Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PENDESAKAN MIKROSKOPIK DAN MAKROSKOPIK

A.Pendahuluan

Enchanced Oil Recovery (EOR) atau perolehan minyak tahap lanjut


merupakan suatu metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan (recovery)
produksi hidrokarbon dari reservoir minyak apabila metode primary recovery dan
secondary recovery tidak efisiensi lagi untuk menguras minyak. Atau cara
memperoleh minyak dengan menginjeksikan suatu zat yang berasal dari energi luar
reservoir, seperti energi mekanik, energi kimia dan energi termik.Selain itu, agar
mendapatkan recovery yang optimal perlu diketahui faktor perolehan minyak dari
segi efisiensi pendesakan makroskopik dan efisiensi pendesakan mikroskopik.
Hal yang paling utama dari semua metode EOR yaitu untuk meningkatkan efisiensi
volumetric sweep (makroskopik) dan efisiensi pengurasan (mikroskopik) apabila
dibandingkan dengan metode water flooding. Salah satu mekanisme dalam meningkatkan
volumetric sweep yaitu dengan mengurangi mobility ratio antara fluida yang mendorong
dan fluida yang di dorong. Selain itu, dengan menggunakan EOR dapat mengurangi jumlah
minyak yang terjebak dikarenakan adanya tekanan kapiler dengan cara mengurangi
interfacial tension antara fluida yang mendorong dan fluida yang didorong. da dua hal
yang menjadi latar belakang dilakukannya metode EOR, yaiyu factor eksternal dan
internal. Faktor eksternal yaitu hal-hal yang tidak terkait dengan kondisi reservoir
misalnya kenaikan harga minyak dan meningkatnya permintaan akan konsumsi
bahan bakar fosil. Faktor internal yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keadaan
reservoir tertentu yang memungkinkan perolehan minyak dapat ditingkatkan setelah
kondisi primary dan hal ini sangat berkaitan dengan kondisi fluida dan batuan
reservoir.
Sering kali terjadi kasus penurunan produksi minyak karena semakin
sedikitnya jumlah kandungan minyak di dalam sumber minyak akibat dieksploitasi
terus menerus. Padahal kandungan minyak di dalam sumber tersebut masih ada,
namun susah dihisap karena jumlahnya yang sedikit. Secara alami, hasil produksi
pengangkatan minyak akan semakin menurun sehingga diperlukan teknologi untuk
terus mempertahankan produksi tersebut. Jika ini dibiarkan, maka produksi minyak
akan semakin menurun hingga mendekati “tail production”. Sebelum itu terjadi,
seorang engineer harus mempertimbangkan suatu langkah agar dapat memulihkan
banyak minyak di ladang. Pilihan metode itu disesuaikan dengan kondisi masing-
masing di lapangan. Enhanced Oil Recoverylah metode yang tepat untuk digunakan.
Dengan adanya Enhanced Oil Recovery ini maka dapat dilakukan perpanjangan
umur lapangan dan peningkatan profitabilitas dari ladang minyak.
Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) terus
mendorong kontraktor kerjasama (KKS) yang telah berproduksi menerapkan EOR
untuk mempercepat peningkatan energy nasional. Keberhasilan penerapan teknologi
EOR cukup besar mengingat saat ini sisa inplace minyak Indonesia masih sekitar 43
milyar barel. Apabila kegiatan EOR berhasil meningkatkan recovery factor 10%,
maka akan ada tambahan cadangan sebesar 4,3 milyar barel. Penambahan ini lebih
besar dari cadangan minyak nasional yang hanya 3,7 milyar barel. Enhanced Oil
Recovery membutuhkan teknologi yang tinggi dan biaya yang cukup mahal dengan
proses bertahap. Namun Enhanced Oil Recovery lebih menarik dan menjanjikan
daripada membuka sumur minyak yang baru. Hal ini disebabkan karena pada sumur
yang di-treatment EOR sudah pasti ada minyaknya Berbeda dengan ekplorasi sumur
baru, unsur ketidakpastiannnya sangat besar Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan
Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(BPMIGAS) Hadi Prasetyo mengungkapkan, Indonesia berpotensi mendapatkan
tambahan produksi 44.900 barel per hari (bph) minyak pada 2013, dari
pengembangan 11 lapangan migas dan satu proyek EOR
B.Penyajian Materi
2.1 Efisiensi Pendesakan Makroskopik
Faktor-faktor yang mempengaruhi macroscopic displacement efficiency adalah
sebagai berikut: heterogenitas dan anisotropi, mobilitas displacing fluids dibandingkan
dengan mobilitas displaced fluids, pengaturan fisik sumur injeksi dan  produksi, dan jenis
matriks batuan di mana minyak berada. Proses perpindahan tergantung pada volume
reservoir yangyangdihubungi oleh dihubungi oleh cairan yang diinjeksikan. Ukuran
kuantitcairan yang diinjeksikan. Ukuran kuantitatif dariatif darikonkontak ini adalah
efisiensi tak ini adalah efisiensi pemindahan volumetrik (sweep) yangpemindahan
volumetrik (sweep) yang dipeng dipengaruhiaruhi oleh fluida injeksi.injeksi.Efisiensi
perpindahan keseluruhan dalam suatu proses dapatEfisiensi perpindahan keseluruhan dalam
suatu proses dapat dilihat secara konsepseptual sebagai gabungan efisieensi volumetrik dan
efisiensi mikroskopis.
Dalam proses penginjeksian fluida, fluida injeksi tidak berhubungan dengan seluruh
bagian reservoir. Effisiensi pernyerapan volumetric merupakan hasil dari effisiensi luasan
dan vertikal.

2.1.1 Efisiensi Sweeping Secara Areal


Efisiensi penyapuan areal didefinisikan sebagai perbandingan antara luasan
reservoir yang kontak dengan fluida pendesak terhadap luas areal total atau fraksional dari
reservoir yang tersapu oleh fluida injeksi. Efisiensi penyapuan areal pada volume pori yang
telah diinjeksi, akan berkurang dengan naiknya perbandingan mobilitas. Perbandingan
mobilitas akan meningkat dengan naiknya volume yang telah diinjeksikan, sehingga harga
akhir untuk efisiensi penyapuan areal akan diambil pada harga volume pori yang telah
diinjeksikan dihubungkan dengan limiting cut yang ditentukan dalam produksi.
Hal yang perlu dicatat adalah daerah harga efisiensi penyapuan yang ditentukan dari
korelasi tidak dapat menunjukkan beberapa anisotropi (variasi permeabilitas directional)
atau heterogenitas. Untuk kasus dimana terdapat faktor tersebut, teknik simulasi reservoir
harus dipakai untuk mendapatkan peramalan efisiensi penyapuan areal yang memberikan
hasil yang lebih baik.
Pada kebanyakan korelasi penyapuan areal, perbandingan mobilitas dihitung dengan
memakai permeabilitas relatif end-point, biasanya dipakai mobilitas rasio rata-rata.
Mobilitas rasio didefinisikan sebagai perbandingan antara mobilitas total fluida dibelakang
front pendesakan dengan mobilitas total fluida di depan front pendesakan, dirumuskan
sebagai berikut :
( λ r1+ λr2 )b
M̄ =
( λ r1+ λr2 )a ………………………………………………
(2-1)
Dimana :
 r1 dan r2 adalah mobilitas relatif fluida pendesak dan fluida yang didesak.
 Subskrip b dan a berturut-turut menunjukkan kondisi pada saturasi rata-rata di
belakang front dan saturasi awal di depan front.

Gambar 2.1. Sketsa Effisiensi Sweeping Areal


(Sumber:www.researchgate.net)

2.1.2. Efisiensi Sweeping Vertikal


Efisiensi penyapuan vertikal adalah fraksi dari bagian vertikal pada reservoir yang
tersapu oleh fluida injeksi. Efisiensi penyapuan vertikal dipengaruhi oleh gravitasi dan
heterogenitas lapisan reservoir. Pengaruh gravitasi disebabkan oleh perbedaan densitas
antara fluida pendesak dengan fluida terdesak. Jadi pengaruh gravitasi dapat terjadi di
semua reservoir (homogen dan heterogen). Gas akan mendahului minyak lewat bagian atas
(overrides) dan air akan mendahului minyak pada bagian bawah (underruns), karena itu
terjadi breakthrough lebih awal di bagian atas dan bawah reservoir. Secara teori, stabilitas
front pendesakan dan sudut ke arah mana menghadap (terhadap arah aliran) berhubungan
dengan laju penginjeksian, mobilitas fluida dan perbedaan densitas. Gambar 4.6.
menunjukkan efisiensi penyapuan vertikal sebagai fungsi perbandingan mobilitas dan
Ngh/L (perbandingan bilangan gravitas dikalikan ketebalan terhadap panjang).
Perbandingan mobilitas yang tinggi dan bilangan gravitasi yang besar menunjukkan
rendahnya efisiensi penyapuan vertikal pada saat breakthrough. Jika reservoir
menunjukkan variasi permeabilitas dan porositas terhadap kedalaman, heterogenitas
lapisan, flood front akan terpengaruh oleh variasi tersebut. Fluida pendesak akan bergerak
lebih cepat dilapisan dengan permeabilitas yang tinggi dan breakthrough terjadi lebih awal
dalam sumur produksi. Perbandingan mobilitas yang tinggi dan heterogenitas yang besar
akan menurunkan efisiensi penyapuan vertikal.

Gambar 2.2 Sketsa Effisiensi Penyapuan Vertikal


(Sumber  Enhanced Oil Recovery Field Case Studies)
2.1.3 Effisiensi Perolehan Total
Effisiensi perolehan total atau factor (RF) adalah fraksi dari cadangan minyak awal
(pada saat pertama kali dilakukan proses pendesakan) yang dapat didesak dan diambil. RF
merupakan hasil dari proses pendesakan dan effisiensi penyapuan volumetric.
RF = Ea x Ev……………………………………………………... (2-2)
Dimana ;
Ea = Efisiensi Sweeping Secara Area (Luas Reservoir)
Ev= Efisiensi Sweeping Secara Vertical (Lebar Reservoir)

2.2.Efisiensi Pendesakan Mikroskopik (ED)


Efisiensi pendesakan mikroskopik berhubungan dengan pendesakan dari mobilisasi
minyak pada ruang pori. ED adalah ukuran efektivitas fluida pendesak dalam menggerakan
minyak di dalam batuan dimana terdapat kontak antara fluida pendesak dan minyak. E D
merefleksikan ukuran dari saturasi minyak residual (Sor) pada daerah yang terkontak
dengan fluida pendesak.
Dalam prakteknya efisiensi pendesakan merupakan fraksi minyak atau gas yang
dapat didesak setelah dilalui oleh front dan zona transisinya.

Pada kasus pendesakan linier, contohnya media berpori berbentuk silinder,


kemudian semua pori-pori di belakang front dapat diisi oleh fluida pendesaknya, maka
efisiensi volumetrik akan mencapai 100% dan hubungan umum yang menunjukkan
efisiensi pendesakan adalah sebagai berikut :

S oi −Sor
Ed =
S oi …………………………………………………
(2-3)

Dimana :

Ed = efisiensi pendesakan, fraksi

Soi = saturasi minyak mula (pada awal pendesakan), fraksi

Sor = Saturation Saturation Oil Residual


Faktor-faktor yang mempengaruhi Microscopic Displacement adalah: Wettabilitas,Tekanan
Kapiler, Geometri Pori,Permeabilitas Relatif, Homogenitas Reservoir.

1.Wettabilitas

Wettabilitas merupakan interaksi dari dua fasa yang saling tidak bercampur, misalnya
air dan minyak,dan permukaan padat , seperti pori pori batuan yang pori pori batuan yang
ada dalam reservoir. Wettabilitas juga merupakan suatu tingkat atau sifat kebasahan dari
suatu batuan,

Gambar 2.3 Wettabilitas Batu


(Sumber:www. epgeology.com)

Jika ada media berpori yang terisi dua atau lebih fluida yang tidak dapat bercampur
(immiscible), wettability adalah sebuah pengukuran fluida mana yang dapat membasahi
(menyebar atau menempel) permukaan. Pada sistem water-wet (basah air) batuan yang
terisi minyak dan air, air akan menempati pori-pori terkecil dan membasahi sebagian besar
permukaan pada pori-pori yang lebih besar. Pada area yang memiliki saturasi minyak (oil
saturation) yang tinggi, minyak yang ada akan tertahan di atas air yang membasahi dan
menyebar pada permukaan. Jika permukaan batuan cenderung water wet dan batuan
tersebut jenuh minyak, air akan mengisi pori-pori terkecil, menggantikan minyak apabila
sistem tersebut dimasuki air.

Gambar 2.4 Oil wet dan water Wet


(Sumber:www.bloombergenergy.com)

2.Geometri Pori

Geometri untuk setiap batuan reservoir adalah hasil dari sejarah  pengendapan .
diagenetiknya. Lingkunagan pengendapan menentukan ukuran  butir batuan dan sortasinya,
Perubahan Diagenetic pengendapan yang disebabkan oleh berbagai jenis sementasi,
pencucian, dan perubahan clay akan  berdampak  berdampak pada karaktersitik
karaktersitik pori batuan apakah batuan utama silika atau karbonat
3.Tekanan Kapiler

Tekanan Kapiler merupakan perbedaan tekanan yang timbul antara dua  permukaan
permukaan fluida yang tidak tercampur. tercampur. Takanan Takanan kapiler kapiler akan
mempengaruhi mempengaruhi kinerja dari waterflooding dan teknik perhitungannya karena
sejauh mana f a karena sejauh mana flooding looding minyak/air secara vertikal dan
horisontal akan di displace selama waterflooding yang dikontrol oleh kurva imbibisi Pc/Sw
Gambar 2.5 Tekanan Kapiler vs Saturasi

(Sumber: nanangsugiarto.wordpress.com)

4. Permeabilitas

Permeabilitas merupakan kemempuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida.


Permeabilitas Relatif merupakan kemampuan batuan untuk mengalirkan lebih dari 1 jenis
fluida.

5. Homogenitas Reservoir
Ialah keseragaman karakteristik reservoir. Keseragaman reservoir sangat berpengaruh pada
Microscopic Displacement Efficiency. Semakin homogen reservoirnya maka efisiensi tidak
terganggu. Namun  bila reservoir memiliki berbagai ragam karakteristik maka efisiensi
akan menurun.

C.Rangkuman

Seiring berjalannya waktu, lapangan produksi yang memproduksikan hidrokarbon akan


semakin menurun produksinya dikarenakan tenaga untuk mengambil dan mendorong
hidrokarbon ini semakin berkurang. Melihat akan hal itu, maka muncullah sebuah teknik
yang dinamakan EOR (Enhanced Oil Recovery).

Enhanced Oil Recovery ini merupakan sebuah teknologi yang diaplikasikan untuk
meningkatkan cadangan produksi minyak dengan mengubah karakteristik fluida dan batuan
reservoir. Pada umumnya, teknik teknik EOR dilaksanakan dengan cara menginjeksi suatu
fluida (air atau gas) ke dalam sumur produksi dengan tujuan untuk meningkatkan laju
produksi dari suatu sumur tanpa merusak formasi dari reservoir tersebut.

Dalam makalah ini, penulis membahas tentang 2 konsep dasar dalam EOR yaitu
Macroscopic Displacement Efficiency dan Microskopic Displacement Efficiency, yang
dibahas lebih spesifik ke faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang dibahas
sebelumnya, Macroscopic Displacement Efficiency merupakan efisiensi dari fluida yang
menggantikan volume fluida secara volumetric. Sedangkan Microscopic Displacement
Efficiency merupakan efisiensi dari sebuah fluida untuk memindahkan minyak pada tempat
dimana terjadinya kontak antara fluida dan minyak. Keseluruhan Displacement Efficienc
cement Efficiency ditentukan y ditentukan dengan persamaan yang ditentukan.

Secara umum, waterflood hanya dapat memberikan total displacement efficiency


sebesar 1/3. efficiency sebesar 1/3. Ini menunjukkan bahwa masih Ini menunjukkan bahwa
masih tersisa volume minyak y tersisa volume minyak yang sangat besar setelah proses
waterflooding yaitu sebesar kira kira 2/3 lagi. Sehingga tujuan dari EOR ini adalah untuk
mendapatkan 1/3 nya lagi sehingga total volume minyak yang didapat mencapai 2/3 OOIP.

Proses Pelaksanaan EOR yang ideal adalah menghilangkan semua minyak pada pori yang
terkontaminasi dengan fluida (residual oil saturation yang akan mencapai nol) dan
memindahkan minyak dalam reservoir ke sumur produksi. Dan untuk memperkirakan
kondisi ideal, haruslah ditingkatkan Microscopic Displacement Efficiency dan Macroscopic
Displacement Efficiency, dengan cara mengurangi residual oil saturation, dimana:

 Menurunkan Interfacial Tension antara fluida,


 Memperluas volume minyak
 Mengurangi viskositas minyak
 Efek Miscibillity antara fluida.

Dalam melakukan teknik EOR, kita harus juga memperhatikan factor-faktor yang
mempengaruhi Macroscopic Displacement Efficiency serta Microscopic Displacement
Efficiency, seperti yang telah dibahas sebelumnya dan dijelaskan  bahwa faktor-faktor
faktor-faktor tersebut tersebut sangat penting penting dalam Macroscopic Macroscopic
Displacement Displacement Efficiency dan Microscopic Displacement Efficiency.
Suatu metode EOR secara umum dapat diaplikasikan pada semua reservoir, namun yang
menjadi pertimbangan yaitu apakah jumlah minyak yang akan diterapkan EOR tersedia
cukup banyak, fluida injeksi mencukupi selama produksi, dan apakah fluida yang
diinjeksikan sesuai dengan denga keadaan reservoir serta apakah hasilnya akan baik. Makin
baik suatu EOR, tambahan perolehan yang dihasilkan dibandingkan dengan cara
alamiahnya semakin besar Kedalaman Reservoir merupakan faktor yang penting dalam
menentukan keberhasilan suatu EOR dari segi teknik maupun ekonomis. Segi teknik
menyatakan bahwa jika kedalaman dangkal maka tekanan injeksi yang dapat dikenakan
terhadap reservoir juga kecil, karena tekanan dibatasi oleh tekanan rekah. Segi ekonomi
menyatakan bahwa jika kedalaman kecil maka biaya pemboran sumur baru akan kecil,
selain itu biaya kompresor akan cukup kecil jika dilakukan injeksi gas. Hingga saat ini
Pemerintah terus mendukung semua pihak dalam mengeksploitasi dan mengeksplorasi
minyak dan gas bumi di Indonesia. Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dinilai
sebagai jawaban guna menempuh langkah tersebut

D.Soal dan Jawaban

1. Jelaskan faktor dan proses dari efisien pendesakan miksroskopik !


2. Jelaskan efisiensi penyapun areal berdasarkan korelasinya !
3. Jelaskan efisiensi penyapuan vertikal pada fluida injeksi !
4. Jelaskan efisiensi perolehan total serta rumus menghitung RF !
5. Jelaskan efisiensi pendesakan mikroskopik dan sebutkan faktor yang mempengaruhi
efisiensi mikroskopik !

Jawaban

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi macroscopic displacement efficiency adalah sebagai


berikut:
 heterogenitas dan anisotropi
 mobilitas displacing fluids dibandingkan dengan mobilitas displaced fluids
 pengaturan fisik sumur injeksi dan produksi
 jenis matriks batuan di mana minyak berada.
Proses perpindahan tergantung pada volume reservoir yang dihubungi oleh
cairan yang diinjeksikan dan Ukuran kuantitatif cairan yang diinjeksikan.
Ukuran kuantitatif dari kontak ini adalah efisiensi pemindahan volumetrik
(sweep) yang pemindahan volumetrik (sweep) yang dipengaruhi oleh fluida
injeksi.Efisiensi perpindahan keseluruhan dalam suatu proses dapat dilihat
secara konsepseptual sebagai gabungan efisieensi volumetrik dan efisiensi
mikroskopis.

2. Efisiensi penyapuan areal didefinisikan sebagai perbandingan antara luasan reservoir


yang kontak dengan fluida pendesak terhadap luas areal total atau fraksional dari
reservoir yang tersapu oleh fluida injeksi.Efisiensi penyapuan areal pada volume pori
yang telah diinjeksi, akan berkurang dengan naiknya perbandingan mobilitas.
Perbandingan mobilitas akan meningkat dengan naiknya volume yang telah
diinjeksikan, sehingga harga akhir untuk efisiensi penyapuan areal akan diambil pada
harga volume pori yang telah diinjeksikan dihubungkan dengan limiting cut yang
ditentukan dalam produksi berdasarkan korelasinya daerah harga efisiensi penyapuan
yang ditentukan dari korelasi tidak dapat menunjukkan beberapa anisotropi (variasi
permeabilitas directional) atau heterogenitas. Untuk kasus dimana terdapat faktor
tersebut, teknik simulasi reservoir harus dipakai untuk mendapatkan peramalan efisiensi
penyapuan areal yang memberikan hasil yang lebih baik.

3. Efisiensi penyapuan vertikal adalah fraksi dari bagian vertikal pada reservoir yang
tersapu oleh fluida injeksi. Efisiensi penyapuan vertikal dipengaruhi oleh gravitasi dan
heterogenitas lapisan reservoir. Pengaruh gravitasi disebabkan oleh perbedaan densitas
antara fluida pendesak dengan fluida terdesak. Jadi pengaruh gravitasi dapat terjadi di
semua reservoir (homogen dan heterogen). Gas akan mendahului minyak lewat bagian
atas (overrides) dan air akan mendahului minyak pada bagian bawah (underruns), karena
itu terjadi breakthrough lebih awal di bagian atas dan bawah reservoir. Secara teori,
stabilitas front pendesakan dan sudut ke arah mana menghadap (terhadap arah aliran)
berhubungan dengan laju penginjeksian, mobilitas fluida dan perbedaan densitas.
Jika reservoir menunjukkan variasi permeabilitas dan porositas terhadap
kedalaman, heterogenitas lapisan, flood front akan terpengaruh oleh variasi
tersebut. Fluida pendesak akan bergerak lebih cepat dilapisan dengan
permeabilitas yang tinggi dan breakthrough terjadi lebih awal dalam sumur
produksi. Perbandingan mobilitas yang tinggi dan heterogenitas yang besar akan
menurunkan efisiensi penyapuan vertikal

4. Effisiensi perolehan total atau factor (RF) adalah fraksi dari cadangan minyak
awal (pada saat pertama kali dilakukan proses pendesakan) yang dapat didesak
dan diambil. RF merupakan hasil dari proses pendesakan dan effisiensi
penyapuan volumetric.

RF = Ea x Ev
Dimana ;
Ea = Efisiensi Sweeping Secara Area (Luas Reservoir)
Evs= Efisiensi Sweeping Secara Vertical (Lebar Reservoir)

5. Efisiensi pendesakan mikroskopik berhubungan dengan pendesakan dari mobilisasi


minyak pada ruang pori. ED adalah ukuran efektivitas fluida pendesak dalam
menggerakan minyak di dalam batuan dimana terdapat kontak antara fluida pendesak
dan minyak. ED merefleksikan ukuran dari saturasi minyak residual (Sor) pada daerah
yang terkontak dengan fluida pendesak. Dalam prakteknya efisiensi pendesakan
merupakan fraksi minyak atau gas yang dapat didesak setelah dilalui oleh front dan zona
transisinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Microscopic Displacement adalah:
 Wettabilitas
 Tekanan Kapiler
 Geometri Pori
 Permeabilitas Relatif
 Homogenitas Reservoir.

Referensi

Ahmed, Tarek.Reservoir Engineering Handbook 3rd Edition. Elsevier Inc.USA.2006

Ganiev, O.R., Ganiev, R.F., Ukrainsky, L.E. Enhanced Oil  Enhanced Oil Recovery:
Recovery: Resonance Resonance  Macro And Micro Mechanics Petroleum
Reservoi.r Beverly. Scrivener Publishing

Zeron, L. Romero. 2012. Introduction to Enhanced  Introduction to Enhanced Oil


Recovery (EOR) Proces Oil Recovery (EOR) Processes  And Bioremediation of Oil-
Contam  And Bioremediation of Oil-Contaminated Sites inated Sites. Croatia: InTech

http://www.ingenieriadepetroleo.com/displacement-efficiency-in-oil-recovery/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3866386/

http://memberfiles.freewebs.com/50/69/68186950/documents/Enhanced%20Oil%
20Recovery_EOR-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai