RS DKT SIDOARJO
OLEH :
NURUL MUFIDAH
Era globalisasi sekarang ini angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) terus meningkat.
Penyakit tidak menular menyebabkan mortalitas dan morbiditas tinggi. Hal yang melatarbelakangi
akibat meningkatnya prevelansi penyakit tidak menular dan semakin bervariasi dalam transisi
epidemiologi adalah gaya hidup seseorang. Mempunyai kebiasaan merokok, pola makan yang tidak
sehat, kurangnya aktivitas fisik dan stress merupakan gaya hidup tidak sehat. hal ini dapat memicu
munculnya penyakit degeneratif,salah satunya adalah hipertensi. Tujuan dari pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada pasien
dewasa di poli penyakit dalam RS DKT Sidoarjo. Desain penelitian yang digunakan analitik korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Variabel penelitian ini ada 2 yaitu indepent dan dependent. Gaya
hidup sebagai Variabel Indepent (bebas) sedangkan variabel dependent adalah kejadian hipertensi.
Populasi penelitian menggunakan seluruh pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang
periksa di poli penyakit dalam RS DKT Sidoarjo pada tanggal 25 Februari – 10 April 2020 sebanyak
35 responden. Sampel diambil secara representative dengan tehnik sampling non probability
sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner gaya hidup dan alat
spignomanometer jenis aneroid, kemudian dianalisa dengan menggunakan uji statistik chisquer.
Hasil dari penelitian menunjukkan dari 35 responden, 15 responden yang memiliki gaya hidup sehat
yang tidak menderita hipertensi, sebanyak 1 responden (6.7%) menderita hipertensi dikarenakan
faktor keturunan. Sisanya 20 responden yang memiliki gaya hidup tidak sehat semuanya (100 %)
menderita hipertensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup tidak sehat dapat
dipengaruhi kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang dan stres selain 4
faktor tersebut ada juga faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu faktor usia, jenis kelamin,
pekerjaan, minum-minuman keras, kebiasaan minum kopi terutama pada faktor keturunan karena
70-80% kasus hipertensi esensial adalah riwayat hipertensi dalam keluarga. Mencegah dengan Gaya
hidup sehat dan juga memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan kejadian hipertensi sedini
mungkin, akan memperkecil kasus dan tidak akan dapat terkena hipertensi.
When started preschool age children should have developed their ability to be independent
because children have begun to take the initiative to do things themselves without the help of others.
The independence of preschoolers depends on the role of parents. The study design uses correlation
analytic with cross sectional approach. The population was all preschoolers and their parents in the
Dharma Wanita Kindergarten, Suko Sidoarjo Village, amounting to 84 children, and 69 samples
were collected and collected using the Simple Random Sampling technique. Data collection uses 2
questionnaires, namely the participation and independence questionnaire for children, which have
been tested for validity on 25 respondents and have the results of 14 valid questions from 15
questions on each questionnaire. Each questionnaire also passed the reliability test, and obtained the
Alpha Cronbach results for the participation questionnaire of 0.830, and 0.938 for the children's
independence questionnaire. . Statistical tests using the Spearman's Rho Test with the help of SPSS
Version 16.0. The results showed that p (0.003) <α (0.05), so that the ρ value H0 was rejected,
meaning that there was a relationship between the role of parents to the child's independence, with a
value of r = 0.348 which showed a sufficient closeness of the relationship. This research was carried
out on February 10, 2020. The role of parenting foster parents will shape the child's interaction with
the environment so that they are able to complete the tasks that have been given. The role of good
parents can determine independence in pre-school age children, while the role of parents who are
less will slow down the independence of children.
PENDAHULUAN
Era globalisasi sekarang ini angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) terus meningkat.
Penyakit tidak menular menyebabkan mortalitas dan morbiditas tinggi. Hal yang melatarbelakangi
akibat meningkatnya prevelansi penyakit tidak menular dan semakin bervariasi dalam transisi
epidemiologi adalah perubahan gaya hidup (Departemen Kesehatan RI, 2015). Perubahan gaya
hidup yang dimaksud seperti merokok, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan
stress.Masalah gaya hidup tidak sehat dapat memicu munculnya penyakit degeneratif,salah satunya
adalah hipertensi (WHO South-East Asia, 2017). Hipertensi merupakan salah satu faktor penting
sebagai pemicu penyakit tidak menular ( Non Communicable Disease = NCD ) seperti penyakit
jantung, stroke, dan lain-lain yang saat ini menjadi momok penyebab kematian nomor 1 di dunia
(WHO, 2018). Hipertensi meningkatkan usia dewasa. Pada zaman sekarang seseorang lebih banyak
memilih bahan yang instan di bandingkan dengan melalui proses pengolahan dengan cara yang
sehat. Sehingga gaya hidup merupakan faktor risiko pentingnya timbulnya hipertensi pada seseorang
di usia dewasa (Nisa, 2012).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan
sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. Di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 32% dari
total jumlah penduduk, di perkirakan pada usia dewasa mencapai 6,0-1,15,0% penderita hipertensi
(Widiyani,2013). Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18
tahun menurut kabupaten/kota, Provinsi Jawa Timur 2018 sebesar 36,32% (Riskesdas, 2018).
Prevelensi gangguan mental emosional stress di indonesia mencapai 14 juta orang dari 6% dari
jumlah penduduk di indonesia untuk usia 15 tahun keatas (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan data di poli penyakit dalam RS DKT Sidoarjo pada 1 tahun terakhir pasien
yang menderita hipertensi mengalami kenaikan dari pada tahun-tahun sebelumnya. Data pada bulan
Januari–Desember 2019 didapatkan 43 pasien dari total pengunjung 40 % adalah pasien hipertensi.
Hasil study pendahuluan di poli penyakit dalam RS DKT Sidoarjo diperoleh data pada pasien
dewasa (26-45 tahun) dengan 10 responden, 6 responden yang mengalami hipertensi dan 4
responden yang tidak mengalami hipertensi. Dari 6 responden tersebut yang terkena hipertensi gaya
hidupnya 2 responden yang perokok aktif, 1 responden yang mengalami stress, 2 responden yang
memiliki kebiasaan pola makan yang tidak sehat, 1 responden yang kurang aktifitas fisiknya dalam
sehari-hari. 4 responden yang tidak hipertensi, di dapatkan 1 responden memiliki gaya hidup tidak
merokok aktif, 1 responden sering makan-makanan yang bergizi (makan buah dan sayur tiap 2-
3x/hari, membatasi asupan makanan yang berlemak dan asin, 1 responden tidak mengalami stress.
dengan berbagai masalah hidupnya salah satunya hal dalam pekerjaan, 1 responden yang selalu
melakukan aktifitas fisik.
Gaya Hidup sehat adalah upaya untuk menerapkan kebiasaan baik didalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan yang buruk yang mengganggu kesehatan
(Depkes,2017). Gaya hidup yang sehat mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kesehatan
setiap individu. Gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan cara tidak merokok (aktif), pola makan
yang sehat setiap hari, beraktivitas fisik, dan tidak strees(Depkes,2012). Seorang perokok aktif
mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner, kanker paru-paru,
hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya. Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-
zat kimia yang terkandung dalam tembakau yang dapat merusak lapisan dinding arteri, hal ini
terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga menyebakan
penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah menjadi meningkatkan ( WHO, 2011). Semua
orang rata-rata banyak yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat
akan berpengaruh munculnya penyakit tidak menular salah satunya yaitu hipertensi (Yonata, 2016).
Hipertensi salah satu penyakit kronis yang disebut sebagai the silent disease atau the sillent killer
(Mayron-davis & stewart,2016). Hipertensi yang tidak terkontrol atau tidak terdeteksi akan
menyebabkan resiko serangan jantung, gagal ginjal, stroke, disfungsi seksual, penglihatan, angina,
dan penyakit arteri perifer (AHA, 2016). Hipertensi jika tidak segera di ketahui dan di rubah dari
gaya hidupnya akan berdampak pada komplikasi (shanty, 2011).
Pasien yang sudah terkena hipertensi untuk memperbaiki gaya hidupnya, lebih banyak
beraktivitas fisik paling tidak sehari 10 menit, berhenti merokok, makan-makanan yang sehat, serta
tidak mudah stress (Depkes, 2012). Bagi keluarga agar lebih memberikan dukungan pada pasien dan
mencegah sedini mungkin terkena hipertensi dengan melakukan gaya hidup sehat. Untuk petugas
sendiri agar lebih mencontohkan dan mempraktikkan di kehidupan sehari-hari dalam melakukan
gaya hidup sehat (Depkes, 2016).
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian analitik korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dengan dibantu oleh tenaga medis di ruangan
poli penyakit dalam, pasien dan keluarga pasien atau pendamping psien periksa untuk
mengumpulkan data kevalidan responden. Pada saat berkumpul, peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian serta meminta persetujuan (informed consent) kepada responden. Peneliti
memberikan lembar kuesioner gaya hidup, pengisian kuesioner diharapkan responden memberikan
jawaban sebenarnya sesuai yang dialami responden. Setelah selesai di isi maka kuesioner
dikembalikan kepada peneliti untuk di cek kembali kelengkapan pengisian kuesioner. Sampel
sejumlah 35 responden dengan menggunakan kriteria inklusif eksklusif. Variabel Independen dalam
penelitian ini adalah gaya hidup dan Variabel Dependennya adalah kejadian hipertensi.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner gaya hidup dan pengukuran tensi meter. yang telah di uji
validitas pada 25 responden dan mempunyai hasil 14 pertanyaan yang valid dari 15 pertanyaan.
Masing-masing kuesioner juga sudah melalui uji reliabilitas, dan memperoleh hasil Cronbach’s
Alpha untuk kuesioner gaya hidup adalah 0,877 yang artinya mempunyai koefisien korelasi berada
pada tingkatan yang sangat kuat. Penelitian dilakukan di poli penyakit dalam RS DKT Sidoarjo pada
tanggal 25 Februari – 10 April 2020 sebanyak 35 responden. Analisis data menggunakan uji statistik
korelasi chisquare dengan bantuan komputerisasi SPSS Versi 16.0.
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Poli Penyakit Dalam RS
DKT Sidoarjo Pada Tanggal 25 Februari -10 April 2020
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Poli Penyakit Dalam RS DKT
Sidoarjo Pada Tanggal 25 Februari -10 April 2020
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pernah Minuman keras di Poli Penyakit
Dalam RS DKT Sidoarjo Pada Tanggal 25 Februari -10 April 2020
Minuman
No frequency Prosentase
Keras
1 Ya 5 14.3
2 Tidak 30 85.7
Jumlah 35 100
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan keturunan hipertensi di Poli Penyakit Dalam
RS DKT Sidoarjo Pada Tanggal 25 Februari -10 April 2020
Tabel 4.7 Gaya Hidup Pasien Dewasa Di Poli Penyakit Dalam RS DKT Sidoarjo Pada
Tanggal 25 Februari -10 April 2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai gaya
hidup tidak sehat sebanyak 20 responden (57.1%).
2. Kejadian hipertensi
Tabel 4.8 Kejadian Hipertensi Pada Pasien Dewasa Di Poli Penyakit Dalam RS DKT
Sidoarjo Pada Tanggal 25 Februari -10 April 2020
3. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Dewasa Di Poli
Penyakit Dalam RS DKT Sidoarjo
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien
Dewasa Di Poli Penyakit Dalam RS DKT Sidoarjo
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 15 responden yang memiliki
gaya hidup sehat sebanyak 1 responden (6.7%) mengalami hipertensi sebanyak 1
responden. Dari 20 responden yang memiliki gaya hidup tidak sehat semuanya
menderita hipertensi yaitu 20 responden (100 %) .
Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan Chi Square terdapat nilai
Asimp.sg 0,000 maka < 0.05 artinya terdapat hubungan gaya hidup dengan kejadian
hipertensi pada pasien dewasa di poli penyakit dalam RS DKT Sidoarjo dengan
derajat kemaknaan ρ < α (0,05). Jadi untuk hipotesis Hₒ pada penelitian ini “ ditolak”
ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di poli
penyakit penyakit dalam RS DKT Sidoarjo.
PEMBAHASAN
3. Hubungan Gaya Hidup Pasien Dewasa Dengan Kejadian Hipertensi Di Poli Penyakit
Dalam RS DKT Sidoarjo.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Hubungan Gaya Hidup Pasien DewasaDi
Poli Penyakit Dalam RS DKT Sidoarjo Pada Tanggal 25 Februari-10 April 2020
didapatkan bahwa dari 15 responden yang memiliki gaya hidup sehat sebanyak 1
responden (6.7%) menderita hipertensi. Dari 20 responden yang memiliki gaya hidup tidak
sehat semuanya (100 %) menderita hipertensi.
Gaya Hidup merupakan cara ekspresi yang bersifat dasar dan unik yang muncul dalam
bidang usaha manusia (Kotler, 2014). Sedangkan gaya hidup sehat sendiri adalah suatu
peran yang positif yang dapat mempengaruhi orang lain serta lingkungan sekitar (WHO,
2018). Indikator gaya hidup dipengaruhi 4 hal yaitu merokok, aktifitas fisik, pola makan,
dan stress. Dari hal tersebut jika tidak dikontrol akan menimbulkan penyakit tidak menular
salah satunya yaitu hipertensi (Depkes, 2012). Hipertensi sendiri adalah keadaan seseorang
yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan
peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas. Dimana suatu keadaan tekanan darah
sitolik ≥= 140mmHg dan distolik ≥ = 90 mmHg (Triyanto, 2014; Sudarta, 2013; Kemenkes
RI,2014). Faktor yang menyebabkan hipertensi sendiri salah satunya yaitu di pengaruhi
oleh umur, jenis kelamin, keturunan, etnis, obesitas, kebiasaan minum kopi dan alkohol
(Depkes RI, 2012; sutanto,2010; WHO,2018; Dina. et al,2013; Herbert Benson,dkk,2012).
Dampak dari pada hipertensi sendiri jika tidak segera dicegah mulai dini terutama dari
gaya hidup seseorang akan berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit diantaranya
adalah stroke hemorragik, penyakit jantung hipertensi, penyakit arteri koronaria anuerisma,
gagal ginjal, dan ensefalopati hipertensi (Shanty, 2011).
Dari 15 responden yang memiliki gaya hidup sehat seperti tidak mempunyai kebiasaan
merokok, aktifitas fisik yang cukup, pola makan yang sehat dengan berbagai zat gizi
seimbang serta tidak mudah stress tetapi ada 1 responden (6.7%) menderita hipertensi. Hal
ini dikarenakan 1 responden tersebut mempunyai riwayat keturunan.
KESIMPULAN
5.2 Saran
Diharapkan semua tenaga kesehatan dapat memberikan contoh dan health edukasi kepada
masyarakat yang terkait dengan kebiasaan hidup sehat sehingga meminimalisir penyakit
tidak menular terutama penderita hipertensi dari tahun ketahun.
Dari hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat dalam
menjaga kesehatannya dan dapat meningkatkan kesadaran terhadap penyakit hipertensi
sehingga dapat dilakukan pencegahan dini melalui gaya hidup yang sehat.
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang fokus pada
penerapan gaya hidup sehat sehingga dapat mengurangi angka kejadian penyakit tidak
menular didunia ini khususnya untuk meningkatkan didunia kesehatan terutama dalam
bidang ilmu keperawatan.
Depkes. (2012). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2007
Jakarta: Balitbangkes-Depkes RI.
Depkes. (2017). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2007.
Jakarta: Balitbangkes-Depkes RI.
Dina T, Elperin, et al. 2013. A Large Cohort Study Evaluating Risk Factors Assosiated With
Uncontrolled Hypertension, The Journal of Clinical Hypertension, Vol. 16 No. 2
Februari 2014.
Eriana, Ina. 2017. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi PadaPegawai Negeri
Sipil UIN Alauddin Makassar Tahun 2017. Jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Mac Mahon S, et al, 2009, Obesity and Hypertension: Epidemiological and Clinical Issues,
European Heart Journal
Mahmudah, Solehatul, Taufik Maryusman, Firlia Ayu Arini, dan Ibnu Malkan . 2016.
Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia
Di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015. Jurnal Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Monks, F.J., Knoers, AMP., dan Siti, R.H. 2011. Psikologi Perkembangan :
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Edisi 8. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Riset Kesehatan Dasar. 2017. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modren. CV. Andi.
Yogyakarta.
Uiterwaal C, et al. (2017). Coffe Intake and Incidence of Hypertension. Am J Clin Nutr.