Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok tepatnya di Wuhan pertama kali
melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Pada tanggal
11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus penyebab pneumonia
misterius tersebut yaitu Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2)
dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Awal mulanya
transmisi virus ini bekum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia.
Pada pertengahan Januari 2020 telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia.
Virus COVID-19 menular terutama melalui droplet (air liur atau cairan dari hidung saat
orang yang terinfeksi batuk atau bersin). Adapun gejala yang pada umumnya ditimbulkan
dari COVID-19 seperti demam, batuk kering dan kelelahan. Selain itu dapat disertai juga
gejala lain seperti sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, nyeri kepala, ruam pada kulit
hilangnya perasa dan penciuman. Pada kasus berat bisa timbul gejala kesulitan bernapas
atau sesak nafas, nyeri dada, dan kehilangan kesadaran.
Berdasarkan data WHO, jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi COVID-19 per
tanggal 09 Oktober 2020 di dunia sebanyak 36.835.067 kasus dan jumlah yang
meninggal sebanyak 1.068.113 kasus. Indonesia merupakan negara dengan peringkat ke-
21 penyumbang kasus COVID-19 di dunia dengan total 324.658 kasus dan jumlah yang
meninggal sebanyak 11.677 kasus. Di Sumatera utara sendiri jumlah kasus terkonfirmasi
sebanyak 11.064 kasus dan yang meninggal sebanyak 459 kasus. Untuk di Kota
Pematang Siantar jumlah terkonfirmasi COVID-19 per tanggal 08 Oktober 2020
sebanyak 346 kasus dan jumlah yang meninggal sebanyak 8 kasus.
Secara umum, COVID-19 adalah penyakit akut yang bisa sembuh tetapi juga
mematikan, dengan case fatality rate (CFR) sebesar 4%. Spektrum klinis pneumonia
COVID-19 berkisar dari kondisi ringan sampai dengan berat. Onset penyakit yang berat
dapat menyebabkan kematian karena kerusakan alveolar yang masif dan kegagalan

pernafasan progresif.1 COVID-19 diduga memiliki risiko potensiasi proses patofisiologi


terhadap timbulnya komplikasi kardiak, dan telah diketahui bahwa mekanisme penyakit
kardiovaskular serupa dengan mekanisme jalur imunologi. Contohnya, usia adalah faktor
risiko dominan pada penyakit kardiovaskular dan efek penuaan terhadap fungsi imun
mungkin membawa dampak pada kerentanan dan derajat keparahan infeksi COVID 19.
Adanya faktor risiko seperti diabetes dan dislipidemia berdampak pada fungsi imun, dan
sebaliknya, gangguan regulasi sistem imun akan menyebabkan peningkatan insidens
penyakit kardiovaskular. Oleh karenanya, penyakit kardiovaskular merupakan pertanda
percepatan proses gangguan imunologi akibat usia dan berkorelasi secara tidak langsung
dengan prognosis COVID 19.
Penyakit kardiovaskular adalah komorbid terbanyak pada pasien Covid-19,
SARS, dan MERS. Prevalensi diabetes mellitus (DM), dan penyakit kardiovaskular pada
SARS adalah 11 % dan 8 % dan membawa angka kematian meningkat 2 kali lipat. Pada
kasus Covid-19, komorbid penyakit kardiovaskular lebih banyak menunjukkan kasus
yang berat. Pada salah satu penelitian kohort 191 pasien dari Wuhan, Cina, komorbid
ditemukan pada 48% pasien (pada yang meninggal 67%), hipertensi pada 30% pasien
(48% meninggal), DM pada 19% (31% meninggal), dan penyakit kardiovaskular 8%
(13% meninggal). Pada studi lain dari 138 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan
Covid-19, prevalensi komorbid tidak jauh berbeda (46% dengan komorbid, 72%
memerlukan perawatan intensif) dengan komorbid: hipertensi pada 31% (58%
memerlukan perawatan di ICU), penyakit kardiovaskular 15% (25% memerlukan
perawatan di ICU), dan DM pada 10% (22% memerlukan perawatan di ICU). Bagaimana
mekanisme komorbid ini memperburuk keluaran pasien masih tidak jelas, namun
beberapa hipotesisnya antara lain usia lanjut, gangguan system imun, peningkatan kadar
ACE2 atau mungkin ada hubungan antara Covid-19 dengan penyakit kardiovaskular.(2)
Adanya sebuah laporan pada 72.314 kasus dari Pusat Pengendalian Penyakit
China menunjukkan tingkat kematian rata-rata dari 2,3% meningkat menjadi 5% pada
pasien dengan penyakit kardiovaskular. Berdasarkan laporan ringkasan Wu Z,dkk dilihat
pada 44.672 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di Wuhan, China menunjukkan
peningkatan kasus kematian pada penyakit kardiovaskular (10,5%) dengan tingkat kasus
kematian keseluruhan di 2,3%.
Berdasarkan uraian diatas, maka minipro inii dituliskan dengan mengumpulkan
dan membahas jurnal-jurnal mengenai hubungan COVID-19 dengan penyakit
kardiovaskular dengan melihat jumlah kasus COVID-19 pada pasien penyakit
kardiovaskular.

1.2. Tujuan Penelitian


Untuk melihat hubungan antara COVID-19 dengan penyakit kardiovaskular.

1.3. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan metode deskriptif dengan desain cross-sectional untuk
melihat hubungan antara COVID-19 dengan penyakit kardiovaskular berdasarkan kasus
hidup maupun kasus kematian.
1.3.1. Penelitian dengan desain meta analisis dari studi observasional . (Plos One)
1.3.2. Penelitian menggunakan desain meta analisis dengan tinjauan sistematis.
(Elseiver)
1.3.3. Penelitian dengan metode observasional deskriptif.
1.4. Populasi dan Sampel Penelitian
1.4.1. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita COVID-19 di
seluruh dunia dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh pasien menderita
COVID-19 dengan komorbid penyakit kardiovaskular yang terdata di database
Pubmed, Scopus, dan Google Scholar dari 1 November 2019 sampai 11 Juni
2020.
1.4.2. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang terkonfirmasi COVID-19
di seluruh dunia dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh pasien terkonfirmasi
COVID-19 yang memiliki komorbid dan terdata di database Pubmed, EMBASE
dan Web of Science terhitung dari 1 Januari sampai 25 Februari 2020 dan
memenuhi kriteria inklusi dari peneliti.
1.4.3. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dengan COVID-19
dan sampel penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dengan COVID-19 dari
169 rumah sakit di 11 negara yang ada di Asia, Eropa dan Amerika Utara antara
20 Desember 2019 dan 15 Maret 2020 dan tercatat menyelesaikan perawatan di
rumah sakit baik meninggal atau pulang dengan sehat pada tanggal 28 maret
2020.

1.5. Teknik Sampling


1.5.1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel yaitu seluruh
pasien yang menderita COVID-19 dengan komorbid penyakit kardiovaskular
yang terdata di database Pubmed, Scopus, dan Google Scholar dari 1 November
2019 sampai 11 Juni 2020.
1.5.2. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel yaitu seluruh
pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dan memiliki komorbid yang terdata di
database Pubmed, EMBASE dan Web of Science terhitung dari 1 Januari sampai
25 Februari 2020 dan memenuhi kriteria inklusi dari peneliti.
1.5.3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menganalisis data
yang teridentifikasi dari hasil kolaborasi bedah (Surgisphere), sebuah register
internasional yang mencakup 169 rumah sakit di 11 negara yang ada di Asia,
Eropa dan Amerika Utara antara 20 Desember 2019 dan 15 Maret 2020 dan
tercatat menyelesaikan perawatan di rumah sakit baik meninggal atau pulang
dengan sehat pada tanggal 28 maret 2020.
1.6. Besar Sampel
1.6.1. Besar sampel pada penelitian ini adalah total populasi yaitu 77317 pasien yang
terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbid atau memiliki factor risiko penyakit
kardiovaskular yang di rangkum dari 21 penelitian dengan area geografi atau
wilayah yang berbeda-beda meliputi Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
1.6.2. Besar sampel pada penelitian ini adalah 1576 pasien yang terkonfirmasi COVID-
19 dan memiliki komorbid yang dirangkum dari 7 penelitian yang memenuhi
kriteria inklusi peneliti.
1.6.3. Besar sampel pada penelitian ini adalah 8910 pasien terkonfirmasi COVID-19
yang di rawat di 169 rumah sakit yang dirawat antara 20 Desember 2019 dan 15
Maret 2020 dan yang telah menyelesaikan perawatan di rumah sakit baik
meninggal maupun pulang dengan sehat pada tanggal 28 Maret 2020.
1.7. Jenis Data
1.7.1. Data yang diperoleh akan di analisis dengan PROSPERO untuk mendeskripsikan
distribusi proprosi risiko COVID-19 dengan komorbid penyakit kardiovaskular.
1.7.2. Data yang diperoleh akan di analisis dengan Stata (version 13.0) untuk
mendeskripsikan pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan berbagai komorbid.
1.7.3. Data diperoleh dari catatan rekam medis pasien rawat inap maupun telah rawat
jalan, supply-chain databases, catatan keuangan dan data tempat perawatan.
Proses memasukkan dan mengolah data dilakukan manual untuk jaminan kualitas
dan valid nya data. Data yang diperoleh berupa deskripsi pasien COVID-19
dengan penyakit kardiovaskular baik pengobatan penyakit jantungnya dan juga
kasus kematiannya.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Dari 2.397 catatan yang diskrining, Sabation J,dkk mendapatkan 21 penelitian
yang memenuhi syarat yang melaporkan hasil klinis pasien yang dirawat di rumah sakit
dan dengan positif terkonfirmasi virus SARS-CoV-2 (Gambar 1) Untuk mencegah data
berulang, semua penelitian yang memenuhi syarat diperiksa baik situs dan interval waktu
pasien yang memenuhi kriteria inklusi untuk di analisis setiap individu. Semua penelitian
dari pasien yang dirawat inap berasal dari berbagai area geografi meliput Asia, Eropa dan
Amerika Serikat. Secara bersamaan, data klinis dari 77.317 pasien COVID-19 yang
dirawat inap dilaporkan dalam penelitian yang telah terpilih. (Tabel 2)
Secara keseluruhan, 40,41% (95% CI = 35,41-45,52) dari pasien yang di rawt
inap (n = 77317) adalah perempuan (Gambar 2). Rata-rata usia mereka adalah 48,4 ±
18,5. Dari semua pasien yang termasuk, 12,89% (95% CI = 8,24-18,32) memiliki
komorbiditas kardiovaskular (Gambar 2), dengan besar heterogenitas penelitian (I2 =
99.6%; Q = 1814; p <0.001). Komplikasi kardiovaskular terdaftar pada 14,09% (95% CI
= 10,26-20,23) (Gambar 3).
Pada analisis meta-regresi, komorbiditas kardiovaskular atau faktor risiko yang
sudah ada sebelumnya merupakan prediktor signifikan dari komplikasi kardiovaskular
pada pasien COVID-19 (p = 0,026), sementara usia (p = 0,097) atau jenis kelamin (p =
0,224) tidak (Tabel 3). Pada analisis meta-regresi, usia (p <0,001), komorbiditas
kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya atau faktor risiko (p <0,001) dan
perkembangan komplikasi kardiovaskular selama periode COVID-19 (p = 0,038)
memiliki interaksi yang signifikan dengan kematian (Tabel 4).
Penelitian ini menyelidiki sejauh mana penyakit jantung sebagai komorbiditas
dan komplikasi di antara pasien Covid-19 yang dirawat inap. Dalam meta-analisis ini,
gejala atau komplikasi kardiovaskular terdaftar pada sebagian besar (14,1%) pasien
COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Secara keseluruhan, tingkat kasus kematian
adalah 9,6%. Yang paling penting, peneliti menemukan bahwa faktor risiko atau
komorbid kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya dan perkembangan komplikasi
kardiovaskular dikaitkan dengan tingkat kematian pasien COVID-19. Penelitian ini
sejalan dengan, analisis meta-regresi menunjukkan bahwa komorbiditas atau faktor
risiko kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya dan perkembangan komplikasi
kardiovaskular selama COVID-19, memiliki interaksi yang signifikan dengan
kematian.
Meskipun manifestasi klinis utama COVID-19 adalah pernapasan, temuan
peneliti bahwa faktor risiko kardiovaskular atau komorbiditas yang sudah ada
sebelumnya terkait dengan komplikasi kardiovaskular dan ditunjukkan dengan tingkat
kematian yang lebih tinggi menuntut penelitian lebih lanjut tentang dampak
keterlibatan jantung, untuk memahami kejadian sebenarnya, mekanismenya, dan hasil
manifestasi kardiovaskular pada pasien COVID-19. (Plos One)

2.2. Dari 108 penelitian yang diperoleh yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan
eksklusi dari peneliti yaitu 7 penelitian dengan melihat dari judul, abstrak, meninjau
kelengkapan teks dan tidak ada sampel penelitian yang saling tumpang tidih atau
berulang. Total 1576 pasien yang di masukkan dalam meta analisi dari peneliti dimana
usia rata-rata responden yaitu 49.6 tahun dan 890 diantaranya berjenis kelamin laki-laki.
Diperoleh beberapa komorbid pada pasien COVID-19 yaitu hipertensi, diabetes,
penyakit sistem pernafasan dan penyakit kardiovaskular. Komorbid yang paling umum
adalah hipertensi (21,1%, 95% CI: 13,0-27,2%), diabetes (9,7%, 95% CI: 7,2-
12,2%), di ikuti oleh penyakit kardiovaskular (8,4%, 95% CI: 3,8-13,8%) dan
penyakit system pernapasan (1,5%, 95% CI: 0,9-2,1%). Dalam analisi dengan
proporsi komorbiditas, heterogenitas yang signifikan diamati untuk perkiraan
hipertensi dan penyakit kardiovaskular (p=0,000) dengan indeks I 2 mulai dari
0 hingga 86,2%. Peneliti menganalisis komorbid antara kelompok parah dan
kelompok tidak parah. Risiko hipertensi (OR 2,36, 95% CI: 1,46-3,83),
penyakit sistem pernafasan (OR 2,46, 95% CI: 1,76-3,44), dan penyakit
kardiovaskular (OR 3,42, 95% CI: 1,88-6,22) diamati pada kelompok yang
parah.
Meta-analisis yang dilakukan oleh peneliti di dasarkan pada data dari 7 penelitian
dengan COVID-19 yang terkonfirmasi di laboratorium. Semua kasus berasal dari rumah
sakit di China. Dari hasil pengamatan diperoleh jumlah laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan. Hasil ini dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
China (China CDC). Sudah hal biasa orang berpendapat bahwa perempuan lebih kecil
kemungkinanya untuk terpapar oleh bakteri atau virus daripada laki-laki, sebagian
dikarekan imunitas bawaan dan adaptasi perempuan yang lebih kuat (Jailon et al., 2019).
Penyakit seperti hipertensi, diabetes, penyakit sistem pernapasan, penyakit
kardiovaskular dan kondisi komorbid lainnya dapat dikaitakan dengan patogenesis dari
COVID-19. Penyakit kronis sendiri mendasari beberapa penyakit infeksi seperti stadium
inflamasi dan atensi respon imunnitas.

2.3. Jumlah populasi dari penelitian adalah 8910 pasien COVID-19 yang dirawat inap
dari 169 rumah sakit yang dirawat antara 20 Desember 2019, dan 15 Maret 2020 dan
telah selesai mendapat perawatan dari rumah sakit ( baik sehat maupun meninggal )
sampai 28 Maret 2020. Pasien yang dirawat di rumah sakit tetapi belum tuntas
perawatannya hingga waktu yang ditetapkan tidak dimasukkan untuk di analisis. Sampel
peneliti terdiri dari 1536 pasien (17,2%) dari Amerika Utara, 5755 (64,6%) dari Eropa
dan 1619 (18,2%) dari Asia. Usia rata-rata (±SD) yaitu 49±16 tahun (16,5% pasien
berumur >65 tahun), 40,0% adalah perempuan, 63,5% berkulit putih, 7,9% berkulit
hitam, 6,3% adalah hispanik dan 19,3% adalah asian.
Terkait dengan faktor risiko kardiovaskular, 30,5% pasien dengan hiperlipidemia,
26,3% penderita hipertensi, 14,3% penderita diabetes mellitus, 16,8% mantan perokok
dan 5,5% adalah perokok aktif. Penyakit kardiovaskular yang sudah ada dalam sampel
penelitian ini adalah penyakit arteri coroner (pada 11,3% pasien), riwayat gagal jantung
kronik (2,1%), dan riwayat aritmia jantung (3,4%). Situasi lainnya yang ikut seperti
COPD (pada 2,5% pasien) dan kondisi imunosupresi (2,8%).
Waktu rata-rata perawatan selama di rumah sakit yaitu 10,7±2,7 hari, dengan
angka kematian secara keseluruhan di rumah sakit sebesar 5,8% (515 dari 8910 pasien)
dari seluruh populasi pasien yang memenuhi kriteria. Pasien yang pernah mendapat
perawatan di ICU selama di rawat di rumah sakit yang meninggal sebesar 24,7%
dibandingkan 4,0% pasien meninggal yang tidak pernah mendapat perawatan di ICU.
Penelitian ini memperoleh data bahwa pasien yang tidak dapat bertahan hidup
lebih banyak ditemukan pada yang berkulit putih, pada laki-laki, memiliki riwayat
diabetes mellitus, hiperlipidemia, penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan arimia
jantung. Bentuk regresi logistic multivariabel dikembangkan. Variabel independent dari
kasus kematian dirumah sakit dan Odds Ratio yang sesuai dan nilai CI 95 %. Usia lebih
dari 65 tahun, penyakit arteri coroner, congestive heart failure (CHF), aritmia jantung,
COPD, dan merokok berkaitan dengan tingginya risiko kematian yang ada dirumah sakit.
Infeksi SARS-CoV-2 adalah penyakit ringan pada kebanyakan orang, tetapi pada
beberapa penyakit dapat berkembang menjadi gangguan pernapasan yang parah ditandai
dengan sindrom hiperinflamasi, disfungsi multi-organ, dan kematian. Di dalam paru-
paru, viral spike glikoprotein dari SARS-CoV-2 berikatan dengan ACE-2 yang berada
dipermukaan membran sel dan virus masuk kedalam secara endositosis proses endositosis
mengaktivasi ADAM metallopeptidase domain 17 (ADAM 17), yang memutuskan ACE-
2 dari membran sel, mengakibatkan hilangnya proteksi mediasi ACE-2 terhadap
pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron sambil memediasi pelepasan sitokin
pronflamasi ke dalam sirkulasi.
Masalah penyakit kritis dan peradangan dapat bersama-sama mengganggu
stabilitas penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya. Disfungsi sel endotel
vascular, depresi miokard yang berhubungan dengan inflamasi, stress cardiomyopathy,
infeksi virus secara langsung pada jantung dan pembuluh darah, atau respon tubuh dapat
menyebabkan atau memperburuk gagal jantung, iskemik, dan aritmia. Faktor-faktor ini
mungkin dapat mendasari hubungan antara penyakit kardiovaskular dan kematian pada
COVID-19.
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Hasil meta-analisis saat ini sangat menyarankan bahwa kematian akibat COVID-
19 dipengaruhi oleh kondisi kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya dan / atau faktor
risiko kardiovaskular. Penemuan ini mengungkapkan permasalahan tambahan sebagai
prognosis yang perlu diperhitungkan, selain usia dan jenis kelamin, yang mempengaruhi
kemungkinan risiko dan manajemen klinis dari pasien COVID-19. Hubungan antara
novel Coronavirus dan komplikasi jantung membutuhkan penelitian lebih lanjut dan
dokter harus menyadari dampak besar dari kondisi kardiovaskular dan komplikasi pada
pasien COVID-19, yang seharusnya memerlukan pemantuan yang lebih intensif. (Plos
One)

3.2. Hasil meta-analisis ini, peneliti menilai prevalensi dari komorbid pasien COVID-
19 dan penyakit yang mendasarinya seperti hipertensi, penyakit system pernapasan dan
salah satunya penyakit kardiovaskular dan komorbid ini dapat menjadi factor risiko yang
memperparah penyakit atau kesakitan pasien COVID-19 itu sendiri.

3.3. Penelitian ini mengkonfirmasi pengamatan sebelumnya yang menunjukkan bahwa


penyakit kardiovaskular yang mendasari dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian
dirumah sakit di antara pasien yang dirawat dengan COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA

1.

Anda mungkin juga menyukai