Anda di halaman 1dari 33

BIOAVAILABILITAS DAN

BIOEKIVALENSI

Galih Adi Pramana, M.Farm., Apt


Latar belakang
Banyaknya produk obat yang kandungan zat
berkhasiatnya sama atau setara ternyata mempunyai
efek terapeutik yang berbeda.
Contoh :
Asam mefenamat  ponstan, mefinal, benostan,

efek terapeutik berbeda

perbedaan jumlah zat berkhasiat dalam darah

Perlindungan konsumen (menjaga mutu obat yang


beredar)
Sebagai ringkasan studi klinis berguna menetapkan
keamanan dan efikasi produk obat
Efek terapeutik berbeda krn :
1. Sifat fisiko-kimia obat
kelarutan, ukuran partikel, garam, asam, basa.
2. Bentuk sediaan obat
larutan, suspensi, puyer, tablet, kapsul
3. Cara/ rute pemberian obat
Intravaskuler, ekstravaskuler
4. Formulasi obat
proses pembuatan, kekerasan tablet.
Suatu obat dapat bekerja apabila zat aktifnya
dapat mencapai bagian tubuh tempat obat
bekerja dan dalam jumlah yang cukup untuk
memberikan respons farmakologik.

Bila jumlah zat aktif kurang  kegagalan terapi


Tujuan Penilaian Biofarmasetik,
Farmakokinetik dan Bioavailabilitas Obat
adalah untuk mendapatkan obat yang aman,
efektif dan aceptabel oleh penderita.
Definisi Bioavailabilitas
• Jumlah relatif obat atau zat aktif suatu produk
obat yang diabsorpsi serta kecepatan obat itu
masuk ke dalam peredaran sistemik.

• Ketersediaan biologis produk obat.


• Efek terapeutik suatu obat sangat bergantung
pada kadar obat dalam darah atau plasma.
• Sangat menentukan respon penderita 
menentukan keberhasilan terapi.
• Jumlah dan kecepatan zat berkhasiat yang
terabsorpsi untuk memasuki sirkulasi sistemik
selanjutnya timbul efek farmakologis melalui
cara pemberian dan dosis tertentu.
Ekivalensi Obat
Dua obat dengan zat berkhasiat yang sama
tetapi dari pabrik yang berbeda belum tentu
akan memberikan efek terapeutik yang sama.

Bioavailabilitas berbeda
Ekivalensi secara kimiawi

Dua produk obat mengandung zat berkhasiat


yang identik dengan jumlah (dosis) dan dalam
bentuk sediaan yang sama serta memenuhi
syarat standart farmakope.

Studi ini dilakukan secara in vitro


Ekivalensi secara biologis
Dua obat yang ekivalensi secara kimiawi
diberikan dalam dosis yang sama akan
menghasilkan ketersediaan biologis dan
fisiologis yang sama terbukti dgn kadar obat
dalam darah.

Dilihat dari :
kurva dosis – respons sama atau identik
Studi ini dilakukan secara in vivo
Ekivalensi terapeutik

Dua produk obat ekivalen secara biologis bila


diberikan dengan dosis dan kondisi yang sama
kepada penderita akan memberikan efek
terapeutik yang sama.
Ekivalensi secara klinis

Dua produk obat yang secara kimiawi diberikan


dalam dosis yang sama kepada penderita, bila
memberikan efek klinis yang sama pula dan
dapat diobservasi dengan melihat gejala
penyakit penderita dinyatakan ekivalen secara
klinis.
Contoh :
Dua obat dari pabrik X dan pabrik Y
yang mempunyai isi Tetracyclin HCl
Obat Pabrik X Pabrik Y
Isi obat Tetracyclin HCl Tetracyclin HCl
Bentuk sediaan Kapsul Kapsul
Dosis / satuan 250 mg 250 mg
Syarat fisiko-kimia Memenuhi syarat Farmakope/ Memenuhi syarat
buku resmi Farmakope/ buku resmi
Syarat biologis -Kurva dosis-respons sama -Kurva dosis-respons sama
-AUC sama -AUC sama
Contoh obat yang sering terjadi perbedaan
bioavailabilitas
Kelompok farmakologis Bahan obat
Obat jantung - Digoxin
Anti konvulsan - Phenytoin
- Diphenylhydantion
Anti koagulan - Dicoumarol
- Warfarin
Kemoterapeutik - Sulfisoxazole
Antibiotik - Chloramphenicol
- Erythromycin
Analgesik - Antalgin ( Methampyron)
Parameter penentu Bioavailabilitas

1. Waktu yang diperlukan sampai ke puncak ( t


max)
2. Kadar puncak / tertinggi dalam darah ( Cp
max )
3. Area under the curve ( AUC )
t max
t max adalah waktu konsentrasi plasma mencapai
puncak dapat disamakan dengan waktu yang
diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat
maksimum setelah pemberian obat.
Pada t max  absorpsi obat maksimum setelah
pemberian obat
Harga t max menjadi lebih kecil, berarti
- sedikit waktu diperlukan untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak,
- bila laju absorpsi menjadi lebih besar
Cp max
Cpmax adalah konsentrasi plasma puncak
menunjukkan konsentrasi obat maksimum dalam
plasma setelah pemberian obat

Cpmaks  menggambarkan hubungan antara efek


farmakologi suatu obat dan tingkat konsentrasi
obat pada plasma
 memberikan petunjuk, bahwa obat cukup
diabsorpsi secara sistematik untuk memberikan
respon terapetik
AUC
Adalah area di bawah kurva yang mencerminkan
jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi
sistemik
AUC dapat dihitung secara matematis.

Dua produk obat disebut BIOEKIVALEN bila AUC


sama + serupa (Identik)
Bila nilai AUC sama tetapi Tidak serupa maka tidak
identik  belum bioekivalen
akibatnya terjadi perbedaan pada :-
kecepatan absorpsi, - onset, - duration, -
intensitas obat  perbedaan
bioavabilitas.
Gambar 1 : kurva kadar obat vs waktu
Gambar 2: kurva kadar obat vs waktu
Gambar 3 : kurva kadar obat vs waktu
Keterangan gambar 3
AUC obat A = AUC obat B
Tetapi
- Kecepatan absorpsi dan onset of action tidak
sama.
- Duration of action tidak sama
- Puncak intensitas tidak sama
Akibatnya :
- Mula kerja obat tidak sama
- Lamanya bekerja tidak sama
BA obat sangat bergantung pada :

1. Faktor Obat
2. Faktor Penderita

Obat yang sama diberikan pada penderita yang


sama tetapi dalam keadaan yang berbeda
dapat memberikan kurva dosis – respons
yang berbeda.
Faktor obat yang mempengaruhi BA
obat :
1. Dosis Obat
Dosis 100mg  Cp maks = 5ug/ml
Dosis 200mg  Cp maks = 10 ug/ml

2. Kelarutan obat dan ukuran partikel obat


Ascal dan Asetosal  Ascal lebih larut
bioavailabilitas lebih besar

3. Obat dalam bentuk asam, basa, garam


Erytromycin base dan Erytromycin Ethyl
Succinat  EES libih larut air 
Bioavailabilitasnya lebih besar
4. Bentuk sediaan
urutan kecepatan absorpsi :
inj >sol>susp>pulv>caps>tabl>Drege>Pil
5. Perbedaan formulasi
I II
R/Ergotamine 1mg R/ Ergotamine 1mg
Lactosa qs Coffeine 100mg
mf da in caps dtd no:x mf da in caps dtd no:x
s dcform S dcform

Bioavailabilitas R/I < R/ II


6. Zat tambahan dalam bentuk sediaan
I II
R/ Aspirin 500mg R/ Aspirin 500mg
f da in caps td no:C Mg hydrox 500mg
S dcform mf tab dtd No: C
S dcform
Bioavailabilitas R/I > R/ II
Faktor penderita yang mempengaruhi
BA :
1. Umur, berat badan, LPT  px ≠ dosis berbeda

2. Waktu dan cara obat diberikan.


PPI ( omeprozole )
H2 bloker (Ranitidine, Cimetidine )
Bioavabilitas meningkat bila diminum perut
kosong.
. Obat yang larut lemak + makanan lemak
 kelarutan ↑ Bioavabilitas ↑ 
griseofulvin
3. Adanya makanan dalam lambung dan kecepatan
pengosongan lambung

4.Aktivitas enzim dalam saluran cerna dan hepar

5.Penyakit lain yang diderita terutama hepar dan


ginjal

6.Obat lain yang diminum

7.Adanya First pass effect obat


Perbedaan BA menyebabkan :
Perbedaan
1. Kecepatan obat diabsorpsi ke peredaran
sistemik.
2. Mula kerja obat ( On set)
3. Intensitas krn beda kadar obat tertinggi yang
dicapai dalam darah.
4. Lamanya efek farmakologis dan efek klinis
dari obat.
Pengaruh makanan terhadap BA obat :
Adanya makanan dapat berpengaruh pada Absorpsi
Bioavailabilitas  efek terapeutik.

Absorpsi berkurang : Penicillin V Aspirin


Ampilicilin Levodopa
Tetracyclin Rifampicin
Erytromycin Isoniazide

Absorpsi diperlambat : Amoxycillin Digoxin


Cephradine Furusemide
Cephalexin Aspirin
Sulfadiazine Paracetamol
Absorpsi ditingkatkan : Griseofulvin Propanolol
Riboflavin Hydrochlorothiazide
Studi BA obat perlu dilakukan untuk obat – obat :

1. Yang besar pengaruhnya terhadap hidup matinya


seseorang (life saving drugs) antara lain :
- Antibiotik - Chemoterapeutik
- Cytostatika - Antikoagulan
- Antidiabetika - Kardiotanika
2.Obat dgn Indeks terapeutik sempit
3. Mengalami first pass effect
4. Sustained release
5. Obat baru
6. Obat sukar larut
HALF LIFE OBAT
Turunnya Cp dan lama efek obat  tergantung
pada kecepatan metabolisme dan ekskresinya.

Menentukan eliminasi obat
(plasma half life obat)

Half life pada manusia – manusia  beda (Variasi


individual)
Half life pada manusia – hewan  beda
Half life= waktu paruh = t ½

• 1. Shelf half life  industri t ½ dalam tahun.


• 2. Biological half life  klinik t ½ dalam jam
• ↓
= Blood half life = Plasma half life
= Elimination half life

• T ½ Biologis =
• Waktu yang diperlukan sehingga
kadar obat dalam darah tinggal
separuhnya ( 50 % ).

Anda mungkin juga menyukai