Tindakan ekstraksi gigi pada rongga mulut dilakukan dengan berbagai alasan yang
bervariasi. Walaupun kondisi modern dalam kedokteran gigi saat ini sangat mungkin untuk
mempertahankan gigi pada kavitas oral, masih dibutuhkan pelaksanaan ekstraksi dengan
beberapa alasan. Penatalaksanaan ekstraksi yang tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya
yang relatif murah pada akhirnya menjadi alasan pasien untuk menyetujui dilakukan ekstraksi.
Pada prinsipnya ekstraksi gigi anak dan gigi dewasa itu sama saja,hanya saja ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan ekstraksi gigi anak,yaitu:
a) Anak-anak memiliki Rongga mulut kecil sehingga menyulitkan kita dalam melakukan
ekstraksi karena pandangan kita kurang karena rongga mulut yang kecil tersebut.
b) Dalam melakukan ekstraksi gigi anak kita harus hati-hati karena adanya benih gigi
c) Apabila kita melakukan pencabutan prematur pada gigi anak dan ruang kosong bekas
Dalam pertimbangan ekstraksi gigi sulung, harus selalu ditekankan bahwa umur
bukanlah kriteria untuk menentukan apakah gigi sulung harus diekstraksi atau tidak.
Contohnya molar kedua sulung tidak dapat diekstraksi hanya karena anak sudah berumur 11
atau 12 tahun tanpa indikasi khusus. Sebab untuk beberapa pasien, ada gigi premolar dua
yang sudah siap erupsi pada umur 8 atau 9 tahun, sementara pada kasus lain gigi tersebut
Oklusi, perkembangan lengkung rahang, ukuran gigi, jumlah akar, termasuk resorpsi
akar pada gigi sulung, tingkat perkembangan dari gigi suksesor dan gigi tetangga, serta ada
a) Jika gigi mengalami karies yang tidak dapat direstorasi; jika karies telah mencapai
d) Jika gigi sulung bertabrakan dengan erupsi normal gigi permanen suksesornya.
pulpa atau jaringan periapikal, kondisi sistemik pasien juga sama pentingnya dengan kondisi
local gigi. Jika kita tidak menghilangkan infeksi pada gigi dan daerah sekitarnya, prosedur
konservatif akan berbahaya pada pasien dengan demam reumatik dan penyakit yang
kontraindikasi pada penyakit jantung congenital, pada gagguan ginjal, dan pada kasus-kasus
yang dicurigai terdapat fokal infeksi. Fokal infeksi primer dan penanganannya dapat
menyebabkan terjadinya bakterimia singkat yang dapat diikuti dengan endokarditis bakteri
subakut pada pasien dengan rheumatic disease dan penyakit jantung congenital serta dapat
2
Pemakaian orthodonti dan gigi supernumerary adalah indikasi dari ekstraksi gigi sulung
Kontraindikasi untuk ekstraksi gigi anak pada dasarnya sama dengan kontraindikasi
1. Infeksi akut stomatitis, infeksi Vincent’s angina, atau herpetic stomatitis, serta lesi lain
yang hampir sama dengan lesi-lesi tersebut harus dihilangkan sebelum ekstraksi
2. Blood dyscrasias atau kelainan darah, kondisi ini mengakibatkan terjadinya perdarahan
hematologist.
3. Pada penderita penyakit akut atau kronik rheumatic heart disease, congetial heart
4. Perisementitis akut, abses dentoalveolar dan selulitis harus diobati terlebih dahulu, dan
5. Infeksi akut sistemik karena resistensi tubuh yang rendah dan dapat menyebabkan
3
6. Keganasan. Trauma pada ekstraksi cenderung mengakibatkan peningkatan pertumbuhan
7. Gigi dengan tulang yang menjalani perawatan radiasi. Pada banyak kasus, tulang dengan
infeksi diikuti dengan ekstraksi setelah terapi antibiotik, karena avaskularitas akibat
radiasi. Infeksi tulang ini akan diikuti oleh osteomyelitis yang sangat menyakitkan dan
tidak dapat dikontrol kecuali oleh reseksi yang luas pada tulang yang diradiasi.
8. Diabetes mellitus. Konsultasi dengan dokter yang merawat pasien sangat diperlukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pra-ekstraksi ini ada 4, yaitu:
4. Persiapan pasien
5. Persiapan anestesi
Pada poin 1-4 sebelumnya sudah dibahas pada pertemuan pertama “Persiapan
Prabedah”. Disini akan dibahas tentang poin 5 yaitu persiapan anestesi. Anestesi dilakukan
agar rasa sakit pada pasien hilang saat pencabutan gigi. Ada dua jenis anestesi yang
1. Anestesi umum
Anestesi umum ini menggunakan Nitrous Oxide atau inhalasi. Pemberian anestesi ini
2. Anestesi lokal
Anestesi lokal ini dilakukan agar sakit hilang dan pasien tetap sadar.
4
Adapun perbedaan anestesi dengan orang dewasa, dimana pada anak ukuran rahang lebih
N. Buksinatorius
Mempersarafi mukosa pipi, jaringan lunak bagian bukan dari gigi molar sampai dengan
kaninus
N. Alveolaris Interior
N. Lingualis
Mempersarafi 2/3 bagian anterior lidah dan bagian lingual gigi sampai median.
N. Nasopalatinus
N. Palatinus Anterior
Mempersarafi gigi kaninus dan gigi insisif dan bagian bukal gigi tersebut.
N. Alveolaris superior
a. Dalam persiapan anestesi lakukan premedikasi ½ sampai 1 jam sebelum ke dokter gigi,
5
b. Sebelum melakukan anestesi, hendaknya lakukan sterilisasi pada tangan operator dan
c. Alat anestesi yang digunakan haruslah jarum yang tajam, disposable atau siap pakai, dan
- Anestesi lokal : ester dengan prokain, non ester dengan lidokain atau prilokain, dan
ditambah vasokonstriktor.
jarum ke membran mukosa. Selain itu, interaksi operator dengan anak untuk mengalihkan
mengurangi kekurangan dari anestesi topical. Anastesi topical efektif pada permukaan
3. Menurut bahan obatnya : Chlor Etil, Xylestesin Ointment, Xylocain Oitment, Xylocain
Spray
4. Anastesi topikal benzokain (masa kerja cepat) dibuat dengan konsentrasi > 20 %,
lidokain tersedia dalam bentuk cairan atau salep > 5 % dan dalam bentuk spray dengan
(tergantung petunjuk pabrik) kurang dari waktu tersebut, obat tidak efektif.
3. Pasien bayi dapat menggunakan syring tanpa jarum untuk mengoleskan topikal aplikasi
(Gambar 6)
4. Anastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal 2 menit, agar obat
bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topikal adalah
kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan anastesi topikal
Gambar 5. Gunakan cotton bud untuk mengoleskan topikal anastesi pada area yang akan disuntik
Anestesi topical yang disarankan untuk digunakan yaitu benzocaine yang memiliki
rasa yang nyaman bagi anak-anak jumlah yang berlebihan dihindari pada pemberian anestesi
topical.
7
1. Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari orang tua
2. Anak bertoleransi lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi makan ± 2 jam
3. Penjelasan lokal anastesi tergantung usia pasien anak, teknik penanganan tingkah laku
Gambar: Instrumen dapat diperlihatkan pada anak (kiri). Penyuntikan dilakukan menggunakan kaca agar anak
dapat melihat prosedur penyuntikan (kanan)menggunakan kaca agar anak dapat melihat prosedur penyuntikan
1. Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja. Letakkan pada
tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan digunakan. Jangan mengisi
jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan rasa takut dan cemas.
2. Sebaiknya dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk dengan jarum
(disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh dibohongi. Instrumen dapat diperlihatkan
pada anak (kiri). Penyuntikan dilakukanmenggunakan kaca agar anak dapat melihat
8
prosedur penyuntikan (kanan) Selama penyuntikan, asisten memegang tangan anak, agar
3. Rasa sakit ketika penyuntikan sedapat mungkin dihindarkan dengan cara sebagai berikut:
b. Pada daerah masuknya jarum dapat dilakukan anastesi topikal lebih dahulu. Misalnya
d. Deposit anastetikum perlahan, deposit yang cepat cenderung menambah rasa sakit.
Jika lebih dari satu gigi maksila yang akan dianastesi, operator dapat menyuntikkan
anastesi awal, kemudian merubah arah jarum menjadi posisi yang lebih horizontal,
e. Penekanan dengan jari beberapa detik pada daerah injeksi dapat membantu
f. Jaringan diregangkan jika longgar dan di masase jika padat (pada palatal). Gunanya
untuk membantu menghasilkan derajat anastesi yang maksimum dan mengurangi rasa
5. Aspirasi dilakukan untuk mencegah masuknya anastetikum dalam pembuluh darah, juga
6. Waktu untuk menentukan anastesi berjalan ± 5 menit dan dijelaskan sebelumnya kepada
anak bahwa nantinya akan terasa gejala parastesi seperti mati rasa, bengkak, kebas,
kesemutan atau gatal. Dijelaskan agar anak tidak takut, tidak kaget, tidak bingung atau
merasa aneh. Pencabutan sebaiknya dilakukan setelah 5 menit. Jika tanda parastesi tidak
9
2.7 Bahan Anastesi (Anastetikum)
Sejumlah anastetikum yang ada dapat bekerja 10 menit – 6 jam, dikenal dengan bahan
Long Acting. Namun anastesi lokal dengan masa kerja panjang (seperti bupivakain) tidak
direkomendasikan untuk pasien anak terutama dengan gangguan mental. Hal ini berkaitan
dengan masa kerja yang panjang karena dapat menambah resiko injuri pada jaringan lunak.
Bahan yang sering digunakan sebagai anastetikum adalah lidocaine dan epinephrine
bila ada alergi). Anastetikum tanpa adrenalin kurang efektif dibandingkan dengan adrenalin.
4. Hal yang penting bagi drg ketika akan menganastesi pasien anak adalah dosis.
10
Pemilihan syringe dan jarum
Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan dilakukan. Jarum
suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam 3 ukuran (sesuai standar American Dental
Association = ADA) ; panjang (32 mm), pendek (20 mm, dan superpendek (10 mm).
Petunjuk :
1. Dalam pelaksanaan anastesi lokal pada gigi, dokter gigi harus menggunakan syringe
2. Jarum pendek dapat digunakan untuk beberapa injeksi pada jaringan lunak yang tipis,
3. Jarum cenderung tidak dipenetrasikan lebih dalam untuk mencegah patahnya jarum.
4. Jarum yang digunakan harus tajam dan lurus dengan bevel yang relative pendek,
dipasangkan pada syringe. Gunakan jarum sekali pakai (disposable) untuk menjamin
ketajaman dan sterilisasinya. Penggunaan jarum berulang dapat sebagai transfer penyakit.
11
Anestesi Lokal Teknik Infiltrasi
anestesi lokal di sekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek anestesi hanya terbatas
pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan dilakukan instrumentasi.
Teknik ini sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah. Daya
penetrasinya pada anak cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu
kompak.
3. Tarik mukosa
4. Untuk mengalihkan perhatian anak, drg dapat menekan bibir dengan tekanan ringan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk sehingga mukosa yang akan disuntik terlihat.
6. Aspirasi
12
Teknik Anestesi Infiltrasi Rahang Atas dan Rahang Bawah
Regio anterior maksila dipersarafi oleh cabang nervus alveolar anteriosuperior maksila.
c. Masukkan jarum berukuran 30-gauge atau 10 mm pada mucobuccal fold, pada anak
dibuat lebih dekat ke margin gingiva dibandingkan pasien dewasa dan anastetikum
d. Masukkan jarum sesuai kedalaman apeks akar, pada gigi sulung kedalaman jarum
g. Tarik jarum dan aplikasikan kassa 2x2 sengan tekanan untuk hemostasis
Gambar 12. Teknik anastesi supraperiosteal. Injeksi dekat tulang alveolar menuju apeks gigi.
13
Gambar 14. Posisi jarum untuk anastesi kaninus
Persarafan pada gigi molar sulung dan permanen berasal dari nervus alveolar posterior
superior dan nervus alveolar superior tengah mempersarafi akar mesiobukal dari gigi
molar sulung dan tetap, serta gigi premolar. Teknik anestesi ini menggunakan tahap 1- 6
yang dijelaskan pada teknik anestesi infiltrasi, dengan jarum yang digunakan berukuran
27-gauge, cairan anastetsi dideposit pada sulkus bukal ± 2 cc (Gambar 7a dan 7b) untuk
pencabutan molar satu sulung. Sambil jarum ditarik, dideposit kembali anastestikum 0,2
cc untuk memperoleh efek maksimum. Bukal infiltrasi 0,5 – 1,0 cc cukup untuk
Gambar 15. Posisi jarum untuk anastesi gigi molar sulung atas
Gambar: Injeksi bukal infiltrasi pada Gambar: Bukal infiltrasi pada molar
dua bawah sulung
region molar atas susu
14
2.8 ANESTESI BLOK
Anestesi blok : Hilangnya rasa sakit pada suatu daerah tertentu karena pemberian
Indikasi :
Teknik yang dapat dilakukan, terutama ketika infiltrasi tidak mungkin diberikan
karena infeksi lokal, dan menghasilkan analgesia yang dalam pada gigi sulung rahang atas
atau gigi molar permanen. Ini menghasilkan blok pada posterior dan seringkali pada bagian
tengah nervus superior yang memasuki bagian posterior rahang atas pada fossa
infratemporalis. Bagaimana pun juga, tidak sama dengan teknik posterior superior nerve
block, teknik ini tidak memiliki resiko merusak vaskularisasi plexus pterygoid dengan
15
Sebagian besar larutan analgesik lokal dimasukkan dari distal butress
Pertama kali dimasukkan, larutan analgesik akan bekerja pada aspek distal rahang atas
jari penunjuk. Pasien sebaiknya diminta untuk mengoklusikan rahang pada stase ini. Hal ini
dilakukan untuk mencegah processus coronoideus pada rahang bawah memblok pergerakan
Blok molar rahang atas. Sebagian besar larutan lokal analgesik dimasukkan ke bawah mukosa di mukosa
distal sampai zygomatic buttress (A). Larutan analgesik kemudian bekerja sepanjang aspek distal rahang atas
sampai fossa infratemporalis (B) dan memblok bagian posterior superior dental nerves (PSDN)
16
Teknik Blok Anestesi Rahang Bawah
Teknik :
2. Telunjuk letakkan pada permukaan oklusal gigi molar supaya menyentuh sudut oklusal.
4. Tusukan jarum di dekat ujung jari, tabung suntik terletak antara m1 dan m2 pada sisi
yang berlawanan.
5. Bila sudah menyentuh tulang, tarik sedikit, tabung disejajarkan bidang oklusal sisi yang
akan dianestesi. Keluarkan obat anestesi kurang lebih 0,5 cc untuk menganestesi N.
Lingualis. Kemudian tabung suntik kembalikan pada posisi semula, terletak antara gigi C
dan M1. Arahkan ke bawah bidang oklusi, mencapai foramen mandibula. Bila sudah
interior.
Untuk menganestesi bagian bukal, dilakukan anestesi infiltrasi, yaitu 0,5 cc untuk
teranestesinya daerah mukosa pipi, anterior lidah dan bibir pada sisi yang dianestesi.
Beberapa dokter gigi memilih menggunakan instrumen bedah untuk anak-anak seperti
instrument yang digunakan pada dewasa. Bagaimanapun juga, banyak dokter gigi anak dan
oral and maxilofacial surgeons lebih memilih tang ekstraksi anak-anak yang lebih kecil
1. Ukuran tang nya yang lebih kecil lebih memudahkan untuk masuk dalam kavitas oral dari
pasien anak-anak.
2. Tang ekstraksi yang lebih kecil lebih mudah disembunyikan dalam tangan operator.
17
3. Bentuk paruh dari tang yang lebih dapat beradaptasi dengan bentuk anatomi gigi sulung.
(Pinkham : 2005)
Dilihat pada gambar diatas perbandingan tang untuk dewasa dan tang untuk anak anak.
Tang untuk rahang atas biasanya berbentuk tang biasa yang lurus antara kepala dan
18
Tang dengan kepala yang lurus dengan badan tang.
- Akar gigi :
19
Tang dengan kepala tang agak tertekuk dan kedua ujung tang saling bertemu.
Berbeda dengan tang untuk rahang atas, pada tang untuk rahang bawah rata rata
kepalanya membentuk sudut 90° terhadap badannya sehingga terlihat seperti bengkok,
diantaranya :
Tang dengan kepala yang sedikit runcing penyerupai capit pada ujungnya.
20
Tang dengan kepala yang sedikit membulat dibanding tang anterior dan ujungnya terdapat takik.
- Akar gigi :
Tang untuk akar ini menyerupai tang untuk gigi posterior namun tidak memiliki takik pada ujungnya,
Selain instrumen tang, dalam ekstraksi gigi untuk anak anak juga menggunakan alat bantu
seperti bend atau elevator, dan beberapa instrumen standar untuk pemeriksaan seperti :
- Kaca mulut
- Sonde
- Pinset
- Injektor
- Ekskavator
- Cotton roll
Beberapa alat yang harus dipersiapkan sebelum pencabutan gigi pada anak
1. Posisi Operator
Dengan pengenalan sistem “four handed dentistry”, operator harus melakukan ekstraksi
dalam posisi duduk, setelah mengambil posisi yang benar tergantung pada kuadran mana
dia bekerja.
Kuadran kanan dan kiri maksila serta kuadran kiri mandibula ( Regio V, VI, VII) :
Operator berada pada posisi di depan sampai ke samping pasien (arah jam 7 sampai arah
jam 9)
Kuadran kanan mandibula (Regio VIII) : operator pada posisi di belakang sampai di
22
Armamentarium ekstraksi dan posisi operator (Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008)
6 gigi anterior maksila dan mandibula : tekanan ke arah labial dengan rotasi ke arah
Molar maksila dan mandibula : penekanan ke arah lingual, kemudian ke arah bukal
dengan penekanan yang lebih kuat ke arah bukal kemudian keluar ke arah bukal.
23
Gigi Anterior Maksilla :
Bagian melintang dari akar gigi ini membulat. Gaya pertama diberikan ke arah apikal
kemudian tekanan ringan ke arah lingual. Tekanan yang sedikit ini melebarkan tulang
gingival bagian lingual. Gaya berikutnya adalah gerakan berlawanan arah jarum jam
yang melonggarkan gigi dengan gerakan yang melepaskan. Kemudian, diteruskan dengan
gaya ke arah labial, yang akan melepaskan gigi dari soketnya. (Shoba Tandon, 2008)
Gigi anterior maksilla memiliki akar tunggal yang cenderung conical. Hal ini
menyebabkan gigi cenderung memiliki resiko fraktur rendah dan mendukung gerakan
rotasi. Tang A no 1 digunakan untuk ekstraksi gigi anterior maksilla. (Pinkham, 1999)
Bagian melintang dari akar gigi ini adalah oval. Setelah gaya inisial pada apikal gigi, arah
gaya berikutnya adalah ke arah labial dalam satu gerakan. Setelah gigi terasa longgar dari
soketnya, gerakan berlawanan arah jarum jam mengeluarkan gigi dari soketnya. (Shoba
Tandon, 2008)
Gigi anterior mandibula memiliki akar tunggal. Hal ini menyebabkan seorang dokter gigi
harus berhati-hati dalam menggerakkan tang agar jangan sampai mengganggu gigi yang
berdekatan karena akan mudah sekali menjadi untuk menjadi goyang. Hal ini juga
menyebabkan dokter gigi dapat menggunakan gerakan rotasi dan sedikit gerakan ke arah
labial dan lingual dapat melepaskan gigi dari soketnya (Pinkham, 1999)
Karena akar palatal melengkung, gerakan untuk pencabutan gigi diarahkan ke palatal
dengan tekanan ringan. Tekanan ringan diaplikasikan dengan tujuan agar tidak sampai
mematahkan akar palatal yang melengkung. Kemudian diteruskan dalam satu gaya ke
24
arah bukal, gigi menjadi longgar dan gerakan berlawanan arah jarum jam mengeluarkan
Gigi molar maksilla berbeda dengan gigi permanen. Ketinggian konturnya lebih dekat ke
cementoenamel junction dan akarnya lebih divergen dan diameternya lebih kecil. Karena
struktur akar melemah saat erupsi gigi permanen, sering terjadi fraktur akar saat
pencabutan gigi maksilla. Hal lain yang harus diperhatikan adalah hubungan antara molar
sulung dengan mahkota premolar yang akan tumbuh. Apabila akar mengelilingi mahkota
premolar, bukan mustahil premolar ikut tercabut bersama molar sulung. (Pinkham, 1999)
Setelah perlekatan epithelial dipisahkan, elevator 301 lurus digunakan untuk luksasi gigi
dan ekstraksi diselesaikan dengan tang universal maksilla no 150S. (Pinkham, 1999)
Potongan melintang dari akar gigi ini adalah datar dalam arah mesiodistal dan berbentuk
lonjong. Gerakan rotasi merupakan kontra indikasi. Gaya inisial pertama adalah tekanan
ringan ke arah lingual, semudian diteruskan dalam satu gaya ke bukal sampai gigi
melonggar dari soketnya. Setelah itu, gerakan rotasi berlawanan arah jarum jam
Pada pencabutan gigi molar mandibula, dokter gigi harus memberikan support oleh
tangan yang tidak melakukan ekstraksi pada mandibula pasien supaya tidak terjadi cedera
sendi temporo mandibular. Setelah luxasi dengan elevator lurus no 301, tang no 151S
Contoh kasus-kasus bedah mulut minor pada anak yang harus dirujuk ke dokter spesialis
bedah mulut.
1. Mucocele
25
Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008
2. Ranula
3. Kista odontogenik
26
Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008
4. Kista non-odontogenik
5. Kista erupsi
6. Frenectomy
27
Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008
7. Gigi Impaksi
28
Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008
29
Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008
3. Menggosok gigi setiap hari, tetapi tidak menggunakan mouthwash pada hari
pencabutan.
30
5. Jika nyeri meningkat setelah 48 jam atau perdarahan abnormal terjadi segera hubungi
dokter.
6. Untuk mencegah perdarahan dan pembengkakan, posisi kepala lebih ditinggikan saat
tidur.
1. Fraktur Akar
Untuk menghindari terjadinya fraktur tulang akar gigi sulung, perlu teknik yang baik dan
Cara mengatasinya :
Kalau terlihat, sedapat mungkin dikeluarkan dengan tang khusus untuk radiks atau bein
dan harus dikerjakan dengan hati-hati dan sebaiknya segera dikeluarkan sebelum gigi
tetapnya erupsi, karena dikwatirkan sisa akar tersebut akan terjepit diantara gigi-gigi
tetap.
Kalau tidak terlihat/ragu-ragu, sebaiknya dibuat ronsen foto dahulu untuk melihat posisi
sisa akar terhadap benih gigi tetapnya. Dari ronsen foto bila ternyata jauh dari benih gigi
tetap, dapat diambil segera dengan pedoman ronsen foto tersebut. Tetapi bila dekat benih
yang mungkin pada waktu pengambilan dapat mengenai benih gigi permanen maka sisa
akar gigi sulung tersebut dapat ditinggalkan, tetapi selalu dilakukan pengawasan berkala
menghindari kemungkinan ini perlu teknik pencabutan yang baik dan hati-hati dan harus
Benih gigi permanen yang ikut tercabut dapat dikembalikan ke tempatnya, kemudian
mukosa (gingiva) dilakukan penjahitan sehingga soket bekas gigi sulungnya tertutup.
Benih gigi yang berubah posisi dilakukan observasi atau kalau mungkin dilakukan
reposisi.
3. Dry Socket
Komplikasi ini jarang terjadi karena vaskularisasi pada anak cukup baik, bila terjadi di
bawah umur 10 tahun mungkin ada gangguan sistemik seperti pada penderita anemia,
4. Perdarahan
Hal ini mungkin terjadi bila anak menderita penyakit darah atau kemungkinan ada sisa
BAB III
HASIL DISKUSI
1. Tang regio kanan dan kiri itu beda atau tidak? Kalau untuk orang kidal bagaimana caranya?
32
Tang regio kanan dan kiri pada rahang atas berbeda, sesuai dengan letak takiknya. Apabila
untuk regio kanan berarti takiknya ada di sebelah kiri, begitu juga sebaliknya.
Untuk orang kidal maka tidak ada tang jenis khusus, maka dokter gigi kidal tersebut harus
menyesuaikan dengan alat yang ada, atau pun boleh juga memegang dengan tangan kirinya,
karena dalam pencabutan gigi, tangan terkuatlah yang memegang alat, sehingga proses
2. Tanda kapan gigi harus dilakukan pulpotomi dan kapan harus diekstraksi?
Pertama kali harus dilakukan ronsen foto terlebih dahulu untuk melihat bagaimana benih gigi
permanennya, apakah sudah mendekati ke arah erupsi atau belum. Apabila kondisi tulang
alveolarnya masih baik untuk menyangga gigi susu tersebut dan benih gigi erupsinya masih
lama, maka hal itu merupakan indikasi pulpotomi, sekaligus juga sebagai penyedia ruang
untuk gigi permanennya nanti. Namun bila sudah mendekati waktu erupsi gigi permanen,
3. Ekstraksi gigi pada anak-anak itu tidak harus memakai anastesi, indikasi kapan pakai
Apabila anak tersebut meminta untuk diberi anatesi walaupun menurut kita sebagai dokter tidak
perlu, maka hendaknya turuti keinginan dari anak tersebut untuk menghindarkan kecemasannya.
Anastesi diberikan apabila kondisi gigi masih kuat namun perlu untuk dilakukan pencabutan.
4. Pada gigi mix dentition pencabutan giginya apa yang harus diperhatikan?
Pencabutan gigi pada anak-anak tentu saja pada periode mix dentition. Pertimbangannya
Anastesi umum biasanya pada anak handicapped children karen sulit untuk ditangani, akan
tetapi untuk anak bukan handicapped children namun kecemasan sangat berlebihan dan
menyebabkan dokter gigi mengalami kesulitan, maka dapat pula dilakukan anestesi umum.
Dan anestesi umum ini hanya boleh diberikan oleh dokter spesialis anestesi.
33
5. Pertimbangan anestesi pada anak?
Pada umumnya diberikan anastesi lokal, tetapi pada keadaan tertentu dilakukan anastesi umum
yang dilakukan oleh spesialis anastesi. Indikasi anastesi umum adalah : anastesi lokal merupakan
kontra indikasi, pencabutan sekaligus beberapa gigi, penambalan dan perawatan saluran akar pada
Namun apabila anak tersebut meminta untuk diberi anatesi walaupun menurut kita sebagai dokter
tidak perlu, maka hendaknya turuti keinginan dari anak tersebut untuk menghindarkan
kecemasannya.
6. Kontraindikasi dari pencabutan adalah anak yang memiliki penyakit jantung, padahal anak
yang sakit jantung itu sebelum dioperasi harus dilakukan pencabutan gigi, jadi bagaimana
penjelasannya?
Anak-anak dengan penyakit jantung yang tidak terkontrol memang merupakan kontraindikasi,
namun apabila selalu dikonsultasikan kepada dokternya, dan dinyatakan dalam kondisi baik
dan memungkinkan, maka boleh-boeh saja apabila akan dilakukan ekstraksi gigi.
Sedangkan pada anak-anak yang akan operasi jantung sebaiknya gigi yang bermasalah harus
7. Bagaimana cara kita menetukan apabila tidak ada pemeriksaan ronsen pada indikasi
Kita lihat dari umur anak tersebut dan mempertimbangkannya dengan waktu erupsi gigi
permanen yang akan menggantikan gigi susunya apabila diekstraksi. Dan juga dapat
menanyakannya ke keluarga apakah pada anak sebelumnya ada yang mengalami kelainan
Apabila kita merasa ragu-ragu untuk melakukan ekstraksi, lebih baik tidak perlu dilakukan.
34
Tujuan perawatan adalah menghilangkan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan, soket
harus diirigasi dengan larutan salin normal yang hangat dan semua bekuan darah digenerasi
dibuang. Tulang yang tajam harum dieksisi dengan tang rongeur atau dihaluskan dengan
stone wheel, gulungan kasa yang mengandung ZnOE dimasukkan ke dalam soket. Gulungan
kasa tadi tidak boleh terlalu padat karena bisa mengeras dan sulit dikeluarkan. Tablet
analgesik dan obat kumur salin diresepkan, serta pasien dijanjikan untuk kembali 3 hari lagi.
Kebanyakan pasien yang dirawat dengan cara ini melaporkan hilangnya rasa sakit, tetapi
beberapa pasien memerlukan pemberian obat sedative lagi atau terkadang diperlukan
Meskipun pemberian ZnOE mengurangi rasa sakit, adanya bahan tersebut menghambat
penyembuhan. Sedangkan satu pack yang teridri dari varnish white head (pigmentum
iodoform compositum B.P.C) pada sebuah pita kasa walaupun kurang efektif mengurangi rasa
sakit, dapat ditinggalkan dalam soket gigi selama 2 atau 3 minggu, dan sewaktu bahan
tersebut dikeluarkan tampak bahwa soket mengalami granulasi. Pita kasa adalah sepotong
gulungan kapas yang dilapisi oleh kasa, ujung bebasnya diikat dengan benang gigi dan
benang jahit. Bila dimasukkan dalam dry socket , bahan ini terkadang tidak begitu sakit
dibandingkan pask pita kasa. Jadi amatlah berguna untuk mempersiapkan bahan ini dalam
Suntikan ini menjadi populer belakangan ini setelah adanya syringe khusus untuk tujuan
tersebut. Suntikan intraligamen dapat dilakukan dengan jarum dan syringe konvensional
tetapi lebih baik dengan syringe khusus karena lebih mudah memberikan tekanan yang
Caranya :
35
1. Hilangkan semua kalkulus dari tempat penyuntikan, bersihkan sulkus gingiva dengan
rubber cup dan pasta profilaksis dan berikan desinfektan dengan menggunakan cotton
pellet kecil.
2. Masukkan jarum ke dalam sulkus gingiva pada bagian mesial distal gigi dengan bevel
3. Tekan beberapa tetes larutan ke dalam sulkus gingiva untuk anastesi jaringan di depan
jarum
4. Gerakkan jarum ke apikal sampai tersendat diantara gigi dan crest alveolar biasanya kira-
kira 2 mm
5. Tekan perlahan-lahan. Jika jarum ditempatkan dengan benar harus ada hambatan pada
penyuntikan dan jaringan di sekitar jarum memutih. Jika tahanan tidak dirasakan, jarum
mungkin tidak benar posisinya dan larutan yang disuntikkan akan mengalir ke dalam
mulut.
8. Dapat pula diberikan penyuntikan di bagian mesial dan distal akar tetapi dianjurkan bahwa
9. Cartridge harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pasien yang lain, walaupun
Keuntungan injeksi ligament periodontal baik sebagai anastesi utama atau anastesi tambahan
2. Pulpa dapat teranastesi selama 30-45 menit, sehingga waktu untuk perawatan satu gigi
3. Lebih nyaman bila disbanding dengan teknik anastesi local yang lain
36
4. Tidak menimbulkan rasa sakit bila digunakan sebagai tambahan
8. Dapat digunakan pada pasien dengan gangguan perdarahan yang merupakan kontraindikasi
9. Dapat digunakan pada pasien anak atau cacat, karena adanya pertimbangan kemungkinan
terjadinya trauma setelah prosedur injeksi karena tergigitnya bibir atau lidah (akibat rasa
kebas).
BAB IV
KESIMPULAN
Pada anak-anak, pencabutan gigi akan dilakukan bila terjadi karies, untuk keperluan
ortodonti, adanya gigi supernumerari dan lain-lain. Dan dalam pencabutannya hampir sama
dengan pencabutan pada gigi orang dewasa, namun di sini alat yang digunakan ukurannya lebih
kecil. Selain itu, penanganan psikis terhadap anaknya sendiri harus lebih diperhatikan sehingga
Dokter gigi pun memerlukan anastesi untuk proses pencabutan ini, agar anak tidak merasa
sakit saat dicabut giginya. Ada teknik anestesi topikal, blok, dan teknik infiltrasi yang dapat
37
digunakan. Namun, untuk anak-anak bila kegoyangan giginya sudah besar, maka lebih baik
menggunakan anestesi topikal saja. Dan anastesi ini memang lebih sering digunakan karena
anak-anak cenderung merasa lebih nyaman, tanpa harus ditusukkan jarum suntik seperti pada
Dalam pencabutan pun juga harus diperhatikan riwayat penyakit sistemik dan kepandaian
serta keterampilan dalam melakukannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi yang
aterjadi setelah pencabutan. Dan apabila terjadi komplikasi, hendaknya dokter gigi langsung
dengan segera dapat menangani secara efektif dan di tempat prakteknya menyediakan alat-alat
emergency kit.
38