Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGARUH COVID-19 TERHADAP PSIKOLOGI MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Dosen Pengampu : DR. Fitri Yanti, MA.

Disusun Oleh : Eri Yanti

UNIVERSETAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

1441 H / 2020 M
BAB I

PENDAHULUAN

Wabah penyakit Covid-19 telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk


Indonesia. Mulanya, penyakit ini kerap disebut sebagai Corona. Perbedaan mendasar antara
Corona dan Covid-19 ialah soal pelabelannya. Covid-19 yaitu singkatan dari 'Co' yang
artinya 'corona', 'Vi' untuk 'Virus', dan "D" untuk 'Penyakit (disease)'1. Dengan kata lain
Corona, merupakan nama virusnya, sedangkan Covid-19 ialah nama resmi untuk penyakit
yang disebabkan oleh virus Corona. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, WHO secara resmi
menamai penyakit virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di Cina pada 31 Desember
itu dengan nama Covid-19.2

Dengan kondisi ini banyak masyarakat yang mulai resah akibat munculnya virus ini.
Masyarakat sangat memproteksi diri dan keluarganya dengan alat pelindung dir seperti
masker dan juga selalu menjaga kebersihan dengan membersihkan tangan dan lingkungan
dengan cairan disinfektan sejak virus ini mulai masuk ke indonesia. hal ini juga membuat
masyarakat harus melakukan isolasi/karantina, social distancing, pisical distancing bahkan
ada dibeberapa daerah sampai memberlakukan lockdown pada warganya.

Hal ini pasti menimbulkan dampak positif dan juga negatif baik dalam perekonomian,
kehidupan sosial, ataupun secara psikologis. Dalam malakah kali ini mari kita bahas dampak
apasaja yang di timbulkan akibat timbulnya covid 19 terhadap psikologis manusia.

1
Wikipedia indonesia.(covid19)
2
ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip AFP, Selasa
(11/2/2020).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. COVID 19
a. Pengertian covid19

Covid19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan


akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2).3Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada
Desember 2019 di Wuhan , ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar
secara global, mengakibatkan pandemi koronavirus 2019-2020 yang sedang
berlangsung. Gejala umum termasuk demam , batuk , dan sesak napas . Gejala lain
mungkin termasuk kelelahan, nyeri otot , diare , sakit tenggorokan , kehilangan bau dan
sakit perut. Sementara sebagian besar kasus menghasilkan gejala ringan, beberapa
berkembang menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi-organ. Virurs ini menyebar
dalam kontak jarak dekat dan oleh tetesan kecil yang dihasilkan ketika batuk,bersin
ataupun berbicara. Pada 8 April 2020, lebih dari 1,42 juta kasus telah dilaporkan di
lebih dari 200 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 82.000 kematian dan lebih
dari 300.000 orang telah pulih.4

Virus ini dapat bertahan di permukaan hingga 72 jam. Penyakit ini paling
menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipun penyebaran
mungkin terjadi sebelum gejala muncul dan pada tahap selanjutnya penyakit ini. sekitar
lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari.5 Langkah-langkah yang
disarankan untuk mencegah infeksi termasuk sering mencuci tangan , menjaga jarak
sosial (menjaga jarak fisik dari yang lain, terutama dari mereka yang memiliki gejala),
menutupi batuk dan bersin dengan tisu atau siku bagian dalam dan menjaga tangan yang
tidak dicuci menjauh dari wajah.

3
Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat
4
Coronavirus COVID-19 Kasus Global oleh Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns
Hopkins (JHU)",Johns Hopkins CSSE.(7 April 2020)
5
"Coronavirus baru stabil selama berjam-jam di permukaan" .Institut Kesehatan Nasional .17 Maret
2020.Diarsipkan dari aslinya pada 23 Maret 2020 .Diakses pada 23 Maret 2020 .

2
Baru baru ini juru bicara pemerintah mengumumkan sesuai imbauan WHO
pemerintah indonesia mewajibkan agar setiap orang yang berada di tempat umum untuk
mengenakan masker.6 Hal ini tak lain guna mencegah penyebaran dan penularan virus
corona.

b. Bahaya covid19 terhadap manusia

1. Covid-19 menimbulkan berbagai komplikasi penyakit hingga kematian

Sebagian kasus Covid-19 menimbulkan gejala dengan sifat ringan


dan sedang. Namun, beberapa pasien mengalami komplikasi yang patut
diwaspadai. Gangguan pada saluran pernapasan adalah komplikasi utama
akibat Covid-19, seperti gagal pernapasan akut (acute respiratory
failure), pneumonia (peradangan pada paru-paru), hingga acute
respiratory distress syndrome (ARDS). Infeksi virus corona juga
menimbulkan komplikasi dan masalah pada organ lain, seperti kerusakan
hati, kerusakan jantung, gagal ginjal akut, hingga infeksi sekunder
(infeksi susulan oleh mikroorganisme lain, seperti bakteri).

2. Kelompok tertentu lebih berisiko mengalami Covid-19

Menurut who orang berusia 65 tahun ke atas rentan untuk mengalami


komplikasi dari Covid-19. Begitu pula pada orang dengan kondisi medis
tertentu dari segala usia, yang akan perlu sedikit lebih waspada dalam
menyikapi penyakit ini. Orang dengan kondisi medis tersebut, termasuk:

- Penderita penyakit paru kronis atau asma sedang hingga berat


- Orang yang menderita masalah jantung serius
- Orang dengan kondisi imun yang lemah, seperti pasien yang menjalani
perawatan kanker, orang yang merokok, orang yang menjalani
transplantasi sumsum tulang atau transplantasi organ, defisiensi imun,
orang yang positif HIV atau AIDS namun tidak terkontrol dengan baik,

6
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha
BNPB pada Kamis (2/4/2020)

3
serta orang yang mengonsumsi obat kortikosteroid yang
berkepanjangan
- Orang dengan obesitas berat
- Penderita diabetes
- Orang dengan penyakit ginjal kronis dan menjalani prosedur cuci
darah
- Orang dengan gangguan hati

3. Penularan virus corona baru cenderung mudah terjadi

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC)


Amerika Serikat, virus corona SARS-CoV-2 bisa menular melalui kontak
dekat dengan orang yang terinfeksi. Apabila orang tersebut bersin atau
batuk, droplet dari orang tersebut masuk ke tubuh individu di dekatnya
dan menularkannya. Penularan lain juga bisa melalui kontak jabat tangan
dengan individu positif corona. Orang yang sehat bisa tertular jika ia tak
mencuci tangannya dengan bersih, setelah bersalaman tersebut. Ada pula
kemungkinan penularan dengan menyentuh permukaan benda yang sudah
dihinggapi virus corona.

4. Belum ada obat yang disepakati untuk menangani Covid-19

Hingga saat ini, belum ada obat yang disepakati ilmuwan untuk
mengatasi Covid-19. Riset terkait obat Covid-19 masih dalam penelitian
dan pengujian oleh para ahli di banyak negara. Beberapa pihak telah
mencoba obat malaria, obat flu, dan antivirus dalam menangani Covid-19.
Namun, penting untuk diketahui bahwa belum ada obat Covid -19 yang
diyakini aman dan tak menimbulkan kerugian bagi penderitanya. Begitu
pula dengan vaksin sebagai cara pencegahan penularan infeksi virus.
Seperti obat, vaksin Covid-19 masih dalam tahap pengujian oleh para ahli.
Cara terbaik untuk menghindari virus corona baru adalah dengan berdiam
diri di rumah dan menjaga jarak dari orang lain.

4
5. Adanya silent spreader: tak bergejala namun bisa menularkan

Virus corona dapat berbahaya karena tak semua orang


menunjukkan gejala. Hal ini mengkhawatirkan karena individu tersebut
tetap bisa menularkan virusnya ke orang lain. Orang tanpa gejala namun
bisa menularkan inilah yang disebut sebagai silent spreader. Para ahli
telah mewanti-wanti agar kita senantiasa berdiam diri di rumah dan
menjaga jarak dari orang lain. Langkah ini menjadi cara terbaik agar kita
tak tertular dari orang lain, yang beberapa di antaranya bisa saja silent
spreader.

B. DAMPAK SOSIAL AKIBAT COVID19


1. Social distancing

Istilah ‘social distancing’ atau ‘pembatasan sosial’ adalah menghindari


tempat umum, menjauhi keramaian, dan menjaga jarak optimal 2 meter dari orang
lain. Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan dapat berkurang. 7

2. Isolasi dan karantina

Isolasi merupakan langkah memisahkan antara orang diduga hingga


positif penyakit menular dengan orang sehat. Kebijakan isolasi ini memungkinkan
orang yang terinfeksi menjauh dari orang yang tidak sakit untuk mencegah
penyebaran penyakit. Dalam istilah medis, isolasi berarti salah satu dari beberapa
tindakan yang diambil untuk menerapkan pengendalian infeksi. Isolasi bisa
dilakukan oleh pihak medis yang berwenang atau dilakukan secara mandiri
(isolasi mandiri).8

Kedua istilah terkait virus Corona ini merujuk pada tindakan untuk mencegah
penularan virus Corona dari orang yang sudah terpapar virus ini ke orang lain yang
belum. Perbedaannya, isolasi memisahkan orang yang sudah sakit dengan orang
yang tidak sakit untuk mencegah penyebaran virus Corona, sedangkan karantina
memisahkan dan membatasi kegiatan orang yang sudah terpapar virus Corona
namun belum menunjukkan gejala. Berbagai pakar menganjurkan untuk melakukan

7
Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
8
ibbid

5
karantina di rumah atau isolasi mandiri selama setidaknya 14 hari. Selama
karantina, Anda dianjurkan untuk tinggal di rumah sambil menjalani pola hidup
bersih dan sehat, tidak bertemu orang lain, dan menjaga jarak setidaknya 2 meter
dari orang-orang yang tinggal serumah.
3. Lockdown

Istilah ‘lockdown’ berarti karantina wilayah, yaitu pembatasan pergerakan


penduduk dalam suatu wilayah, termasuk menutup akses masuk dan keluar
wilayah. Penutupan jalur keluar masuk serta pembatasan pergerakan penduduk ini
dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan penyebaran penyakit COVID-19.

4. Flattening the curve

Flattening the curve’ atau ‘pelandaian kurva’ merupakan istilah di bidang


epidemiologi untuk upaya memperlambat penyebaran penyakit menular yang
dalam hal ini adalah COVID-19, sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber
daya yang memadai bagi para penderita. Pelandaian kurva ini dapat dilakukan
dengan social distancing, karantina, dan isolasi.

Kurva menggambarkan prediksi jumlah orang yang terinfeksi virus Corona


dalam rentang waktu tertentu. Jumlah penderita yang meningkat drastis dalam
periode yang sangat singkat, misalnya hanya dalam waktu beberapa hari,
digambarkan sebagai kurva tinggi yang sempit.

Jumlah penderita yang membeludak membuat penanganan tidak bisa


dilakukan secara optimal. Hal ini karena jumlah penderita melampaui kemampuan
dan kapasitas fasilitas kesehatan, misalnya jumlah tempat tidur dan alat yang
tersedia di rumah sakit tidak cukup untuk menangani semua pasien.

Kondisi tersebut menyebabkan tingkat kematian menjadi sangat tinggi,


tidak hanya pada pasien COVID-19, namun juga pada pasien penyakit lain yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit. Meskipun jumlah penderitanya sama,
namun jika laju pertambahannya lebih lambat (digambarkan oleh kurva yang lebih
panjang dan landai), fasilitas kesehatan memiliki kesempatan untuk menangani
penderita dengan sarana dan prasarana yang memadai.

6
C. PENGARUH COVID-19 TERHADAP PSIKOLOGI MANUSIA
Virus Corona atau Covid-19 yang semakin merebak di sebagian besar
negara termasuk Indonesia tidak hanya menyebabkan gejala dan penyakit fisik saja.
Akan tetapi, juga memberikan dampak psikologis baik pada penderita atau masyarakat
luas.
1. Dampak Psikologis Bagi Penderita
- Perasaan tertekan
Perasaan ini timbul akibat kecemasan berlebihan yang dirasakan pasien. Pasien
merasa tertekan memikirkan kesehatan mereka yang semakin menurun, rasa
sakit yang mereka rasakan dan juga protokoler pengobatan yang mereka jalan.
- Stres
Setiap pasien pasien pasti merasa stress. Hal ini di karenakan selama pengobatan
banyak protokoler yang harus mereka patuhi seperti keluarga tidak
diperbolehkan untuk menjenguk selama pengobatan hal ini sesuai dengan
protokoler pengobatan yang di sarankan oleh organisai kesehatan dunia (WHO).
- Cemas
Penderita bisa merasa cemas atau khawatir secara berlebihan ketika privasinya
atau identitasnya bocor kepada publik sehingga berdampak dikucilkan oleh
lingkungan sekitarnya. Dan mereka tentunya cemas karna mereka dapat
menularkan virus kepada orang lain.
Bagi pasien dalam pengawasan (PDP) mereka merasa tertekan karna
diperlakukan selayaknya orang sakit padahal belum tentu mereka terjangkit
virus. Mereka di karantina secara khusus dan sangat dibatasi kontak sosialnya.

2. Dampak Psikologis Bagi Masyarakat


- Cemas
Perasaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
 Kondisi ekonomi yang menurun
Karna adanya lockdown yang membuat masyarakat harus berdiam diri
di rumah. Hal ini menyebabkan masyarakat dari kalangan menengah
kebawah harus menunda pekerjaannya sementara, Ini pasti berdampak
pada penghasilan mereka. Sementara itu pengeluaran mereka semakin
naik seperti listrik dan lain lain.

7
 Takut tertular virus atau malah menularkan virus
 Acara yang tertunda bahkan di batalkan
- Agresif
Akibat pandemi yang terjadi ini masyarakat disarankan untuk berdiam diri di
rumah saja bahkan ada beberapa daerah yang sudah melockdown wilayahnya
hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang berebut untuk menimbun bahan
makanan pokok dan sembako seperti beras,gula,telur,mie instan dan lainnya.
Hal ini menyebabkan pedagang tergiur untuk menaikan harga bahan makanan
tersebut untuk meraup untung di tengah pandemi. Hal ini berlaku juga pada
APD ( alat perlindingan diri) seperti masker, hand sanitaizer, dan juga cairan
antiseptik.
- Hippersensitivitas
Hippersensitivitas atau reaksi yang berlebihan ini timbul akibat kurangnya
edukasi bagi masyarakat bahwa tidak semua yang terkena virus ini akan
meninggal. Hal ini timbul karena masyarakat merasa cemas takut tertular virus.
Contoh dari reaksi yang berlebihan ini ditunjukkan dengan masyarakat yakni
 banyak yang menjauhi penderita yang sudah di nyatakan sebuh
 menolak jenazah umtuk di makamkan di desa mereka
 Belanja bahan makanan secaa berlebihan
- Bosan
Akibat isolasi yang di wajibkan pemerintah tak sedikit warga yang merasa
bosan dengan kegiatan yang itu itu saja karna mereka tidak bisa melakukan
aktifitas di luar rumah.
- Lupa
Akibat dirumah aja tidak sedikit warga yang mengalami lupa misalnya lupa hari
dan tanggal.

3. Dampak Bagi Pelajar Atau Mahasiswa


Akibat pandemi para pelajar segala tingkatan di haruskan untuk belajar di rumah,
ini di lakukan secara daring atau melalui internet. Hal ini tentunya menimbulkan
dampak positif dan negatif bagi pelajar baik dalam pembelajaran ataupun
psikologis. Contoh dampak psikologis siswa akibar virus corona:
- Stress

8
Hal ini disebabkan karena:
 Beban kuota internet meningkat
 Tugas tambahan yang diberikan oleh dosen ataupun guru
 Waktu lebih banyak di habiskan dengan menatap layar hal ini penyebabkan
kesehan mata menurun karena mereka harus menatap layar handpone
atau laptop untuk sekedar mengerjakan tugas atau kuliah daring.
- Cemas
Biasanya kecemasan ini tilbul akibat sistem absensi yang berlaku dalam
pembelajaran, jadi mereka harus standby dalam pembelajaran.

4. Dampak bagi tim medis


Sebagai garda terdepan tim medis baik dokter ataupun perawat pasti ikut terkena
imbasnya hal ini di sebabkan oleh berbagai faktor contohnya:
- Tertekan atau stress
 Meningkatnmya pasien
 Kelangkaan adp
 Jam kerja yang bertambah
 Protokoler perawatan yang ketat
- Timbulnya rasa takut
 Takut tertular virus
 Takut tidak dapat menangani pasien

9
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia indonesia.(covid19)
Situs resmi WHO ( www.who.int)
Situs remi WHO Indonesia (www.who.int/indonesia)
Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat
Coronavirus COVID-19 Kasus Global oleh Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di
Universitas Johns Hopkins (JHU)",Johns Hopkins CSSE.(7 April 2020)
"Coronavirus baru stabil selama berjam-jam di permukaan" .Institut Kesehatan Nasional .17
Maret 2020.Diarsipkan dari aslinya pada 23 Maret 2020 .Diakses pada 23 Maret 2020 .
https://www.tagar.id/penjelasan-istilah-isolasi-karantina-dan-lockdown
pengaruh penyebaran covid terhadap perekonomian masyarakat- Kompasiana.com
dampak covid menurut psikolog UNS - universitas sebelas maret
psikolog khawatirkan dampak covid19 pada masyaeakat luas – kompasiana.com
dampak negatif karantina covid19 ternyata dapat membuat tekanan psikologis | waspada
online.com

10

Anda mungkin juga menyukai