Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Keseimbangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia agar


dapat hidup mandiri. Keseimbangan adalah istilah umum yang menjelaskan
kedinamisan postur tubuh untuk mencegah seseorang terjatuh. Secara garis besar
keseimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengontrol pusat massa
tubuh atau pusat gravitasi terhadap titik atau bidang tumpu, maupun kemampuan
untuk berdiri tegak dengan dua kaki yang penting dalam diri seseorang dan sebagai
prekursor untuk inisiasi kegiatan lain dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi
manula.1

Tujuan dari tubuh untuk mempertahankan keseimbangan adalah menyangga


tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat
massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilkan bagian
tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.2

Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu :


sistem vestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik. Pengaturan keseimbangan
di dalam telinga dalam diatur oleh apparatus yang memberikan informasi penting
untuk sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan-gerakan mata dan posisi
tubuh. Aparatus vestibularis terletak di dalam tulang temporalis di dekat koklea-
kanalis semisirkularis dan organ otolit yaitu sakulus dan utrikulus. Pada bagian dasar
kanalis semisirkularis terdapat bagian yang disebut ampula. Di dalam ampula
tersusun banyak sel rambut kecil bersilia. Sel rambut berfungsi sebagai reseptor dan
dinamakan krista. Krista terbenam dalam suatu zat seperti seperti gelatin yang disebut
kupula. Apabila kepala kita melakukan gerakan menggeleng, cairan perilimfe akan
bergoyang dan menstimulasi sel-sel rambut untuk mengirimkan impuls saraf ke otak.
Bagian inilah yang berperan dalam kesetimbangan gerakan. Sementara itu,

1
vestibulum berperan saat terjadi keseimbangan gravitasi yakni gerakan kepala tegak
atau datar. Vestibulum merupakan organ di tengah labirin yang terletak di belakang
koklea. Pada faktanya, keseimbangan tidak hanya terbentuk oleh system vestibular
yang ada di telinga, tapi juga oleh sistem visual dan sensorik manusia. Jika salah satu
dari sistem ini rusak, maka kita akan mengalami pusing atau kehilangan
keseimbangan.3

2
BAB II

ANATOMI SISTEM ORGAN KESEIMBANGAN

A. Anatomi Telinga

Telinga manusia terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam . Bagian
luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam
yang berisi cairan, mengamplifikasi energi suara dalam proses ini. Telinga dalam
berisi dua sistem sensorik : koklea, yang mengandung reseptor untuk mengubah
gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga kita dapat mendengar, dan aparatus
vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan.4

Gambar 1. Anatomi pembagian telinga4

1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga, meatus auditorius eksternus/external
auditory canal (saluran telinga) dan membran timpani (tympanic membrane). Daun
telinga (pinna) adalah lipatan tulang rawan elastis berbentuk seperti
ujung terompet dan dilapisi oleh kulit. Bagian tepi pinggiran daun telinga
adalah heliks; bagian inferior adalah lobulus. Ligamen dan otot menempelkan
daun telinga ke kepala. Meatus auditorius eksternus merupakan

3
tabung melengkung dengan panjang sekitar 2,5 cm (1 inch) terletak di tulang
temporal dan mengarah ke membran timpani. 4
Membran timpani terletak di ujung medial meatus auditorius eksternus
dan membentuk sebagian besar dinding lateral rongga timpani. Membran ini
berbentuk oval dan membentuk sudut sekitar 55° dengan lantai meatus
auditorius eksternus. Meatus auditorius eksternus memanjang dari aurikula
ke membran timpani dan panjangnya sekitar 2,4 cm. Tulang penyusun dinding
meatus auditorius eksternus merupakan tulang rawan di 1/3 bagian lateral dan
tulang keras di 2/3 bagian medial. 4

2. Telinga tengah
Telinga tengah adalah rongga kecil berisi udara di bagian petrosa dari
tulang temporal yang dilapisi oleh epitel. Telinga tengah dipisahkan dari
telinga luar oleh membran timpani dan dari telinga dalam oleh partisi
bertulang tipis yang berisi dua lubang kecil yang ditutupi membran yaitu
jendela oval dan jendela bundar. Struktur selanjutnya adalah
tiga tulang pendegaran yang terletak di dalam telinga tengah disebut osikulus,
yang dihubungkan oleh sendi sinovial. Tulang pendengaran tersebut dinamai
sesuai bentuknya, yaitu malleus, incus, dan stapes. 4

Gambar 2. Anatomi telinga tengah4

4
Osikulus (tulang – tulang pendengaran) juga disokong oleh ligamen dan
otot yang menempel pada struktur tersebut. Otot tensor timpani, yang disuplai
oleh cabang mandibular dari saraf trigeminalis (V), membatasi gerakan dan
meningkatkan ketegangan pada gendang telinga untuk mencegah kerusakan
pada telinga dalam dari suara keras. Otot stapedius, yang disuplai oleh saraf fasialis
(VII), adalah otot rangka terkecil di tubuh manusia. Otot tensor
timpani dan stapedius memerlukan waktu sepersekian detik untuk
berkontraksi, mereka dapat melindungi telinga bagian dalam dari suara keras
yang berkepanjangan, tetapi tidak dengan suara keras yang singkat seperti
suara tembakan. 4
Dinding anterior telinga tengah berisi lubang yang mengarah langsung ke
tuba auditorik (pharyngotympanic), umumnya dikenal sebagai tuba
eustachius. Tuba eustachius adalah saluran dinamis yang menghubungkan
telinga tengah dengan nasofaring. 4

3. Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari dua divisi utama: labirin bertulang di
bagian luar yang membungkus labirin membranosa di bagian dalam. Labirin
bertulang dilapisi dengan periosteum dan mengandung perilimfe. Labirin
membranosa mengandung cairan endolimfe didalamnya. Tingkat ion kalium dalam
endolimfe sangat tinggi untuk cairan ekstraseluler, dan ion kalium berperan dalam
pembentukan sinyal pendengaran. Labirin terletak dalam pars petrosa os temporalis
dan dibagi atas koklea (alat pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat
keseimbangan). 4
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
kanalis semisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus
dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu penebalan atau
makula sebagai mekanoreseptor khusus. Urtikulus, sakulus, dan bagian kanalis

5
semisirkularis yang melebar (ampula) mengandung organ reseptor yang berfungsi
untuk mempertahankan keseimbangan. Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel
penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe,
sedang duktus semisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. Ketiga
duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus. 4

Gambar 3. Anatomi telinga dalam4

Tiap kanalis semisirkularis berakhir di ruang yang memiliki sel rambut kecil di
dalamnya. Ruang-ruang ini disebut ampullae. Setiap kali kita menoleh, telinga bagian
dalam ikut berputar. Tetapi dibutuhkan waktu yang singkat untuk cairan di kanalis
semisirkularis dan ampula untuk bergerak dengan kepala kita juga. Artinya, sel-sel
rambut sensorik di telinga dibengkokkan oleh cairan "lambat". Sel-sel rambut
kemudian mengirimkan informasi ini ke otak melalui saraf. Masing-masing dari tiga
kanalis semisirkularis bertanggung jawab atas arah gerakan kepala : Salah satu kanal
merespon ketika kepala miring ke atas atau ke bawah,salah satu kanal menanggapi
dengan miring ke kanan atau ke kiri, dan satu menanggapi itu berputar ke samping.
Organ otolith ditemukan secara diagonal di bawah kanalis semisirkularis dan
memiliki fungsi serupa: Terdapat juga sel rambut sensorik tipis di kedua organ
tersebut. Perbedaannya adalah, tidak seperti di kanalis semisirkularis, terdapat kristal
kecil pada sel rambut seperti kerikil. Kristal ini disebut otolith. Organ otolith

6
mendeteksi percepatan, misalnya saat naik lift, jatuh. Informasi yang berasal dari
sistem vestibular diproses di otak dan kemudian dikirimkan ke organ lain yang
membutuhkan informasi tersebut, seperti mata, persendian, atau otot. Ini
memungkinkan kita untuk menjaga keseimbangan dan mengetahui posisi tubuh kita.
Dalam beberapa situasi, misalnya di kapal atau pesawat, organ sensorik yang berbeda
(misalnya mata dan organ keseimbangan) mengirimkan pesan yang kontradiktif ke
otak. Hal ini dapat menyebabkan kita merasa tidak enak badan, pusing atau mual.
Sistem vestibular sangat sensitif pada anak-anak, dan bereaksi lebih lambat terhadap
gerakan seiring bertambahnya usia. Infeksi telinga bagian dalam dan masalah lain
juga dapat memengaruhi seberapa baik keseimbangan kita bekerja. 4

B. Vaskularisasi Telinga Dalam


Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirinti cabang A. Cerebelaris
anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk
ke meatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A.
Kohlearis communis yang bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A.
Vestibulokohlearis. A. Vestibularis anterior memperdarahi N. Vestibularis, urtikulus
dan sebagian duktus semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai di mediolus daerah
putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan cabang
kohlea. Cabang vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis
semisirkularis dan ujung basal kohlea. Cabang kohlea memperdarahi ganglion
spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligament spiralis. A. Kohlearis berjalan
mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus dan di dalam kohlea mengitari
modiolus. Vena dialirkan ke V.Labirinti yang diteruskan ke sinus petrosus inferior
atau sinus sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktus vestibularis dan
kohlearis ke sinus petrosus superior dan inferior.5

7
Gambar 4. Vaskularisasi telinga dalam5

C. Persyarafan Telinga Dalam


N.Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang dibentuk oleh bagian koklear dan
vestibular, di dalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar
N.Fasialis dan masuk batang otak antara pons dan medula. Sel-sel sensoris
vestibularis dipersarafi oleh N.Koklearis dengan ganglion vestibularis (scarpa)
terletak di dasar dari meatus akustikus internus.5

Gambar 5. Persyarafan telinga dalam5

8
BAB III

FISIOLOGI KESEIMBANGAN

1. Definisi Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi atas setiap


perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali. Keseimbangan
ini terdiri atas keseimbangan statis (tubuh dalam posisi diam) dan keseimbangan
dinamis (tubuh dalam posisi bergerak). Keseimbangan statis diperlukan saat
duduk atau berdiri diam. Keseimbagan dinamis diperl ukan saat jalan, lari atau
gerakan berpindah dari satu titik ke titik yang lainnya dalam suatu ruang.1,2

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan equilibrium


baik statis maupun dinamis ketika tubuh ditempatkan pada berbagai posisi.
Equilibrium adalah sebuah bagian penting dari pergerakan tubuh dalam
menjaga tubuh tetap stabil sehingga manusia tidak jatuh walaupun tubuh berubah
posisi. Keseimbangan merupakan integrasi yang kompleks dari sistem
somatosensorik (visual, vestibular, proprioceptive) dan motorik (musculoskeletal,
otot, sendi jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak terhadap
respon atau pengaruh internal dan eksternal tubuh. 1,2

2. Klasifikasi keseimbangan
a. Keseimbangan statis
Keseimbangan statis yang merupakan kemampuan untuk mempertahankan
posisi tubuh dimana Center of Gravity (COG) tidak berubah atau menjaga
kesetimbangan pada posisi tetap. Contoh keseimbangan statis saat berdiri
dengan satu kaki menggunakan papan keseimbangan. 1,2

9
b. Keseimbangan dinamis
Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi
tubuh dimana COG selalu berubah atau kemampuan untuk mempertahankan
kesetimbangan ketika bergerak pada landasan yang bergerak (dynamic
standing) yang akan menempatkan tubuh ke dalam kondisi yang tidak stabil,
contoh keseimbangan dinamis yaitu saat berjalan atau bergerak dari satu tempat
ke tempat lain. 1,2

3. Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan
postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Banyak
komponen fisiologis dari tubuh manusia memungkinkan kita untuk melakukan
reaksi keseimbangan. Beberapa jenis reseptor sensorik di seluruh kulit, otot, kapsul
sendi dan ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali perubahan
lingkungan baik internal maupun eksternal pada setiap sendi dan akhirnya
berpengaruh pada peningkatan keseimbangan. Bagian paling penting adalah
proprioception yang bertugas menjaga keseimbangan.1,3
Proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan dari sistem visual,
vestibular dan sensorimotor yang masing-masing memainkan peran penting dalam
menjaga stabilitas postural. Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh
akan ditangkap oleh respetor vestibuler, visual dan propioseptik. Pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh pertama ada di inti vertibularis yang menerima impuls
aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler. Cerebellum selain merupakan pusat
integrasi kedua juga merupakan pusat komparasi informasi yang sedang
berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori
gerakan yang pernah dialami masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli.
Selain cerebellum, informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori
prefrontal korteks cerebri. Integrasi sensorik, motorik dan komponen pengolahan

10
yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama selama tubuh bergerak.
Sistem sensorimotor mencakup informasi yang diterima melalui reseptor saraf yang
terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan dan geometri tulang yang terlibat
dalam struktur setiap sendi. Bagian yang bertanggung jawab untuk proprioception
umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen dan kapsul sendi sementara tekanan
reseptor sensitif terletak di fasia dan kulit.4

Gambar 6. Keseimbangan dapat dicapai dan dipertahankan oleh seperangkat sistem


kontrol somatosensorik yang kompleks3

4. Mekanisme Keseimbangan Tubuh


Mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan dimulai ketika reseptor di mata
menerima masukan penglihatan, reseptor di kulit menerima masukan kulit, reseptor di
sendi dan otot menerima masukan proprioseptif dan reseptor di kanalis semikularis
dan organ otolith (yaitu organ yang mengandung sel rambut dan sel penyangga yang
ditutupi oleh suatu membran yang pada permukaannya tertanam kristal-kristal
kalsium karbonat atau otolith) menerima masukan vestibular.3,4

11
Seluruh masukan atau input sensoris yang diterima disalurkan ke nukleus
vestibularis yang ada di batang otak, kemudian terjadi proses di cerebellum dan dari
cerebellum informasi disalurkan kembali ke nukleus vestibularis. Terjadilah output
atau keluaran ke neuron motorik otot ekstremitas dan badan berupa pemeliharaan
keseimbangan dan postur yang diinginkan. Keluaran ke neuron motorik otot mata
eksternal berupa kontrol gerakan mata dan keluaran ke sistem saraf pusat (SSP)
berupa persepsi gerakan dan orientasi. Mekanisme tersebut jika berlangsung
dengan optimal akan menghasilkan keseimbangan yang optimal. 3,4
Sistem indera yang bekerja secara bersamaan juga berperan menjaga
keseimbangan tubuh, jika salah satu sistem mengalami gangguan maka akan terjadi
gangguan keseimbangan pada tubuh (inbalance). Sistem indera yang berperan
mengatur/mengontrol keseimbangan seperti visual, vestibular dan somatosensoris . 3,4

Gambar 7. Elemen utama dari system keseimbangan4

12
a. Sistem Vestibular
Secara sederhana, sistem vestibular merupakan sebuah sistem yang
bertanggungjawab terhadap orientasi tubuh dalam ruang, baik saat kita sedang
duduk, berdiri, tidur dan lain sebagainya. Sistem vestibular berperan penting dalam
keseimbangan, gerakan kepala dan gerak bola mata. Sistem vestibular meliputi
organ-organ di telinga bagian dalam dan berhubungan dengan sistem visual dan
pendengaran untuk merasakan arah dan kecepatan gerakan kepala. Gangguan
fungsi vestibular dapat menyebabkan vertigo atau gangguan keseimbangan. Alergi
makanan, dehidrasi dan trauma kepala atau leher dapat menyebabkan disfungsi
vestibular. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata
terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Kemudian pesan diteruskan melalui
saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak (brain stem).
Beberapa stimulus tidak menuju langsung ke nukleus vestibular tetapi ke
cerebellum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth,
formasi (gabungan reticular) dan cerebellum. Hasil dari nukleus vestibular menuju
ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang
menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot
punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga
membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot
postural. 1,4

13
Gambar 8. Skema representasi efek biomekanik dari kemiringan kepala 4

Gambar 9. Pengaktifan utrikulus saat perubahan posisi kepala 1

14
b. Sistem Visual
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Mata melakukan
hal sederhana yaitu mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap.
Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Keseimbangan akan terus
berkembang sesuai umur dan mata akan membantu agar tetap fokus pada titik
utama untuk mempertahankan keseimbangan serta sebagai monitor tubuh selama
melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan merupakan sumber utama
informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran
penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat
kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari
obyek sesuai jarak pandang. Dengan input visual, maka tubuh manusia
dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sehingga sistem
visual langsung memberikan informasi ke otak, kemudian otak memberikan
informasi agar sistem musculoskeletal (otot dan tulang) dapat bekerja secara
sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Dengan
informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang
sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.1,5

Gambar 10. Sistem visual untuk mengatur postur tubuh5

15
c. Sistem Somatosensori
Sistem somatosensori adalah sistem sensorik yang beragam yang terdiri dari
reseptor dan pusat pengolahan untuk menghasilkan modalitas sensorik seperti
sentuhan, temperatur, proprioseptif (posisi tubuh) dan nosiseptif (nyeri). Reseptor
sensorik menutupi kulit dan epitel, otot rangka, tulang dan sendi, organ dan sistem
kardiovaskular. Informasi proprioseptif disalurkan ke otak melalui kolumna
dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju
serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus
medialis dan thalamus. Pada otak, bagian yang berfungsi sebagai pusat pengatur
keseimbangan adalah serebelum. Serebelum adalah bagian otak yang seukuran bola
kasti dan terletak di bawah lobus oksipitalis dan melekat ke punggung bagian atas
bagian otak. Di serebelum ditemukan lebih banyak neuron individual daripada di
bagian otak lainnya dan hal ini menunjukkan pentingnya struktur ini. Sistem saraf
menggunakan serebelum untuk mengkoordinasikan fungsi pengatur motorik pada tiga
tingkatan, sebagai berikut :3,6

Gambar 11. Organisasi fungsional cerebellum6

16
1. Vestibuloserebelum
Bagian ini pada prinsipnya tediri dari lobus flokulonodular serebral kecil (yang
terletak di bawah serebelum posterior) dan bagian vermis yang berdekatan. Bagian
ini menyediakan sirkuit neuron untuk sebagian besar gerakan keseimbangan tubuh. 7

2. Spinoserebelum
Bagian ini sebagian besar terdiri dari vermis serebelum posterior dan anterior
ditambah zona intermedia yang berdekatan pada kedua sisi vermis. Bagian ini
terutama merupakan sirkuit untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan bagian
distal anggota tubuh, khususnya tangan dan jari. 7

3. Serebroserebelum
Bagian ini terdiri dari zona lateral besar hemisferium serebeli, di sebelah lateral
zona intermedia. Bagian ini sebenernya menerima semua inputnya dari korteks
serebri motorik dan korteks premotorik serta korteks serebri somatosensorik yang
berdekatan bagian ini menjalarkan informasi outputnya ke arah atas, kembali ke
otak, berfungsi sebagai alat umpan balik bersama dengan seluruh sistem
somatosensorik korteks serebri untuk merencanakan gerakan voluntar tubuh dan
anggota tubuh yang berurutan, merencanakan semua ini secepat sepersepuluh detik
sebelum gerakan terjadi. 7

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan8


a. Usia
Letak titik berat tubuh berkaitan dengan pertambahan usia. Pada anak-anak
letaknya lebih tinggi karena ukuran kepala anak relatif lebih besar dari kakinya yang
lebih kecil. Keadaan ini akan berpengaruh pada keseimbangan tubuh, dimana
semakin rendah letak titik berat terhadap bidang tumpu akan semakin mantap atau
stabil posisi tubuh.

17
b. Jenis Kelamin
Meski banyak sumber yang menyatakan bahwa jenis kelamin tidak
berpengaruh pada keseimbangan, ada yang harus dipertimbangkan terkait pengaruh
jenis kelamin pada keseimbangan. Perbedaan keseimbangan tubuh berdasarkan
jenis kelamin antara pria dan wanita disebabkan oleh adanya perbedaan letak titik
berat. Pada pria letaknya kira-kira 56% dari tinggi badannya sedangkan pada wanita
letaknya kira-kira 55% dari tinggi badannya. Pada wanita letak titik beratnya rendah
karena panggul dan paha wanita relatif lebih berat dan tungkainya pendek.

c. Kekuatan Otot
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau grup otot menghasilkan
tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun secara
statis. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat
merupakan otot yang dapat berkontraksi dan relaksasi dengan baik, jika otot kuat
maka keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik seperti
berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya.

d. Index Massa Tubuh (IMT)


Indeks massa tubuh merupakan alat atau cara yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa. IMT tidak bisa digunakan untuk anak-anak,
bayi baru lahir, dan wanita hamil khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Kriteria IMT digunakan standart dari WHO yaitu bagi orang
Asia, dengan nilai normal yaitu 18,5-22,9. Berdasarkan hasil penelitian ternyata IMT
yang tinggi pada kriteria overweight 23-24.9 mempengaruhi tingkat keseimbangan
seseorang dan berdasarkan hasil penelitian didapatkan korelasi yang tinggi antara
IMT dengan keseimbangan pada usia 20-40 tahun.

18
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah suatu gerakan fisik yang dapat menyebabkan
terjadinya kontraksi otot. Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebugaran jasmani,
koordinasi, kekuatan otot yang berdampak pada perbaikan keseimbangan tubuh.

f. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)


Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan
massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh
dalam keadaan seimbang. Titik berat tubuh manusia terletak kira-kira setinggi
sepertiga bagian atas tulang sacrum, kalau tubuh dalam posisi berdiri tegak.
Semakin rendah atau dekat letak titik berat ini terhadap bidang tumpu akan semakin
mantap atau stabil posisi tubuh. Pada posisi berbaring titik berat tubuh akan
rendah,yakni letaknya dekat bidang tumpuan, dibandingkan dalam posisi duduk,
berdiri atau melompat ke atas, sehingga posisi tubuh berbaring akan lebih mantap
dibandingkan dengan posisi duduk atau berdiri. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi
oleh empat faktoryaitu: ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu,
ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

g. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)


Garis gravitasi (Line Of Gravity) adalah garis imajiner yang berada vertikal
melalui pusat gravitasi. Garis ini adalah garis vertikal yang melalui titik pusat
bidang tumpuan. Garis ini sering disebut garis gaya gravitasi. Derajat stabilitas
tubuh ditentukan oleh hubunganantara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan base
of support (bidang tumpu). Semakin dekat letak garis berat ini dengan titik pusat
bidang tumpuan, apalagi melaluinya, akan semakin stabil posisi tubuh. Dalam
posisi berdiri garis gravitasi tubuh ini akan melalui pusat gravitasi dan juga titik
pusat bidang tumpuan, olah sebab itu posisi berdiri tegak lebih stabil dibandingkan
dengan posisi badan yang condong ke depan, belakang atau samping. Letak garis
gravitasiberubah-ubah sesuai dengan bergesernya titik berat kearah depan,

19
belakang atau samping. Bila tubuh bagian atas (kepala dan dada) menjulur ke
depan, maka pusat gravitasi tubuh akan berpindah ke depandan dengan sendirinya
garis gravitasi juga akan bergeser ke depan. Oleh sebab itu ada usaha dari tubuh
untuk menggeser letak pusat gravitasi dan dengan sendirinya garis gravitasi tubuh
akan bergeser ke belakang atau mendekati titik pusat bidang tumpuan, caranya
dengan menarik bagian badan lainnya (tungkai atau lengan) ke belakang sehingga
terjadi keseimbangan.

h. Bidang Tumpu (Base of Support-BOS)


Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh yang
berhubungandengan permukaan tumpu. Permukaan tumpu adalah dasar tempat
bertumpu atau berpijak tubuh baik di lantai, tanah, balok, kursi, meja, tali atau
tempat lainnya. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu,tubuh dalam
keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu.
sebab itu ada usaha dari tubuh untuk menggeser letak pusat gravitasi dan dengan
sendirinya garis gravitasi tubuh akan bergeser ke belakang atau mendekati titik
pusat bidang tumpuan, caranya dengan menarik bagian badan lainnya (tungkai atau
lengan) ke belakang sehingga terjadi keseimbangan. Semakin besar
bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki tubuh
akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki atau saat posisi berbaringtubuh
dalam posisi stabil atau mantap dibandingkan dengan posisi duduk atau berdiri.
Sebab bidang tumpuhanya selebar pinggul/pantat dan tungkai (bersila) atau sebesar
kedua telapak kaki saja. Jika berdiri, jalan atau lari maka bidang tumpunyakecil,
hanya seluas telapak kaki. Apalagi bila sedang melompat,dalam posisi melayang
jelas tidak ada bidang tumpuan sehingga keseimbangan tubuhakangoyang atau
labil. Semakin luas dan dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas
tubuh makin tinggi.

20
6. Tes Keseimbangan
Keseimbangan dapat dibagi menjadi 2 kriteria, yaitu keseimbangan statis
dan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan
posisi tubuh dimana Center of Gravity (COG) tidak berubah. Contoh
keseimbangan statis saat berdiri dengan satu kaki, menggunakan papan
keseimbangan.
Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh
dimana COG selalu berubah, contoh saat berjalan.
Terdapat banyak tes untuk menguji keseimbangan baik statis maupun
dinamis, salah satu tes tersebut adalah Standing Stork Test (SST). Standing Stork
Test atau yang biasa disebut one leg stand (berdiri dengan satu kaki) adalah alat
ukur untuk mengetes kemampuan keseimbangan statik atlet saat berdiri satu kaki
dengan mata tertutup. Untuk tes keseimbangan fungsional Standing Stork Test
umumnya dipakai sebagai gold standart dibandingkan test keseimbangan lainnya
pada usia 15-30 tahun seseorang mampu berdiri dengan satu kaki dengan rata-rata
tertinggi 26-39 detik.

Subjek memulai Standing Stork Test dengan berdiri secara nyaman


dengan dua kaki dengan tangan di pinggang dan diinstruksikan untuk mengangkat
satu kaki dan meletakkan jari kaki di kaki yang diangkat tersebut pada lutut kaki
sebelahnya. Subjek kemudian diminta untuk mengangkat tumit dan berjinjit jika
diperintah. Penghitung waktu dijalankan ketika subjek mulai berjinjit. Penghitung
waktu dihentikan jika salah satu atau kedua tangan terlepas dari pinggang, kaki
penopang bergeser atau berpindah ke arah manapun, kaki yang tidak menopang
terlepas dari lutut kaki penopang, maupun bila tumit kaki penopang menyentuh
tanah. Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan
meminimalisir terjadinya kesalahan.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood Lauralee, 2011. Fisiologi Manusia Edisi 6. Jakarta EGC, 2011.


2. Hapsari, I.I., Puspitawati, I., & Suryaratri, R.D. 2017. Psikologi Faal. Bandung:
Remaja Rosdakarya
3. NCBI, 2017. How does our sense of balance work.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279394
4. Nugroho S Puguh, 2009. Anatomi dan fisiologi. SMF Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei –
Agustus 2009. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
thtklada99f6a28full.pdf.
5. Duvall,A. J., 2015. Embriologi, Anatomi, dan Fisiologi Telinga. BOIES Buku
Ajar Penyakit THT Ed.6. Jakarta: EGC
6. Mary Ann Watson, Owen Black and Matthew Crowson, 2016. The Human
Balance System: A Complex Coordination of Central and Peripheral Systems.
VeDA Life Balanced publications. https://vestibular.org/wp-
content/uploads/2011/12/Human-Balance-System_36.pdf
7. Marcel-André Boillat. Chapter 11 - Sensory Systems. Encyclopaedia of
Occupational Health and Safety. From the international labour office.
http://www.ilocis.org/documents/chpt11e.htm
8. Khan, M. Karim, dkk, 2001. Exercise in the Prevention of Falls in Older People:
A Systematic Literature Review Examining the Rationale and the Evidence.
https://www.researchgate.net/figure/The-3-sensory-systems-that-control-posture-
vestibular-visual-and-somatosensory_fig1_11944098
9. Anonym,
https://learninglink.oup.com/static/5c0c469f2f1fd500128f5aca/index.html
10. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008

22
11. Risangdiptya G, 2016. Faktor-faktor keseimbangan.
http://eprints.undip.ac.id/50545/3/GERRY_RISANGDIPTYA

23

Anda mungkin juga menyukai