Anda di halaman 1dari 3

Bab 7

ANEMIA PADA PENYAKIT SISTEMIK

Anemia merupakan gejala obyekrif yang sangar sering dijumpai pada


penyakit sistemik. Kelainan sistemik yang sering disertai anemia
. r r l-6
laIan:
1. Penyakit kronik, seperti infeksi kronik, inflamasi kronik dan
keganasan
2. Gagal ginjal kronik
3. Penyakit hati kronik
4. Hipotiroidisme
Patofisiologi dmbulnya anemia pada keiainan di atas sangat ber,
aneka ragam karena tidak dapat dikelompokkan sebagai suatu kesaruan
penyakit.

ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIK


Sudah dibicarakan di depan

ANEMIA PADA GAGAL GINIAL KRONIK


Sebagian besar penderira gagal ginjal laonik (GGK) dengan kreatinin
serum di a:ias 3,5 mg/dl atau klirens kreatinin kurang dari 30o/o
disertai dengan anemia.

Penyebab Utama Anemia pada Gagal Ginjal Kronik


Patogenesis anemia pada gagal ginjal kronik sangat kompleks dan
beraneka ragam. Teori-teori yang diajukan anrara lain,l-6
I. Menurunnya erirropoesis
a. menurunnya produksi eritropoetin antara lain:
i. berkurangnya parenkhim ginjal;
ii. menurunnya afinitas Hb terhadap oksigen
iii. merendahnya set point dari erythropoietin tissue oxygenation
hematocrit feed bach mecltanism.
b. adanya faktor-faktor di luar eritropoetin

113
114 Hematologi Klinik Ringkas

i. hemolisis oleh efek toksin uremik terhadap membran


eritrosit dan ensim eritrosit;
ii. defisiensi besi karena perdarahan kronik yang sering
terjadi pada penderita GGK atau akibat hemodialisis;
iii. adanya defisiensi asam folat.

Gambaran Klinik
Pada GGK dijumpai anemia normokromik normositer yang bersifat
hipoproliferatif (aregeneratif) dengan retikulositopenia. Dapat di-
jumpai bun cell. Anemia dapat juga bersifat hipokromik mikrositer
jika ada defisiensi besi. Terdapat schistocyte jika ada anemia hemolitik
mikroangiopatik. Sumsum tulang menunjukkan gambaran normo-
seluler tanpa kelainan matrrrasi.l-6

Terapi
Karena bersifat sekunddr, terapi anemia pada GGK yang terpenting
adalah memperbaiki penyakit ginjalnya, misalnya dengan trans-
plantasi ginjal. Pada penderita dengan hemodialisis kronik perlu
dilakukan monitor kadar besi dan asam folat untuk mengetahui
defisiensi kedua zat tersebut lebih dini, jika perlu lakukan koreksi.
Berikan besi jika feritin kuiang dari 35 pg/L, dan berikan asam folat
I mg/hari jika asam folat rendah. Tiansfusi darah dengan sel darah
merah yang dimampatkan (pached red cell atau PRC) diberikan jika
anemia berat atau simtomatik, yaitu jika hemoglobin kurang dari
7 gldl atau hematokrit kurang dari 20o/o,
Recombinant human erythropietin (rHuEpo) diberikan 20.000-
40.000 unit dua kali per minggu dapat menurunkan kebutuhan
transfusi. Pada pemberian rHuEpo perlu diberikan tambahan pre-
parat besi untuk mengoptimalkan kerja eritropoetin.

ANEMIA PADA PENYAKIT HATI MENAHUN


Anemia dijumpai pada lebih dari 30o/o kasus penyakit hati me-
nahun. Penyebabnya sangat beraneka ragam dengan tiga faktor
penyebab utama anemia ini adalah:1-6
1. Peningkatan volume plasma;
Anemia pada Pengakit Sistemik 115

2. Hemolisis ringan sampai sedang. Diduga karena kelainan mem-


bran eritrosit akibat gangguan lipoprotein pada membran eritrosit;
3. Respons eritropoesis tidak adekuat terhadap stimulus anemia,
mungkin karena gangguan produlai eritropoetin, atau ganggu-
an resePtor.
Faktor lain yang membantu timbulnya anemia adalah:
1. Perdarahan gastrointestinal;
2. Defisiensi besi karena perdarahan kronik
3. Defisiensi folat karena nutrisi yang kurang baik
4. Pengaruh alkohol yang menekan sumsum tulang
5. Hipersplenisme
6. Kelainan metabolisme lipid sehingga dinding eritrosit menjadi
longgar yang mengakibatkan timbulnya thin mauocyre sampai
spun cell. Sel ini mudah difagositir oleh makrofag.

Gambaran Hematologik
Gambaran hematologik pada penyakit hati menahun sebagai berikut:
1. anemia derajat sedang kecuali jika terjadi perdarahan gastro-
intestinal akut;
2. anemia makrositer nonmegaloblastik dengan MCV 100-115 fl;
3. pada apusan darah tepi dijumpai: thin mauocyte, polikromasia,
dan sel target;
4. dapat timbul leukopenia dan trombositopenia, jika penyakit
hati menahun disertai splenomegali oleh karena terjadinya hi-
persplenisme;
5. sumsum tulang: hiperplasia eritroid dengan makronormbblast
tanpa tanda megaloblastik.

Terapi
Terapi anernia pada penyakit hati kronik bersifat tidak spesifik.
Tiansfusi darah diberikan jika anemia berat atau bersifat simtoma-
tik. Dapat juga diberikan asam folat jika diduga adanya kekurangan
asam folat. Perbaikan fungsi hati akan memperbaiki juga keadaan
anemia.

Anda mungkin juga menyukai