Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KRITIK SASTRA

(Fungsi kritik sastra bagi pembaca atau masyarakat )

OLEH
KELOMPOK II (KELAS A, DAN C)
1. BADARIYAH SIALANA (201835031)
2. INDAH KAITIAN (201835052)
3. OKTOVINA SAMADARA (20135097)
4. MUHAMAD YULIANTO TIANOTAK (201835087)
5.THONCI SABONU (201835081)
6.MAYA L. ELWARIN (201835089)
7. RINDI H. F. LAIYAN (201835009)
8. FAURIYA ASSEL (201835040)
9. APRIYANTI FANATH (201835038)
10. FRANS A. MANSABY (201835046)
11. RUKIA TAHAPARI (201835042)
12. ELSA SAFIRA (201835002)
13. HUSAIN ALHAMID (201735095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON
A. Fungsi kritik sastra bagi pembaca/ masyarakat
Sebagai penerangan masyarakat pada umumnya yang menginginkan penjelasan tentang karya sastra,
kritik sastra menguraikan (menganalisis, menginterpretasi dan menilai) karya sastra agar masyarakat
umum dapat mengambil manfaat dari kritik sastra ini bagi pemahaman dan apresiasinya bagi karya
sastra. Fungsi kritik sastra bagi para pembaca/ masyarakat yaitu:
1. Membantu memahami karya sastra.
2. Menunjukkan keindahan yang terdapat dalam karya sastra.
3. Menunjukkan parameter atau ukuran dalam menilai suatu karya sastra.
4. Menunjukkan nilai-nilai yang dapat dipetik dari sebuah karya sastra .

1. Membantu memahami karya sastra


Dimaksudkan babwa jika sesorang semakin banyak membaca, maka akan semakin banyak juga
pengetahuan, meskipun pengetahuan yang didapat tidaj secara rinci namun secara tidak langsung
sudah mempunyai bayangan terhadap suatu karya sastra.
2. Menunjukan keindahan yang terdapat dalam karya sastra
Minat baca setiap orang pasti berbeda-beda, ada yang menganggap membaca untuk mengisi waktu
kosong, ada juga yang beranggapan membaca untuk memperkaya pengetahuan, sehingga dengan
minat baca inilah seseorang seseorang dapat menggali keindahan yang terdapat pada sebuah karya
sastra.
3. Menunjukan prameter atau ukuran dalam menilai suatu karya sastra
Yaitu seorang pembaca atau masyarakat dalam mengukur dan menilai sebuah karya sastra baik
atau tidak karena membaca.
4. Menunjukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari sebuah karya sastra

Tentang nilai-nilai ataupun pesan-pesan yang dapat dipetik seseorang dengan cara membaca atau
mengkomsumsi sebuah karya sastra sebanyak-banyaknya sehingga membantu dalam menunjukan
nilai-nilai yang ada dalam sebuah karya sastra.

Pada umumnya para ahli teori sastra, ahli sejarah sastra, kritikus sastra dan penikmat sastra (pembaca)
dapat mengetahui nilai dari sebuah karya sastra lewat kritik sastra. Sebab kritik sastra mampu
memberikan penjelasan dan jawaban yang timbul dari diri pembaca dan pengamat sastra.
Khususnya lagi untuk masyarakat umum yang tidak mengetahui lebih dalam tentang teori sastra.
Kritik sastra tentunya lebih berperan sebagai penghubung antara pembaca dan karya sastra. Selain itu
kritik sastra secara tidak langsung, dapat membawa pembaca menjadi seorang kritikus sastra.
Meskipun kritikannya tidak mendalam atau tidak berupa tulisan ilmiah, namun pembaca dapat
menyimpulkan apakah karya sastra ini bernilai tinggi atau tidak bernilai.

Seorang kritikus yang bertanggung jawab wajib memenuhi peran berikut ini :
a. Terlatih dan mampu profesional, tanpa melibatkan hal-hal yang bersifat emosional dan rasional
b. Sebagai pendidik yang juga membina dan mengembangkan kejiwaan masyarakat terhadap sastra
c. Sebagai hakim yang mempunyai kebijaksanaan dalam menghidupkan kesadaran, nurani, akal budi,
intelektual dan menggugah perasaan.
Dengan mampu memenuhi segala peran tersebut, kritikus dapat dinilai mumpuni dalam bidangnya
sebagai mediator antara karya sastra ke para penikmat sastra dan masyarakat umum yang masih
awam.
Masyarakat umum dan masyarakat sastra yang dalam hal ini termasuk ahli teori sastra, ahli sejarah
sastra, kritikus sastra, dan penikmat sastra (pembaca) dapat mengetahui nilai sebuah karya sastra
melalui kritik sastra. Kritik sastra dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang mungkin timbul
dari diri pembaca setelah menikmati sebuah karya sastra.
Khususnya masyarakat umum yang tidak mengetahui dan menguasai teori sastra, kritik sastra
berfungsi dan berperan sebagai mediator antara pembaca dan karya sastra dimana kritik sastra
menjelaskan secara keseluruhan hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra tersebut. Selain itu
kritik sastra juga secara tidak langsung menggugah pembaca untuk menjadi seorang kritikus
meskipun kritikannya tidak berupa tulisan ilmiah ataupun hanya sebuah resensi. Pengetahuan
pembaca yang bertambah tentang teori sastra dengan tidak langsung pembaca akan mengungkapkan
“karya ini baik” dan “karya ini buruk”.
Kritik sastra berguna memberikan bahan-bahan dalam penyusunan sejarah sastra ataupun teori sastra.
Apabila kita simpulkan secara sederhana, kritik sastra memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mendudukkan persoalan yang muncul dan menjawab pertanyaan yang timbul setelah
menikmati karya sastra yang dilakukan dengan menafsirkan, menganalisis, dan mengevaluasi
(memberikan penilaian) terhadap karya sastra berdasarkan teori dan sejarah sastra.
2. Menjadi media konduksi antara karya sastra dengan masyarakat penikmat sastra berupa
pemberian motivasi kepada penikmat sastra untuk secara tidak langsung menjadi seorang
kritikus sastra.
3. Menjadi guide pembaca dalam menikmati sebuah karya sastra yang baik dan karya sastra
yang tidak baik, yang asli dan tidak asli.
4. Menjadi pengarah atau pembimbing dengan memberikan pendapat atau pertimbangan bagi
sastrawan muda atau pengarang pemula untuk meningkatkan kualitas karya sastranya.
5. Mematangkan pemikiran ataupun ide bagi pengarang yang telah banyak berkarya dan banyak
mendapat impuls dari kritik sastra.
6. Menjadi media untuk membangkitkan emosi yang baik terhadap karya-karya pengarang
tertentu.
7. Memberikan sumbangan pendapat atau bahan-bahan bagi penyusunan atau pengembangan
teori sastra dan sejarah sastra.
B.Peran kritik sastra bagi pembaca/ masyarakat
Peran yang paling utama dalam kesusastraan adalah berkembangnya penyusunan teori sastra
sehingga unsur-unsur kesusastraan dan unsur-unsur karya sastra tetap terjaga dan mengalami
peningkatan baik secara kuantitif maupun kualitatif dengan angka yang cukup signifikan. Di samping
itu, kritik sastra dapat pula dijadikan sebagai alat pemandu bakat para penulis muda dan dapat
mematangkan penulis-penulis yang telah berkarya. Bahkan untuk pengarang, kritik sastra dapat
menjadi propagandis yang baik bagi karya-karya mereka. Pada dasarnya, kritik sastra (kritikus sastra)
yang bertanggung jawab memiliki tiga peranan yaitu:
1. Menjalankan disiplin pribadinya sebagai jawaban terhadap karya sastra tertentu. Dia berbeda
dengan seorang estetikus, karena seorang kritik sastra (kritikus) adalah seorang yang terlatih
kemampuannya dalam memisahkan hal-hal yang sifatnya emosional dengan hal-hal yang rasional.
2. Bertindak sebagai pendidik yang berupaya membina dan mengembangkan kejiwaan suatu
masyarakat, dia mengajak dan membimbing pembaca menyelusuri lorong-lorong sastra. Mereka
diberi pengarahan bila ternyata kebinggungan dalam mencari nilai moral sebagai pegangan, terutama
bila sudah tidak dapat lagi dijadikan pegangan, sedangkan nilai dan tradisi baru belum lagi terbentuk.
3. Bertindak sebagai penghakim yang bijaksana, yang dapat membangkitkan kesadaran serta
menghidupkan suara hati nurani, pembinaan akal budi, ketajaman pikiran, dan kehalusan cita rasa.
Peranan-peranan seperti itulah yang harus dijalankan oleh para kritik sastra (kritikus sastra).
4. Jenis-jenis kritik sastra bagi pembaca/ masyarakat
Abram (David Logde, 1988: 5-21) membagi jenis kritik sastra berdasarkan orientasinya menjadi
empat jenis yaitu: kritik mimetik, kritik ekspresif, kritik pragmatik dan kritik objektif.
1. Kritik Mimetik
Kritik yang memandang karya sastra sebagai pencerminan kenyataan kehidupan manusia.
Menurut Abrams, kritikus pada jenis ini memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam.
Sastra merupakan pencerminan/penggambaran dunia kehidupan. Sehingga kriteria yang digunakan
kritikus sejauh mana karya sastra mampu menggambarkan objek yang sebenarnya. Semakin jelas
karya sastra menggambarkan realita semakin baguslah karya sastra itu. Kritik jenis ini jelas
dipengaruhi oleh paham Aristoteles dan Plato yang menyatakan bahwa sastra adalah tiruan kenyataan.
2. Kritik Ekspresif
Kritik sastra yang memandang karya sastra sebagai ekspresi, curahan perasaan, atau imajinasi
pengarang. Kritik ekspresif menitikberatkan pada pengarang. Kritikus ekspresif meyakini bahwa
sastrawan (pengarang) karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran,
persepsi-persepsi dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra.
Kritikus dalam hal ini cenderung menimba karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian,
kecocokan pengelihatan mata batin pengarang/keadaan pikirannya. Pendekatan ini sering mencari
fakta tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman sastrawan yang sadar/tidak, telah membuka
dirinya dalam karyanya.
3. Kritik Pragmatik
Kritik pragmatik memandang karya sastra sebagai sesuatu yang dibangun untuk mencapai efek-
efek tertentu pada audien (pendengar dan pembaca), baik berupa efek kesenangan, estetis, pendidikan
maupun efek lainnya. Kritik ini cenderung menilai karya sastra menurut berhasil tidaknya karya
tersebut mencapai tujuan tersebut (Pradopo, 2002: 26). Kritik ini memandang karya sastra sebagai
sesuatau yang dibangun untuk mencapai efek-efek tertentu pada audien (pendengar dan pembaca),
baik berupa efek kesenangan, estetis, pendidikan maupun efek lainnya. Sementara tujuan karya sastra
pada umumnya: edukatif, estetis, atau politis.
Dengan kata lain, kritik ini cenderung menilai karya sastra atas keberhasilannya mencapai tujuan. Ada
yang berpendapat, bahwa kritik jenis ini lebih bergantung pada pembacanya (reseptif). Kritik jenis ini
berkembang pada Angkatan Balai Pustaka. Sutan Takdir Alisjabana pernah menulis kritik jenis ini
yang dibukukan dengan judul “Perjuangan dan Tanggung Jawab” dalam Kesusastraan.
C. Kritik sastra bagi pembaca/masyarakat menurut para ahli
1. Mursal Esten
Mursal Esten (Esten, 1978: 9) berpendapat bahwa Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik
dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa
sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia.
2. Terry Eagleton
Sastra merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk
bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan
ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa (Eagleton, 2010: 4).
3. Atar Semi
Suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah manusia dan
kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium (1988: 8 ).
4. Panuti Sudjiman
Sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya (1990 : 68).
5. Ahmad Badrun
Menurut Ahmad Badrun, Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan
simbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif (1983: 16).
6. Manfaat kritik sastra bagi pembaca/masyarakat
a. Menjembatani kesenjangan antara pembaca dan karya sastra.
b. Menumbuhkan kecintaan pembaca terhadap karya sastra.
c. Meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi karya sastra.
d. Membuka mata hati dan pikiran pembaca akan nilai-nilai yang terdapat dalam kary sastra.
DAFTAR PUSTAKA
https://pendidikan.co.id/pengertian-kristik-sastra-fungsi-ciri-manfaat-dan-pendekatan/
https://ilmuseni.com/seni-sastra/peran-dan-fungsi-kritik-satra
http://ode87.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai