Anda di halaman 1dari 28

Logam Besi dan Baja

Sejarah besi & Baja


 Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
 Tahun 1100 SM, Bangsa Hittites yang merahasiakan
pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa
asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai
diketahui secara luas.
 Tahun 1000 SM, bangsa Yunani, Mesir, Roma, Carhaginians
dan Asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan
besi dalam kehidupannya.
 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di
invansi oleh bangsa Arya.
 Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
Sejarah besi & Baja
 Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di
eropa.
 Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
 Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan
pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut
dengan baja Damaskus.
 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di
Eropa.
Besi
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin:
ferrum, nomor atom 26, merupakan salah satu logam yang
mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan
manusia. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini
adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa,
membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam bumi.
Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang
tingkat oksidasi yang lebar, −2 hingga +6, meskipun +2 dan +3
adalah yang paling banyak. Unsur besi terdapat dalam meteorit
dan lingkungan rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif dengan
oksigen dan air. Permukaan besi segar tampak berkilau abu-abu
keperakan, tetapi teroksidasi dalam udara normal menghasilkan
besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat.
Bahan Baku Besi

Bijih Besi Kokas Batu Kapur

Udara
Bijih Besi
Bahan utama Bahan baku mineral untuk pembuatan kasar disebut
sebagai bijih besi (iron ores).
Kadar besi yang terkandung dalam mineral tersebut adalah berbeda-
beda, selain itu mutu dari bijih besi juga ditentukan oleh banyak
sedikitnya kotoran-kotoran atau impureties atara lain:
Silika (SiO2),
Aluminium (Al2O3)
Kalsium Karbonat (Ca2O3),
Magnesium Oksida (MgO),
Mangan Oksida (MnO),
Sulfur (S) dan Phospor (P),
kadang-kadang terdapat juga kotoran-kotoran yang ternyata berupa
logam mulia sehingga produk tambahan tersebut mempunyai nilai
ekonomis lebih dari zat-zat bijih pokok.
Bijih Besi
Diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
 Hematite - Fe2O3 nH2O
 Magnetite -Fe3O4 nH2O
 Limonite - Fe2O3+H2O
 Siderite – FeCO3
 Pirit–FeS/FeS2
Hematit (Fe2O3)
Warna bijih logam ini berkisar dari merah cerah sampai abu-abu
kehitam-hitaman. Kadar besinya cukup tinggi sekitar 65% - 70%.
Berat jenisnya berkisar 4,5 s/d 5,3. bijih besi ini tidak mengandung
sama sekali air dalam keadaan terikat, sedang kadar belerang
dan fosfor adalah rendah sifat-sifatnya tidak magnetit.
Magnetit (Fe3O4)
Warna hitam atau abu-abu. Kadar besinya adalah paling tinggi
yaitu 70-73%. Berat jenis berkisar dari 4,9 s/d 5,2. sifatnya sangat
keras sehingga pada saat penambangan digunakan bor intan
atau dihancurkan dengan dinamit.
Limonit (Fe2O3 + H2O)
Bijih ini dikenal juga hematit hidrat. Warnanya berkisar dari kuning
sampai hitam. Mengandung 60% besi dan 14,5% air dalam
keadaan terikat (air hablur) berat jenis berkisar 3,6 s/d 4,0.
Siderit (Fe [CO3] Besi Karbonat)
Kadar besi dalam bijih besi berkisar dari 40 s/d 48%. Berat jenis
sekitar 3,7 -3,9. warnanya kuning muda coklat hitam/coklat merah
Pirit (FeS2)
Warna kekuning-kuningan. Bijih besi ini memiliki kadar besi 45 s/d
47 % berat jenisnya berkisar 4,8 s/d 5,1. bersifat getas dan proses
penghilangan kadar belerang adalah sulit, maka besi ini tidak
disukai.
Kokas
Kokas adalah bahan karbon padat yang berasal dari pemanasan
batubara rendah abu dan rendah sulfur, batubara bitumen.
Kokas batubara berwarna abu-abu, keras, dan berongga. Kokas
sebenarnya dapat terbentuk secara alami, namun bentuk yang
umum digunakan adalah buatan manusia.
Batu Kapur
Batu kapur / Gamping (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3),
adalah sebuah batuan sedimen yang terdiri dari mineral kalsit dan
aragonite. Sumber utama dari calcite adalah organisme laut.
digunakan sebagai bahan pengikat silika dan unsur unsur
pengotor lain pada reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah
(CaSiO3), (CaS), (CaO)4P2O5, dll yang menjadi ampas buangan
kerak tanur tinggi.
Udara
Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk
membakar karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi
lagi dengan karbon membentuk gas CO, yang nantinya akan
mereduksi oksida besi. Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton besi,
diperlukan bahan baku 2 ton biji besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur,
dan 4 ton udara.
Pengolahan Bijih Besi

Proses Benefisiasi
Peningkatan kadar Fe
Proses Aglomerasi
Proses Pembentukan Pellet atau Sinter
Proses Benefisiasi
Proses Aglomerasi
Penambangan Bijih Besi

1. Open Pit Mining


Penambangan yang dilakukan di permukaan bumi

2. Underground Mining
Penambangan yang dilakukan di bawah permukaan bumi
Underground Mining

Open Pit Mining


Crushering Process
Bijih besi yang diperoleh dari hasil penambangan
biasanya berupa bongkahan besar yang tidak
beraturan.
Bijih besi ini diperkecil ukurannya dengan
menggunakan Hammer Crusher.
Proses ini bisa dilakukan langsung jika jenis
bijih besinya adalah Hematite dan Magnetite.
Untuk jenis bijih besi laterit (karena mengandung
unsur H2O) maka perlu dilakukan proses pengeringan
dahulu dengan menggunakan dryer sebelum di
crusher.
Crushering Process
Screening Process
Bijih besi yang telah diperkecil ukurannya, kemudian disaring/
diayak dengan menggunakan peralatan screener sehingga diperoleh
bijih besi dengan ukuran yang seragam.
Blending Process
Proses blending ini bertujuan mencampur bijih besi (hasil
ayakan/penyaringan) yang mempunyai kandungan Fe yang
berbeda-beda. Sehingga menjadi campuran bijih besi yang
homogen.
Grinding Process
Bijih besi yang telah di blending kemudian di grinding dengan
menggunakan peralatan Grinding Mill agar menjadi halus. Bentuk bijih
besi yang halus akan mempermudah proses pemisahan antara
senyawa oksida besi dengan senyawa lainnya yang bukan besi.
Concentrating Process
Proses konsentrat bertujuan untuk memisahkan dan memurnikan
mineral oksida besi dari senyawa mineral lainya atau
kotoran. Salah satu teknologi yang biasa dipakai adalah
magnetic separator, yaitu pemisahan melalui bantuan magnet.
Dengan proses ini maka bijih besi halus akan didominasi oleh
mineral oxida besi sehingga kandungan Fe nya dalam bijih besi
halus meningkat.
Sintering Process
Bijih besi halus dicampur dengan bubuk kokas yang berfungsi
sebagai bahan bakar. Proses pembakaran bijih besi halus
mencapai temperature 1300oC. Proses penggumpalan
terjadi karena sebagian bijih besi halus mengalami
pelelehan. Dalam proses sintering ini juga dapat
ditambahkan batu kapur sehingga terbentuk “Fluxed
Sinter”. Sinter bijih besi yang telah mengandung kapur dapat
mengurangi pemakaian batu kapur pada proses Blast Furnace.
Sintering adalah proses pemadatan dan pembentukan massa padat
material dengan panas atau tekanan tanpa melelehkannya ke titik
likuifaksi.
Pelletizing Process
Bijih besi halus dicampur dengan bahan perekat (kapur,
bentonite atau dolomite) kemudian campuran tersebut di cycling
sehingga terbentuk kelereng / bola kecil yang berukuran 9 – 50
mm atau biasa disebut “Green Pellet”. Selanjutnya green pellet
tersebut dipanaskan hingga mencapai temperature 1300oC
sehingga menjadi bentuk Pellet yang stabil dan keras.

Anda mungkin juga menyukai