Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
ABSTRACT
The purpose of this study is to identify internal and external factors that influence
CDP business development, formulate business development strategies, and design
CDP strategic architecture. Cikarang Dry Port (CDP) is a land port designed to
support export and import activities and supply chains in the Jabodetabek and
Cikarang regions. The precise business development strategy to optimize resources
and opportunities for the CDP business environment is important to develop. The
method of this research is descriptive analysis and purposive sampling. The analytical
tools used include internal and external analysis and SWOT. The results show that the
IFE and EFE values obtained are 3.03 and 3.07. Its main strength is the availability of
land port’s capacity with a score of 0.56. The external factors that provide
significance relative to the success of dry port development are internet usage and
applications on smartphones that scored 0.32. The regulation on expansion and
business development of the Kalibaru Port (Newport Priok Container Terminal) is the
biggest threat of 0.06 and 0.04.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
pengembangan bisnis CDP, merumuskan strategi pengembangan bisnis, dan merancang
arsitektur strategi CDP. Cikarang Dry Port (CDP) adalah pelabuhan darat yang
dirancang untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor serta rantai pasok di wilayah
Jabodetabek dan Cikarang. Strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk
mengoptimalkan sumber daya dan peluang lingkungan bisnis CDP penting untuk
dikembangkan. Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif dan purposive sampling.
Alat analisis yang digunakan termasuk analisis internal dan eksternal dan SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan nilai IFE dan EFE yang didapat adalah 3,03 dan 3,07. Kekuatan
utamanya adalah ketersediaan kapasitas pelabuhan darat dengan skor 0,56. Faktor
eksternal yang memberikan signifikansi relatif terhadap keberhasilan pengembangan
dry port adalah penggunaan internet dan aplikasi pada smartphone mendapat nilai 0,32.
Peraturan ekspansi dan pengembangan bisnis Pelabuhan Kalibaru (Newport Priok
Container Terminal) merupakan ancaman terbesar adalah 0,06 dan 0,04.
Kata Kunci: arsitektur strategi; evaluasi faktor eksternal; evaluasi faktor internal;
matriks SWOT; pelabuhan darat
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
204
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
205 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
2.5 juta TEUs per tahun dari saat ini 400 000 TEUs per tahun (Gambar 1).
Cikarang Dry Port memiliki kantor laut (Nuraeni, 2015). Namun di samping
yang berpusat di Kawasan Industri banyak memiliki keuntungan, pelabuhan
Cikarang yang beroperasi penuh pada hari darat pun memiliki kelemahan, seperti
kerja untuk keperluan aktivitas bongkar adanya potensi kehilangan volume barang
muat peti kemas. Selain itu layanan atau barang terendiri bila pada proses
pengemasan kargo dan jasa kliring pengantaran jarak jauh yang memakan
kontainer terintegrasi dengan fasilitas waktu yang cukup lama, sehingga
perbaikan peti kemas dan tempat terbuka pelanggan akan merasa kecewa dan tidak
serta karantina pada tempat tertentu sesuai ingin menggunakan jasa pelabuhan darat
dengan kebutuhan dari pelanggan yaitu sendiri. Selanjutnya untuk memulai bisnis
importir dan eksportir (Nuraeni, 2015) pelabuhan darat perlu biaya yang cukup
dengan total luas lahan penggunaan tinggi mengingat pembangunan
sebesar 269.009 m2. Pelacakan kargo infrastruktur yang canggih serta
berbasis komputerisasi dilakukan agar berkapasitas tinggi tentu saja akan
pelanggan dapat melakukan tracking membutuhkan banyak sumber daya baik
kargo melalui website yang terhubung itu berupa materi, sistem, manusia dan
pada server dari sistem navigasi CDP. lain-lain (Nuraeni, 2015).
Namun bukan tanpa kekurangan bahwa Pada perusahaan pelabuhan darat,
pelabuhan darat CDP memiliki CDP, perlu manajemen strategis yang
keterbatasan padapengembangan tepat agar perusahaan dapat mencapai
teknologi seperti ponsel pintar atau gawai tujuan jangka panjangnya. Sebagai
lainnya untuk memonitor bagaimana pelabuhan darat, CDP harus
aktivitas proses bongkar muat pelabuhan mengembangkan fasilitas pelayanan yang
serta tracking kargo milik pelanggan. terkait impor maupun ekspor logistik
Pemanfaatan pelabuhan darat sebagai perpanjangan dari Pelabuhan
sebagai alternatif lain dalam proses Tanjung Priok atau hub dalam Masterplan
pengiriman barang atau kargo tidak Percepatan dan Perluasan Pembangunan
terlepas dari keputusan pelanggan untuk Ekonomi Indonesia (Perpres No. 32
meninggalkan atau mengambil unit yang Tahun 2011). Untuk mengoptimaliasi
memiliki standar tertentu untuk kegiatan sumber daya dan melakukan efisiensi
ekspor dan impor tanpa harus melalui pada perusahaan, perencanaan strategis
akses langsung pada pelabuhan laut sangat diperlukan baik pada level
(Leveque & Roso 2002). Keuntungan korporasi sampai unit terkecil dalam
lainnya menggunakan pelabuhan darat perusahaan. Tahap analisis manajemen
adalah menurunkan terjadinya strategis suatu perusahaan ada
keterlambatan pengiriman atau tingkatannya. Interaksi antara level
penjemputan barang karena kemacetan tersebut dapat memberikan dampak baik
jalan kota maupun akses pada pelabuhan secara langung maupun tidak langsung
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
206
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
tekait masa depan perusahaan (Wheelen & internasional, aktivitas ekspor impor dan
Hunger, 2012). kebijakan mengenai pelabuhan itu sendiri
Pada konteks CDP sebagai tahap (Witte, Wiegmans, van Oort, & Spit,
awal pengembangan smart port, mulai 2014). Faktor lain seperti teknologi akan
awal Mei 2017, CDP menerapkan sistem mencakup inovasi mengenai komunikasi
gerbang otomatis (auto gate system), e- informasi dan peran institusi terkait
DO, e-Biling and e-Payment dalam satu pengembangan bisnis pelabuhan darat
atap terhubung dengan sistem pelayanan (Hanaoka & Regmi, 2011). Hal ini
kepelabuhan, bea cukai dan karantina penting karena faktor eksternal
serta bank. Ini merupakan satu langkah berpengaruh secara langsung maupun
awal untuk menuju sistem yang paperless tidak langsung terhadap kondisi kinerja
sehingga akan mengurangi tingkat CDP dalam menentukan strategi
dwelling time dari 3 hari menjadi 1 hari pengembangan bisnis.
(Ratya 2017). Namun pada Berdasarkan pemaparan di atas,
pengembangannya bukan tanpa maka tujuan penelitian ini
permasalahan dikarenakan perlu adanya mengidentifikasi dan menganalisis faktor
sosialisasi terhadap pihak internal dan internal dan eksternal yang memengaruhi
eksternal perusahaan sehingga dapat pengembangan bisnis CDP, merumuskan
diimplementasikan dengan tepat sasaran. strategi pengembangan bisnis, dan
Di samping sosialisasi pada tahap awal, merancang arsitektur strategi CDP.
perlu adaptasi dari para pemangku
kepentingan seperti perusahaan trucking, METODE PENELITIAN
freight forwarder dan elemen-elemen lain Penetilian ini menggunakan data
yang saling berkaitan dengan aktivitas hasil wawancara dan survei serta data
bisnis terminal peti kemas pelabuhan darat sekunder di Cikarang Dry Port. Teknik
dari CDP tersendiri. pengambilan sampel menggunakan teknik
Data eksternal dikumpulkan untuk purposive sampling dan judgment
menganalisa hal-hal menyangkut sampling. Penelitian ini
persoalan politik ekonomi, sosial, mempertimbangkan pendapat pakar
teknologi dan hukum (PESTL) persaingan pengembangan bisnis pelabuhan darat.
di pasar industri di mana CDP berada. Pihak internal yang menjadi responden
Pada persoalan ekonomi bagaimana adalah Manajer Marketing dan Direktur
perusahaan mempertimbangkan aspek Komunikasi CDP dan pihak eksternal
investasi dan iklim usaha pelabuhan darat perusahaan, seperti pihak trucking,
saat ini. Faktor politik akan meliputi forwader dan port economist.
terkait kebijakan mengenai perdagangan
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
207 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Strategi-strategi yang
Perumusan strategi
Matriks SWOT dihasilkan untuk
III pengembangan bisnis
Arsitektur Strategi pengembangan bisnis
pelabuhan darat
pelabuhan darat.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
208
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
ANCAMAN
Belum ada masterplan terkait
0,04 2 0,08
dryport
Belum banyak regulasi yang
0,04 2 0,08
mengatur terkait dryport
Nilai tukar rupiah yang tidak
0,04 2 0,08
stabil
Kenaikan harga minyak 0,05 2 0,10
Kurangnya pengetahuan
0,05 2 0,10
mengenai dryport
Pengembangan bisnis New
0,03 2 0,06
Priok oleh JICT
Regulasi Ekspansi 0,04 1 0,04
TOTAL 1,00 3,07
Nilai tertinggi dari faktor peluang (2009), strategi yang tepat untuk
adalah memiliki konsep multimoda dan merespon hasil tersebut adalah dengan
pemanfaatan internet dan aplikasi pada strategi intensif yaitu pengembangan
gawai pintar yaitu sebesar 0,32. Faktor pasar, pengembangan produk dan strategi
peluang terkecil pada matriks EFE integrasi.
tersebut adalah faktor infrastruktur yaitu
sebesar 0,18 yang artinya peluang terkecil C. Analisis SWOT
yang diharapkan oleh CDP. Sedangkan Penggabungan faktor internal dan
faktor ancaman tertinggi yaitu kenaikan eksternal dengan melalui tahapanan
harga minyak dan kurangnya pengetahuan analisis pada matriks SWOT akan
masyarakat mengenai dry port sebesar 0,1 menghasilkan alternatif-alternatif strategi
yang berarti kedua faktor tersebut untuk pengembangan bisnis dari Ciakrang
merupakan ancaman terbesar dalam Dry Port. Matriks SWOT sendiri akan
pengembangan bisnis dari CDP. Faktor menghasilkan 4 strategi utama yaitu:
ancaman terkecil adalah belum adanya Strategi SO (Strengths-Opportunities),
regulasi yang mengatur mengenai dry port Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi
dan berkaitan dengan ekspansi. Total skor WO (Weeknesess-Opportunities) dan
matriks IFE sebesar 3,07. Strategi WT (Weeknesses-Threats)
(Rangkuti 2014). Seperti dapat dilihat
B. Analisis Matriks IE pada Tabel 3 yang merupakan alternatif-
Berdasarkan nilai EFE dan IFE alternatif strategi yang berasal dari
sebesar 3,07 dan 3,03. Cikarang Dry Port analisis Matriks SWOT pengembangan
berada pada posisi sel 1. Menurut David bisnis CDP.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
209 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
210
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
D. Arsitektur Strategi Cikarang Dry pemesanan peti kemas. Pada tahap ini
Port diharapkan CDP dapat mempercepat dan
Penyusunan rancangan arsitektur mempermudah proses dokumen
strategi pengembangan bisnis pelabuhan pelanggan dengan berkodrinasi dengan
darat di CDP mengacu kepada hasil pihak bea cukai dan karantina pada
analisis internal dan eksternal dengan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu
menggunakan analisis SWOT (Yudha, (KPPT). Pada periode yang sama, CDP
2018). Rancang desain arsitektur strategi perlu mempersiapkan fasilitas penunjang
akan memberikan prioritas dan tahapan untuk inland waterways yang
strategi untuk mencapai tujuan yang akan direncanakan akan mulai beroperasi pada
dicapai oleh CDP dalam beberapa ke tahun 2021.
depan. Hal-hal yang menjadi Tahap II, alternatif yang dilakukan
pertimbangan dalam penyusunan adalah mengoptimalisasi pembangkit
arsitektur strategi adalah waktu, sasaran listrik sendiri dan pengemasan pada
yang akan dicapai dan tantangan yang pelabuhan darat. Hal tersebut diharapkan
dihadapi oleh CDP. Rancangan arsitektur dapat menunjang aktivitas kepelabuhanan
strategi pengembangan bisnis CDP terdiri di CDP terutama pasca diioperasikannya
dari sumbu X dan sumbu Y, sumbu X inland waterways. Pada periode ini, CDP
menggambarkan waktu pada setiap tahap perlu memperhatikan percepatan proses
dalam periode tahun, sedangkan sumbu Y bongkar muat dari Tanjung Priok dengan
menggambarkan program yang akan lajur kereta logistik sehingga tidak lagi
diimplementasikan pada cetak arsitektur bergantung kepada angkutan darat utama,
strategi (Wahyuningsih, 2014). Gambaran yaitu jasa angkutan truk.
arsitektur strategi CDP dapat dilihat pada Tahap III, pihak manajemen dari
Gambar 2. CDP dapat mengusulkan peningkatan
Hasil temuan dari penelitian ini kapasitas kereta logistik dari Tanjung
menghasilkan implikasi manajerial dalam Priok menuju CDP maupun sebaliknya
pengembangan bisnis pelabuhan darat menuju Tanjung Priok. Kapasitas
oleh CDP dengan menghasilkan 13 angkutan kereta logistik pada saat ini
alternatif strategi dari tahap analisis sejumlah 25-30 boks per hari dengan
SWOT sebelumnya. Pengembangan bisnis ukuran peti kemas 40 TEUs. Jadwal
pelabuhan darat diharapkan akan berangkat dan tiba dua kali sehari, yaitu
menaikan pemanfatan kapasitas terminal pagi dan sore hari. Manajemen CDP dapat
peti kemas dan penumpukan sebesar 400 melakukan negosiasi dengan KAI dan
000 TEUs. CDP juga diharapkan pemangku kepentingan lain untuk
meningkatkan pendapatan sebesar 50% meningkatkan kapasitas dan jadwal kereta
pada 4 tahun ke depan dan dapat logistik serta mengatur regulasi, seperti
melakukan ekspansi pembukaan dry port waktu tunggu minimum, pengantaran dan
baru di luar Cikarang. Berdasarkan hasil proses bongkar muat sehingga tidak ada
penelitan yang telah dipaparkan waktu tunggu yang memakan waktu lama.
sebelumnya, maka implikasi manajerial Pada periode yang sama CDP perlu
dirumuskan sebagai berikut: memberikan kemudahan kepada eksportir
Pada tahap I, manajemen dari CDP dengan potongan harga dan jaminan
dapat mengembangkan aplikasi ketersediaan peti kemas kosong yang
pendukung E-DO, E-Billing dan e- selalu siap pakai tanpa harus menunggu
Tracking berbasis gawai pintar. Hal waktu lama.
tersebut dapat meningkatkan kemudahaan Tahap IV, Manajemen CDP perlu
akses para pengguna jasa logistik di CDP membuat masterplan pelabuhan darat
melakukan pemesanan, mengontrol dengan para pemangku kepentingan yaitu
logistik dan menerima informasi kementerian teknis terkait, Pelindo II,
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
211 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
212
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
213 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Arsitektur Strategi Pengembangan Bisnis Pelabuhan Darat
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
214
ISSN 2355-4721
Michael Jourdan, Lukman M. Baga, Harianto
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
215 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog