Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 3C :

1. Rizky Pujiasih (30901800152)


2. Sofa Nova Saris (30901800173)
3. Tika Fira Nita S (30901800180)
4. Uchrizal Febby M (30901800184)
5. Verani Kisworo W (30901800192)
6. Yunita Marina (30901800202)

Potret Indonesia Masa Kini dalam Kurator Seni


Koranpendidikan Menyampaikan aspirasi dan kritik terhadap segala hal berkaitan dengan
Negara tercinta Indonesia ini, tidak hanya terbatas melalui aksi turun jalan maupun lewat tulisan.
Memvisualisasikan ide, gagasan, maupun semua kegelisahan tentang Indonesia dalam bentuk
gambar menjadi jalan baru penyampai kritik konstruk efektif. Memvisualisasikan gagasan dalam
gambar memerlukan kelugasan dalam berpikir, kreatif dan imaginatif, serta perlu kelihaian
dalam penyelarasan gambar dan teks.
Pada tema 100% Indonesia, para kreator menyinggung hal umum yang menjadi ciri khas negeri
ini. Seperti pada komik Bayi ala Indonesia (hal 2) yang memvisualisasikan tentang adat jawa,
“turun tanah”. Dalam adat ini anak akan diberikan pilahan barang-barang yang akrab dalam
kehidupan, seperti cermin, sisir, mainan, dan lain sebagainya. barang yang diambil memiliki
makna dan arti tersendiri dimana menunjukkan minat, bakat anak tersebut kelak. Namun
menariknya, pada komik ini memvisualisasikan anak mengambil remote control televisi,
kemudian menonton sinetron.
Pada tema Tanah Air Saat ini, para komikus banyak menyinggung kebiasaan para pemuda masa
kini baik dari gaya hidup maupun pola pikir. Seperti komik Anak Gaul Socmed (hal 47) dimana
memvisualisasikan anak muda yang hanya sibuk mendokumentasikan setiap aktivitasnya lalu
mengunggah di media sosial, ini sangat jauh dari aktivitas produktif pengembangan pribadi.
Sedangkan pada tema I love Indonesia para komikus mengeksplor kekayaan Indonesia, mulai
dari wisata, kuliner hingga transportasi. 

Pada tema Indonesia (belum)Merdeka (hal 107) menyinggung terkait kegemaran masyarakat


bahasa dan budaya asing dimana tidak diimbangi dengan pelestarian budaya lokal. Selain itu,
masih maraknya perilaku koruptif yang mendarah daging. Seperti komik Suap dan Sogokan (hal
116) yang memvisualisasikan perilaku koruptif para pejabat yang suka memeras rakyat kecil
dengan dialog kucing dengan ikan.

Sedangkan pada tema Seve Indonesia, Save Earth (hal 135), para komikis mengajak pembaca
untuk sama-sama melastarikan lingkungan dan binatang asli Indonesia, tidak hanya itu, para
komikus juga memvisualisasikan akibat dari ulah manusia jika tidak menjaga alam, seperti
banjir, longsor, dan lain sebagainya. Pada tema Semangat Persatuan (hal 161) komikus
menyiratkan pesan tentang semangat persatuan dengan mengesampingkan perbedaan dan
kepentingan pribadi, Indonesia sebagai bangsa yang multikultural harus menjunjung tinggi
toleransi.
Edukasi perpustakaan untuk peserta didik baru

Perpustakaan  merupakan  unsur  penunjang  yang  penting  dalam  proses belajar   di  sekolah. 
Pemanfaatan  perpustakaan  secara optimal  oleh  peserta didik baru  sangat  berperan  dalam
mengantarkan keberhasilan studi mereka. Untuk mengedukasi dan memotivasi dalam 
pemanfaatan  layanan  dan  fasilitas  perpustakaan,  maka Perpustakaan  perlu 
menyelenggarakan  kegiatan  edukasi perpustakaan pada Masa Orientasi Peserta didk (MOS)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan


disebutkan bahwa perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,
meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa

Pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi akan  menumbuhkan


budaya gemar membaca serta meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa.  

Bank Dunia melaporkan Indonesia menempati peringkat terbelakang di antara negara-negara


Asia yang lain yakni hanya dengan angka 51.7.  Pengenalan Pelayanan Bimbingan Membaca
bagi peserta didk. Dilakukan dengan memperkenalkan buku-buku, biografi tokoh-tokoh yang
dapat memberikan inspirasi, dan hasil karya sastrawan. Pada tahap ini, pustakawan harus mampu
meyakinkan peserta didik, bahwa banyak manfaat dari membaca. Karena  “sebaik-baiknya teman
duduk adalah buku”.

Merealisasikan  fungsi perpustakaan dapat meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa 


1. Fungsi perpustakaan sebagai wahana pendidikan, ditunjukkan melalui  keteladanan
Pustakawan dalam membaca buku, sehingga  mempengaruhi pola pikir peserta didik dan
membentuk opini bahwa membaca memang merupakan hal yang utama dalam proses
belajar. Pengenalan  manajemen perpustakaan dapat ditunjukkan melalui  penjelasan
struktur organisasi perpustakaan  disertai  tugas dan kewajibannya. Sehingga, mereka
dapat menghubungi pribadi tersebut bila memerlukan informasi tambahan.
2. Fungsi penelitian, ditunjukkan dengan penugasan guru untuk mencari informasi dari 
koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Karena berfungsi sebagai sumber
informasi dan sumber belajar, maka secara berkala  perlu penambahan bahan pustaka
yang baru,  agar tidak menyurutkan minat baca.
3. Fungsi pelestarian, dilakukan dengan melibatkan peserta didik dalam pengelolaan dan
promosi. Pengelolaan dilakukan pada saat peminjaman dan pengembalian buku materi
pelajaran, di awal dan akhir tahun.
4. Fungsi informasi, pembentukan pustaka remaja yaitu kelompok peserta didik yang
memiliki kepedulian terhadap perpustakaan dan memiliki minat baca tinggi. Mereka
ditugasi untuk membuat synopsis atau resensi buku yang telah dibacanya. Tujuannya
tidak lain adalah memancing minat baca warga sekolah.
5. Fungsi rekreasi  ruangan perpustakaan sekolah harus jauh dari kebisingan. Ketenangan
dan  kenyamanan dari pengguna perpustakaan sekolah itu sendiri. Keberadaan internet
juga merupakan salah satu komponen pendukung untuk mempermudah peserta didik
dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai