Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi Dan Ba
Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi Dan Ba
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neonatus
2.1.1 Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010)
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat
2.1.2 Manifestasi klinis neonatus normal
Menurut Sarwono Prawiroharjo tahun 2002 :
1) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun
sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
2) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan
pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan
hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.
3) Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
4) Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
5) Panjang badan lahir 48-52 cm.
6) Lingkar kepala 33-35cm.
7) Lingkar dada 30-38 cm.
8) Lingkar lengan atas 11 cm.
9) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
10) Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
memeluk.
11) Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan,
bayi akan mengengam.
12) iGenatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan).
13) Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).
14) Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.mekonium
bewarna coklat kehijauan.
15) Kesadaran
Enam keadaan tentang kesadaran pada bayi baru lahir :
o Menangis
Keadaan menangis bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif
menangis. Tangis yang normal adalah kuat dan keras/nyaring.
o Tidur nyenyak
Keadaan tidur tenang bayi jarang bergerak dan pernapasan lambat serta teratur.
o Tidur dengan gerakan mata yang tepat (REM, rapid eye movement)
Keadaan tidur REM bayi bernafas tidak teratur dan meringis serta gerakan mata
yang cepat.
o Aktif - sadar
Keadaan aktif-sadar, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif dengan
ekpresi wajah tenang atau meringis.
o Tenang - sadar
Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tapi relaks. Mata terbuka dan terfokus.
o Transisional
Keadaan transisional bayi mengalami dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar
lainnya.
5) Bercak mongolian
Terkadang, terdapat area bercak lebar hitam berpigmen pada bokong atau
bagian bawah bayi dengan warna kulit kuning, menghilang sekitar 1 atau 2 tahun
pertama.
6) Tanda lahir (nevi)
Bersifat sementara dan permanen, akibat kelainan struktur pigmen, pembuluh
darah rambut atau jaringan lainnya.
7) Ikterik
Warna kuning pada kulit atau sklera mata disebabkan karena bilirubin
berlebihan dalam darah dan jaringan, imaturitas hepar bayi baru lahir, menghilang
sekitar hari ke tujuh yang biasa disebut ikterik neonatum.
c. Rambut dan kuku
Rambut bayi mungkin panjang dan tebal atau mungkin botak, bulu mata dan
alis terdapat sejak lahir. Kuku jarinya mungkin panjang dan cukup tajam.
d. Payudara
Payudara pada bayi laki-laki dan perempuan mungkin terlihat membesar
karena banyaknya hormon wanita dan darah ibu, kadang mensekresi colostrom.
e. Genetalia
Pada laki-laki testis normalnya turun selam kehidupan intrauterin dan telah
berada pada kantung skrotum pada saat lahir. Pada bayi perempuan labia minora
dan klitorisnya mungkin membengkak saat lahir akibat tingginya hormon wanita
dalam darah ibu. Keluaran lendir putih pada vagina kadang dengan darah
(perdarahan withdrawal). Reflek yang ditemukan pada neonatus yang normal
menurut Ladewidg (2005 : 174) adalah sebagai berikut
2.1.8 Komplikasi
Masalah bayi baru lahir Menurut Saiffudin (2006 : 337) :
1. Asfiksia
2. Gangguan nafas
3. Hipotermi / hipertermi
4. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
5. Dehidrasi
6. Ikterus
7. Infeksi / sepsis
8. Tetanus neonatonum
9. Kejang
10. Cidera lahir
Tanda bahaya baru lahir menurut Depkes RI Tahun 2008 adalah :
1. Tidak dapat menyusu
2. Kejang
3. Mengantuk dan tidak sadar
4. Nafas cepat (>60 per menit)
5. Merintih
6. Retraksi dinding dada bawah
7. Sianosis sentral
2.1.9 Penatalaksanaan
Penanganan Bayi Baru Lahir Normal menurut Mochtar, Rustam. 1998:
1. Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan
pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.
2. Jam lahir dicatat dengan stop-watch.
3. Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih
rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
4. Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit
dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.
5. Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta
menggerakkan tangan dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.
6. Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran
darah, air ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang
membersihkannya dengan minyak kelapa atau minyak zaitun.
7. Jangan lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.
8. Bayi ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya kemudian
dicatat dalam status.
9. Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk
mencegah Blenorrhoe.
10. Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi
laki-laki, periksa apakah ada femosis dan apakah descensus testiculorum telah
lengkap. Di beberapa Negara barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan
sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.
11. Apgar Score
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5
variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek).
Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).
SKOR APGAR
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1. Denyut jantung
2. Usaha nafas
3. Tonus otot
4. Reflek
5. Warna kulit
TOTAL
Penilaian
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dlm keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan
tindakan resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi.
Sedangkan Penanganan bayi selama dalam perjalanan ke tempat rujukan(Depkes
Ri, 2008) :
1. Menjaga bayi tetap hangat dengan melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu atau
orang lain
2. Selimuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada kepala bayi
3. Lindungi bayi dari sinar matahari langsung
4. Mendorong ibu menyusui selama perjalanan
5. Jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan memakan waktu lenih dari 3 jam,
mintalah ibu untuk memeras ASI dan memberikannya ke bayi dengan cangkir
2.2 Bayi
2.2.1 Pengertian
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002).
Mnurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan
pembagian sebagai berikut:
a. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
1)Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
2)Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada
batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi
juga rentan terhadap kematian.
2.2.2 Manifestasi klinis
1. Sistem Pernafasan
Saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit, membran mukosa mudah
rusak dan sensitif terhadap trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap rokok
dari orang lain). Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
2. Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambar, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada
tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.
3. Sistem Ginjal
Beban kerja ginajl dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan meningkat,
kemungkinan air kemih bayi akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda,
disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.
4. Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 ml dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama
kehidupan. Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim
terjadi. Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke-10 hampir
tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi. Waktu
pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Jumlah enzim amilase dan lipase
terdapat dalam jumlah yang tidak tercukupi sehingga bayi kesulitan dalam
mencerna lemak dan karbohidrat. Pada saat makanan masuk segera terjadi
peristaltik cepat sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan
lambung.
5. Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermi dikarenakan karena belum matangnya
hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi.
Seorang bayi yang mengalami kedinginn membutuhkan kalori dan oksigen untuk
meningkatkan suhu tubuhnya. Hipertermi rentan terjadi akibat berada dekat pada
sumber radiasi panas, dapat juga diakibatkan karena terjadinya infeksi.
6. Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama
yang masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan
lokalisasi infeksi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah
berubah menjadi infeksi umum. Terdapat imunoglobin utama pada bayi, yaitu
IgG, IgA dan IgM.
IgG melewati barier plasenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir. IgA
melindungi terhadap infeksi saluran pernafasan, gastrointestinal dan mata. Kadar
igA mencapai kadar dewasa dalam waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI. IgM
mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun. ASI terutama kolostrum memberikan
kekebalan pasif.
7. Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sperma setelah memasuki masa pubertas. Anak
perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur sejak masa bayi. Bayi
perempuan dapat mengalami (pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara,
kadang disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari ke 4 atau ke 5 setelah
kelahiran. Hal ini hanya berlangsung sebentar.
8. Sistem muskuloskeletal
Ubun-ubun kecil dan fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8
minggu.
9. Sistem neurologi
Sistem neurologi pada bayi relatif belum matang setelah lahir. Keberadaan refleks
fisiologis pada bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem
saraf dan sistem muskuluskeletal.
10. Panca Indra
a. Indra penglihatan
Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih
yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia. Jarak fokus adalah 15-20 cm
yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya pada saat
menyusui. Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan muka ibunya dari muka
yang tidak dikenal. Perhatian pada warna, vaariasi dan kompleksitas pola
berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan bayi.
b. Indra penciuman
Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu terutama
ASI. Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau
susu orang lain.
c. Indra pengecapan
Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan
kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d. Indra pendengaran
Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara
dalam lingkungan sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara. Pada akhir
bulan pertama, bayi baru lahir lebih menyukai suara ibunya dari pada orang lain
dengan merasa tenang dengan suara-suara bernada rendah.
e. Indra peraba/sentuhan
Bayi mudah memperlihatkan reaksi terhadap berbagai hal dengan adanya
beberapa refleks fisiologis. Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan. Bayi merasa
senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian
dan gerak ayun. Bayi bereaksi terhadap sentuhan dan adanya refleks gemgam
untuk memperkuat hubungan.
2.2.3 Rencana asuhan pada bayi
Secara umum, WHO merekomendasikan bahwa, kesehatan bayi baru lahir
sangat ditentukan pelayanan kesehatan dengan prinsip sebagai berikut :
1. Persalinan bersih dan aman
2. Mulai pernafasan spontan
3. Mempertahankan suhu tubuh dengan mencegah hipotermi
4. Menyusui segera setelah lahir
5. Pencegahan dari keadaan sakit dan penyakit
Sedangkan menurut Wafi Nur Muslihatun tahun 2010, rencana disusun dan
dilaksanakanberdasarkan hasil interpretasi data yang tertulis di assasment. Dalam
pemberian asuhan primer pada bayi, bidan harus melakukan beberapa pendidikan
kesehatan melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), serta konseling.
Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang
perawatan bayi, antara lain :
1. Pemilihan tempat tidur yang tepat
tempat tidur bayi harus hangat, diletakkan di dekat tempat tidur ibu. Tempat tidur
bayi dan ibu yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur pada satu tempat yang sama,
dapat menyebabkan kematian bayi yang tidak disengaja. Ruang perawatan bayi di
bagian kebidanan di sebuah rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, adalah
tempat untuk merawat bayi bermasalah, dan bukan tempat yang tepat bagi bayi
sehat.
2. Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk
mempertahankan verniks caseosa dalam tubuh bayi yang berguna stabilisasi suhu
tubuh. Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan menyekanya secara lembut
dan memperhatikan lipatan kulitnya. Sabun dengan kandungan cholorophene
tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem saraf
bayi.
3. Mengenakan pakaian bayi
Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Pakaian
berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi. Hindari kain yang menyentuh leher,
karena bisa mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas bayi
membutuhkan pakaian dalam dan popok.
4. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dengan tidak membubuhkan sesuatu pada pusar
bayi. Menjaga pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas pada
minggu pertama.
5. Perawatan hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. hindari
memasukkan gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
6. Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan
menuangkan minyak hangat ke dalam kanal/lubang telinga karena akan lebih
menambah kotoran dalam telinga.
7. Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau empat hari
sekali. kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada
kulit bayi.
8. Kapan membawa bayi ke luar rumah
Di bawa keluar selama satu atau dua jam sehari.
9. Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi
dasar. Imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Imunisasi
hepatitis B1 sudah diberikan segera setelah bayi lahir. Imunisasi hepatitis B2
diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi hepatitis B1, yaitu
pada usia 1 bulan. Imunisasi polio oral dosis awal telah diberikan setelah lahir,
sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi oral ke 2 diberikan dengan
interval minimal 4 minggu setelah imunisasi polio oral pertama yaitu 1 bulan.
Apabila imunisasi polio diberikan dengan innactivated polio vaccine (IPV), maka
diberikan pada saat bayi berusia dua bulan nanti.
10. Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
11. Perawatan intensif
Bayi pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan
membutuhkan perawatan intensif sesuai dengan komplikasi/masalah yang
menyertai bayi.
12. Perawatan lain
Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain dan pemantauan berat
badan. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.
2.3 Balita
2.3.1 Pengertian
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).
2.3.2 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan umum
a. Kesadaran : composmetis, apatis, somnolen,sopor, koma, delirium
b. Tanda Vital : TD: normal balita : 99/65 mmHg
N : 105-110 x/menit
S : 36-37,50C
RR: 30-50 x/menit
2.Pemeriksaan kulit, kuku,rambut dan kelenjar getah bening
Pemeriksaan kulit : menilai pigmentasi, sianosis, ikterus, ekzema, pucat,dll
Pemeriksaan kuku : warna, bentuk, keadaan
Pemeriksaan rambut : menilai warna, kelebatan, distribusi, dll
Pemeriksaan kelenjar getah bening : palpasi daerah leher atau inguinal.
3.Pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala : lingkar kepala dan ubun-ubun
b. Wajah : kesimetrisan, paralisis wajah, pembengkakan
c. Mata : menilai visus, palpebra, kelenjar lakrimalis, sklera, kornea
d. Telinga : bentuk, besar dan posisi, membran tympani, serta fungsi
e. Hidung : menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis
f. Mulut : trismus, halitosis, edema, peradangan gusi, kelainan lidah
g. Faring : hiperemia, edema, abses dan adanya suara sesak
h. Laring : obstruksi laring disertai stridor, batuk dan suara sesak
i. Leher : Tekanan vena jungularis, massa pada leher
4.Pemeriksaan dada
a. Payudara : kelainan payudara, ginekomastia patologis, galaktore
b. Paru : Kesimetrisan, suara nafas
c. Jantung : Palpasi denyut apikal, suara, irama, dan bising jantung
d. Abdomen : Auskultasi peristaltik usus dan usus bising
e. Genetalia : Laki : bentuk dan ukuran penis, testis, kelainan, perdangan testis dan
skrotum. Perempuan : epispadia, tanda seks sekunder, pengeluaran caiaran.
f. Tulang belakang dan ekstremitas :Nyeri, dan kelaiann, gaya jalan