Makalah Aspek Hukum DLM Ekonomi
Makalah Aspek Hukum DLM Ekonomi
Disusun oleh:
KELOMPOK 12:
1. Encik Nanda Riski Saputra
2. Nen Putri Juliastuti
3. Sugi Afriansyah
4. Thomas Hardianto
5. Viska Erdiyanti
Dosen Pembimbing:
Yusnedi, SH.M.Hum
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya.
Dalam penulisan karya ilmiah ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan ini
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal kepada mereka amin yaa rabbal alamin.
Disadari bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran
dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku untuk mencapai tujuan
pembangunan. Sejalan dengan itu pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta untuk melindungi hak
dan kepentingan sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Mengingat faktor tenaga kerja
dalam proses pembangunan ini harus diperhatikan, oleh karena itu diperlukan usaha-usaha
untuk membina, mengarahkan serta perlindungan bagi tenaga kerja untuk menciptakan
kesejahteraan yang berkaitan dengan yang dilakukannya. Pada dasarnya perlindungan bagi
tenaga kerja dimaksudkan untuk menjaga agar tenaga kerja menjadi lebih dimanusiakan. Para
tenaga kerja mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban
sosialnya, dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga pada giliriannya dapat
meningkatkan kualitas hidup dan karenanya dapat hidup layak sebagai manusia.
1.2Pokok Permasalahan
1.3Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui maksud dari pengantar
hukum perburuhan , hubungan kerja dan norma kerja, perlindungan tenaga kerja, Apa saja
perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja, Apa yang dimaksud dengan
organisasi perburuhan internasional dan pengawasan ketenagakerjaan. Di samping itu,
makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Aspek Hukum dalam Ekonomi
yang diberikan oleh pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan Perusahaan
Kesepakatan Kerja adalah perjanjian perburuhan antara pekerja atau serikat pekerja
dengan pengusaha atau organisasi pengusaha sebagaimana dimaksud oleh UU No.13 Tahun
2003 Istilah Kesepakatan Kerja merupakan perubahan istilah perjanjian perburuhan atau
perjanjian kerja sebagai pencerminan Hubungan Industrial Pancasila. Kesepakatan Kerja
merupakan salah satu sarana pendukung pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila yang
dari waktu kewaktu perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Menurut Soepomo, perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga ) macam, yaitu :
1. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang
cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.
2. Perlindungan sosial, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan
kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.
3. perlindungan teknis, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan
keselamatan kerja.
Berdasarkan objek perlindungan tenaga kerja Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan mengatur perlindungan khusus pekerja/buruh perempuan, anak dan
penyandang cacat sebagai berikut :
1. Pekerjaan perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun dilarang dipekerjakan antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 pagi.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut keterangan
dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya, bila
bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 pagi,
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 07.00 pagiwajib :
a. Memberikan makanan dan minumanbergizi
b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja
4. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 05.00 pagi wajib menyediakan antar jemput.
5. Tidak mempekerjakan tenaga kerja melebihi ketentuan Pasal 77 ayat (2) yaitu 7 (tujuh)
jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam
seminggu atau 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu untuk 5 (lima)
hari kerja dalam seminggu.
6. Bila pekerjaan membutuhkan waktu yang lebih lama, maka harus ada persetujuan dari
tenaga kerja dan hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam sehari dan 14
(empat belas) jam dalam seminggu, dan karena itu pengusaha wajib membayar upah
kerja lembur untuk kelebihan jam kerja tersebut. Hal ini merupakan ketentuan dalam
Pasal 78 ayat (1) dan ayat (2).
7. Tenaga kerja berhak atas waktu istirahat yang telah diatur dalam Pasal 79 ayat (2) yang
meliputi waktu istirahat
Perlindungan kerja terhadap tenaga kerja/buruh merupakan sesuatu yang mutlak dalam
pemborongan pekerjaan, hal ini sesuai dengan KEPMENAKERTRANS No. KEP-
101/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/buruh.
Setiap pekerjaan yang diperoleh perusahaan dari perusahaan lainnya, maka kedua belah pihak
harus membuat perjanjian tertulis yang memuat sekurang-kurangnya :
1. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa;
2. Pengesahan dalam melaksanakan pekerjaan
Perselisihan dibidang hubungan industrial yang selama ini dikenal dpaat terjadi
mengenai hak yang telah ditetapkan, atau mengenai keadaan ketenagakerjaan yang belum
ditetapkan, baik dalam perjanjian kerja, peraturan perushaan, perjanjian kerja bersama,
maupun peraturan perundang-undangan.
Perselisihan hubungan industrial dapat pula disebabkan oleh pemutusan hubungan
kerja. Hal ini terjadi karena hubungan pekerja/buruh dan pengusaha merupakan hubungan
yang didasari oleh kesepakatan para pihak untuk mengikat diri dalam suatu hubungan kerja.
Apabila salah satu pihak tidak menghendaki lagi untuk tetap mempertahankan hubungan
yang harmonis. Oleh karena itu, perlu dicari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak
untuk menentukan bentuk penyelesaian, sehingga Pengadilan Hubungan Industrial yang
diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 akan dapat menyelesaikan kasus-kasus
pemutusan hubungan kerja yang tidak diterima oleh salah satu pihak.
1. Perselisihan Hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
adanya perbedaam pelaksanaan atau penafsiaran terhadap ketentuan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perushaan, atau perjanjian kerja bersama.
2.Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubunga kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau peraturan syarat-syarat kerja
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
Dari hasil pencatatan bahwa dapat kita simpulkan bahwa hukum dalam penerimaan
tenaga kerja itu sangat tegas dan keras, maka dari itu kita sebagai pencari kerja harus
memperjuangkan masa depan kita dengan memperoleh pekerjaan dan selain itu kita perlu
mengetahui tentang mekanisme tenaga kerja yang ada.
3.2 Saran :