PENDAHULUAN
2.1. Dari 2.397 catatan yang diskrining, Sabation J,dkk mendapatkan 21 penelitian
yang memenuhi syarat yang melaporkan hasil klinis pasien yang dirawat di rumah sakit
dan dengan positif terkonfirmasi virus SARS-CoV-2 (Gambar 1) Untuk mencegah data
berulang, semua penelitian yang memenuhi syarat diperiksa baik situs dan interval waktu
pasien yang memenuhi kriteria inklusi untuk di analisis setiap individu. Semua penelitian
dari pasien yang dirawat inap berasal dari berbagai area geografi meliput Asia, Eropa dan
Amerika Serikat. Secara bersamaan, data klinis dari 77.317 pasien COVID-19 yang
dirawat inap dilaporkan dalam penelitian yang telah terpilih. (Tabel 2)
Secara keseluruhan, 40,41% (95% CI = 35,41-45,52) dari pasien yang di rawt
inap (n = 77317) adalah perempuan (Gambar 2). Rata-rata usia mereka adalah 48,4 ±
18,5. Dari semua pasien yang termasuk, 12,89% (95% CI = 8,24-18,32) memiliki
komorbiditas kardiovaskular (Gambar 2), dengan besar heterogenitas penelitian (I2 =
99.6%; Q = 1814; p <0.001). Komplikasi kardiovaskular terdaftar pada 14,09% (95% CI
= 10,26-20,23) (Gambar 3).
Pada analisis meta-regresi, komorbiditas kardiovaskular atau faktor risiko yang
sudah ada sebelumnya merupakan prediktor signifikan dari komplikasi kardiovaskular
pada pasien COVID-19 (p = 0,026), sementara usia (p = 0,097) atau jenis kelamin (p =
0,224) tidak (Tabel 3). Pada analisis meta-regresi, usia (p <0,001), komorbiditas
kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya atau faktor risiko (p <0,001) dan
perkembangan komplikasi kardiovaskular selama periode COVID-19 (p = 0,038)
memiliki interaksi yang signifikan dengan kematian (Tabel 4).
Penelitian ini menyelidiki sejauh mana penyakit jantung sebagai komorbiditas
dan komplikasi di antara pasien Covid-19 yang dirawat inap. Dalam meta-analisis ini,
gejala atau komplikasi kardiovaskular terdaftar pada sebagian besar (14,1%) pasien
COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Secara keseluruhan, tingkat kasus kematian
adalah 9,6%. Yang paling penting, peneliti menemukan bahwa faktor risiko atau
komorbid kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya dan perkembangan komplikasi
kardiovaskular dikaitkan dengan tingkat kematian pasien COVID-19. Penelitian ini
sejalan dengan, analisis meta-regresi menunjukkan bahwa komorbiditas atau faktor
risiko kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya dan perkembangan komplikasi
kardiovaskular selama COVID-19, memiliki interaksi yang signifikan dengan
kematian.
Meskipun manifestasi klinis utama COVID-19 adalah pernapasan, temuan
peneliti bahwa faktor risiko kardiovaskular atau komorbiditas yang sudah ada
sebelumnya terkait dengan komplikasi kardiovaskular dan ditunjukkan dengan tingkat
kematian yang lebih tinggi menuntut penelitian lebih lanjut tentang dampak
keterlibatan jantung, untuk memahami kejadian sebenarnya, mekanismenya, dan hasil
manifestasi kardiovaskular pada pasien COVID-19. (Plos One)
2.2. Dari 108 penelitian yang diperoleh yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan
eksklusi dari peneliti yaitu 7 penelitian dengan melihat dari judul, abstrak, meninjau
kelengkapan teks dan tidak ada sampel penelitian yang saling tumpang tidih atau
berulang. Total 1576 pasien yang di masukkan dalam meta analisi dari peneliti dimana
usia rata-rata responden yaitu 49.6 tahun dan 890 diantaranya berjenis kelamin laki-laki.
Diperoleh beberapa komorbid pada pasien COVID-19 yaitu hipertensi, diabetes,
penyakit sistem pernafasan dan penyakit kardiovaskular. Komorbid yang paling umum
adalah hipertensi (21,1%, 95% CI: 13,0-27,2%), diabetes (9,7%, 95% CI: 7,2-
12,2%), di ikuti oleh penyakit kardiovaskular (8,4%, 95% CI: 3,8-13,8%) dan
penyakit system pernapasan (1,5%, 95% CI: 0,9-2,1%). Dalam analisi dengan
proporsi komorbiditas, heterogenitas yang signifikan diamati untuk perkiraan
hipertensi dan penyakit kardiovaskular (p=0,000) dengan indeks I 2 mulai dari
0 hingga 86,2%. Peneliti menganalisis komorbid antara kelompok parah dan
kelompok tidak parah. Risiko hipertensi (OR 2,36, 95% CI: 1,46-3,83),
penyakit sistem pernafasan (OR 2,46, 95% CI: 1,76-3,44), dan penyakit
kardiovaskular (OR 3,42, 95% CI: 1,88-6,22) diamati pada kelompok yang
parah.
Meta-analisis yang dilakukan oleh peneliti di dasarkan pada data dari 7 penelitian
dengan COVID-19 yang terkonfirmasi di laboratorium. Semua kasus berasal dari rumah
sakit di China. Dari hasil pengamatan diperoleh jumlah laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan. Hasil ini dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
China (China CDC). Sudah hal biasa orang berpendapat bahwa perempuan lebih kecil
kemungkinanya untuk terpapar oleh bakteri atau virus daripada laki-laki, sebagian
dikarekan imunitas bawaan dan adaptasi perempuan yang lebih kuat (Jailon et al., 2019).
Penyakit seperti hipertensi, diabetes, penyakit sistem pernapasan, penyakit
kardiovaskular dan kondisi komorbid lainnya dapat dikaitakan dengan patogenesis dari
COVID-19. Penyakit kronis sendiri mendasari beberapa penyakit infeksi seperti stadium
inflamasi dan atensi respon imunnitas.
2.3. Jumlah populasi dari penelitian adalah 8910 pasien COVID-19 yang dirawat inap
dari 169 rumah sakit yang dirawat antara 20 Desember 2019, dan 15 Maret 2020 dan
telah selesai mendapat perawatan dari rumah sakit ( baik sehat maupun meninggal )
sampai 28 Maret 2020. Pasien yang dirawat di rumah sakit tetapi belum tuntas
perawatannya hingga waktu yang ditetapkan tidak dimasukkan untuk di analisis. Sampel
peneliti terdiri dari 1536 pasien (17,2%) dari Amerika Utara, 5755 (64,6%) dari Eropa
dan 1619 (18,2%) dari Asia. Usia rata-rata (±SD) yaitu 49±16 tahun (16,5% pasien
berumur >65 tahun), 40,0% adalah perempuan, 63,5% berkulit putih, 7,9% berkulit
hitam, 6,3% adalah hispanik dan 19,3% adalah asian.
Terkait dengan faktor risiko kardiovaskular, 30,5% pasien dengan hiperlipidemia,
26,3% penderita hipertensi, 14,3% penderita diabetes mellitus, 16,8% mantan perokok
dan 5,5% adalah perokok aktif. Penyakit kardiovaskular yang sudah ada dalam sampel
penelitian ini adalah penyakit arteri coroner (pada 11,3% pasien), riwayat gagal jantung
kronik (2,1%), dan riwayat aritmia jantung (3,4%). Situasi lainnya yang ikut seperti
COPD (pada 2,5% pasien) dan kondisi imunosupresi (2,8%).
Waktu rata-rata perawatan selama di rumah sakit yaitu 10,7±2,7 hari, dengan
angka kematian secara keseluruhan di rumah sakit sebesar 5,8% (515 dari 8910 pasien)
dari seluruh populasi pasien yang memenuhi kriteria. Pasien yang pernah mendapat
perawatan di ICU selama di rawat di rumah sakit yang meninggal sebesar 24,7%
dibandingkan 4,0% pasien meninggal yang tidak pernah mendapat perawatan di ICU.
Penelitian ini memperoleh data bahwa pasien yang tidak dapat bertahan hidup
lebih banyak ditemukan pada yang berkulit putih, pada laki-laki, memiliki riwayat
diabetes mellitus, hiperlipidemia, penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan arimia
jantung. Bentuk regresi logistic multivariabel dikembangkan. Variabel independent dari
kasus kematian dirumah sakit dan Odds Ratio yang sesuai dan nilai CI 95 %. Usia lebih
dari 65 tahun, penyakit arteri coroner, congestive heart failure (CHF), aritmia jantung,
COPD, dan merokok berkaitan dengan tingginya risiko kematian yang ada dirumah sakit.
Infeksi SARS-CoV-2 adalah penyakit ringan pada kebanyakan orang, tetapi pada
beberapa penyakit dapat berkembang menjadi gangguan pernapasan yang parah ditandai
dengan sindrom hiperinflamasi, disfungsi multi-organ, dan kematian. Di dalam paru-
paru, viral spike glikoprotein dari SARS-CoV-2 berikatan dengan ACE-2 yang berada
dipermukaan membran sel dan virus masuk kedalam secara endositosis proses endositosis
mengaktivasi ADAM metallopeptidase domain 17 (ADAM 17), yang memutuskan ACE-
2 dari membran sel, mengakibatkan hilangnya proteksi mediasi ACE-2 terhadap
pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron sambil memediasi pelepasan sitokin
pronflamasi ke dalam sirkulasi.
Masalah penyakit kritis dan peradangan dapat bersama-sama mengganggu
stabilitas penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya. Disfungsi sel endotel
vascular, depresi miokard yang berhubungan dengan inflamasi, stress cardiomyopathy,
infeksi virus secara langsung pada jantung dan pembuluh darah, atau respon tubuh dapat
menyebabkan atau memperburuk gagal jantung, iskemik, dan aritmia. Faktor-faktor ini
mungkin dapat mendasari hubungan antara penyakit kardiovaskular dan kematian pada
COVID-19.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Hasil meta-analisis saat ini sangat menyarankan bahwa kematian akibat COVID-
19 dipengaruhi oleh kondisi kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya dan / atau faktor
risiko kardiovaskular. Penemuan ini mengungkapkan permasalahan tambahan sebagai
prognosis yang perlu diperhitungkan, selain usia dan jenis kelamin, yang mempengaruhi
kemungkinan risiko dan manajemen klinis dari pasien COVID-19. Hubungan antara
novel Coronavirus dan komplikasi jantung membutuhkan penelitian lebih lanjut dan
dokter harus menyadari dampak besar dari kondisi kardiovaskular dan komplikasi pada
pasien COVID-19, yang seharusnya memerlukan pemantuan yang lebih intensif. (Plos
One)
3.2. Hasil meta-analisis ini, peneliti menilai prevalensi dari komorbid pasien COVID-
19 dan penyakit yang mendasarinya seperti hipertensi, penyakit system pernapasan dan
salah satunya penyakit kardiovaskular dan komorbid ini dapat menjadi factor risiko yang
memperparah penyakit atau kesakitan pasien COVID-19 itu sendiri.
1.