.180. 0,5
= 24 sin
10
= 7,2 cm
b. = −𝑘. 𝑥
= -mω 2 x
2 πt 2
= -10 . ( ) T
.24 cos 18
= -10. 182.22,83
= - 73.969,2 N → ke arah kiri, searah gaya lepas awal
c. saat y =12 maka nilai sin harus bernilai 0,5
y = A sin (ωt ¿
π
12 = 24 sin t → sin36 t=sin30
5
36t = 30
30
t=
36
= 0,83 s
k 2 2
d. v=±
√ m
( A +x )
3240
¿±
√ 10
¿ 3,6 ×105
¿¿
d 2 x −k . x
=
dt 2 m
k.x
A ω 2cos ωt=
m
k k
A . cos ωt= . x
m m
x = A cos ωt ( Terbukti)
5. x = A cos ωt
dx
v=
dt
= - A ω sin ωt
dv −ωA sin ωt
a= =
dt dt
= −ω 2 A cos ωt
= -ω 2 x
6. Em = Ep+Ek
1 1 1
k . A 2= k . x 2+ m . v 2
2 2 2
m . v 2=k . A 2−k . x 2
2 k . A2 −k . x 2
v=
m
2 k 2 2
v = ( A −x )
m
k 2 2
v=±
√ m
( A −x )
2π
7. VO = =2 πAT
r
2π . A m
T=
VO
=2 π
k √
k
8. ω=
√ m
k
2 πf =
m√
Jadi frekuensinya adalah :
1 k
f=
2π m √
Jadi periodenya adalah :
k
f =2 π
√ m