Wardah Uts Fisikakomputasi PDF
Wardah Uts Fisikakomputasi PDF
A. Pendahuluan
Selain konsep turunan, integral merupakan salah satu bahasan yang penting dalam kalkulus. Secara
matematik, integral suatu fungsi direpresentasikan dalam bentuk:
Z b
I= f (x) dx. (2)
a
Persamaan (2) merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel (x) dengan batas integrasi dari
a sampai dengan b. Batas integrasi dalam suatu integral bisa berupa suatu variabel ataupun suatu
konstanta. Secara fisis, integral pada persamaan (2) menggambarkan nilai total atau luasan yang dibatasi
oleh fungsi f (x) dan sumbu x, serta antara batas x = a dan x = b.
Integral memiliki banyak terapan dalam bidang sains. Misalnya, dalam fisika sederhananya integral
dapat digunakan untuk menghitung jarak tempuh s yang dilalui suatu benda R dengan kecepatan v(t)
dalam selang waktu t, atau secara matematis dituliskan sebagai: s(t) = v(t) dt. Contoh lainnya,
dengan menggunakan integral kita juga dapat menghitung panas total yang dapat diserap oleh panel
kolektor dengan luasan dan dalam waktu tertentu. Masih banyak contoh-contoh lain dari kasus fisika
yang menerapkan penggunaan integral untuk penyelesaiannya.
Untuk kasus-kasus integral yang penyelesaian analitiknya agak kompleks bisa didekati secara numerik.
Integrasi numerik adalah suatu cara untuk menghitung aproksimasi luas daerah di bawah fungsi yang
diberikan dan berada dalam selang tertentu. Terdapat banyak metode integrasi numerik yang dapat
digunakan, diantaranya metode rectangular, metode Simpson, dan metode trapezoidal. Dalam tulisan ini
akan dibahas mengenai metode integrasi numerik trapezoidal beserta penerapan dan algoritmanya untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
B. Metode Trapezoidal
Metode trapezoidal adalah suatu cara untuk menghitung integral dengan cara menghitung luas area
integrasi, dimana luas area integrasi sama dengan luas trapesium di bawah kurva f(x) dalam selang a dan
b. Metode ini membagi luasan dibawah kurva f(x) dalam batas-batas a dan b yang diberikan menjadi
beberapa trapesium, kemudian menjumlahkan tiap-tiap luasan trapesium tersebut. Secara matematis,
metode trapezoidal untuk 1 variabel dapat dituliskan sebagai:
Z b
h h h
I= f (x) dx = [f (x0 ) + f (x1 )] + [f (x1 ) + f (x2 )] + . . . + [f (xN −1 ) + f (xN )]
a 2 2 2
N −1
h h X i
= f (x0 ) + f (xN ) + 2 f (xi ) , (3)
2 i=1
Page 1 of 4
Tugas UTS Fisika Komputasi Wardah Amalia (17/418546/PPA/05330)
Selanjutnya, persamaan(4) dapat diselesaikan dengan kembali mengintegralkan fungsi g(x) terhadap va-
riabel x. Secara matematis dituliskan sebagai:
Z xf Z yf Z xf
f (x, y) dy dx = g(x) dx
x0 y0 x0
Z xf Ny −1
hy h X i
= f (x, y0 ) + f (x, yf ) + 2 f (x, yi ) dx. (6)
x0 2 i=1
Dengan mengintegralkan satu-persatu suku di sebelah kanan pada persamaan(6), kemudian disusun kem-
bali, maka akan didapatkan:
Z xf Z yf Ny −1 Nx −1
hx hy h X X
f (x, y) dy dx = f (x0 , y0 ) + f (x0 , yf ) + f (xf , y0 ) + f (xf , yf ) + 4 f (xj , yi )
x0 y0 4 i=1 j=1
Ny −1 x −1
NX i
X
+2 [f (x0 , yi ) + f (xf , yi )] + 2 [f (xj , y0 ) + f (xj , yf )] . (7)
i=1 j=1
Persamaan(7) adalah persamaan integrasi numerik metode trapezoidal untuk integral rangkap 2.
delta1=(b−a)/n
delta2=(d−c)/m
sum0 =0.
for i in range (1,m):
for j in range (1, n):
sum1=f(i*delta1, j*delta2)
sum0 +=sum1
sum2 =0.
for i in range (1, m):
sum3= f(a, i*delta2)+f(b, i*delta2)
sum2 +=sum3
sum4 =0.
for i in range (1, n):
sum5= f(i*delta1, c)+f(i*delta1, d)
sum4 +=sum5
Luas Eksak=4.*pi*R**2
print "Luas permukaan bola (metode trapezoidal)=", Luas
print"Luas permukaan bola (eksak)=", Luas Eksak
Page 2 of 4
Tugas UTS Fisika Komputasi Wardah Amalia (17/418546/PPA/05330)
R 2π R π
Gambar 1: Hasil capture penyelesaian 0 0
R2 cos θ dθ dϕ menggunakan metode trapezoidal dengan
m = 10, n = 10, dan R = 10
Dapat dilihat pada gambar (1) bahwa untuk m = 10, n = 10 perbedaan antara hasil eksak dan
hasil dengan menggunakan metode trapezoidal masih berbeda cukup jauh. Hal ini dikarenakan jumlah
grid masih sangat sedikit sehingga hasilnya masih bersifat kasar dan errornya cukup besar. Untuk
menghasilkan hasil yang lebih mendekati nilai eksaknya, maka selanjutnya dicoba untuk m = 50, n = 50;
m = 100, n = 100; dan n = 500, n = 500 hasilnya berturut-turut ditunjukkan pada gambar (2), gambar
(3), dan gambar (4).
Berdasarkan gambar (2), (3), dan (4) dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah grid maka perbe-
daan antara hasil eksak dan hasil metode trapezoidal semakin kecil. Jumlah grid tentunya berhubungan
dengan step size (dalam algoritma yang dibuat didefiniskan sebagai delta1 dan delta2 ), dimana semakin
banyak jumlah grid maka akan semakin kecil step size nya. Akan tetapi, semakin banyak jumlah grid
maka akan membutuhkan beban komputasi yang lebih besar, misalnya waktu perhitungan komputasinya
menjadi lebih lama. Untuk m = 500 dan n = 500 dalam kasus ini sudah memberikan hasil dengan
ketelitian 2 angka di belakang koma jika dibandingkan dengan hasil analitiknya.
R 2π R π
Gambar 2: Hasil capture penyelesaian 0 0
R2 cos θ dθ dϕ menggunakan metode trapezoidal dengan
m = 50, n = 50, dan R = 10
Page 3 of 4
Tugas UTS Fisika Komputasi Wardah Amalia (17/418546/PPA/05330)
R 2π R π
Gambar 3: Hasil capture penyelesaian 0 0
R2 cos θ dθ dϕ menggunakan metode trapezoidal dengan
m = 100, n = 100, dan R = 10
R 2π R π
Gambar 4: Hasil capture penyelesaian 0 0
R2 cos θ dθ dϕ menggunakan metode trapezoidal dengan
m = 500, n = 500, dan R = 10
Tabel 1: Jumlah grid, hasil metode trapezoidal, dan hasil eksak persamaan (1) dengan menggunakan
nilai jari-jari R = 10
Jumlah grid m Jumlah grid n Hasil trapezoidal Hasil eksak
10 10 1246.28459473 1256.63706144
50 50 1256.22361721 1256.63706144
100 100 1256.53370548 1256.63706144
500 500 1256.63292726 1256.63706144
Page 4 of 4