ABORSI
Dosen:
Disusun Oleh:
1. Amelia Hasya
2. Elisa Julia A
3. Nadya Farhani
4. Salsya Dhita W
Kelas 5B Reguler
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil kami
selesaikan. Makalah ini kami susun untuk memenuhi nilai mata kuliah AlK IV. Dalam
penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan
dari Ibu/Bapak.
Selaku Dosen kami yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan laporan ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak .
Kami sadar makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan-kekurangan, baik
pada teknik penyusunan maupun materi.
Kemampuan yang kami miliki sangatlah terbatas. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan untuk memperbaiki
laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penyusun
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………….......................….…………….................i
KATA PENGANTAR…………….....................................................................ii
DAFTAR ISI……………....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………..……………..1
A. Latar Belakang…………………………………..……………...………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….1
C. Tujuan Masalah…………………………………………………...………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….………2
1. Pengertian Aborsi……………………………………………..…………...2
2. Aborsi Menurut Pandangan Islam……………………………….………...7
3. Hukum Aborsi Menurut KUHP……………………………..…………….13
BAB III JURNAL…………………………………..………………………….14
BAB IV PENUTUP……………………………………….…………………...16
1. Kesimpulan…………………………………..……………………………16
2. Saran…………………………………..…………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….17
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kasus aborsi di Indonesia diperkirakan semakin meningkat tiap tahunnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia
mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran pertahun. Bahkan, 1-1,5 juta
diantaranya adalah kalangan remaja. Data yang dihimpun Komnas Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun (2008-2010)
kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak korban
Aborsi, tahun berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang
dibuang paksa. Sementara itu, pada tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi 2,5 juta
jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak berusia dibawah 18 tahun.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI
atau majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di
Indonesia tetap tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian
besar dilakukan oleh para remaja. Aborsi bukan sekedar masalah medis atau
kesehatan masyarakat, namun juga problem sosial yang muncul karena manusia
mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya haruslah dilakukan secara
komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan mencabut sikap
taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi
peradaban Barat yang bertentangan dengan Islam untuk kemudian digantikan
dengan peradaban Islam yang manusiawi dan adil.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana aborsi menurut pandangan kesehatan?
2. Bagaimana aborsi menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana hukum aborsi di Indonesia?
iv
1
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui aborsi menurut pandangan kesehatan
2. Memahami aborsi menurut pandangan Islam
3. Mengetahui hukum aborsi di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Aborsi
Aborsi Dalam bahasa Inggris abortus disebut abortion, berasal dari bahasa
Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin Ginaputra
(Fakultas Kedokteran UI), abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sedangkan menurut
Maryono Reksodipuro ( Fakultas Hukum UI), abortus ialah pengeluaran hasil
konsepsi dari rahim sebelum waktunya ( sebelum dapat lahir secara alamiah ).
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau
pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya.
v
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis
tertentu. Maksud dari ‗tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata
“ajhadha yajhidhu” yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa
dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang
lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam
istilah fikih juga sering disebut dengan “isqhoth” ( menggugurkan ) atau
“ilqaa”( melempar ) atau “tharhu “( mem buang ) ( al Misbah al Munir , hlm :
72 ). Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa abortus adalah suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari
kandungan sebelum tiba masa kelahiran secara alami.
Klasifikasi Aborsi
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak
macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan
dipukul rata. Diantara pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut :
1. Abortus spontanea Merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dan
terjadi secara tidak sengaja. Abortus spontan bisa terjadi karena penyakit
sifilis, kecelakaan, dan sebagainya.
vi
diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena misalnya
penyakit-penyakit yang berat, antara lain TBC yang berat dan penyakit
ginjal yang berat. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik
adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
1) Faktor pribadi, yaitu datang dari manusia atau dari wanita sendiri,
misalnya karena miskin, tidak ingin punya banyak anak, menjaga
kecantikan, untuk kepentingan karier wanita, tidak ingin punya
keturunan, dan sebagainya.
vii
mentalnya, misalnya karena si ibu punya penyakit yang dikhawatirkan
menular pada janin seperti gila dan pengaruh obat-obatan.
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku
―Facts of Life‖ yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
viii
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai ―PostAbortion Syndrome‖
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
―Psychological Reactions Reported After Abortion‖ di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) Diluar hal-hal tersebut
diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah
yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah
tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang
disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).
Solusi
Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga
masalah sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat.
Makanya haruslah dilakukan secara ketat- fundamental-radikal, yang intinya
adalah dengan mencabut sikap taqlid kepada peradaban Barat dengan segala
pelecehan Islam yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian meletakkan
gan peradaban Islam yang manusiawi dan adil. Menging at banyak kalangan
yang remaja yang melakukan aborsi dalam hal perawat islam bisa mencegah
aborsi dengan cara melakukan:
1. Memberikan penyuluhan tentang seks yang benar.
2. Pendekatan
3. Memperdalam pemahaman ag ama pada klien
ix
6
4. Memperkuat pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa
seks bebas tidak sesuai dengan agama dan berbahaya.
5. Sebelum bertindak, orang harus berpikir: bagaimana seharusnya bagaimana
nanti.
6. Selanjutnya tenaga kesehatan bisa memberikan pengertian tentang akibat-
akibat yang akan terjadi. Misalnya, aborsi dapat mendatangkan maut.
Adanya kasus kematian paska aborsi juga perlu diwaspadai.Komplikasi-
komplikasi jangka pendek lain yang mungkin berhubungan adalah:
a) Infeksi
b) Pembekuan darah dalam kandungan.
c) Aborsi yang tidak tuntas.
d) Aborsi yang gagal.
e) Trauma rahim. Karena adanya perobekan rahim dan leher rahim, rahim
laki-laki galami trauma.
f) Pendarahan.
Pertama, manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan
dengan baik deng an perubahan ciptaan tersebut, maupun menguranginya dengan
x
cara memotong sebag ian anggota tubuh, maupun dengan cara memperjual
belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu deng an
membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt:
"Dan seaunggulnya Kami telah memuliakan umat manusia * (Qs. al-Isra ':70)
Kedua, membunuh nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
"Barung siapa yang membunuh seorang manusia, maku seakan-cakun dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang keselamatan nyawa
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah keselamatan nyawa manusia
semuanya." (Qs. Al Maidah: 32)
Ketiga, dilarang membunuh anak (termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandung an). hanya karena takut miskin. Sebag aimana firman Allah swt:
* Selanjunya Kami dudskan janin itu dalam nuhim menurut kehendak Kami
selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu
sebagai bayi. "(QS al Hajj: 5)
Kelima, larangan membunuh jiwa tanpa hak, perintah firman Allah swt: "Dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan
alasan yang benar *
xi
* Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja , maka
balasannya adulah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya, dan Allah murka
kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan adzab yang besar (Qs An Nisa ':
93)
1) Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh Dalam hal ini, para ulama
berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat, yaitu:
a. Pendapat Pertama:
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan
sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat.
(Hasyiat AI Qalyubi: 3/159).
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi'I, dan
Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari orang tuanya, (Syareh
Fathul Qadir: 2/495). Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas'ud di atas yang
menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan tercetus
belum sempurna, serta benda mati, sehingga boleh digugurkan.
xii
b. Pendapat kedua:
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika
sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya
bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh meng
gugurkan janin jika telah berakhir waktu peniupan ruh, demi kehati-hatian.
Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah
seorang ulama dari madzhab Syafi'l. (Hasyiyah Ibnu Abidin: W / 591, Nihayatul
Muhtaj: 7/416)
xiii
* Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhunya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. "(QS AI Israa ':
33)
b. Pendapat Kedua:
Dibolehkan menggugurkan janin dari walaupun sudah ditiupkan rohnya, jika
hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian.
Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari menjaga kehidupan janin,
karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan
janin belum yakin dan keberadaannya terakhir.
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menghapus aborsi. Bahkan dalam kasus
hamit diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan, Hamil
diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap
para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW - seperti dikisahkan
dalam Kitab Al-Hudud - tidak memerintahkan seorang wanita yang hami! diluar
nikah untuk menggugurkan kandung annya: Datanglah kepadanya (Nabi yang
suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata, "Utusan Allah, aku telah berzina,
sucikanlah aku.". Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esoknya dia berkata,
"Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin engkau menampikku
seperti engkau menampik Ma'is. Demi Allah, aku telah hamil." Nabi pernyataan.
"Baiklah jika kamu ibu, maka pergilah sampai anak itu lahir." Ketika wanita itu
melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata, "Inilah
anak yang kulahirkan." Jadi, hadis ini menyebutkan bahwa kehamilan itu terjadi
karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus tetap sampai waktunya tiba.
Bukan secara keji.
xiv
Fatwa MUI tentang Aborsi berikut ini:
Menetapkan: FATWA TENTANG ABORSI
xv
4) Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat
zina
xvi
BAB III
Jurnal
Pendahuluan
Aborsi masih menjadi masalah kontroversial di masyarakat Indonesia
belakangan ini. Data statistik yang diungkap Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional menunjukkan sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi di
Indonesia setiap tahun. Perdebatan tentang legalitas yang akan dipraktikkan,
khususnya empat aliran sekte, sepakat menempatkan aborsi sebagai praktik yang
melanggar hukum. Oleh karena itu, aborsi pada umumnya merupakan tindakan
keji, melawan nilai-nilai kemanusiaan dan juga melanggar hukum dan ajaran
agama. Namun terlepas dari semua aspek tersebut, status hukumnya harus dikaji
secara spesifik dan mendalam karena bukan merupakan tindakan tunggal.
Tindakan semacam ini memiliki berbagai jenis tindakan berdasarkan
pertimbangan kondisionalnya. Tulisan ini bertujuan untuk membahas aborsi
dengan melihat peraturan hukum Indonesia melalui hukum pidana dan peraturan
kesehatan.
Menurut penelitian Komnas Perlindungan Anak di 33 provinsi pada bulan
Januari-Juni 2008, menyimpulkan empat hal; pertama, 97 persen remaja SMP dan
SMA pernah menonton film porno; kedua, 93,7 persen remaja SMP dan SMA
pernah ciuman, meraba alat kelamin dan oral seks; ketiga, remaja SMP tidak
perawan; dan keempat, 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi.
Di negara-negara yang tidak mengizinkan aborsi seperti Indonesia, banyak
perempuan terpaksa mencari pelayanan aborsi tidak aman karena tidak
tersedianya pelayanan aborsi aman atau biaya yang ditawarkan terlalu mahal.
Pada remaja perempuan kendala terbesar adalah rasa takut dan tidak tahu harus
mencari konseling. Hal ini menyebabkan penundaan remaja mencari pertolongan
pelayanan aman, dan sering kali terperangkap di praktek aborsi tidak aman. WHO
memperkirakan ada 4,2 juta aborsi dilakukan per tahun, 750.000 – 1,5 juta
dilakukan di Indonesia, 2.500 orang diantaranya berakhir dengan kematian.
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 : aborsi berkontribusi 11,1
% terhadap Angka kematian Ibu (AKI).
xvii
Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat
Indonesia. Namun terlepas dari kontorversi tersebut, aborsi di- indikasikan
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampakpadakesakitandankematianibu. Sebagaimanadiketahuipenyebab utama
kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja
muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis . Akan tetapi, kematian
ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan
kematian, tetapi dilaporkan sebagai pendarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena
hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat.
xviii
Bab IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Untuk mencegah maraknya suatu tindak pidana kasus aborsi di masyarakat
yang dikalangan remajasebaiknya dilakukan dari lingkungan keluarga dahulu,
sehingga anak mendapatkan peng awasan, agar tidak melakukan suatu
penyimpangan dalam pergaulan baik di lingkungan sekolah maupun di
masyarakat. Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang ketat terkait aborsi
kriminal ini. melakukan penghukuman yang telah ditetapkan agar masyarakat
xix
jera dan tidak ada niatan untuk melakukan tindakan aborsi kriminal tersebut. Dan
adanya peran dari tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan dan edukasi
kepada masyarakat terkait bahaya kesehatan akibat melakukan aborsi.
DAFTAR PUSTAKA
xx
xxi