Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maju baik yang ada di kawasan regional maupun kawasan global. Adapun salah satu
sumber dana utama guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar dalam
Mengingat akan begitu besarnya peran penanaman modal atau investasi bagi
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan menjadi bagian yang penting dalam
modal atau investasi Indonesia dapat mengolah segala potensi ekonomi yang ada
tidaknya dibutuhkan tiga syarat, yaitu pertama, ada economic opportunity (investasi
Dari ketiga faktor diatas dapat dikatakan bahwa faktor kepastian hukum (legal
certainty) merupakan faktor yang paling sering dijadikan dasar pertimbangan utama
penanaman modal atau investasi di suatu negara. Hal ini dikarenakan investor
mempunyai kepentingan serta tujuan dalam menanamkan modalnya dan dalam usaha
peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang
merupakan tujuan, tetapi sarana atau alat untuk mencapai tujuan yang sifatnya non-
yuridis dan berkembang karena ransangan dari luar hukum. Faktor-faktor di luar
Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1967 yakni dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (UU PMA)
1
Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal. 48.
2
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty, 2003),
hal. 40.
3
Ibid.
Penggairahan iklim penanaman modal atau investasi pun tidak hanya berhenti
disitu saja, hal ini dapat dilihat dari dilengkapi dan disempurnakannya kedua undang-
undang di atas. Adapun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang PMA telah
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang PMA (UU PMA) dan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1968 jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang
PMDN (UU PMDN), dapat dikatakan kegiatan penanaman modal atau investasi di
Modal Asing (UU PMA) dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (UU
PMDN) kini tidak berdiri secara sendiri-sendiri lagi. Pada saat ini pengaturan
mengenai penanaman modal atau investasi telah diatur dalam sebuah undang-undang,
yakni Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM),
1. Pertimbangan Filosofis
2. Pertimbangan Politik
3. Pertimbangan Ekonomi
modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri;
4. Pertimbangan Yuridis
4
Undang-Undang Penanaman Modal, UU No. 25 Tahun 2007, LN. No. 67 Tahun 2007,
Bagian Menimbang.
Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri perlu
penanaman modal.
Selain dasar pertimbangan yang ada di atas, patut untuk diketahui pula bahwa
dengan adanya jaminan perlakuan yang sama antara investor asing dan domestik.
undang ini tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Pandangan kedua, menganggap
undang-undang ini merupakan salah satu solusi yang tepat mengatasi problema
dengan perubahan perekonomian global yang semakin terbuka dan tanpa batas serta
internasional.5
umumnya. Dimana selain memberi kesempatan yang lebih luas kepada investor asing
dengan menjamin adanya perlakuan yang sama antara penanam modal asing (PMA)
dan penanam modal dalam negeri (PMDN), undang-undang ini juga membuka ruang
nasional dapat dilihat dalam penerapan syarat penanaman modal melalui penetapan
5
Mahmul Siregar, “UUPM dan Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional dalam
Kegiatan Penanaman Modal”. Jurnal Hukum Bisnis. Volume 26/No. 4/Tahun 2007.
6
Undang-Undang Penanaman Modal, op.cit., Psl. 12.
kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka
dengan persyaratan;
Undang.
tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan
4. Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan
modal dalam negeri, serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk
pemerintah.
Sebagai tindak lanjut dari Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal atau yang
lebih dikenal dengan Daftar Negatif Investasi (DNI). Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2010 ini merupakan peraturan pengganti dari Peraturan Presiden Nomor 77
Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Nomor 111 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun
2007 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal yang telah dinyatakan dicabut dan
lanjut dari Pasal 12 ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
kriteria dan persyaratan bidang usaha yakni Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun
2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan
Negatif Investasi (DNI) merupakan acuan pertama kali dan terpenting bagi calon
penanam modal, baik penanam modal asing (PMA) atau penanam modal dalam
negeri (PMDN) untuk mengetahui apakah bidang usaha yang mereka inginkan
penanaman modal.
terutama dalam menghadapi era perdagangan global. Maka penulis tertarik untuk
B. Perumusan Masalah
Modal?
1. Tujuan Penulisan
Penanaman Modal.
b. Untuk mengetahui bahwa kebijakan Daftar Negatif Investasi (DNI) tidak dapat
tidak langsung;
ada;
2. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Secara Teoritis
akan menimbulkan pemahaman dan pengertian baru bagi pembaca tentang kegiatan
Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup Dan Bidang Usaha yang
Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca baik
kalangan akademisi maupun para pelaku usaha di bidang ekonomi, baik pelaku usaha
undangan dan hukum yang mendukung jaminan usaha merupakan faktor yang
menciptakan suasana investasi yang kondusif bagi pelaku investasi juga kenyamanan
D. Keaslian Penulisan
sendiri tanpa adanya penjiplakan dari hasil karya orang lain yang dapat merugikan
pihak-pihak tertentu dan judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum
7
Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal di Indonesia,
(Bandung: Mandar Maju, 1999), hal. 226.
E. Tinjauan Kepustakaan
sumber hukum yang dalam hal ini mengenai bidang investasi yang ada di Indonesia,
modal:
8
Sumantoro, Peranan Perusahaan Multinasional Dalam Pembangunan Negara yang Sedang
Berkembang dan Implikasinya di Indonesia, (Bandung: Alumni, 1998), hal. 136.
Yang dimaksud dengan modal (capital) adalah uang yang dipakai untuk
investasi.10 Modal juga dapat diartikan sebagai uang atau benda yang ditanamkan
dalam suatu usaha yang produktif dan selanjutnya merupakan peranan penting ketika
Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang
berarti penempatan dana-dana kapital dalam suatu perusahaan dalam jangka waktu
yang relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur dan maksimum
keamanan.13
9
Ibid.
10
Kunarjo, Glosarium Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, (Jakarta: UI Press, 2003), hal.
205.
11
Aliminsyah Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, (Bandung: Yrama Widya, 2003),
hal. 427.
12
Undang-Undang Penanaman Modal, op. cit., Psl. 1 angka 7.
13
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), hal. 56.
penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing.17
badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan
Penanam modal asing adalah adalah perseorangan warga negara asing, badan
14
Undang-Undang Penanaman Modal, op. cit., Psl. 1 angka 1.
15
Ibid., Psl. 1 angka 2.
16
Ibid., Psl. 1 angka 3.
17
Ibid., Psl. 1 angka 4.
18
Ibid., Psl. 1 angka 5.
mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang terbuka untuk penanaman modal dan
F. Metode Penulisan
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
2. Jenis Data
data-data yang dipergunakan adalah data-data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
19
Ibid., Psl. 1 angka 6.
20
Undang-Undang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN. No. 64 Tahun 1995, TLN No.
3608, Psl. 1 angka 13.
21
Sujud Margono, Hukum Investasi Asing di Indonesia, (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri,
2008), hal. 25.
Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka
ii. Bahan hukum sekunder yaitu: bahan yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer. Dimana bahan hukum tersebut memberikan informasi atau
hal-hal yang berkaitan dengan isi bahan hukum primer dan implementasinya,
seperti buku-buku, hasil seminar, jurnal hukum, karya ilmiah, artikel majalah
penjelasan atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya
ini.22
menurut sumber dan hierarkinya untuk diuji. Kemudian dipelajari dengan cara
yang berhubungan dengan Daftar Negatif Investasi (DNI) dalam Penanaman Modal.
4. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
yang teratur, yang terbagi dalam lima bab yang saling berkaitan satu sama lain.
22
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 13.
sengketa.
BAB III : Bab ini akan menjabarkan kebijakan Daftar Negatif Investasi
modal.
BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir, yaitu sebagai bab penutup yang
telah dibahas.