Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat

DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat

Architecture of Dry Port Business Development Strategies


Michael Jourdan1*, Lukman M. Baga2, Harianto3
1, 2, 3
Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
*
Corresponding email : abahjourdan@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to identify internal and external factors that influence
CDP business development, formulate business development strategies, and design
CDP strategic architecture. Cikarang Dry Port (CDP) is a land port designed to
support export and import activities and supply chains in the Jabodetabek and
Cikarang regions. The precise business development strategy to optimize resources
and opportunities for the CDP business environment is important to develop. The
method of this research is descriptive analysis and purposive sampling. The analytical
tools used include internal and external analysis and SWOT. The results show that the
IFE and EFE values obtained are 3.03 and 3.07. Its main strength is the availability of
land port’s capacity with a score of 0.56. The external factors that provide
significance relative to the success of dry port development are internet usage and
applications on smartphones that scored 0.32. The regulation on expansion and
business development of the Kalibaru Port (Newport Priok Container Terminal) is the
biggest threat of 0.06 and 0.04.

Keywords: Architecture strategy; external factors evaluation; internal factor


evaluation; SWOT matrix; land port

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
pengembangan bisnis CDP, merumuskan strategi pengembangan bisnis, dan merancang
arsitektur strategi CDP. Cikarang Dry Port (CDP) adalah pelabuhan darat yang
dirancang untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor serta rantai pasok di wilayah
Jabodetabek dan Cikarang. Strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk
mengoptimalkan sumber daya dan peluang lingkungan bisnis CDP penting untuk
dikembangkan. Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif dan purposive sampling.
Alat analisis yang digunakan termasuk analisis internal dan eksternal dan SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan nilai IFE dan EFE yang didapat adalah 3,03 dan 3,07. Kekuatan
utamanya adalah ketersediaan kapasitas pelabuhan darat dengan skor 0,56. Faktor
eksternal yang memberikan signifikansi relatif terhadap keberhasilan pengembangan
dry port adalah penggunaan internet dan aplikasi pada smartphone mendapat nilai 0,32.
Peraturan ekspansi dan pengembangan bisnis Pelabuhan Kalibaru (Newport Priok
Container Terminal) merupakan ancaman terbesar adalah 0,06 dan 0,04.

Kata Kunci: arsitektur strategi; evaluasi faktor eksternal; evaluasi faktor internal;
matriks SWOT; pelabuhan darat

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
204
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

PENDAHULUAN di Jakarta International Container


Peran pelabuhan sebagai pendorong Terminal (JICT) dan CDP.
transportasi multimoda sangat penting Dikutip pada situs resminya pada
untuk aktivitas ekonomi sebuah negara di cikarangdryport.com, CDP menawarkan
tengah globalisasi dan pasar bebas dunia. layanan one stop untuk penanganan kargo
Pelabuhan darat berperan memfasilitasi dan solusi logistik untuk ekspor
dan mengembangkan perdagangan internasional dan impor serta distribusi
internasional (Haralambides & Gujar, domestik. CDP menyediakan pelabuhan
2011). Konsep pelabuhan darat terpadu dan jasa logistik dengan puluhan
mengintegrasi pelayanan dasar logistik, logistik dan pemain rantai pasokan seperti
logistik dengan nilai tambah dan eksportir, importir, operator, operator
keuangan komersil. Konsep pelabuhan terminal, kontainer stasiun barang, gudang
darat (dry port) muncul sebagai berikat, transportasi, logistik pihak ketiga
pengembangan dari infrastruktur (3PL), kosong depo kontainer, serta bank
pelabuhan laut (sea port). Pelabuhan darat dan fasilitas pendukung lainnya.
adalah suatu kawasan di pedalaman yang Formalitas dokumen untuk port clearance
dapat melaksanakan fungsi suatu dan bea cukai dapat diselesaikan di
pelabuhan laut (Suyono 2001), seperti Cikarang Dry Port karena CDP
kepabeanan, fasilitas bongkar muat, merupakan gerbang perpanjangan dari
lapangan penumpukan di bawah Pelabuhan Internasional Tanjung Priok.
pengawasan kepabeanan, agen pelayaran, CDP juga bergerak di bidang pelabuhan
dan bank. Pelabuhan darat dikategorikan untuk aktivitas ekspor dan impor. Hal ini
berdasarkan jaraknya yaitu jarak pendek, dipercaya mampu menurunkan lama
menengah dan panjang (Roso, Woxenius, waktu tunggu bongkar muat atau dwelling
& Lumsden, 2009). Salah satu pelabuhan time. Permasalahan ini menjadi hangat
darat terbesar di Indonesia berada di diperbincangkan ketika Presiden Republik
dalam kawasan bisnis Jababeka Cikarang Indonesia, Joko Widodo, melakukan
- Cikarang Dry Port (CDP). Pelabuhan inspeksi di Pelabuhan JICT di Tanjung
darat ini menjadi penunjang aktivitas Priok. Presiden menginstruksikan waktu
ekspor dan impor terutama pada kawasan tunggu harus kurang dari 3,1 hari karena
industri Jababeka. CDP memiliki core akan mengganggu sistem rantai pasok dan
business di bidang pelabuhan dan ekspor harga barang.
impor. Menurut GM Commercial Cikarang
Lokasi CDP terletak di jantung zona Dry Port, Imam Wahyudi, adanya sistem
terbesar manufaktur Jawa Barat, dry port di Cikarang akan membantu
bergabung dengan lebih dari 2500 industri penumpukan peti kemas menjadi terurai
perusahaan, baik perusahaan serta dapat mendukung penurunan
multinasional dan usaha kecil dan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok
menengah (UKM). Area CDP sekitar 200 hingga menjadi 2.1 hari (Rahajeng, 2016).
hektar dirancang mudah diakses ke jalan CDP saat ini baru melayani 60 000 – 70
raya dan sistem kereta api. Nilai tambah 000 TEUs (twenty-feet equivalent units)
angkutan kereta api dapat mengurangi per tahun dari yang ditetapkan oleh
waktu tunggu dan emisi gas karbon perusahaan pada tahun 2017 sebesar 100
(Jeevan, Chen, & Lee, 2015). Pada 000 TEUs. Pangsa pasarnya sekitar 3
perjalanannya, ada kendala dan masalah persen dari 62 persen arus barang kawasan
terkait pengembangan bisnis terutama industri Cikarang, Bekasi, yang
pada strategi pemasaran seperti strategi dikapalkan melalui Pelabuhan Tanjung
pengembangan harga. Ada perbedaan Priok. Dalam jangka panjang, CDP akan
yang signifikan di antara tarif kompetitor meningkatkan kapasitas lapangan
penumpukan peti kemas hingga menjadi

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
205 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

2.5 juta TEUs per tahun dari saat ini 400 000 TEUs per tahun (Gambar 1).

Gambar 1 Volume Penjualan Peti kemas Cikarang Dry Port

Cikarang Dry Port memiliki kantor laut (Nuraeni, 2015). Namun di samping
yang berpusat di Kawasan Industri banyak memiliki keuntungan, pelabuhan
Cikarang yang beroperasi penuh pada hari darat pun memiliki kelemahan, seperti
kerja untuk keperluan aktivitas bongkar adanya potensi kehilangan volume barang
muat peti kemas. Selain itu layanan atau barang terendiri bila pada proses
pengemasan kargo dan jasa kliring pengantaran jarak jauh yang memakan
kontainer terintegrasi dengan fasilitas waktu yang cukup lama, sehingga
perbaikan peti kemas dan tempat terbuka pelanggan akan merasa kecewa dan tidak
serta karantina pada tempat tertentu sesuai ingin menggunakan jasa pelabuhan darat
dengan kebutuhan dari pelanggan yaitu sendiri. Selanjutnya untuk memulai bisnis
importir dan eksportir (Nuraeni, 2015) pelabuhan darat perlu biaya yang cukup
dengan total luas lahan penggunaan tinggi mengingat pembangunan
sebesar 269.009 m2. Pelacakan kargo infrastruktur yang canggih serta
berbasis komputerisasi dilakukan agar berkapasitas tinggi tentu saja akan
pelanggan dapat melakukan tracking membutuhkan banyak sumber daya baik
kargo melalui website yang terhubung itu berupa materi, sistem, manusia dan
pada server dari sistem navigasi CDP. lain-lain (Nuraeni, 2015).
Namun bukan tanpa kekurangan bahwa Pada perusahaan pelabuhan darat,
pelabuhan darat CDP memiliki CDP, perlu manajemen strategis yang
keterbatasan padapengembangan tepat agar perusahaan dapat mencapai
teknologi seperti ponsel pintar atau gawai tujuan jangka panjangnya. Sebagai
lainnya untuk memonitor bagaimana pelabuhan darat, CDP harus
aktivitas proses bongkar muat pelabuhan mengembangkan fasilitas pelayanan yang
serta tracking kargo milik pelanggan. terkait impor maupun ekspor logistik
Pemanfaatan pelabuhan darat sebagai perpanjangan dari Pelabuhan
sebagai alternatif lain dalam proses Tanjung Priok atau hub dalam Masterplan
pengiriman barang atau kargo tidak Percepatan dan Perluasan Pembangunan
terlepas dari keputusan pelanggan untuk Ekonomi Indonesia (Perpres No. 32
meninggalkan atau mengambil unit yang Tahun 2011). Untuk mengoptimaliasi
memiliki standar tertentu untuk kegiatan sumber daya dan melakukan efisiensi
ekspor dan impor tanpa harus melalui pada perusahaan, perencanaan strategis
akses langsung pada pelabuhan laut sangat diperlukan baik pada level
(Leveque & Roso 2002). Keuntungan korporasi sampai unit terkecil dalam
lainnya menggunakan pelabuhan darat perusahaan. Tahap analisis manajemen
adalah menurunkan terjadinya strategis suatu perusahaan ada
keterlambatan pengiriman atau tingkatannya. Interaksi antara level
penjemputan barang karena kemacetan tersebut dapat memberikan dampak baik
jalan kota maupun akses pada pelabuhan secara langung maupun tidak langsung

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
206
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

tekait masa depan perusahaan (Wheelen & internasional, aktivitas ekspor impor dan
Hunger, 2012). kebijakan mengenai pelabuhan itu sendiri
Pada konteks CDP sebagai tahap (Witte, Wiegmans, van Oort, & Spit,
awal pengembangan smart port, mulai 2014). Faktor lain seperti teknologi akan
awal Mei 2017, CDP menerapkan sistem mencakup inovasi mengenai komunikasi
gerbang otomatis (auto gate system), e- informasi dan peran institusi terkait
DO, e-Biling and e-Payment dalam satu pengembangan bisnis pelabuhan darat
atap terhubung dengan sistem pelayanan (Hanaoka & Regmi, 2011). Hal ini
kepelabuhan, bea cukai dan karantina penting karena faktor eksternal
serta bank. Ini merupakan satu langkah berpengaruh secara langsung maupun
awal untuk menuju sistem yang paperless tidak langsung terhadap kondisi kinerja
sehingga akan mengurangi tingkat CDP dalam menentukan strategi
dwelling time dari 3 hari menjadi 1 hari pengembangan bisnis.
(Ratya 2017). Namun pada Berdasarkan pemaparan di atas,
pengembangannya bukan tanpa maka tujuan penelitian ini
permasalahan dikarenakan perlu adanya mengidentifikasi dan menganalisis faktor
sosialisasi terhadap pihak internal dan internal dan eksternal yang memengaruhi
eksternal perusahaan sehingga dapat pengembangan bisnis CDP, merumuskan
diimplementasikan dengan tepat sasaran. strategi pengembangan bisnis, dan
Di samping sosialisasi pada tahap awal, merancang arsitektur strategi CDP.
perlu adaptasi dari para pemangku
kepentingan seperti perusahaan trucking, METODE PENELITIAN
freight forwarder dan elemen-elemen lain Penetilian ini menggunakan data
yang saling berkaitan dengan aktivitas hasil wawancara dan survei serta data
bisnis terminal peti kemas pelabuhan darat sekunder di Cikarang Dry Port. Teknik
dari CDP tersendiri. pengambilan sampel menggunakan teknik
Data eksternal dikumpulkan untuk purposive sampling dan judgment
menganalisa hal-hal menyangkut sampling. Penelitian ini
persoalan politik ekonomi, sosial, mempertimbangkan pendapat pakar
teknologi dan hukum (PESTL) persaingan pengembangan bisnis pelabuhan darat.
di pasar industri di mana CDP berada. Pihak internal yang menjadi responden
Pada persoalan ekonomi bagaimana adalah Manajer Marketing dan Direktur
perusahaan mempertimbangkan aspek Komunikasi CDP dan pihak eksternal
investasi dan iklim usaha pelabuhan darat perusahaan, seperti pihak trucking,
saat ini. Faktor politik akan meliputi forwader dan port economist.
terkait kebijakan mengenai perdagangan

Tabel 1 Pengolahan dan Analisis Data


Tahapan Tujuan Alat Analisis Keluaran
Evaluasi kinerja Fact finding dengan
I perusahaan wawancara dan studi Kinerja perusahaan
literatur
Analisis lingkungan Peluang dan ancaman
PESTEL
eksternal perusahaan
Analisis lingkungan Value Creation Kekuatan dan kelemahan
II internal perusahaan
Evaluasi lingkungan
eksternal dan internal Matriks EFE dan IFE Posisi perusahaan saat ini
dalam kuadran matriks IE

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
207 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

Strategi-strategi yang
Perumusan strategi
Matriks SWOT dihasilkan untuk
III pengembangan bisnis
Arsitektur Strategi pengembangan bisnis
pelabuhan darat
pelabuhan darat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dry Port. Pengambilan data dilakukan


A. Tahap Masukan (Input Stage) melalui wawancara mendalam kepada
dengan IFE-EFE pengambil keputusan yang terkait dalam
Analisis yang digunakan dalam meningkatkan pengembangan bisnis
penelitian ini diawali dengan identifikasi pelabuhan darat di CDP. Nilai faktor
faktor internal dan eksternal dari Cikarang internal dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)


Indikator Bobot Rating Skor
KEKUATAN
Ketersediaan kapasitas pelabuhan darat 0,14 4 0,56
Kelengkapan infrastruktur pelabuhan darat 0,13 4 0,52
Perbandingan Tarif Terminal 0,13 3 0,39
Jalur birokrasi pelabuhan darat 0,12 3 0,36
Inovasi sistem IT 0,12 4 0,48
KELEMAHAN
Promosi yang dilakukan belum optimal 0,07 2 0,14
Belum banyak PPJK-Tracking 0,09 2 0,18
Adanya double handling yang mengakibatkan adanya
0,08 2 0,16
biaya tambahan
Belum banyak depo container 0,06 2 0,12
Negosiasi dengan pemangku kepentingan 0,06 2 0,12
TOTAL 1,00 3,03

Berdasarkan perhitungan faktor skor 0,18. Sedangkan faktor kelemahan


strategis internal, kekuatan utama dari terendah yaitu faktor belum banyak depo
CDP adalah ketersediaan kapasitas kontainer dan negosiasi dengan
pelabuhan darat. Hal ini ditunjukan pemangku kepentingan yang memiliki
dengan skor 0,56. Faktor strategis yang skor 0,12. Total skor dari Matriks IFE
menjadi kelemahan utama adalah belum adalah 3,03. Hasil analisis faktor-faktor
banyak PPJK-Tracking yaitu memiliki eksternal dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3 Matriks External Factor Evaluation (EFE)


Indikator Bobot Rating Skor
PELUANG
Paket Kebijakan Ekonomi 15 0,07 3 0,21
Memiliki konsep multimoda 0,08 4 0,32
Pendapatan domestik bruto 0,08 3 0,24
Ekspor dan impor Indonesia 0,07 4 0,28
Infrastruktur 0,06 3 0,18
Pembukaan lahan 0,06 3 0,18
Value added penunjang
0,07 4 0,28
pelabuhan darat
Pengembangan pembangkit 0,07 4 0,28

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
208
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

listrik dan bisnis penunjang


pelabuhan darat
Pemanfaatan internet dan
0,08 4 0,32
aplikasi pada gawai pintar
Kemampuan pemahaman tata
0,06 4 0,24
kota

ANCAMAN
Belum ada masterplan terkait
0,04 2 0,08
dryport
Belum banyak regulasi yang
0,04 2 0,08
mengatur terkait dryport
Nilai tukar rupiah yang tidak
0,04 2 0,08
stabil
Kenaikan harga minyak 0,05 2 0,10
Kurangnya pengetahuan
0,05 2 0,10
mengenai dryport
Pengembangan bisnis New
0,03 2 0,06
Priok oleh JICT
Regulasi Ekspansi 0,04 1 0,04
TOTAL 1,00 3,07

Nilai tertinggi dari faktor peluang (2009), strategi yang tepat untuk
adalah memiliki konsep multimoda dan merespon hasil tersebut adalah dengan
pemanfaatan internet dan aplikasi pada strategi intensif yaitu pengembangan
gawai pintar yaitu sebesar 0,32. Faktor pasar, pengembangan produk dan strategi
peluang terkecil pada matriks EFE integrasi.
tersebut adalah faktor infrastruktur yaitu
sebesar 0,18 yang artinya peluang terkecil C. Analisis SWOT
yang diharapkan oleh CDP. Sedangkan Penggabungan faktor internal dan
faktor ancaman tertinggi yaitu kenaikan eksternal dengan melalui tahapanan
harga minyak dan kurangnya pengetahuan analisis pada matriks SWOT akan
masyarakat mengenai dry port sebesar 0,1 menghasilkan alternatif-alternatif strategi
yang berarti kedua faktor tersebut untuk pengembangan bisnis dari Ciakrang
merupakan ancaman terbesar dalam Dry Port. Matriks SWOT sendiri akan
pengembangan bisnis dari CDP. Faktor menghasilkan 4 strategi utama yaitu:
ancaman terkecil adalah belum adanya Strategi SO (Strengths-Opportunities),
regulasi yang mengatur mengenai dry port Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi
dan berkaitan dengan ekspansi. Total skor WO (Weeknesess-Opportunities) dan
matriks IFE sebesar 3,07. Strategi WT (Weeknesses-Threats)
(Rangkuti 2014). Seperti dapat dilihat
B. Analisis Matriks IE pada Tabel 3 yang merupakan alternatif-
Berdasarkan nilai EFE dan IFE alternatif strategi yang berasal dari
sebesar 3,07 dan 3,03. Cikarang Dry Port analisis Matriks SWOT pengembangan
berada pada posisi sel 1. Menurut David bisnis CDP.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
209 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

Tabel 4. Matriks SWOT Cikarang Dry Port


Strengths (S) Weakness (W)
Internal 1. Ketersediaan kapasitas 1. Promosi yang dilakukan
pelabuhan darat belum optimal
2. Kelengkapan 2. Belum banyak PPJK dan
infrastruktur pelabuhan Penyedia jasa truk di
darat Cikarang Dry Port
3. Perbandingan tarif 3. Adanya double handling
terminal 4. Belum banyak depo
4. Jalur birokrasi kontainer di Cikarang Dry
pelabuhan darat Port
5. Inovasi sistem IT 5. Negosiasi dengan
Eksternal pemangku kepentingan
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
1.Paket Kebijakan ekonomi 1.Mengembangkan 1. Melakukan promosi besar-
15 aplikasi pendukung E- besaran di dalam dan di
2. Memiliki Konsep DO, E-Billing dan E- luar Cikarang (W1, O4,O7)
Multimoda Tracking berbasis 2.Mendorong percepatan
3. Pendapatan Domestik gawai pintar (S5, O9, proses bongkar muat dari
Bruto (PDB) O7,O4) Tanjung Priok dengan lajur
4. Ekspor dan Impor 2. Mengoptimalisasi kereta logistik.
Indonesia pembangkit listrik (W3,O1,O2)
5. Infrastruktur sendiri dan pengemasan 3. Melakukan promosi kepada
6. Pembukaan lahan pada pelabuhan darat pihak PPJK dan penyedia
7. Value added penunjang (S2, O8, O7) jasa truk di luar Cikarang
pelabuhan darat 3. Mempercepat dan untuk beroperasi di
8. Pengembangan mempermudah proses Cikarang Dry Port (W1,
pembangkit listrik dan dokumen pelanggan W2, O7, O4)
bisnis penunjang (S1, S4, S5, O1) 4. Meningkatkan kapasitas
pelabuhan 4. Mempersiapkan fasilitas depot kontainer kosong di
9. Pemanfaatan internet dan penunjang untuk Inland Cikarang Dy Port dan
aplikasi pada gawai pintar Waterways (S1,S2, O5) bekerjasama dengan
10.Kemampuan pemahaman penyedia depot kontainer
tatakota untuk membuka depot
kontainer di Cikarang (W4,
W5,O4,O5)
5. Mengatur regulasi terkait
minimum waktu tunggu,
pengantaran dan proses
bongkar muat (W3, W5,
O4,O5)
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
1. Belum ada masterplan 1. Masterplan Cikarang 1. Sering diadakan sosialisasi
terkait dryport Dry port (S2, S4, terkait pelabuhan darat
2. Belum banyak regulasi T1,T2) (W1, T5)
yang mengatur terkait 2.Memberikan kemudahan 2. Menyesuaikan kapasitas
Dry Port kepada eksportir (S3, Kereta Logistik dari
3. Nilai tukar rupiah yang T3) Tanjung Priok menuju
tidak stabil 3. Personal Approach Cikarang Dry Port(W5, T6)
4. Kenaikan harga minyak kepada potential
5.Kurangnya pengetahuan customer di Luar
mengenai Dry Port Kawasan Industri
6. Pengembangan bisnis Jababeka (S3, T5)
New Priok oleh JICT
7. Regulasi ekspansi

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
210
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

D. Arsitektur Strategi Cikarang Dry pemesanan peti kemas. Pada tahap ini
Port diharapkan CDP dapat mempercepat dan
Penyusunan rancangan arsitektur mempermudah proses dokumen
strategi pengembangan bisnis pelabuhan pelanggan dengan berkodrinasi dengan
darat di CDP mengacu kepada hasil pihak bea cukai dan karantina pada
analisis internal dan eksternal dengan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu
menggunakan analisis SWOT (Yudha, (KPPT). Pada periode yang sama, CDP
2018). Rancang desain arsitektur strategi perlu mempersiapkan fasilitas penunjang
akan memberikan prioritas dan tahapan untuk inland waterways yang
strategi untuk mencapai tujuan yang akan direncanakan akan mulai beroperasi pada
dicapai oleh CDP dalam beberapa ke tahun 2021.
depan. Hal-hal yang menjadi Tahap II, alternatif yang dilakukan
pertimbangan dalam penyusunan adalah mengoptimalisasi pembangkit
arsitektur strategi adalah waktu, sasaran listrik sendiri dan pengemasan pada
yang akan dicapai dan tantangan yang pelabuhan darat. Hal tersebut diharapkan
dihadapi oleh CDP. Rancangan arsitektur dapat menunjang aktivitas kepelabuhanan
strategi pengembangan bisnis CDP terdiri di CDP terutama pasca diioperasikannya
dari sumbu X dan sumbu Y, sumbu X inland waterways. Pada periode ini, CDP
menggambarkan waktu pada setiap tahap perlu memperhatikan percepatan proses
dalam periode tahun, sedangkan sumbu Y bongkar muat dari Tanjung Priok dengan
menggambarkan program yang akan lajur kereta logistik sehingga tidak lagi
diimplementasikan pada cetak arsitektur bergantung kepada angkutan darat utama,
strategi (Wahyuningsih, 2014). Gambaran yaitu jasa angkutan truk.
arsitektur strategi CDP dapat dilihat pada Tahap III, pihak manajemen dari
Gambar 2. CDP dapat mengusulkan peningkatan
Hasil temuan dari penelitian ini kapasitas kereta logistik dari Tanjung
menghasilkan implikasi manajerial dalam Priok menuju CDP maupun sebaliknya
pengembangan bisnis pelabuhan darat menuju Tanjung Priok. Kapasitas
oleh CDP dengan menghasilkan 13 angkutan kereta logistik pada saat ini
alternatif strategi dari tahap analisis sejumlah 25-30 boks per hari dengan
SWOT sebelumnya. Pengembangan bisnis ukuran peti kemas 40 TEUs. Jadwal
pelabuhan darat diharapkan akan berangkat dan tiba dua kali sehari, yaitu
menaikan pemanfatan kapasitas terminal pagi dan sore hari. Manajemen CDP dapat
peti kemas dan penumpukan sebesar 400 melakukan negosiasi dengan KAI dan
000 TEUs. CDP juga diharapkan pemangku kepentingan lain untuk
meningkatkan pendapatan sebesar 50% meningkatkan kapasitas dan jadwal kereta
pada 4 tahun ke depan dan dapat logistik serta mengatur regulasi, seperti
melakukan ekspansi pembukaan dry port waktu tunggu minimum, pengantaran dan
baru di luar Cikarang. Berdasarkan hasil proses bongkar muat sehingga tidak ada
penelitan yang telah dipaparkan waktu tunggu yang memakan waktu lama.
sebelumnya, maka implikasi manajerial Pada periode yang sama CDP perlu
dirumuskan sebagai berikut: memberikan kemudahan kepada eksportir
Pada tahap I, manajemen dari CDP dengan potongan harga dan jaminan
dapat mengembangkan aplikasi ketersediaan peti kemas kosong yang
pendukung E-DO, E-Billing dan e- selalu siap pakai tanpa harus menunggu
Tracking berbasis gawai pintar. Hal waktu lama.
tersebut dapat meningkatkan kemudahaan Tahap IV, Manajemen CDP perlu
akses para pengguna jasa logistik di CDP membuat masterplan pelabuhan darat
melakukan pemesanan, mengontrol dengan para pemangku kepentingan yaitu
logistik dan menerima informasi kementerian teknis terkait, Pelindo II,

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
211 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

Dirjen Bea dan Cukai, dirjen yang dirumuskannya masterplan terkait


mengurusi karantina, pelaku industri dan pelabuhan darat diharapkan CDP dapat
pihak-pihak yang berkepentingan dengan menjadi acuan untuk membuka bisnis
logistik dan kepelabuhan lainnya. Dengan pelabuhan darat di tempat lainnya.

Gambar 2 Arsitektur Strategi Pelabuhan Darat

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
212
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

SIMPULAN Research, 35(1), 16-23.


Kondisi perusahaan mengalami doi:10.1016/j.iatssr.2011.06.001
perkembangan positif karena terjadi Jeevan, J., Chen, S., & Lee, E. (2015).
kenaikan pendapatan dan aset pada The challenges of malaysian dry
kondisi keuangan saat ini. Cikarang Dry port development. The Asian
Port perlu melakukan peningkatan Journal of Shipping and Logistics,
pemanfaatan kapasitas layanannya. 31 (1), 109-134.
Kondisi lingkungan internal dan doi:10.1016/j.ajsl.2015.03.005
eksternal CDP berada pada sel 1 dengan Kurniawati, T., & Sari, K.B. (2011).
EFE dan IFE sebesar 3,07 dan 3,03. Analisis dan pilihan strategi:
Kekuatan internal CDP yang dapat Membangun eksistensi perusahaan
dimanfaatkan adalah ketersediaan di masa krisis. Jurnal Ekonomi
kapasitas pelabuhan darat yang dapat Bisnis, 14(3), 179-190 .
dioptimalkan. Kelemahan yang perlu Leveque, P., & Roso, S. (2002). Dry port
diwaspadai adalah belum banyak PPJK concept for seaport inland access
dan penyedia jasa truk serta depot peti with intermodal solutions.
kemas kosong. Peluang ketersediaan Gothenburg: Chalmers University of
multimoda serta pemanfaatan internet dan Technology.
aplikasi berbasis gawai pintar dari sisi Nuraeni, N. (2014). Evaluasi kualitas jasa
eksternal mendapat skor tertinggi. pelabuhan darat (dry port): Studi
Ancaman yang harus diwaspadai adalah Kasus Cikarang Dry Port (Tesis
pengembangan bisnis Pelabuhan Kalibaru tidak terpublikasi). Institut Pertanian
(New Priok Container Terminal) dan Bogor, Bogor.
regulasi ekspansi. Presiden Republik Indonesia. (2001).
Alternatif Strategi yang dihasilkan Peraturan Pemerintah Republik
matriks SWOT menghasilkan 14 strategi. Indonesia Nomor 69 Tahun 2001
Formulasi pengembangan bisnis Tentang Kepelabuhanan. Diakses
pelabuhan darat disusun berdasarkan dari
arsitektur strategi dalam 4 tahapan. http://jdih.dephub.go.id/assets/uudoc
Penelitian lanjut dapat dengan s/pp/2001/pp_no_69_tahun_2001.pd
menambahkan pengukuran sumber daya f
manusia, efektivitas dan efisiensi waktu Presiden Republik Indonesia. (2011).
pengurusan dokumen, dan evaluasi Peraturan Presiden Republik
kualitas jasa pelabuhan di CDP. Indonesia Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Masterplan Percepatan dan
DAFTAR PUSTAKA Perluasan Pembangunan Ekonomi
Cikarang Dry Port.. About Us. [terhubung Indonesia 2011-2015. Diakses dari
berkala] cikarangdryport.com [15 https://peraturan.bpk.go.id/Home/De
Agustus 2017] tails/41157/perpres-no-32-tahun-
David, F.R. (2009). Strategic 2011
management: Concept and cases. Rahajeng, K.H. (2016, Oktober 8).
Dalam D. Sunardi (Penerjemah), Cikarang dry port dukung
Manajemen strategis. Jakarta: penurunan dwelling time. Berita
Salemba Empat. (Terbit 2012) Satu. Diakses dari
Hanaoka, S., & Regmi, M.B. (2011). http://www.beritasatu.com/ekonomi/
Promoting intermodal freight 391309-cikarang-dry-port-dukung-
transport through the development penurunan-dwelling-time.html
of dry ports in Asia: An Rangkuti F. 2014. Analisis swot teknik
environmental perspective. IATSS membedah kasus bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
213 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

Ratya, P.M. (2017, Mei 15). Percepat


distribusi, Cikarang Dry Port
kembangkan smart port. Diakses
dari https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-
3501025/percepat-distribusi-
cikarang-dry-port-kembangkan-
smart-port
Suyono, R.P. (2001). Shipping:
Pengangkutan intermodal ekspor
impor melalui laut. Jakarta: PPM.
UNCTAD (1991). Handbook on the
management and operation of dry
ports. Diakses dari
https://unctad.org/en/Docs/rdpldc7_
en.pdf
Wahyuningsih, Y. (2014). Arsitektur
strategik lembaga pembiayaan
ekspor Indonesia (Tesis tidak
terpublikasi). Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Wheelen, T.L., & Hunger, J.D. (2012).
Strategic management and business
policy (13th ed.). New Jersey, US:
Pearson Education.
Witte, P., Wiegmans, B., van Oort, F,, &
Spit, T. (2014). Governing inland
port: A multi-dimensional approach
to addressing inland port-city
challenges in European transport
corridors. Journal of Transport
Geography, 36, 42-52.
doi:10.1016/j.jtrangeo.2014.02.011
Yudha, M.S.M. (2018). Strategi
peningkatan kinerja Bank Sumsel
Babel (Tesis tidak terpublikasi).
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
214
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
215 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog

Anda mungkin juga menyukai